Kelas / no : X IPA I 29
2. METODOLOGI
Pada penelitian digunakan laser DPSS Seri FQ dan FC model HPG 5000 merek Elforlight yang
merupakan laser generasi 4 dengan panjang gelombang 532 nm. Laser tipe ini dapat dikontrol nilai Iset
(arus yang disetting pada saat pengambilan data) sehingga mampu menghasilkan daya keluaran yang
bervariasi dan mempunyai pola keluaran laser TEM00 [6]. Optical Chopper yang ditambahkan adalah
Optical Chopper merek Stanford Research System (SRS) model SR540 Chopper Controller yang
mempunyai daerah frekuensi untuk mencopping 4 Hz sampai 400 Hz dan frekuensi 400 Hz sampai 3,7
kHz [7]. Sedangkan bahan yang digunakan untuk mengetahui pengaruh interaksi laser DPSS sebelum
dipasang optical chopper dan sesudah dipasang optical chopper adalah polimer karet silicon rubber.
Proses pengambilan data dimulai denga set-up laser sebelum dipasang optical chopper, kemudian
silicon rubber ditembak dengan laser DPSS kontinyu yang diatur dengan 3 variasi daya (1,57 watt,
2,11 Watt dan 2,58 Watt) dengan waktu penembakan 2 menit. Setelah hasil interaksi laser DPSS
kontinyu dengan silicon rubber didapatkan, langkah selanjutnya adalah melakukan set-up laser DPSS
dengan menambahkan optical chopper yang diatur dengan frekuensi 10 Hz,
kemudian silicon rubber ditembak dengan laser DPSS yang diatur dengan 3 variasi daya (1,57 Watt,
2,11 Watt dan 2,58 Watt) dengan waktu penembakan 2 menit. Hasil interaksi laser DPSS dengan
silicon rubber sebelum dipasang optical chopper dan sesudah dipasang optical chopper diamati dengan
mikroskop. Set-up laser DPSS sebelum dipasang optical chopper ditunjukkan pada gambar 1,
sedangkan set-up laser DPSS sesudah dipasang optical chopper.
Pada saat optical chopper bergerak satu putaran penuh (360o) , slot blade II akan ikut berputar dan
ketika slot blade II mengenai lintasan cahaya laser dari sumbernya, cahaya laser diteruskan dan
kemudian akan terhalang seiring dengan perputaran optical chopper karena slot blade II meninggalkan
lintasan cahaya laser. Cahaya laser yang terhalang akan diteruskan kembali pada putaran kedua ketika
slot blade II berputar dan mengenai sumber cahaya laser lagi. Proses perputaran tersebut akan terus
berulang sampai waktu yang ditentukan. Dengan adanya optical chopper, cahaya laser akan dipotong-
potong dan hanya melewatkan satu cahaya saja pada satu putaran optical chopper, selebihnya
terhalang. Satu cahaya yang diteruskan dalam satu putaran optical chopper merupakan satu pulsa dari
cahaya laser DPSS. Proses perputaran optical chopper inilah yang menyebabkan cahaya kontinyu laser
DPSS berubah menjadi sinyal pulsa. Sehingga optical chopper yang berputar dengan 1200 putaran,
jumlah pulsa yang dihasilkan 1200 pulsa/detik. Selain pengaruh cahaya yang dihasilkan berbeda antara
sebelum dipasang optical chopper dan sesudah dipasang optical chopper, akan dilihat juga pengaruh
optical chopper pada interaksi laser DPSS dengan silicon rubber.
4. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pemasangan optical chopper pada set-up laser DPSS
mengubah cahaya kontinyu menjadi sinyal pulsa karena fungsi frekuensi yang dimiliki oleh optical
chopper
menyebabkan optical chopper berputar dan memotong-motong cahaya kontinyu menjadi pulsa.
Dengan
menggunakan penghitungan gerak melingkar beraturan didapatkah bahwa optical chopper bergerak
melingkar dengan 1200 putaran, pulsa yang dihasilkan 1200 pulsa/detik, kecepatan sudut 62,8 rad/s dan
kecepatan linier 3,14 m/s. Interaksi laser DPSS sebelum dipasang optical choper dengan silicon rubber
menunjukkan bahwa semakin tinggi daya laser maka tingkat kedalaman pada crater di permukaan
silicon crubberr akan semakin dalam. Pada hasil penelitian didapatkan bahwa laser DPSS dengan daya
2,58 Watt menghasilkan crater paling dalam dibandingkan dengan crater yang dihasilkan pada daya
laser 1,57 Watt dan 2,11 Watt. Sedangkan hasil interaksi laser DPSS setelah dipasang optical chopper
dengan silicon rubber menunjukkan pada daya 2,58 Watt dihasilkan crater yang berbeda dan ukurannya
lebih kecil dibandingkan dengan interaksi laser DPSS sebelum dipasang optical chopper pada daya
2,58 Watt. Dan untuk daya 1,57 Watt dan 2,11 Watt belum terlihat adanya crater. Perbedaan hasil
interaksi antara dua set-up laser disebabkan karena adanya optical chopper yang berputar sehingga
mengurangi pemanasan (heating) terus menerus pada material.
Sumber : http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&ved=0ahUKEwjo7YmK1NfSAhVKRY8KHa-
KA_oQFgg1MAM&url=http%3A%2F%2Fwww.fisika.lipi.go.id%2Fin%2F%3Fq%3Ddownload
%2Ffile%2Ffid
%2F587&usg=AFQjCNHF_uj0pTo4D9sTNVDIXIVb2mDDiQ&bvm=bv.149397726,d.c2I
Nama : Tirza Sharonly Magdaline
Kelas / no : X IPA I 29
Ternyata kapal selam menggunakan prinsip penerapan Hukum Archimedes yang terkait dengan
terapung, melayang dan tenggelam. Kapal selam memiliki beberapa bagian yang membuat kapal selam
4.Tangki Kompresor udara, yang berfungsi memompa air keluar dari ballast dan diganti dengan udara.
Sesuai hukum Archimedes, syarat benda terapung adalah jika gaya apung lebih besar daripada berat
benda. Kapal selam memiliki berat yang mencapai ton dan tidak mungkin dapat terapung seperti halnya
Tetapi kenyataannya, kapal selam dapat terapung. Hal ini dikarenakan kapal selam memiliki tangki
ballast dan katup udara yang membuat gaya apung kapal selam lebih besar dan berat kapal selam lebih
ringan. Ketika katup udara dibuka udara akan masuk memenuhi tangki ballast sehingga kapal selam
Dapat dikatakan bahwa tangki ballast ketika berisi udara berfungsi sebagai pelampung kapal selam
sehingga kapal selam dapat terapung.Kapal selam dapat melayang di dalam air karena kapal selam juga
menerapkan prinsip Archimedes. Syarat benda dapat melayang di dalam air adalah ketika gaya apung
benda sama besar dengan berat benda tersebut. Kapal selam ketika akan menyelam, membuka katup
air dan menutup katup udara sehingga air laut masuk ke dalam tangki ballast dan membuat berat kapal
selam bertambah serta tenggelam hingga ke kedalaman yang diinginkan. Karena masih memiliki udara
dari tangki kompresor udara, kapal selam dapat menyeimbangkan gaya apung dengan beratnya.
Namun, kapal selam akan pecah dan hancur jika terlalu dalam menyelam karena sesuai prinsip tekanan
hidrostatis yaitu, semakin dalam masuk ke dalam air maka tekanan hidrostatisnya akan semakin besar.
Sumber : http://diahayoer.blogspot.co.id/2013/04/prinsip-kerja-kapal-selam-fisika-fluida.html
Nama : Tirza Sharonly Magdaline
Kelas / no : X IPA I 29
Riwayat berkas
Klik pada tanggal/waktu untuk melihat berkas ini pada saat tersebut.
Tanggal/Wa
Miniatur Dimensi Pengguna Komentar
ktu
{{Information |Description=A
Russian MUV pull fuze |Source=US
21 2.000
Government, TM 5-223 Nov. 1957 |
terkini November 1.856 (225 Megapixie
Date=Before Nov. 1957 |Author=US
2006 14.39 KB)
Gov. |Permission=US Gov PD. |
other_versions= }}
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Pegas