Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan adanya kejadian yang terlalu sering bayi dengan ikterus Neonaturum
pada beberapa bulan ini di rumah sakit - rumah sakit, maka kami mahasiswa tertarik
untuk mengambil kasus bayi dengan ikterus.
Dalam pengamatan kami para ibu yang telah bersalin sangat kurang sekali untuk
memberikan ASI-nya pada putranya. Yang mana ASI adalah sumber dari suatu immun
bagi bayi dari penyakit antara lain penyakit kuning atau disebut Ikterus Neonaturum.
Untuk ini para mahasiswa Diploma IV Kebidanan harus berpacu dalam
menggalakkan pemberian ASI sesering mungkin bagi para ibu meneteki dan bisa
memberi penyuluhan / penjelasan apa guna dan manfaat asi serta cara meneteki yang
benar dan sampai kapan ASI diberikan, agar bayi tumbuh berkembang secara sehat.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa agar mampu memberi asuhan kebidanan pada bayi dengan ikterus
dan berkolaborasi dengan dokter Sp.A
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mampu melaksanakan pengkajian / pengumpulan data pada bayi dengan Ikterus
neonatorum
2. Mampu merumuskan diagnosa kebidanan dan menentukan prioritas pada masalah
bayi dengan Ikterus neonatorum
3. Mampu melaksanakan dan mengantisipasi masalah potensial / diagnosa lain pada
bayi dengan Ikterus neonatorum
4. Mampu melaksanakan pengambilan keputusan tindakan segera /
kolaborasi pada bayi dengan Ikterus neonatorum
5. Mampu menyusun rencana / planning kebidanan pada bayi dengan Ikterus
neonatorum
6. Mampu melaksanakan tidakan kebidanan pada bayi dengan Ikterus neonatorum
agar rencana yang di inginkan tercapai
7. Mampu melaksanakan evaluasi hasil tindakan yang di lakukan pada bayi dengan
Ikterus neonatorum

1
1.3 METODE PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan dalam proses penyusunan laporan ini adalah:
1. Metode pendekatan deskriptif yaitu metode yang sifatnya mengungkapkan peristiwa
dan gejala yang terjadi.
2. Teknik pengumpulan data dan pengidentifikasian data melalui observasi,
wawancara, pemeriksaan fisik, studi dokumen dan studi kepustakaan.
3. Sumber data primer dari klien dan data sekunder dari keluarga dan petugas kesehatan.

1.4 LOKASI DAN WAKTU


a. LOKASI
Asuhan Kebidanan ini disusun saat penulis melaksanakan praktek lapangan di
PAV D III RUMKITAL Dr. RAMELAN Surabaya.
b. WAKTU
Penyusunan asuhan kebidanan ini dilakukan pada saat jam kerja di PAV D III
jam 07.00 14.00 WIB

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN


Sistematika penulisan laporan ini terdiri dari:
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan meliputi latar belakang, tujuan umum, tujuan khusus, dan
sistematika penulisan
BAB II Landasan teori meliputi batasan, konsep materi, pemeriksaan klinis, asuhan
kebidanan pada bayi dengan ikterus
BAB III Tinjauan kasus meliputi pengkajian data, diagnosa/ masalah, diagnosa
potensial, tindakan segera, rencana tindakan dan rasional, pelaksanaan rencana
tindakan dan evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Batasan

3
2.1.1 Pengertian Ikterus
Ikterus adalah warna kuning yang tampak pada kulit dan mukos, karena adanya
penumpukan bilirubin akibat peningkatan kadarnya dalam darah.
1. Harga Normal bilirubin dalam darah : Direk < 1,0 mg, Indirek < 2,0 mg%.
2. Harga patologis (kelainan) bilirubin dalam darah
Indirek bayi aterm > 12mg%
Indirek bayi prematur > 10 mg%
Ataupeningkatankadar0;2rng/ja;natau4mg/hari

2.2 Konsep Materi


2.2.1 Potofsiologis terjadinya Ikterus
Penumpukan bilirubin disebabkan oleh :
1. Pemecahan eritrosit (sel darah merah) berlebihan.
2. Gangguan transportasi, misalnya hipoalbuminemia pada bayi kurang bulan.
3. Gangguan konjugasi.
4. Gangguan fungsi hepar atau imaturitas hepar.
5. Gangguan ekskresi atau obstruksi
2.2.2 Metabolisme Bilirubin
Produksi : Sumbernya adalah produk degradasi hemoglobin (terutama)
sebagaian dari sumber lain.
Transportasi : Bilirubin indirek diangkut ke hepar dalam ikatan dengan
albumin.
Konjugasi : di hear blirubin dikonjugasi menjadi bilirubin direk dengan
pengaruh enzim glukuronil transferase.
Ekskresi : Bilirubin diekskresi ke usus melalui duktus koledokus
2.2.3 Bilirubin ada 2 jenis
1. Bilirubin inderek : - Belum dikonjugasi
- Larut dalam lemak (tidak larut datam air)
2. Bilirubin direk : - Larut dalam air
- Ekskresi melalui usus, bila terdapat obstruksi, ekskresi
melalui ginjal.
2.2.4 Ikterus Fisiologis
Bila penumpukan bilirubin tdak mengganggu

4
Tampak pada hari ke 3 - 4
Bayi tampak normal/sehat
Kadarnya < 12 mg%
Menghilang paling lambat 10- 14 hari
Tidak ada faktor resiko
Scbab : proses fsiologis
2.2.5 Ikterus Patologis
Biasanya timbul pada bayi umur < 36 jam
Cepat berkembang
Bisa disertai lebih lama > 2 Minggu
Ada faktor resiko
Dasar : proses patologis
2.2.6 Penyebab / Faktor resiko Ikterus
1. Proses hemolisis / produksi bilirubin meningkat
Golongan darah ibu-bayi tidak serasi (Rhesus, A B 0)
Hematoma, memor
Spherositosis kongenital
Enzim Gg PD rendah
2. Gangguan Transportasi
Albumin rendah (Prematur, kurang gizi)
Ikatan kometitif dengan albumin rendah (obat-obat atau bahan lain)
Kemampuan mengikat albumin rendah (asidosis)
3. Gangguan Konjugasi
Belum adekuatnya enzim glukoronil transferase (prematur, konginetal).
4. Gangguan Ekskresi
Obstruksi saluran empedu (cholestasis)
Obstruksi usus (sirkulasi enterohepatik meningkat)
2.2.7 Pendekatan untuk mengetahui penyebab ikterus neonetarum
Hari
Penyebab yang sering Pemeriksaan
tmbulnya
Hari I Gol. Darah ibu-anak tdak serasi Bilirubin serum
(Rh, ABO). Darah lengkap

5
Infeksi intrauteria (virus, Gol. Darah ibu & bayi
toksoplasma sifilis, bakteri). Tes Coombs
Defsiensi enzim Gg PD Enzim Gg PD

Ikterus Fisiologis Bilirubin serum


Gol. Darah ibu & anak tidak Darah lengkap
serasi Enzim Gg PD
Defisiensi enzim Gg PD Golongan Darah ibu dan
Polisitemia bayi
Infeksi, umumnya oleh gram pemeriksaan lain-lain bila
negatif perlu.
Perdarahan tertutup (hematon,
fraktur)
RDS (hipoksia)
Dehidrasi - Asidosis

2.2.8 Bahaya Hiperbilirubin .


Bilirubin melekat pada membran dan mitokodria sel otot
Derajat I : Malas minum, hipotoni, lethargia, muntah, reflex moro
Derajat II : Kejang, Hipertermi, Irritable, rigedity.
Derajat III : Tuli, retardasi mental, gangguan pendengaran

2.3 Pemeriksaan Klinis


Penentuan derajat ikterus menurut pembagian zona tubuh (menurut KRAMER)
Kramer I. Daerah kepala
(Bilirubin total 5 - 7 mg)
Kramer II daerah dada - pusat
(Bilirubin total 7 10 mg%)
Kramer III Perut dibawah pusat s/d lutut

(Bilimbin total 10 - 13 mg)


Kramer IV lengan s/d pergelangan tangan tungkai
bawah s/d pergelangan kaki

6
(Bilirubin total 13 - 17 mg%)
Kramer V s/d telapak tangan dan telapak kaki
(Bilirubin total >17 mg%).

2.4 Asuhan Kebidanan Pada Bayi dengan Ikterus


2.4.1 Pencegahan Ikterus
Ikterus dapat dicegah dan dihentikan peningkatannya dengan :
Pengawasan antenatal yang baik.
Menghindari obat-obat yang dapat meningkatkan ikterus pada bayi pada masa
kehaniilan dan kelahiran misalnya : Sulfafurazal, novobiosin, oksitosin dll.
Pencegahan dan mengobati hipoksia pada janin dan neonatus.
Iluminasi yang baik, bangsal bayi baru lahir.
Pencegahan infeksi.
Ada yang menganjurkan penggunaan fenobarbital pada ibu 1-2 hari sebelum
partus.
2.4.2 Pengobatan Ikterus
1. Menghilangkan/mengatasipenyebab.
2. Mencegah peningkatan kadar bilirubin lebih lanjut dengan cara :
Meningkatkan kerja enzim dan konsentrasi ligandin
Phenobarbital (luminal) 1-2 mg / kg 1 x - 2-3x / hr (3 hari)
Merubah bilirubin tidak larut menjadi larut dalam air.
Fototerapi isomer bilirubin yang dapat dieksresi lagsung tanpa konjugasi
eksresi bilirubin, bertambah
Membuang bilirubin darah
Transfusi tukar (exchange transfusion).
2.4.3 Foto Terapi/Terapi Sinar
2.4.3.1 Indikasi
Bayi kurang bulan
Dimulai bila kadar bilirubin indirek > 10 mg%
Setelah 24 jam terapi sinar :
Bilirubin indirek > 12 mg % dilanjutkan terapi sinar 24 jam lagi
dihentikan bila kadar bilirubin indirek < 10 mg % (maksimal terapi sinar 2 x

7
24 jam).
Bilirubin indirek 10-12 mg istirahaM 2 jam dilanjutkan lagi selama 24
jam.
Bayi umur > 5 hari : bila kadar bilirubin tetap < 12 mg tetapi sinar tidak perlu
diberikan.
Bayi cukup bulan
Dimulai terapi sinar bila :
Bilirubin indirek > 15 mg (bayi umur < 96jam)
Bilirubin indirek > l mg% (>96jam)
Setelah 24 jam terapi sinar :
Bilirubin indirek > 18 mg diteruskan s/d 15 mg %.
Bilirubin indirek < 18 mg Istirahat 12 jam dilanjutkan lagi selama 24
jam.
Bilirubin indirek < 15 mg dihentikan bagi bayi umur > 15 hari.
2.4.3.2 Persiapan Alat
Lampu neon (Foto terapi).
Tempat tidur bayi dengan peralatannya.
Kain kasa, plester, gunting, kertas, karbon.
Salep mata.
2.4.3.3 Sebelum tindakan
Memberi penjelasan kepada keluarga pasien hal-hal yang akan dilakukan.
2.4.3.4 Pelaksanaan terapi sinar.
1. Jarak bayi dengan lampu 40 cm.
2. Bayi telanjang bulat.
3. Mata bayi ditutup kain / bahan lain yang tidak tembus cahaya.
4. Dilakukan terapi sinar kontinyu selama 24 jam.
5. Diistirahatkan 12 jam kalau perlu dosis II 24 jam.
6. Sebaiknya tutup mata dibuka bila bayi minum / diangkat dari lampu.
7. Tiap 6 jam posisi dirubah : telentang - miring kanan - tengkurap miring kiri, dsb.
8. Buat Flow Chart yang cermat:

Suhu dipertahankan 36 - 37 C (suhu tubuh diukur tiap 3 jam) hindari


hipotermi / hipertermi.

8
Catat berak (frekuensi & kualitasnya), diuresis
9. Monitor

Hubungan kadar bilirubin (selama & sesudah terapi sinar)


2.4.3.5 Transfusi Tukar
1. Indikasi
Neonatal hyperbilirubinemia .
Severe septicemia + selerema neonatorum
2. Tujuan
Menurunkan kadar bilirubin indirek ada mernatus
Menurunkan bahan-bahan toksik yang ada.
3. Manfaat : Memperbaiki keadaan umum pada pasien dan mcncegah komplikasi
yang lebih berat
4. Pemilihan darah
Bila karena ketidakcocokan darah golongan Rhesusu menggunakan golongan
darah 0 rhesus negatif.
Bila karena ketidakcocokan golongan darah A B 0 (biasanya ibu 0 anak A atau
B) menggunakan gol darah 0 dengan low titer golongan darah anak dengan
rhesus positif.
Bila bukan karena ketidakcocokan golongan darah menggunakan golongan
darah yang sama dengan gol darah bayi.
5. Persiapan, pelaksana, komplikasi & monitoring lihat protap.

BAB III

9
TINJAUAN KASUS

I. PENGUMPULAN DATA
3.1 Pengkajian
Tanggal pengkajian : 2 Desember 2007
Tempat : PAV D III RUMKITAL Dr. RAMELAN Surabaya
MRS : 30 November 2007

3.1.1 Data Subyektif


Identtas :
Nama bayi : Bayi Ny. M
Umur bayi : 5 hari
Tanggal / jam / lahir : 27 November 2007 / 12.20 WIB / SC
Jenis : Perempuan
BB / PB lahir : 3500 gram / 52 cm
Data orang tua
Nama Ibu : Ny. P Nama Ayah : Tn. S
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Penddikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : TNI AL
Suku / bangsa : Madura / Ind. Suku / bangsa : Madura / Ind.
Alamat : Kamal Madura Alamat : Kamal Madura

3.1.2 Keluhan Utama


Bayi dengan Ikterus neonatorum umur 5 hari

3.1.3 Riwayat Antenatal


G II P1ooo2
Sudah dapat TT 1 x, tablet tambah darah

3.1.4 Riwayat Penyakit


Diabetus Mellitus : tidak pernah
TBC : tdak pernah
Asma : tidak pernah

10
Kuning : tidak pernah

3.1.5 Pola Kebiasaan Waktu Hamil


Makanan : Makan nasi, lauk pauk, sayur, buah
Obat-obatan/jamu : Tidak ada
Merokok : Tidak merokok

3.1.6 Riwayat Natal Sekarang


Umur kehamilan 42 / 43 minggu
Jenis persalinan : SC
Ditolong oleh : Dokter
1) Ketuban pecah : Amniotomi
Warna : Jernih
Bau : Anyir
Jumlah : 1000 cc
2) Keadaan Bayi Baru Lahir
Nilai APGAR 1 menit : 8 5 menit : 9
BB / PB : 3500 gram / 52 cm

3.2 Data Obyektif


Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Suhu : 36,5 C, rectal
RR : 48 x /menit, teratur
HR : 142 x /menit, teratur
BB sekarang : 3500 gram
LK : 34 cm
LD : 35 cm
Lila : 13 cm
Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Simetris, tidak terdapat caput succedaneum, tidak ada chepal
hematoma
b. Ubun ubun : UUK belum menutup
c. Muka : tidak oedema, ikterus

11
d. Mata : sklera ikterus, cornea mata hitam, simetris, conjungtiva tidak
anemis
e. Telinga : simetris, tulang rawan pada daun telinga sudah terbentuk
f. Mulut : bersih, tidak ada labio palatoskisis
g. Hidung : simetris, pernafasan cuping hidung tidak ada, bersih
h. Leher : tidak ada pembesaran vena jugolaris
i. Dada : simetris, tidak ada tarikan diding torax
j. Tali pusat : dibungkus dengan kasa steril, tidak ada perdarahan
k. Punggung : tidak ada spina bifida
l. Extremitas : simetris, lengkap
m. Genetalia : normal, labia mayora menutupi labia minora
n. Anus : tidak ada atresia ani

II. INTERPRETASI DATA DIAGNOSA MASALAH DAN KEBUTUHAN


Dx : Bayi Ny. P umur 5 hari dengan ikterus neonatorum, KU baik, muntah (-)
Ds : BAB teratur, BAK lancar, minum ASI (+), menangis kuat
Do : KU baik, tali pusat terbungkus kasa steril dan tidak ada perdarahan
TTV : Suhu : 36,5 C, rectal
RR : 48 x /menit, teratur
HR : 142 x /menit, teratur
BB sekarang : 3500 gram
LK : 34 cm
LD : 35 cm
Lila : 13 cm
BAB teratur, BAK lancar, minum PASI (+), reflek hisap kuat, muntah (-)
M : ikterus neonatorum
K : memberikan HE tentang : pemberian ASI sesering mungkin untuk membentuk
antibody, pemberian PASI

III. MENGANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

IV. MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Dilakukan kolaborasi dengan dokter

12
V. MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH
Dx : Bayi Ny. P umur 5 hari dengan ikterus neonatorum, KU baik, muntah (-)
Kriteria : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 x 24 jam diharapkan bayi dalam
keadaan sehat.
Tujuan : TTV dalam keadaan normal :
S : 36,5 37,5 C HR : 120 - 160x /menit
RR : 30 - 50 x /menit
Akral hangat
Reflek menghisap baik tidak terjadi komplikasi
Perdarahan tali pusat tidak ada
Menangis kuat
Tidur yang cukup
BAK lancar / BAB teratur dan konsistensi lunak
Intervensi :
1. Lakukan komunikasi therapeutik dengan ibu mengenai kondisi bayinya
Rasional : Dengan melakukan kamunikasi therapeutik dapat membina hubungan
baik dan saling percaya antara petugas kesehatan dengan pasien
maupun keluarga pasien
2. Jelaskan hasil pemeriksaan bayi kepada orang tuanya
Rasional : Deteksi dini bila ada tanda - tanda bahaya
3. Berikan PASI
Rasional : Terpenuhinya nutrisi pada bayi
4. Berikan terapi sesuai dengan advis dokter
Rasional : Agar terpenuhinya asupan nutrisi pada bayi
5. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI sesering mungkin
Rasional : Melatih reflek menghisap bayi disaat AS1 sudah keluar dan
membentuk antibody
6. Kolaborasi dengan dokter
Rasional : Mengetahui tindakan lebih lanjut

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 2 Desember 2007 Jam : 07.00 WIB

13
Dx : Bayi Ny. P umur 5 hari dengan ikterus neonatorum, KU baik, muntah (-)
Jam 07.00 WIB Melakukan komunikasi therapeutik dengan ibu mengenai kondisi bayi
Jam 08.00 WIB Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bayinya
TTV : S : 36,5 C HR : 142 x/menit RR : 48 x/menit
BAB 1 kali konsistensi ada ampas, BAK lancar, reflek hisap kuat,
minum PASI (+)
Jam 09.00 WIB Memberikan PASI dan mengganti baju dan popok bayi
Jam 10.00 WIB Melakukan injeksi Cefri 2 x 150 mg dan Gentamicin 2 x 8 mg sesuai
dengan advis dokter
Jam 10.30 WIB Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI
Jam 11.30 WIB Melakukan observasi TTV : S : 36,5 C
HR : 142 x/menit
RR : 48 x/menit
BAK lancar
Jam 12.00 WIB Memberikan tindakan sesuai advis dokter :
Foto therapi 30 menit dengan posisi terlentang mata ditutup memakai
kacamata hitam dari kain dan dipakaikan alas saja

VII. EVALUASI
Tanggal : 2 Desember 2007 Jam : 12.30 WIB
S : Bayi tidak rewel, tidak panas
Minum ASI dan PASI (+) dan tidak muntah
O : TTV dalam batas normal :
S : 36,5 C
HR : 142 x/menit
RR : 48 x/menit
BB : 3500 gram
BAK : lancar
BAB : teratur, konsistensi ada ampas
Reflek hisap kuat, minum PASI pintar
Kulit tidak kuning, turgor baik
A : Bayi dengan Ikterus neonatorum teratasi
P : Bayi kelihatan sudah tidak kuning, segera bisa dibawa pulang
Bayi kembali kontrol 2 minggu lagi atau sewaktu waktu bila ada keluhan

14
15

Anda mungkin juga menyukai