Anda di halaman 1dari 17

TUGAS TERSTRUKTUR

SISTEM INFORMASI KESEHATAN


MAKALAH dengan TOPIK
DECISION INFORMATION SYSTEM DI BIDANG PUBLIC
HEALTH

disusun oleh:
Kelompok 2
Kelas B
Surya Digita Putri G1B013012
Khaisar Putri Hasanah G1B013013
Irma Rahmawati G1B013015
Dwi Sulistia Ningrum G1B013020
Bagus Jatmiko G1B013022
Lulu Syarifah G1B013025

KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
2015
BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Pada dasarnya sistem pendukung keputusan (SPK) atau Decision Support


System (DSS) dibuat untuk meningkatkan kualitas sistem informasi manajemen
(SIM), merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem informasi manajemen
terkomputerisasi (Computerized Management Information System). Sistem
Pendukung Keputusan (SPK) merupakan suatu sistem informasi komputer yang
dirancang untuk menunjang dan meningkatkan proses pembuatan keputusan,
dibangun untuk mendukung keputusan-keputusan yang dapat digunakan pada
tingkat kontrol manajemen dan kegiatan perencanaan suatu organisasi.
SPK dirancang sedemikian rupa sehingga menghasilkan aplikasi-aplikasi
komputer baru yang berguna untuk menunjang upaya pemecahan masalah,
bersifat interaktif dengan pemakainya. Konsep SPK pertamakali diungkapkan
pada awal tahun 1970-an oleh Michael S.Scott dengan istilah Management
Decision System, yang didefinisikan sebagai sistem berbasis komputer interaktif
yang membantu para pengambil keputusan untuk menggunakan data dan berbagai
model untuk memecahkan masalah-masalah yang tidak terstruktur. SPK yang
bersifat interaktif ini dimaksudkan untuk memudahkan integrasi antar berbagai
komponen dalam proses pengambilan keputusan, seperti prosedur, kebijakan,
teknik analisis, serta pengalaman dan wawasan manajerial guna membentuk suatu
kerangka keputusan yang bersifat fleksibel (Raymont and Schell, 2010).

II. TUJUAN

Tujuan dibuatnya makalah ini guna memenuhi tugas terstruktur mata


kuliah Sitem Informasi Kesehatan serta mengetahui secara jelas tentang Sistem
Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) dimana
terdapat contoh aplikasi langsung di bidang kesehatan atau public health.
BAB II
ISI
I. PENGERTIAN
Decision Support System atau Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah
bagian dari sistem informasi berbasis komputer, termasuk sistem berbasis
pengetahuan (manajemen pengetahuan) yang akan dipakai untuk mendukung
pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. Teori umum yang mendasari
Decision Support System (DSS) adalah :
Raymond McLeod, Jr. (1998)
Sistem pendukung keputusan sebagai sebuah sistem yang meyediakan
kemampuan untuk penyelesaian masalah komunikasi untuk permasalahan
yang bersifat semi terstruktur. Secara umum sistem pendukung keputusan
(DSS) dapat dibagi menjadi beberapa kategori :

1. Model-driven DSS
Pada model ini akan mengakses dan memanipulasi model statistik,
keuangan, optimasi, atau model simulasi. Sistem menggunakan data
dan parameter yang diberikan untuk menugaskan pengambilan
keputusan dalam menganalisis situasi. Sistem ini tidak membutuhkan
data secara intensif.
2. Communication-driven DSS
Sistem ini mengakomodasi dukungan dari beberapa pengambilan
keputusan dalam berbagai tugas.
3. Data-driven DSS
Sistem ini mengakses dan memanipulasi data runtun waktu.
4. Document driven DSS
Sistem ini melakukan pengaturan, temu kembali, memanipulasi
informasi yang tidak terstruktur dalam berbagai format elektronik.
5. Knowledge driven DSS
Sistem ini menyelesaikan masalah tertentu yang disimpan sebagai fakta,
aturan, prosedur dan struktur lain yang sejenis.

Herbert A. Simon
Menggunakan konsep keputusan terprogram dan tidak terprogram dengan
phase pengambilan keputusan yang merefleksikan terhadap pemikiran
Decision Support System (DSS) saat ini.

G Anthony Gory dan Michael S Scott Morton


Menggunakan tahapan dalam pengambilan keputusan dengan membedakan
antara struktur masalah dan tingkat keamanan.

III. SEJARAH DSS

Konsep DSS berawal pada akhir tahun 1960-an dengan adanya


penggunaan komputer secara time-sharing (berdasarkan pembagian waktu). Pada
mulanya, seseorang dapat berinteraksi secara langsung dengan komputer tanpa
harus melalui spesialis informasi. Time-sharing membuka peluang baru dalam
penggunaan komputer.
Penemuan Istilah DSS

Tidak sampai tahun 1971, ditemukanlah istilah DSS. G. Anthony Gorry


dan Michael S. Scott Morton, keduanya professor MIT, bersama-sama menulis
artikel dalam jurnal yang berjudul A Framework for Management Information
System. Mereka merasakan perlunya ada kerangka untuk menyalurkan aplikasi
komputer terhadap pembuatan keputusan manajemen.
Gorry dan Scott Morton mendasarkan kerangka kerjanya pada jenis
keputusan menurut Simon dan tingkat manajemen dari Robert N. Anthony.
Anthony menggunakan istilah Strategic palnning, management control, dan
operational control (perencanaan srategis, kontrol manajemen, dan kontrol
operasional) untuk menjelaskan secara berturut-turut tingkat manajemen puncak,
menengah, dan bawah. Kerangka kerja Gorry dan Scott Morton tersebut terlihat
pada gambar 10.2.
Tingkat manajemen berbentuk kolom, dan tingkat struktur masalah
berbentuk baris. Kedua professor MIT tersebut menggunakan fase pembuatan
keputusan menurut Simon sebagai cara untuk membedakan antara masalah
terstruktur, tak terstruktur, dan semi terstruktur.
Masalah terstruktur secara penuh adalah masalah tersusun yang berada
pada ketiga fase yang pertama dari empat fase yang dikemukakan Simon, yaitu
inteligensi, desain, dan pemilihan. Artinya, dimungkinkan untuk menggunakan
algoritma atau peraturan mengenai keputusan agar masalah dapat diidentifikasi
atau dipahami. Dengan penggunaan algoritma atau peraturan tersebut,
dimungkinkan pula melakukan identifikasi pemecahan pengganti dan
mengevaluasinya, serta menentukan pemecahan yang terbaik. Sebaliknya,
masalah tak terstruktur adalah bila dari ketiga fase tersebut taka ada yang
tersusun. Sedangkan masalah semi terstruktur adalah bila ketiga fase tersebut ada
salahsatu atau dua fase yang tersusun.
Gorry dan Scott Morton memasukkan jenis masalah bisnis kedalam
tabelnya. Sebagai contoh, account receivable diatasi oleh manajer pada tingkat
kontrol operasional yang membuat keputusan terstruktur. Perencanaan R&D
dilakukan oleh manajer perencanaan strategi yang membuat keputusan tak
terstruktur.
Garis putus yang melewati tengah table adalah sangat penting. Ia
memisahkan masalah yang telah berhasil dipecahkan dengan bantuan komputer
(atas) dengan masalah yang pada waktu itu belum dimasukkan dalam pemrosesan
komputer. Area disebelah atas dinamakan structured decision system (system
keputusan terstruktur) atau SDS, dan area di sebelah bawah dinamakan decision
support system (system penunjang keputusan) atau DSS.
Pada mulanya Gorry dan Scott Morton menganggap DSS hanya sebagai
aplikasi komputer masa yang akan datang. Kemudian, istilah tersebut diterapkan
terhadap semua apalikasi komputer yang digunakan untuk penunjang keputusan,
baik pada saat itu maupun waktu yang akan datang.
DSS dirancang untuk membantu pengambilan keputusan organisaional.
DSS biasanya tersusun atas :
a) Basis data (bias diekstrasi dari TPS/MIS).
b) Model grafis atau matematis yang digunakan untuk proses bisnis.
c) Use interface yang digunakan oleh user untuk berkomunikasi dengan DSS.

Komponen Decision Support System


Secara garis besar DSS dibangun oleh tiga komponen besar :
1) Database
Sistem database berisi kumpulan dari semua data bisnis yang dimilki
perusahaan, baik yang berasal dari transaksi sehari-hari, maupun data
dasar (master file). Untuk keperluan DSS, diperlukan data yang relevan
dengan permasalahan yang hendak dipecahkan melalui simulasi.
2) Model base
Komponen kedua adalah Model base attau suatu model yang
merepresentasikan permasalahan ke dalam format kuatitatif (modl
matematika sebagai contohnya) sebagai dasar simulasi atau pengambilan
keputusan, termasuk di dalamnya tujuan dari permasalahan (obyektif),
komponen-komponen terkait, batassan-batasan yang ada (constraints) dan
hal-hal terkait lainnya.
3) Software System
Kedua komponen tersebut untuk selanjutnya disatukan dalam komponen
ketiga (software system), setelah sebelumnya direpresentasikan dalam
bentuk model yang *dimengerti* computer. Contohnya adalah penggunaan
teknik RDBMS (Relation Database Management System). OODBMS
(Object Oriented Database Management System) untuk memodelkn
struktur data. Sedangkan MBMS (Model Base Management System)
dipergunakan untuk mempresentasikan masalah yang ingin dicari
pemecahannya.

Jenis-Jenis DSS

Aplikasi DSS yang ditawarkan dipasar sangat beragam, dari yang paling
sederhana (quickhit DSS) sampai dengan yang sangat kompleks (institutional
DSS). Quick Hit DSS biasanya ditujukan untuk para manajer yang baru belajar
mengguankan DSS. (Sebagai pengenmabngan setelah jens pelaporan yang
disediakan oleh MIS = Management Information System, satu level sistem di
bawah DSS). Biasanya masalah yang dihadapi cukup sederhana (simple) dan
dibutuhkan dengan segera penyelesainnya. Misalnya untuk kebutuhan pelaporan
(report) atau pencarian informasi (query). Sistem yang sama bisa pula
dipergunakan untuk melakukan analisa sederhana.contohnya adalah melihat
dampak yang terjadi pada sebuah formulasi, apabila variable-variabel atau
parameter-parameternya diubah. Didalam perusahaan, DSS jenis ini biasanya
diimplementasikan dalam sebuah fungsi organisasi yang dapat berdiri sendiri
(berdasarkan data yang dimiliki fungsi organisasi tersebut). Misalnya adalah DSS
untuk meyusun anggaran tahunan, DSS untuk melakukan kenaikan gaji karyawan
dan ain sebagainya.
Intitutional DSS merupakan suatu aplikasi yang dibangun oleh para
pakar bisnis dan ahli DSS. Sesuai dengan namanya, DSS jenis ini biasanya
bekerja pada level perusahaan, dimana data yang dimiliki masing-masing fungsi
organisasi telah terintegrasikan (dibuat strukturnya dan didefinisikan kaitan-
kaitannya). Contohnya adalah DSS untuk memprediksi pendapatan perusahaan di
masa mendatamg (forecasting) yang akan mensimulasikan data yang berasal dari
Divisi Sales, Divisi Marketing, Divisi Logistik dan Divisi Operasional. Contoh
implementasi yang tidak kalah menariknya adalah suatu sistem, dimana jika
manajemen memiliki rencana untuk memPHKkan beberapa karyawannya, akan
dapat disimulasikan dampaknya terhadap neraca profit dan loss perusahaan.
Contoh aplikasi penggunaan DSS lain yang paling banyak digunakan di dalam
dunia bisnis adalah untuk keperluan analisa marketing, operasi logistic dan
distribusi, serta masalah-masalah yang berkaitan dengan keuangan dan akuntasi
(taxation, budgeting, dsb).

Sistem Berbasis Grafik

Dalam merepresentasikan DSS agar mudah dipergunakan dan dimengerti


oleh user (dalam hal ini adalah manajer perusahaan), maka format grafik mutlak
dipergunakan untuk melengkapi teks yang ada.
Contoh-contoh model grafik yang popular dipergunakan adalah sebagai
berikut:
1. Time Series Charts : untuk melihat dampak sebuah variable terhadap
waktu.
2. Bar Charts : untuk membandingkan kinerja beberapa entity.
3. Pie Charts : untuk melihat komposisi atau presentasi suatu hal.
4. Scattered Diagrams : untuk menganalisa hubungan antara beberapa
variabel.
5. Maps : untuk mempresentasikan data secara geografis.
6. Layouts : untuk menggambarkan lokasi barang secara fisik, seperti pada
bangunan dan kantor.
7. Hierarchy Charts : untuk mempresentasikan sesuatu dengan logika yang
terstruktur (contohnya adalah diagram flowchart)
8. Motion Graphics : untuk memperlihatkan perilaku dari variabel yang
diamati dengan cara animasi.

IV. TUJUAN DSS

Decision Support System atau Sistem Pendukung Keputusan memiliki


tujuan antara lain:
a. Membantu menyelesaikan masalah semi-terstruktur
b. Mendukung manajer dalam mengambil keputusan
c. Meningkatkan efektivitas bukan efisiensi pengambilan keputusan.
Ketiga tujuan tersebut mengacu pada tiga prinsip dasar dalam Decision
Support System atau Sistem Pendukung Keputusan (SPK) diantaranya:
1. Struktur Masalah
Yaitu masalah terstruktur, penyelesaian dapat digunakan dengan
menggunakan rumus yang sesuai, sedangkan untuk masalah tak terstruktur
tidak dapat dikomputerisasi. Sementara mengenai SPK dikembangkan
khususnya untuk masalah yang semi-terstruktur.
2. Dukungan Keputusan
Yaitu SPK tidak dimaksudkan untuk menggantikan manajer, karena
computer berada di bagian terstruktur, sementara manajer berada dibagian
tak terstruktur untuk member penilaian dan analisa. Manajer dan computer
bekerjasama sebagai sebuah tim pemecah masalah semi terstruktur.
3. Efektivitas Keputusan
Yaitu merupakan tujuan utama dari Sistem Pendukung Keputusan (SPK),
bukan untuk mempersingkat waktu dalam pengambilan keputusan, tapi
agar keputusanyang dihasilkan lebih baik.

Sedangkan ada pula tahapan dalam pengambilan keputusan dalam Decision


Support System, yaitu :
1. Tahap Pemahaman
Sebuah proses pemahaman terhadap masalah dengan mengidentifikasi dan
mempelajari masalah terhadap lingkungan yang memerlukan data,
mengolah data, mengujinya, manjadikan petunjuk dalam menemukan
pokok masalah, mencari solusi, bergerak dari tingkat sistem ke subsistem.
2. Tahap Perancangan
Sebuah proses pengembangan, analisis dan pencarian alternative tindakan
atau solusi yang mugkin untuk diambil atau dilakukan identifikasi dan
mengevaluasi alternative.
3. Tahap Pemilihan
Sebuah proses pemilihan salah satu alternative solusi yang dimunculkan
pada tahap perancangan untuk menentukan arah tindakan dengan
memperhatikan kriteria-kriteria berdasarkan tujuan yang dapat dicapai
pada tahap berikutnya adalah memilih solusi terbaik.
4. Tahap Penerapan
Sebuah proses untuk melaksanakan dan menerapkan alternative tindakan
yang dipilih untuk menyelesaikan permasalahan yang telah di identifikasi,
menerapkan solusi dan membuat tindak lanjut.

Dengan memiliki dua jenis keputusan yaitu :


Keputusan Tak Terprogram : tidak terprogram, tidak ada metode pasti
untuk menangani masalah.
Keputusan Terprogram :bersifat berulang dan rutin, sedemikian sehingga
suatu prosedur pasti telah dibuat untuk menanganinya.
V. MANFAAT DSS

Pentingnya model dalam suatu pengambilan keputusan, antara lain sebagai


berikut:
1. Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari unsur-
unsur itu ada relevansinya terhadap masalah yang akan
dipecahkan/diselesaikan itu.
2. Untuk memperjelas (secara eksplisit) mengenai hubungan signifikan
diantara unsur-unsur itu.
3. Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan
antar variable. Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk
matematika.
4. Untuk memberikan pengelolaan.

Pengambilan keputusan itu sendiri merupakan proses yang membutuhkan


penggunaan model yang tepat. Pengambilan keputusan itu berusaha menggeser
keputusan yang semula tanpa perhitungan menjadi keputusan yang penuh
perhitungan.
Walaupun berbagai definisi telah dikemukakan, namun ada agreement atau
kesepakatan umum yang menyatakan bahwa DSS adalah system berdasarkan
komputer yang interaktif yang memudahkan pemecahan atas masalah yang tak
terstruktur. Konsep penunjang keputusan kelompok membentuk gagasan yang
kita kenal dengan sebutan DSS. System penunjang keputusan kelompok (GDSS)
adalah system berdasarkan komputer yang interaktif yang memudahkan
pemecahan atas masalah tak terstruktur oleh beberapa (set) pembuat keputusan
yang bekerja sama sebagai suatu kelompok. Komponen GDSS meliputi hardware,
software, orang, dan produser. Sifat yang penting dari suatu GDSS dapat
disebutkan seperti berikut ini:
1. GDSS adalah system yang dirancang secara khusus, bukan menyerupai
konfigurasi dari komponen system yang sudah ada.
2. GDSS dirancang dengan tujuan untuk mendukung kelompok pembuat
keputusan dalam melakukan pekerjaan mereka.
3. GDSS mudah dipelajari dan mudah digunakan.
4. GDSS bisa bersifat spesifik (dirancang untuk satu jenis atau kelompok
masalah) atau bisa bersifat umum (dirancang untuk berbagai keputusan
organisasional tingkat kelompok).
5. GDSS berisi mekanisme built-in.
Definisi GDSS begitu luas dan, oleh karenanya, bisa berlaku atau
diterapkan ke berbagai situasi keputusan kelompok, yang meliputi panel review,
task force meeting eksekutif/dewan, pekerja jarak jauh, dan sebagainya. Aktifitas
dasar yang terjadi di kelompok manapun dan yang memerlukan dukungan
berdasarkan komputer adalah :
a. Pemanggilan informasi, melibatkan pemilihan nilai data dari database
yang ada maupun pemanggilan informasi sederhana.
b. Pembagian informasi, maksudnya menampilkan data pada layar penampil
agar bisa dilihat oleh semua kelompok.
c. Penggunaan informasi, mencakup aplikasi teknologi software, procedure,
dan teknik pemecahan masalah kelompok untuk data.

Teknologi GDSS
Dalam model yang di buat umum ini, kelompok pembuat keputusan
mempunyai akses ke base data, base model, dan software aplikasi GDSS selama
waktu meeting yang menetapkan suatu keputusan. Namun demikian, komponen
dasar dari segala GDSS meliputi hardware, software, orang-orang dan prosedur.
Selanjutnya kita akan membahas secara lebih rinci komponen tersebut.
1. Hardware
Tanpa memandang situasi keputusan spesifik, kelompok sebagai
keseluruhan atau setiap anggota harus dapat mengakses prosesor komputer
dan menampilkan informasi. Keperluan (persyaratan) hardware minimal
untuk system tersebut mencakup: peralatan input/output, prosesor, jalur
komunikasi antara peralatan I/O dan prosesor, dan layer penampil untuk
umum atau monitor perorangan guna menampilkan informasi kepada
kelompok.
2. Software
Komponen software dari GDSS meliputi database, base model, program
aplikasi khusus yang akan digunakan oleh kelompok, dan interface
pemakai fleksibel yang mudah digunakan. Beberapa system GDSS yang
sangan spesifik tidak memerlukan database; misalnya, system yang hanya
mengumpulkan, mengorganisir, dan mengkominikasikan opini anggota
tentang suatu masalah.software GDSS bisa dan tidak bisa berinterface
dengan software DSS individual Komponen teknologi GDSS yang paling
khusus adalah software aplikasi yang dikembangkan secara khusus yang
mendukung kelompok dalam proses keputusan. Fasilitas yang tepat dari
software ini sangat bervariasi, namun mencakup hal berikut ini:
a. Fasilitas Dasar
- Penciptaan teks dan file data, modifikasi, dan penyimpanan untuk
anggota kelompok.
- Word processing untuk mengedit dan memformat teks.
- Fasilitas pembelanjaan untuk pemakai GDSS yang belum mampu.
- Fasilitas help on-line
- Worksheet, spreadsheet, decision trees, dan alat lain untuk
menampilkan angka dan teks secara grafis.
- Manajemen database yang state-of-the-art.
b. Fasilitas Kelompok
- Peringkasan grafik dan bilangan dari gagasan dan pendapat anggota
kelompok.
- Menu yang memberitahu (prompt) untuk memasukkan (input) teks,
data, dan pendapat oleh anggota kelompok.
- Program untuk prosedur kelompok khusus.
- Metode penganalisaan interaksi kelompok sebelumnya dan keputusan.
- Transmisi teks dan data diantara anggota kelompok, diantara anggota
kelompok dan fasilitator, dan diantara anggota kelompok dan prosesor
komputer sentral.
3. Orang-Orang
Komponen people (orang_orang) dari GDSS meliputi anggota
kelompok dan fasilitator kelompok yang bertanggung jawab atas
beroperasinya teknologi GDSS dengan baik ketika ia sedang digunakan.
Peranan fasilitator bersifat luwes.
4. Prosedur
Komponen terakhir dari GDSS adalah prosedur, yang bisa memudahkan
operasi dan membuat penggunaan teknologi oleh anggota kelompok
menjadi efektif. Dalam kasus yang terakhir ini, GDSS bisa dirancang agar
bisa mengakomodasi teknik pembuatan keputusan kelompok spesifik,
seperti teknik kelompok nominal.

VI. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DARI DECISION SUPPORT


SYSTEM

Decision Support System (DSS) dapat memberikan beberapa keuntungan-


keuntungan bagi pemakainya. Menurut Turban (1995: 87) maupun McLeod
(1995: 103) keuntungan-keuntungan tersebut meliputi:

1. Memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses


data/informasi untuk pengambilan keputusan.

2. Menghemat waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah, terutama


berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.

3. Menghasilkan solusi dengan lebih cepat dan hasilnya dapat diandalkan.

4. Mampu memberikan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan,


meskipun seandainya DSS tidak mampu memecahkan masalah yang
dihadapi oleh pengambil keputusan, namun dapat digunakan sebagai
stimulan dalam memahami persoalan.

5. Memperkuat keyakinan pengambil keputusan terhadap keputusan yang


diambilnya.

6. Memberikan keuntungan kompetitif bagi organisasi secara keseluruhan


dengan penghematan waktu, tenaga dan biaya.

7. Membantu mengambil keputusan dalam mempelajari masalah dan


mengambil keputusan,serta meningkatkan peningkatanpemahaman
mengenai kondisi lingkungan dengan mengakses data dan model.
Selain memiliki banyak keuntungan atau manfaat, decision support system
juga memiliki beberapa kelemahan antara lain :

1. Sulit dalam memodelkan sistem bisnis.

2. Mungkin akan menghasilkan suatu model bisnis yang tidak dapat


menangkap semua pengaruh pada entity.

3. Dibutuhkan kemampuan matematika yang tinggi untuk mengembangkan


suatu model yang lebih kompleks.

4. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat
dimodeikan, sehingga yang terjadi pada sistem tidak semuanya
mencerminkan persoalan sebenarnya.

5. Kemampuan suatu DSS terbatas pada pembendaharaan yang dimiliki.

6. Proses-proses yang dapat dilakukan DSS biasanya juga tergantung pada


perangkat lunak yang digunakan.

7. DSS tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki manusia.


Sistem ini hanya dirancang untuk membantun mengambil keputusan
melaksanakan tugasnya.
BAB III
SIMPULAN

Penerapan atau aplikasi dari Decision Support System dibidang kesehatan


di indonesia, telah diterapkan sistem informasi keperawatan terkomputerisasi
terkait intervensi yang dilakukan di beberapa RS yang secara spesifik mulai
dari Nursing Out Come (NOC) yang baku klasifikasi dan jelas kriterianya;
Nursing Intervention Clasification (NIC) disusun secara baku pada setiap
klasifikasinya dan disesuaikan juga dengan klasifikasi tujuan (NOC). Perawat
tinggal memilih label NIC yang tersedia pada masing-masing diagnosa
keperawatan yang sesuai dengan tujuan penanganan masalah pasien.
Implementasi keperawatan dalam sistem informasi keperawatan menggunakan
label NIC dan aktifitas dalam NIC. Perawat tinggal mengetikan aktifitas-
aktifitas perawatan yang telah dilakukan, menambahkan jam pelaksanaan dan
menuliskan pelaksana dari aktifitas tersebut. Sistem informasi rumah sakit
sudah memasukkan data tentang diagnosa serta informasi lain dalam rencana
perawatan pasien.
Contoh pemanfaatan DSS lainnya adalah aplikasi telehealth yang
sedang dikembangkan. Salah satu contoh program telehealth adalah
homecare. Sistem ini menyediakan audio dan video interaktif untuk
hubungan antara lanjut usia di rumah dan telehealth perawat. Perawat
memasukkan data data pasien secara elektronik dan menganalisanya, kalau
perlu untuk dilakukan kunjungan, perawat akan melakukan kunjungan ke
pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Anzizhan, Syafaruddin. 2012. Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan.


Grasindo: Jakarta. [on-line], pp. 45-51.
-----------------[on-line].
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27548/3/Chapter%20II.pdf
diakses tanggal 4 Maret 2015.
Kusumadewi, Sri. 2009. Informatika Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Gunadarma. Sistem penunjang Keputusan kelompok satu bidang baru. [on-
line]http://yohanes_ari.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/5589/spk2.pd
f diakses tanggal 4 Maret 2015.
Departemen Kesehatan RI. 2004. Sistem Informasi Rumah Sakit di Indonesia
Revisi V. Jakarta
Raymond McLeod, Jr. 1998. Decision support systems. Management information
System 7/E. Prentice-hall. Inc.

http://pbsabn.lecture.ub.ac.id/2012/05/tujuan-kelemahan-dan-kelebihan-dss/,
diakses pada 4 Maret 2015.

Anda mungkin juga menyukai