Oleh:
dr. Ali Sibra Mulluzi
Pendamping:
dr. Diyan Pusposari
PUSKESMAS TANGGUL
DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER
2013
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur ke hadirat ALLAH SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul
Perubahan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Asi Eksklusif Sebelum
Dan Setelah Penyuluhan Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanggul.
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1 dr. Bambang Witarno selaku kepala Puskesmas Tanggul.
2 dr. Diyan Pusposari yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada kami
sehingga kami termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.
3 Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam
penyusunan laporan ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis berupaya menyusun laporan ini dengan sebaik-baiknya. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi pembaca.
2
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 4
2.1 Air Susu Ibu (ASI) ........................................................................ 3
2.1.1 Pengertian ASI................................................................... 3
2.1.2 Volume ASI........................................................................ 3
2.1.3 Komposisi ASI................................................................... 3
2.1.4 Zat Gizi dalam ASI............................................................ 6
2.1.5 Kandungan Antibodi dalam ASI........................................ 8
2.1.6 Manfaat ASI....................................................................... 10
2.2 Laktasi............................................................................................. 11
2.2.1 Fisiologi Laktasi................................................................. 11
2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI............. 13
2.3 ASI Eksklusif.................................................................................. 14
2.4 Kerangka Konsep........................................................................... 15
BAB 3. METODE PENELITIAN ................................................................... 16
3.1 Jenis Penelitian............................................................................... 16
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian....................................................... 16
3.3 Desain Penelitian ........................................................................... 16
3.4 Sampel Penelitian........................................................................... 16
3.5 Metode Pengumpulan Data........................................................... 16
3.6 Instrumen Penelitian...................................................................... 17
3
3.7 Definisi Operasional....................................................................... 17
3.8 Aspek Pengukuran......................................................................... 17
BAB 4. HASIL.................................................................................................. 18
4.1 Profil Komunitas Umum (Puskesmas Tanggul) ........................ 18
4.2 Data Geografis................................................................................ 19
4.3 Data Demografis............................................................................. 20
4.4 Sumber Daya Kesehatan............................................................... 21
4.5 Sarana Kesehatan yang Ada ....................................................... 21
4.6 Data Kesehatan Primer................................................................. 22
4.7 Karakteristik Responden............................................................... 22
4.7.1 Umur Responden................................................................ 22
4.7.2 Pendidikan Responden....................................................... 23
4.7.3 Pekerjaan Responden......................................................... 23
4.8 Gambaran Pengetahuan Ibu Saat Pre-Test & Post-Test ........... 23
4.9 Gambaran Sikap Ibu Saat Pre-Test & Post-Test ........................ 24
4.10 Hasil Tabulasi Silang Pengetahuan dengan Karakteristik ........ 25
4.11 Hasil Tabulasi Silang Sikap dengan Karakteristik .................... 26
BAB 5. PEMBAHASAN DAN DISKUSI....................................................... 27
5.1 Pengetahuan Ibu Sebelum Diberikan Penyuluhan................... 27
5.2 Pengetahuan Ibu Sesudah Diberikan Penyuluhan.................... 28
5.3 Sikap Ibu Sebelum Diberikan Penyuluhan................................ 29
5.4 Sikap Ibu Sesudah Diberikan Penyuluhan................................ 30
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 31
6.1 Kesimpulan..................................................................................... 31
6.2 Saran................................................................................................ 31
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 32
BAB 1. PENDAHULUAN
4
1.1 Latar Belakang
ASI merupakan makanan pertama dan utama bagi bayi yang bernilai gizi
tinggi serta terjangkau. Pola pemberian ASI yang dianjurkan ialah pemberian ASI
segera atau 30 menit hingga satu jam setelah melahirkan, selanjutnya pemberian
ASI saja atau menyusui secara ekslusif hingga bayi usia enam bulan dan
pemberian makanan tambahan setelah umur enam bulan serta tetap memberian
ASI diteruskan sampai umur dua tahun (UNICEF/WHO/IDAI, 2005;22).
Kejadian diare dapat terjadi 3-14 kali lebih tinggi pada anak-anak yang
diberi susu formula dibandingkan dengan anak yang hanya diberi ASI.
Memberikan ASI kepada bayi anda bukan saja memberikan kebaikan bagi bayi
tapi juga keuntungan untuk ibu, proses menyusui menguntungkan ibu dengan
terdapatnya lactational infertility, hingga memperpanjang child spacing (Pudjiadi,
2000).
Berdasarkan data seksi gizi Dinas Kesehatan Jawa Timur, Jember
menduduki peringkat ke-14 dalam hal cakupan pemberian ASI Eksklusif. Dari
40.299 bayi pada tahun 2012, hanya 66,37% yang mendapat ASI Eksklusif.
Dimana pemberian ASI Eksklusif terbanyak di Kabupaten Bangkalan (87,08%)
dan terendah di Kabupaten Lamongan (37,82%). (Dinkes Jatim, 2012) sedangkan
di kecamatan Tanggul sendiri dari 692 bayi pada bulan Juli 2013 hanya 484 bayi
yang diberikan ASI Eksklusif (sekitar 69%).
Salah satu penyebab rendahnya pemberian ASI eksklusif yaitu kurangnya
pengetahuan ibu yang berdampak pada perilaku ibu dalam menyusui. Untuk
mengubah perilaku ibu dalam pemberian ASI tersebut diperlukan banyak upaya,
salah satunya melalui pendidikan kesehatan (Penkes). Pemberian Penkes tentang
ASI eksklusif mampu merubah perilaku, sikap ibu dalam menyusui dan dapat
menambah pengetahuan ibu mengenai ASI eksklusif (Winarsih, Resnayati, &
Susanti, 2007, hlm.50).
2
ASI eksklusif sebelum dan setelah diberikan penyuluhan di wilayah kerja
Puskesmas Tanggul?
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
4
bulan. Demikian pula komposisi ASI yang dihasilkan saat bayi mulai menyusui
dan akhir fase menyusui.
Menurut stadium laktasinya, terdapat tiga bentuk ASI dengan karakteristik
dan komposisi berbeda yaitu:
a. Stadium Kolostrum
5
Tabel 1 Ringkasan perbedaan antara ASI, Susu Sapi, Susu formula
Properti ASI Susu Sapi Susu Formula
Kontaminasi bakteri Tdk ada Mgkn ada Ada bila
dicampurkan
Anti Infeksi Ada Tidak ada Tidak ada
Faktor pertumbuhan Ada Tidak ada Tidak ada
Protein Jml sesuai dan mdh Terlalu banyak dan Sebagian diperbaiki
dicerna sukar dicerna
Kasein:whey 40:60 Kasin:whey 80:20 Disesuaikan dgn
ASI
Whey : alfa Whey:
betalactoglobulin
Lemak -Cukup asam lemak - Kurang ALE -Kurang ALE
esensial (ALE), - Tdk ada lipase -Tdk ada DHA dan
DHA / AA AA
-Mengandung - Tdk ada lipase
lipase
Zat besi Jumlah kecil tapi Banyak tdk dpt Ditambahkan ekstra
mudah dicerna diserap dgn baik tdk diserap dgn baik
Vitamin Cukup Tdk cukup vit A,C Vit ditambahkan
Air Cukup Perlu tambahan Mungkin perlu
tambahan
Sumber: Konseling menyusui: Pelatihan untuk tenaga kesehatan : kerjasama
WHO/UNICEF/BK.PP.ASI /2000
6
Selanjutnya komposisi ASI yang dihasilkan saat bayi mulai menyusu dan
akhir fase menyusu. Pada awal fase menyusu ASI (5 menit pertama) yang
dikeluarkan disebut foremilk, air susu encer dan bening yang hanya mengandung
sekitar 1 2g/dl lemak, susu ini berasal dari payudara yang berisi, air susu yang
encer ini akan membantu memuaskan rasa haus bayi waktu mulai menyusui. Air
susu berikutnya disebut hindmilk yang merupakan ASI yang dihasilkan pada saat
akhir menyusui (setelah 15-20 menit), air susu yang kental dan putih ini berasal
dari payudara yang keriput/mulai kosong, mengandung sedikitnya tiga sampai
empat kali lebih banyak lemak. Ini akan memberikan sebagian besar energi yang
dibutuhkan oleh bayi, sehingga penting diperhatikan agar bayi, banyak
memperoleh air susu ini (Mizuno, K. et al., 2008).
7
Laktosa oleh fermentasi di dalam usus akan diubah menjadi asam laktat.
Asam laktat ini membuat suasana di usus menjadi lebih asam. Kondisi ini sangat
menguntungkan karena akan menghambat pertumbuhan bakteri yang berbahaya
dan menjadikan tempat yang subur bagi bakteri usus yang baik yaitu lactobacillus
bifidus karena proses pertumbuhan dibantu oleh glukosamin (Pudjiadi, 2004)
2. Protein
Protein dalam ASI merupakan bahan baku pada pertumbuhan dan
pekembangan bayi. Protein ASI sangat cocok karena unsur protein didalamnya
hampir seluruhnya terserap oleh sistem pencernaan bayi. Hal ini disebabkan
karena protein ASI merupakan kelompok protein Whey, protein yang sangat
halus, lembut, dan mudah dicerna sedangkan komposisi protein yang ada di dalam
susu sapi adalah kasein yang kasar bergumpal dan sangat sukar dicerna oleh bayi.
3. Lemak
Jenis lemak yang ada dalam ASI mengandung lemak rantai panjang yang
merupakan lemak kebutuhan sel jaringan otak dan sangat mudah dicerna serta
mempunyai jumlah yang cukup tinggi. Docosahexaenoic acid (DHA) dan
Arachidonic acid (AA) merupakan asam lemak tak jenuh rantai panjang
(polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak
(myelinasi) yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi
untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Selain itu DHA dan AA
dalam tubuh dapat disintesa dari substansi prekusornya yaitu asam linolenat
(Omega 3) dan asam linoleat (Omega 6).
Sumber utama kalori dalam ASI adalah lemak. Walaupun kadar lemak
dalam ASI tinggi tetapi mudah diserap oleh bayi karena trigliserida dalam ASI
lebih dulu dipecah menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase dalam ASI.
(Dadhich, J.P., Dr. 2007).
4. Mineral
Zat besi dan kalsium didalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil
dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu. Walaupun jumlah kecil tidak
sebesar susu sapi tetapi dapat diserap secara keseluruhan dalam usus bayi.
Berbeda dengan susu sapi yang jumlahnya tinggi namun sebagia besar harus
8
dibuang melalui sistem urinaria maupun pencernaan karena tidak dapat dicerna.
Kadar mineral yang tidak dapat diserap akan memperberat kerja usus bayi untuk
mengeluarkan, menganggu keseimbangan dalam usus bayi, dan meningkatkan
pertumbuhan bakteri yang merugikan yang akan mengakibatkan kontraksi usus bayi
tidak normal sehingga bayi kembung, gelisah karena konstipasi atau gangguan
metabolisme.
5. Vitamin
Vitamin K yang berfungsi sebagai katalisator pada proses pembekuan darah
terdapat dalam ASI dalam jumlah yang cukup. Namun pada minggu pertama usus bayi
belum mampu membentuk vitamin K, sedangkan bayi setelah persalinan mengalami
pendarahan perifer yang perlu dibantu dengan pemberian vitamin K untuk proses
pembekua darah. Dalam ASI vitamin A, D, C ada dalam jumlah yang cukup, sedangkan
golongan vitamin B kecuali riboflavin dan pantotenik sangat kurang. Tetapi tidak perlu
ditambahkan karena bisa diperoleh dari menu yang dikonsumsi ibu.
Tabel 2 Komponen unggul yang terkandung dalam ASI yang dapat melindungi bayi
dari berbagai penyakit
N Komposisi Peranan
O
1. Faktor bifidus Mendukung proses perkembangan
bakteri yang menguntungkan dalam usus
bayi untuk mencegah pertumbuhan
bakteri yang merugikan seperti E. Coli
patogen
2. Laktoferin & Transferin Mengikat zat besi sehingga zat besi tidak
digunakan oleh bakteri patogen untuk
9
pertumbuhannya.
10
2. ASI mengandung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan
susu buatan. Didalam usus laktosa akan di fermentasi menjadi asam
laktat yang bermanfaat untuk :
- menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen.
- Merangsang pertumbuhan organisme mikroorganisme yang
dapat menghasilkan asam organik dan mensintesa beberapa
jenis vitamin.
- Memudahkan penyerapan berbagai jenis mineral seperti
calsium, magnesium.
3. ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi
selama 0-6 bulan pertama
4. ASI tidak mengandung betalactoglobulin yang dapat menyebabkan
alergi pada bayi.
5. ASI eksklusif sampai enam bulan menurunkan resiko sakit jantung
anak pada masa dewasa.
Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui bayi juga memberikan
manfaat pada ibu, yaitu :
1. Mencegah perdarahan pasca persalinan dan mempercepat kembalinya
rahim ke bentuk semula.
2. Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil.
11
Manfaat lain dari pemberian ASI pada bayi untuk keluarga, antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Aspek ekonomi, ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya
digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk
keperluan lain.
2. ASI sangat praktis karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja.
3. Mengurangi biaya pengobatan. Bayi yang mendapat ASI jarang sakit,
sehingga dapat menghemat biaya untuk berobat.
2.2 Laktasi
2.2.1 Fisiologi Laktasi
12
dalam susu lebih tinggi apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu sekitar pukul 2
pagi hingga 6 pagi, namun level prolaktin rendah saat payudara terasa penuh.
Proses laktogenesis II dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan, tetapi
biasanya para ibu baru merasakan payudara penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari)
setelah melahirkan. Artinya, memang produksi ASI sebenarnya tidak langsung
setelah melahirkan.
a. Refleks prolaktin
Dalam puting susu terdapat banyak ujung saraf sensoris. Bila ini
dirangsang, maka timbal impuls yang menuju hipotalamus selanjutnya ke
kelenjar hipofisis anterior sehingga kelenjar ini mengeluarkan hormon
prolaktin, hormon inilah yang berperan pada produksi ASI. Prolaktin
dibentuk lebih banyak pada malam hari.
b. Refleks Aliran (let down reflex)
Rangsangan puting susu tidak hanya diteruskan sampai ke kelenjar
hipofisis anterior, tetapi juga ke kelenjar hipofisis posterior, yang
mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon ini berfungsi memacu kontraksi
otot polos yang ada di dinding alveolus dan dinding saluran, sehingga ASI
dipompa keluar. Oksitosin juga memacu kontraksi otot rahim sehingga
involusi makin cepat dan baik. Tidak jarang perut ibu terasa mulas pada
hari-hari pertama meyusui dan ini adalah mekanisme alamiah untuk
kembalinya rahim ke bentuk semula (Guyton, 2003).
13
2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi ASI
Makanan Ibu
Makanan yang dikonsumsi ibu dalam masa menyusui tidak secara
langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang dihasilkan.
Namun jika makanan ibu terus-menerus tidak mengandung cukup zat gizi
yang diperlukan tentu pada akhirnya kelenjar-kelenjar pembuat air susu
dalam payudara ibu tidak akan dapat bekerja dengan sempurna, dan
akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI.
Ketentraman Jiwa dan Pikiran
Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri dan rasa
tertekan dan berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal
dalam menyusui bayinya.
Penggunaa Alat Kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progesteron
Bagi ibu yang dalam menyusui tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi
pil yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini dapat mengurangi
jumlah produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi ASI secara
14
keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat digunakan
adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yaitu IUD atau spiral.
Karena AKDR dapat merangsang uterus ibu sehingga secara tidak
langsung dapat meningkatkan hormon oksitosin yang dapat merangsang
produksi ASI.
Kurang sering menyusui atau memerah payudara
Apabila bayi tidak bisa menghisap ASI secara efektif, antara lain akibat:
o Struktur mulut dan rahang yang kurang baik
o Teknik perlekatan yang salah
Kelainan endokrin ibu (jarang terjadi)
Jaringan payudara hipoplastik
15
Pada saat bayi berumur enam bulan sistem pencernaannya mulai matur. Setelah
berumur enam bulan usus bayi mampu menolak faktor alergi ataupun kuman yang
masuk. Hal ini dikarenakan pori-pori jaringan usus bayi yang pada awalnya berongga
seperti saringan pasir yang memungkinkan bentuk protein ataupun kuman akan langsung
masuk dalam sistem peredaran darah dan dapat menimbulkan alergi, akan tertutup rapat
setelah bayi berumur enam bulan (Manajemen laktasi, 2004).
16
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.
17
3.7. Definisi Operesional
1. Penyuluhan ASI eksklusif adalah suatu usaha penyebarluasan informasi
tentang ASI eksklusif kepada ibu hamil dengan menggunakan metode
ceramah, dan leaflet.
2. Pengetahuan ibu adalah adalah segala sesuatu yang diketahui ibu tentang
pemberian ASI eksklusif sebelum dan sesudah penyuluhan menyangkut
semua yang diketahui ibu tentang ASI eksklusif.
3. Sikap ibu adalah respon atau tanggapan ibu terhadap ASI Eksklusif sebelum
dan sesudah penyuluhan.
18
- jawaban sangat setuju diberi nilai 3
- jawaban setuju diberi nilai 2
- jawaban tidak setuju diberi nilai 1
Berdasarkan jumlah nilai yang telah diperoleh responden maka ukuran
tingkat sikap ibu hamil menurut Pratomo (1990):
a. Kategori baik, apabila nilai yang diperoleh responden lebih besar dari
75%
b. Kategori sedang, apabila nilai yang diperoleh responden 40%-75%
c. Kategori kurang, apabila nilai yang diperoleh responden kurang dari
40%
19
Probolinggo
20
4.3 Data Demografis
Jumlah Penduduk Kecamatan Tanggul Tahun 2009 dari data proyeksi
penduduk Kabupaten Jember oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember
sejumlah 56.264 jiwa.
Data Kependudukan 2013
Nama Desa Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Usila
21
Pekarya Halaman 1 - -
Sopir 1 - -
Jurumasak
II
Puskesmas Pembantu 1 1 -
4 2 -
Perawat Kesehatan
Bidan
III
Polindes 1 1 -
Bidan di desa
IV
Poskesdes - 1 -
Bidan
22
100.00%
90.00%
80.00%
69.44%
70.00% 66.31%
62.44%
60.00%
50.00% 45.64% 46.50% 44.72% 43.30%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
23
berpendidikan terakhir SMP dan SMA berjumlah sama yaitu sebanyak 5 orang
(16,67%).
4.7.3 Pekerjaan
Responden hampir secara keseluruhan tidak bekerja atau sebagai ibu
rumah tangga yaitu 24 orang (80%). 3 orang (10%) responden sebagai buruh tani
dan 3 orang lain sebagai wiraswasta (10%).
4.8 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif Sebelum (pre- test)
dan Sesudah (Post-test) diberikan penyuluhan
Grafik 2. menjelaskan adanya perubahan tingkat pengetahuan antara
sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan pada responden. Perbedaan tingkat
pengetahuan ini disebabkan karena penyuluhan yang diberikan kepada responden
sehingga bisa membantu responden meningkatkan pengetahuannya tentang ASI
eksklusif.
30
25
20 Baik
15 Sedang
10 Kurang
5
0
Pre-Test Post-Test
24
pengetahuan responden tentang ASI eksklusif cukup baik. Sementara itu setelah
dilakukukan pos-test didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan responden
setelah diberikan penyuluhan adalah baik sebanyak 26 orang (86,7%), sedang
sebanyak 4 orang (13,3%) dan tidak ada yang kurang.. Bisa dikatakan bahwa
tingkat pengetahuan responden mengalami peningkatan menjadi lebih baik
setelah di berikan penyuluhan.
4.9 Gambaran Sikap Ibu Tentang ASI Eksklusif Sebelum (pre-test) dan
Sesudah (Post-test) diberikan penyuluhan
Pada grafik 3 dapat dilihat bahwa sikap responden terbanyak sebelum
diberikan penyuluhan adalah sebanyak 17 orang (56,7%) berada pada kategori
sedang, 11 orang (36,7%) berada pada kategori baik dan sebanyak 2 orang (6,7%)
dengan kategori kurang. Dapat dikatakan bahwa sikap responden tentang ASI
eksklusif sebelum diberikan penyuluhan sejalan dengan pengetahuannya terhadap
hal yang sama. Kemudian setelah diberikan penyuluhan adalah sebanyak 24
orang (80,0%) berkategori baik, sebanyak 6 orang (20,0%) berada pada kategori
sedang. Artinya ada pengaruh penyuluhan terhadap sikap responden setelah di
lakukan penyuluhan yang ditandai dengan meningkatkannya responden yang
memiliki sikap baik berdasarkan hasil post-test.
30
25
20 Baik
15 Sedang
10 Kurang
5
0
Pre-Test Post-Test
25
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara tingkat pengetahuan dengan
karakteristik responden menunjukkan bahwa semua kelompok umur berkategori
pengetahuan baik lebih banyak dibanding kategori lain. Kelompok umur 18-24
lebih banyak mempunyai kategori pengetahuan baik dibandingkan kelompok
umur lain yaitu 70%. Untuk kategori pengetahuan kurang lebih banyak pada
kelompok umur >31 yaitu 25%.
Untuk pendidikan responden, responden dengan pendidikan SMA secara
keseluruhan memiliki kategori pengetahuan baik yaitu 100%. Sedangkan untuk
kategori pengetahuan sedang dan kurang paling banyak terdapat pada kelompok
responden dengan pendidikan SD.
26
Tabel 7 Distribusi Sikap Responden Berdasarkan Karakteristik Responden pada
saat pretest
No. Kelompok Kategori Sikap Jumlah
Baik Sedang Kurang
Umur
N % n % n % n %
1 18-24 3 30,00 7 70,00 - - 10 100
2 25-31 3 25,00 9 75,00 - - 12 100
3 >31 5 62,50 1 12,50 2 25,00 8 100
Total 30 100
Pendidikan N % n % n % n %
1 SD 8 40,00 10 50,00 2 10,00 20 100
2 SMP - - 5 100,0 - - 5 100
0
3 SMA 3 60,00 2 40,00 - - 5 100
Total 30 100
27
BAB V
PEMBAHASAN DAN DISKUSI
28
tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula kemampuan
seseorang untuk menyerap pengetahuan praktis baik dalam pendidikan formal dan
non formal (Berg, 1987).
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan ibu hamil sebelum
diberikan penyuluhan ASI eksklusif mayoritas baik (63,3%) dan dengan
pengetahuan sedang adalah 23,3%. Jika dilihat dari tingginya persentase ibu
hamil yang mempunyai tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif cukup baik, hal
ini mungkin disebabkan karena aktifnya responden dalam mengikuti posyandu
dan aktifnya kader dan tenaga kesehatan dalam promosi kesehatan.
Berdasarkan grafik 1 menjelaskan bahwa seluruh responden mengalami
peningkatan pengetahuan baik setelah diberikan penyuluhan. Peningkatan tersebut
terutama dalam hal manfaat utama ASI eksklusif bagi bayi, sebelum diberikan
penyuluhan tidak ada responden yang menjawab pertanyaan secara benar, serta
dalam hal pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan. Pada umumnya ibu
masih beranggapan pemberian ASI eksklusif cukup sampai usia 3 bulan.
Berbagai keunggulan mengenai manfaat pemberian ASI eksklusif selama
enam bulan, mulai dari pertumbuhan fisik yang sempurna, perkembangan
kecerdasan yang pesat, hingga kematangan emosional seorang anak, terpacu
berkat ASI eksklusif selama enam bulan.
29
Peningkatan yang sangat signifikan terdapat pada pengetahuan tentang
manfaat utama ASI eksklusif bagi bayi. Setelah diberikan penyuluhan
pengetahuan ibu hamil terhadap indikator ASI eksklusif sudah baik dibandingkan
sebelum diberikan penyuluhan. Disamping itu identitas ibu yang mencakup umur
dapat mempengaruhi peroses perubahan perilaku. Umur ibu yang rata-rata masih
dalam usia produktif memungkinkan mereka masih mampu untuk menerima
informasi yang diberikan dan bisa mengingatnya kembali.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Astuti dkk (2002), bahwa metode
pendidikan kesehatan dengan penyuluhan (ceramah) dapat meningkatkan
pengetahuan setelah dilakukan post-test dibandingkan dengan pengetahuan
pretest. Dalam penelitian Bart (1994), mengatakan bahwa perilaku yang dilakukan
atas dasar pengetahuan akan lebih bertahan lama dari pada perlaku yang tidak
didasari dengan pengetahuan. Jadi pengetahuan yang memadai sangat dibutuhkan
ibu hamil terutama dalam hal pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan.
30
dengan pendidikan SD dan SMP lebih banyak mempunyai sikap sedang.
Responden dengan pendidikan SMA lebih banyak bersikap baik terhadap
program ASI Eksklusif.
Sikap yang kurang pada ibu hamil sebelum (pre-test) diberikan
penyuluhan antara lain: sikap ibu terhadap pemberian ASI eksklusif sampai usia
6 bulan, bayi yang diberikan ASI eksklusif jarang sakit jika dibandingkan dengan
bayi yang diberi susu formula, waktu pemberian makanan tambahan pada saat
bayi berusia diatas 6 bulan.
31
BAB.6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Ada pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengatahuan ibu dalam
pemberian ASI eksklusif di Kecamatan Tanggul.
2. Ada pengaruh penyuluhan terhadap tingkat sikap ibu hamil dalam
pemberian ASI eksklusif di Kecamatan Tanggul
6.2. Saran
1. Upaya meningkatkan pengetahuan, sikap ibu hamil tentang ASI eksklusif
dapat lakukan dengan salah satu metode penyuluhan yaitu metode ceramah
dan pembagian leaflet.
2. Diharapkan bagi petugas promosi kesehatan di Puskesmas agar
memberikan penyuluhan tentang ASI eksklusif serta penyuluhan gizi
lainnya kepada masyarakat terutama dengan metode ceramah guna
membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat serta membantu
mewujudkan pencapaian pemberian ASI eksklusif.
32
DAFTAR PUSTAKA
Arafah, Nur. 2010 Gambaran Perilaku Ibu Menyusui Tentang Pemberian Asi
Eksklusif Di Kecamatan Sibolga Selatan Kota Sibolga Tahun 2008.
Medan: FK USU
Dadhich, J.P., Dr. 2007. Successful Infant and Young Child Feeding.
http://www.bpni.org/Presentation/Successful_Exclusive_Breastfeeding.pdf
Dinkes Jatim. 2013. Daftar Isi Jatim Dalam Angka Terkini Tahun 2012 - 2013
Triwulan.
33
Pudjiadji, Solihin. 2005. Ilmu Gizi Klinik pada Anak Edisi keempat. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Kedokteran.
Purwanti, 2004. Konsep Penerapan ASI ekslusif, Buku Kedokteran. Jakarta : EGC
USAID Linkages Project, 2004. Exclusive Breastfeeding: The Only Water Source
Young Infants Need - Frequently Asked Questions, Washington DC.
34