Anda di halaman 1dari 14

GIZI IBU DAN ANAK

Disusun untuk Memenuhi Tugas Terstruktur


Mata Kuliah Kesehatan Ibu dan Anak

Disusun oleh:
Lies Ratna Juita G1B013010
Irma Rahmawati G1B013015
Aulia Ratna Sari G1B013050
Fero Amelia Fitriyani G1B013056
Wiwin Gani G1B013103

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO
2015

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gizi memiliki peranan penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh
manusia secaraumum, terutama pada pertumbuhan dan perkembangan ibu hamil, ibu
menyusui dan anak. Gizi dan nutrisi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya
manusia. Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu, sejak dalam kandungan,
saat bayi, anak-anak, masa remaja, dewasa hingga usia lanjut. Hal tersebut memiliki peranan
penting dalam proses tumbuh kembang khususnya pada bayi dan anak.Status gizi
anak merupakan aspek yang sangat penting dalam tumbuh kembangnya, asupan nutrisi harus
lengkap dan seimbang agar kesehatan anak terjaga dengan baik dan pertumbuhannya pun
akan optimal. Gizi semakin dipandang sebagai faktor penentu yang penting dalam upaya
mempertahankan kesehatan dan mencegah penyakit.
Pada kehamilan terjadi perubahan fisik dan mental yang bersifat alami dimana para
calon ibu harus sehat dan mempunyai kecukupan gizi sebelum dan setelah hamil, agar
kehamilan berjalan sukses, keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan yang
baik dan selama hamil harus mendapatkan tambahan energi dan zat gizi yang seimbang untuk
peertumbuhan dan perkembangan janin dengan tetap mempertahankan zat gizi ibu hamil
seperti tambahan protein minimal seperti zat besi, kalsium, vitamin, asam folat dan energi
(Ramayulis, 2009).
Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang
sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil
kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan
normal. Dengan kata lain bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu
sebelum dan selama hamil (Zhulaida, 2008).

Status gizi seorang wanita sebelum dan selama kehamilan sangat penting untuk hasil
kehamilan yang sehat. Kekurangan gizi ibu dapat menyebabkan pertumbuhan janin yang
buruk, berat lahir rendah (BBLR) jangka pendek dan jangka panjang serta morbiditas bahkan
kematian bayi. Gizi ibu memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
janin. Plasenta dan pertumbuhan janin yang paling rentan terhadap status gizi ibu selama
periode peri-implantasi dan periode yang cepat perkembangan plasenta (trimester pertama
kehamilan). Kekurangan gizi ibu dan kelebihan gizi selama kehamilan dapat mengganggu
pertumbuhan janin.

Menurut Pudjiadi (2005) selama kehamilan, ibu akan mengalami penambahan berat
badan sekitar 10-12 kg, dimana pada trimester I kurang dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg,
dan trimester III sekitar 6 kg. Ibu hamil yang memiliki berat badan normal kemungkinan
tidak memiliki masalah dalam konsumsi makan setiap hari, namun penambahan berat
badannya harus tetap dipantau agar selama hamil tidak memiliki komplikasi.Dengan kondisi
kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada
gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi besar yang
sehat dari pada dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya.

B. Rumusan masalah
1. Peranan gizi ibu dan gizi anak
2. Kebutuhan gizi ibu dan gizi anak
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu dan anak
4. Permasalahan gizi ibu dan anak

BAB II

PEMBAHASAN

A. Peranan gizi ibu dan gizi anak


1. Peranan gizi pada ibu hamil
Intake cukup Kalori, Vitamin, Mineral, Protein
Pertambahan berat baku selama hamil
Membentuk jaringan tubuh bukan jaringan lemak
Pengaturan gizi dan kebiasaan makan
Status gizi optimal dan normal
2. Peranan gizi pada ibu menyusui
Kualitas dan kuantitas produksi ASI
Pemulihan kesehatan ibu sesudah melahirkan
Status gizi optimal dan normal
3. Peranan gizi pada anak
Pertumbuhan dan perkembangan secara normal
Peningkatan kecerdasan
Status gizi yang optimal dan normal

B. Kebutuhan gizi ibu dan gizi anak


1. Kebutuhan ibu hamil
Makanan bergizi harus dipersiapkan sebelum seorang ibu berencana hamil.Sehingga
pada saat hamil, badan sudah terkondisikan dengan sangat baik untuk pertumbuhan
janin.Minggu-minggu pertama kehamilan adalah masa di mana organ tubuh yang penting
terbentuk.Kekurangan gizi pada saat ini dapat menimbulkan kelainan pada bayi atau
bahkan kelahiran prematur.Karena itu, gizi seimbang penting untuk pertumbuhan janin.
Pertumbuhan sel yang cepat terjadi sejak dua minggu setelah konsepsi dan mulai
terbentuk plasenta.Minggu kedua hingga ke delapan terjadi pembentukan organ-organ
seperti jantung, paru-paru, ginjal, hati dan tulang.Volume darah pun meningkat drastis,
hingga sampai akhir kehamilan volume darah menjadi 4/3 kali volume darah normal. Ini
menyebabkan terjadinya pengenceran darah, sehingga kadar hemoglobin (Hb), albumin,
dan zat lain menurun.
Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan
energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi
tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya
organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu, pengaliran makanan
dari pembuluh darah ibu ke pembuluh darah janin melalui plasenta. Sehingga kekurangan
zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak
sempurna.
Beberapa nutrisi penting yang diperlukan ibu hamil diantaranya adalah Sumber kalori
(Karbohidrat & Lemak), protein, asam folat, Vit B12, zat besi, zat seng, kalsium, vitamin
C, vitamin A, Vitamin D, vitamin B6, vitamin E. Sedangkan nutrisi yang dibutuhkan bagi
jani dalam kandungan diantaranya DHA, gangliosida (GA), asam folat, zat besi, EFA, FE
dan kolin.
a. Sumber Kalori
Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi sehat bila tingkat kesehatan dan gizinya
berada pada kondisi baik. Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan
tambahan. Kebutuhan energi untuk kehamilan normal perlu tambahan kira-kira 80.000
kalori selama 280 hari, hal ini berarti perlu tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300
kalori setiap hari selama kehamilan.
Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal, kemudian sepanjang
trimester II dan III kebutuhan energi terus meningkat sampai akhir kehamilan. Energi
tambahan untuk trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu seperti,
penambahan volume darah, pertumbuhan uterus dan payudara, serta penumpukan

Trimester I
150 kkal

Ener
gi
Trimester
III Trimester
II 350 kkal
350 kkal

lemak. Selama trimester III tambahan energi digunakan untuk pertumbuhan janin dan
plasenta
Sumber energi utama bagi ibu hamil adalah Kabohidrat dan lemak. Sumber
karbohidrat antara lain nasi, roti, sereal dan gandum. Agar kebutuhan karbohidrat
terpenuhi disarankan makan 3 porsi karbohidrat setiap hari. Lemak juga menghasilkan
energi, dan menghemat protein untuk dimanfaatkan dalam fungsi-fungsi pertumbuhan.
Lemak digunakan untuk pembentukan materi membran sel dan pembentukan hormon,
pembentukan jaringan lemak, disamping itu lemak membantu tubuh untuk menyerap
nutrisi. Namun demikian dalam kondisi hamil asupan lemak juga harus dibatasi karena
kandungan kalorinya yang tinggi.
b. Protein
Selama kehamilan kebutuhan protein juga meningkat, bahkan sampai 68 % dari
sebelum kehamilan. Hal ini dikarenakan protein diperlukan untuk pertumbuhan
jaringan pada janin. Jumlah protein yang harus tersedia sampai akhir kehamilan
diperkirakan sebanyak 925 g, yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin.
Dianjurkan penambahan protein sebanyak 12 g/hari selama kehamilan. Dengan
demikian dalam satu hari asupan protein dapat mencapai 75 100 g (sekitar 12 % dari
jumlah total kalori).
c. Zat Besi
Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi
selama kehamilan.Ibu hamil pada umumnya mengalami depresi besi sehingga hanya
sedikit memberi zat besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolism besi normal.
Zat besi dibutuhkan untuk pembetukan hemoglobin, sedangkan selama kehamilan
volume darah akan meningkat akibat perubahan pada tubuh ibu dan pasokan darah
bayi. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan dan hambatan pada
pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak, kematian janin dalam kandungan,
abortus, cacat bawaan, lahir dengan berat badan rendah dan anemia pada bayi. Untuk
itu kebutuhan zat besi yang dibutuhkan selama masa kehamilan sebanyak 1040 mg
(30mg/hari)

d. Kalsium
Janin mengumpulkan kalsium dari ibunya sekitar 25 sampai 30 mg sehari. Paling
banyak ketika trimester ketiga kehamilan. Ibu hamil dan bayi membutuhkan kalsium
untuk menguatkan tulang dan gigi. Selain itu kalsium juga digunakan untuk membantu
pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi. Kalsium juga diperlukan untuk
mengantarkan sinyal syaraf, kontraksi otot dan sekresi hormon. Jika kebutuhan kalsium
tidak tercukupi dari makanan, kalsium yang dibutuhkan janin akan diambil dari ibu.
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sekitar 1200mg perhari. Sumber kalsium dari
makanan diantaranya produk susu seperti susu, yoghurt. Ikan teri juga merupakan
sumber kalsium yang baik.
e. Vitamin A
Vitamin A memegang peranan penting dalam pertumbuhan janin, pergantian sel
tubuh dan syaraf, pembentukan tulang dan gigi, mencegah kelainan bawaan,
meningkatkan daya tahan ibu. Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan kelahiran
prematur dan bayi berat lahir rendah. Kebutuhan vitamin A pada ibu hamil adalah
sekitar 200 RE/hari.
f. Vitamin B
o Asam Folat
Asam folat termasuk vitamin B komplek, yakni vitamin B9. Kebutuhan asam
folat pada ibu hamil dan usia subur sebanyak 400-800 mikrogramperhari atau setara
dengan 2 gelas susu. Folat didapatkan dari sayuran berwarna hijau (seperti bayam,
asparagus), jeruk, buncis, kacang-kacangan dan roti gandum.Selain itu folat juga
dapat didapatkan dari suplementasi asam folat.
Dalam tubuh, asam folat berfungsi sebagai ko-enzym dalam sintesa asam amino
dan asam nukleat. Folat juga diperlukan pada pembentukan dan pematangan sel
darah merah dan sel darah putih di sumsum tulang.Selain itu folat juga berperan
sebagai pembawa karbon tunggal pada pembentukan heme pada molekul
hemoglobin.Kekurangan asam folat menyebakan gangguan metabolisme
DNA.Akibatnya terjadi perubahan dalam morfologi inti sel, terutama pada sel-sel
yang cepat membelah seperti erytrosit, leukosit, sel epitel lambung dan usus, epitel
vagina dan servik uterus.Pada ibu hamil, folat memegang peranan penting dalam
perkembangan embrio, diantaranya adalah pembentukan neural tube pada bulan
pertama kehamilan.Neural tube inilah sebagai awal pembentukan otak dan sumsum
tulang belakang.Kekurangan asam folat pada ibu hamil menyebabkan meningkatnya
resiko anemia, keguguran,neural tube defect. Pada janin kekurangan asam folat akan
meningkatkan resiko bayi lahir dengan berat badan rendah atau lahir dengan cacat
bawaan, kecacatan pada otak dan sumsum tulang belakang, downs syndrome, bibir
sumbing, kelainan pembuluh darah, dan lepasnya plasenta sebelum waktunya.
o B1 (Tiamin)
Tiamin dibutuhkan untuk pertumbuhan janin.
o B2 (Riboflavin)
Riboflavin dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, metabolisme karbohidrat, lemak,
dan protein.
o B3 (Niasin)
Niasin dibutuhkan untuk mengurangi kelelahan, mencegah anemia, membantu
sintesis hormon, metabolisme koenzim.
o B6 (Piridoksin)
Iridoksin dibutuhkan sebagai antioksidan, pembentukan saraf otak dan otot tubuh
janin.
o B12 (Kobalamin)
Kobalamin berguna untuk pertumbuhan janin dan pematangan sel darah merah.
g. Vitamin C
Vitamin C yang dibutuhkan janin tergantung dari asupan makanan ibunya.Vitamin
C merupakan antioksidan yang melindungi jaringan dari kerusakan dan dibutuhkan
untuk membentuk kolagen dan menghantarkan sinyal kimia di otak.Vitamin C juga
mencegah anemia pada ibu, memperkuat pembuluh darah, mencegah perdarahan dan
mengurangi risiko infeksi, pembentukan tulang janin, mengaktifkan sel darah putih
serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh.Wanita hamil setiap harinya disarankan
mengkonsumsi 85 mg vitamin C per hari. Anda dapat dengan mudah
mendapatkan vitamin C dari makanan seperti tomat, jeruk, strawberry, jambu biji dan
brokoli. Makanan yang kaya vitamin C juga membantu penyerapan zat besi dalam
tubuh. Kebutuhan vitamin C pada ibu hamil adalah sekitar 60 mg/hari.
h. Vitamin E
Vitamin E berfungsi untuk menjaga struktur dan fungsi sel tubuh ibu dan janin,
membantu pembentukan sel darah merah, atioksidan, melindungi sel ubuh dari
kerusakan. Kebutuhan vitamin E pada ibu hamil adalah sekitar 10 mg/hari

2. Kebutuhan ibu menyusui


Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat
dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Kebutuhan nutrisi selama laktasi didasarkan
pada kandungan nutrisi air susu dan jumlah nutrisi penghasil susu. Ibu menyusui
disarankan memperoleh tambahan zat makanan 800 Kkal, kebutuhan kalori ini lebih tinggi
bila dibanding saat kehamilan. Kandungan kalori ASI rata-rata yang dihasilkan ibu dengan
nutrisi baik adalah 70 kal/100 ml, dan kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untuk tiap 100
ml yang dihasilkan. Rata-rata ibu menggunakan kira-kira 640 kal/hari untuk 6 bulan
pertama dan 510 kal/hari selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan susu normal.
Kebutuhan nutrient ibu menyusui meliputi:
a. Protein
Ibu memerlukan tambahan 20 gram diatas kebutuhan normal ketika menyusui.Jumlah
ini hanya 16 % dari tambahan 500 kal yang dianjurkan.
b. Cairan
Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan. Dianjurkan ibu
menyusui minum 2 3 liter perhari, dalam bentuk air putih, susu dan jus buah.
c. Vitamin dan Mineral
Kebutuhan vitamin dan mineral selama menyusui lebih tinggi dari pada selama
hamil. Kompenen nutrient dalam ASI antara lain; protein, laktosa dan lemak. Kadar
protein ASI sebesar 0,9%, sebesar 60 % diantaranya berupa whey yang lebih mudah
dicerna dari pada kasein (protein utama susu sapi). Lemak di dalam ASI merupakan
campuran dari fosfolipid, kolesterol, vitamin A dan karotinoid. Dalam ASI juga terdapat
Asam Amino (sistin dan taurin) yang tidak terdapat dalam susu sapi. Sistin digunakan
untuk pertumbuhan somatik dan taurin untuk pertumbuhan otak.
Selain itu ASI juga mengandung zat immunitas, seperti sel T dan immunoglobulin,
yang merupakan pertahan tubuh spesifik. Juga mengandung sel fagosit, komplemen C2
dan C4, lisosom, laktoperoksidase, laktoferin, transferin, yang merupakan pertahan
tubuh non spesifik. Dengan mengikat besi, laktoferin telah berperan menghambat
pertumbuhan bacteri staphylococcus dan E. Coli yang memerlukan zat besi untuk
pertumbuhannya. Laktoferin juga menghambat pertumbuhan jamur candida.
Lactobacillus bifidus di dalam ASI berfungsi mengubah laktosa menjadi asam laktat
dan asam asetat. Kedua asam ini menjadikan saluaran pencernaan menjadi asam
sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme, seperti E. Coli, shigella dan
jamur.
Zat Gizi Kecukupan Zat Gizi Kecukupan yang
yang dianjurkan dianjurkan
Energi 5oo kkal Folacin 100 g
Protein 20 gram Vitamin B12 1 g
Vitamin 400 g RE Kalsium 400 mg
A
Vitamin 5 g Fosfor 400 mg
D
Vitamin 3 g TE Magnesium 150 mg
E
Vitamin 40 mg Besi 30-60 mg
D
Thiamin 0,5 mg Seng 10 mg
Riboflavi 0,5 mg yodium 50 mg
n
Niacin 5 mg Vitamin B6 0,5 mg

C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GIZI IBU


1. Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Ibu Hamil
a. Berat Badan
Berat badan lebih atau kurang dari berat badan rata rata untuk umur tertentu,
merupakan faktor yang dapat menentukan jumlah zat makanan yang harus dicukupi
selama hamil.
b. Aktivitas
Semakin banyak aktivitas yang dilakukan maka semakin banyak energi yang
dibutuhkan oleh tubuh.
c. Usia
Lebih muda usia ibu hamil, maka energi yang dibutuhkan akan lebih banyak.
d. Kondisi Kesehatan
Pada saat kondisi tidak sehat maka asupan energi tetap harus diperhatikan.
e. Sosial Ekonomi
Status ekonomi maupun status sosial mempengaruhi terhadap pemilihan makanan.
f. Pengetahuan Gizi
Pengetahuan gizi yang kurang, berprasangka buruk pada bahan makanan tertentu, salah
persepsi tentang kebutuhan dan nilai gizi suatu makanan dapat mempengaruhi status
gizinya.
g. Pantangan Makanan
Sehubungan dengan makanan yang dipandang pantas atau tidak untuk dimakan.
Tahayul dan laranganyang beragam didasarkan pada kebudayaan daerah yang
berlainan. Misalnya, ada sebagian masyarakat yang masih percaya ibu hamil tidak
boleh makan ikan.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Menyusui


a. Kemauan
Kemauan atau keinginan merupakan hampir sepadan dengan niat. Apabila dalam
melakukan perbuatan pemberian ASI pada bayi tanpa ada niat atau keinginan maka per
buatan itu tidakakan terjadi.Mengapa begitu karena bayi tidak bisa memaksa ibu
sepenuh kekuatan, pastilah bayitidak kuat menandingi kekuatan tenaga ibu untuk
memaksa.seperti mengikat ibuuntuk disusu. Selain itu dapat ditinjau dari proses kimia,
hormonal, kesehatan, fisiologi dllASI akan terpangaruh adanya kemauan yang ibu.
Keinginan ibu menyusui akanmempengaruhi hormon,hormon iniakan bekerja
mempengaruhiproduksi ASI pada ibu.apabila hormon ini terganggu maka hormon ini,
juga akan mempengaruhi organ ASI untuktidak memproduksi ASI. kemaun
mempengaruhi hormon. hormon mempengaruhi organ produksi susu. susu dari ibu
adalah Air Susu Ibu
b. Nutrisi
Ibu menyusui mempunyai banyak pantangan dan banyak anjuran. ASI pada ibu
mempunyai pengaruh dengan nutrisi. nutrisi ini akan mempengaruhi kualitas hasil ASI.
nutrisi juga akan mempengaruhi organ pembuat ASI. Sehingga nutrisi seperti
pendukung alat produksi susuatau pabrik susu bayi. Proses ini bisa ditinjau dari
fisiologi.
c. Dukungan suami
Dukungan suami akan mempengaruhi ibu ingin menyusui bayi. Bujukan orang lain
akan menjadikan kuat pada keinginan seseorang. Istilahnya meningkatkan semangat
ibu.Berbedadengan orang yang tidak mendapatkan dukungan.Pada wanitamelahirkan
diluar nikah tidakdapat dukungan dari suami.Pada wanita ini akan hanya mendapat
dukungan dari keluarga. Dukungan suami juga berkaitan dengan pengetahuan suami
terhadap ibu menyusui. Suamiyang tidak SIAGA menjadi rendah pengetahuan tentang
ASI.Ini perlu dilakukan pendidikan kesehatan ASI. Pendidikan kesehatan bisa
dilakukan dengan internet atau forum kesehatan.

D. PERMASALAHAN GIZI IBU DAN ANAK


Masalah gizi di negara berkembang bersifat kronis dan berkepanjangan dan sulit
dipecahkan. Ilmu biologi tetap menganggap bahwa ASI sangat dibutuhkan bayi dalam
perkembangan otak dan tubuhnya. Di dalam ASI, terdapat tiga unsur protein yang jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan ASPI. Sehingga dampaknya masih akan terasa hingga dewasa,
dalam menjaga kesehatannya, karena dapat memperbaiki dan mempertahankan sistem
kekbalan tubuh. Hal ini disebabkan karena sir susu ibu yang pertama kali keluar atau
colostrum yang dapat meningkatkan antibodi, menjadi antioksidan dan anti radikal bebas
(free radical) yang menghancurkan plasma sel. (de sylva,2004)
Pola pertumbuhan bayi pada 6 bulan pertama kehidupan, juga tentang kecukupan zat gizi.
Pertumbuhan dan pemberian ASI ke pada bayi sehat menjadikan kejadian tersebut menjadi
lebih rumit. Disamping itu, perbandingan hasil penelitian sering dilakukan antara masyarakat
industri dan masyarakat berkembang dengan memperlihatkan ibu yang mengalami
kekurangan gizi memproduksi ASI lebih sedikit. Hasilpenelitian di Bangladesh menunjukkan
bahwa ibu yang pada waktu hamil diberi suplementasi makanan 608 kkal per hari selama 4
bulan, dapat meningkatkan beratbayi lahir 118 g (Shaheen, et al, 2006).
Nutrisi memainkan peran utama dalam kesehatan ibu dan anak.Status gizi ibu yang buruk
telah terkait dengan merugikan hasil kelahiran; Namun, hubungan antara ibu gizi dan
kelahiran hasil yang kompleks dan dipengaruhi oleh banyak biologis, sosial ekonomi, dan
faktor demografi, yang varywidely di populasi yang berbeda. Bila ibu hamil kekurangan gizi
selama hamil menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin.
1. Terhadap ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebebkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain
anemia, pendarahan, berat badan tidak bertambah secara normal, terkena penyakit infeksi.
2. Terhadap persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat menyebabkan persalinan sulit dan
lama, persalinan belum waktunya (premature), pendarahan setelah persalinan, serta
peralinan dengan oprasi cenderung meningkat.
3. Terhadap janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan
dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan,
anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan
lahir rendah (BBLR)

KESIMPULAN
Gizi memiliki peranan penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh
manusia secara umum, terutama pada pertumbuhan dan perkembangan ibu hamil, ibu menyusui
dan anak. Ibu hamil membutuhkan tambahan energi dan zat gizi yang seimbang untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin dengan tetap mempertahankan kebutuhan zat gizi ibu.
Jika ibu hamil kekurangan gizi akan menimbulkan masalah baik pada ibu maupun pada janin
yang dikandungnya. Kekurangan gizi juga akan mengakibatkan keguguran, bayi lahir mati,
kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, dan bayi lahir dengan BBLR.

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Syaifudin. 2009. Panduan Lengkap Kehamilan, Persalinan dan Perawatan Bayi.
Yogyakarta: Diglossia Media

De Sylva, Z.A.M. 2004. Refleksi World Breastfeeding Week, Wanita Karier, ASI dan ASPI.
(online) http://www.waspada.co.id. Januari 2005.

Devi, M. 2010. Analisis Faktor faktor Yang Berpengaruh Terhadap Status Gizi Balita di
Pedesaan. Jurnal Teknologi dan Kejuruan, Vol.33, No.2, September 2010 : 183-192

Imdad, Aamer , Zulfiqar A. Bhutta. 2012. Maternal Nutrition and Birth Outcomes: Effect of
Balanced Protein-Energy Supplementation. Paediatric and Perinatal Epidemiology,
No 26 : 178190.
Kathleen Abu-Saad, Drora Fraser. 2010. Maternal Nutrition and Birth Outcomes. Epidemiol
Rev, March 17, 2010, Vol 32: No 525,

Sulistioningsih, Hariani. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sunardi, T. 1999. Anak Ogah Makan Salah Orang Tua. Imsasister@ims.nu. Januari2005.

Wu et al. 2004. Maternal Nutrition and Fetal Development Journal. Nutrition. No. 134 : 2169
2172.

Anda mungkin juga menyukai