PENDAHULUAN
1.1. LATARBELAKANG
1.3. TUJUAN
BAB II
STUDI LITERATUR
Saat ini hampir semua gedung modern merupakan sistem tertutup yang
menggunakan ahan sintetis yang canggih seperti kaca atau aluminium
(yang bersifat padat, tidak berpori yang menghambat sirkulasi).
Sehingga menggunakan penghawaan teknik ( AC, menggunakan bahan
pelapis dinding dan langit langit yang tipis dengan permukaan licin
dan keras sehingga tidak dapat meredam suara dan panas. Menyadari
hal tersebut, hal hal yang perlu di perhatikan adalah:
Perencanaan arsitektur
Penentuan struktur dan konstruksi
Pemilihan material
Pengetahuan ekologi
a) Holistis
Berhubungan dengan sistem keseluruhan, sebagai satu kesatuan
yang lebih penting dari pada sekedar perkumpulan bagian.
b) Memanfaatkan pengalaman manusia (tradisi dalam pembangunan)
c) Pembangunan sebagai proses, dan bukan sebagai pernyataan
tertentu yang status.
d) Kerja sama antara manusia dan alam sekitarnya demi keselamatan
kedua belah pihak.
a) Flutuation
Prinsip fluktuasi menyatakan bahwa bangunan didisain dan
dirasakan sebagai tempat membedakan budaya dan hubungan
proses alami. Bangunan seharusnya mencerminkan hubungan
proses alami yang terjadi di lokasi dan lebih dari pada itu
membiarkan suatu proses dianggap sebagai proses dan bukan
sebagai penyajian dari proses, lebihnya lagi akan berhasil dalam
menghubungkan orang-orang dengan kenyataan pada lokasi
tersebut.
b) Stratification
Prinsip stratifikasi menyatakan bahwa organisasi bangunan
seharusnya muncul keluar dari interaksi perbedaan bagian-bagian
dan tingkat-tingkat. Semacam organisasi yang membiarkan
kompleksitas untuk diatur secara terpadu.
STUDI KASUS
Kelebihan lainnya, proyek kota mandiri ini akan memiliki manajemen energi hijau
sebagai basisnya. Crystal Island akan menghasilkan energi karbon rendah, karena
energi disupai dari listrik tenaga matahari (panel surya) dan turbin angin.
Sedangkan bagian tengahnya dibuat atrium yang luas untuk mengatur suhu udara di
dalamnya agar tetap nyaman selama cuaca ekstrim, seperti saat musim panas dan
musim dingin di Rusia.
Panel surya pada geometri yang dinamis di bingkai struktur bagian luar bangunan
memungkinkan cahaya matahari menembus jauh ke dalam untuk memodifikasi
panas lingkungan internal. Panel surya akan tertutup di musim dingin untuk
kehangatan ekstra dan dibuka di musim panas untuk memungkinkan ventilasi alami
masuk. Pengelolaan energi adalah inti dari desain Crystal Island, dengan tambahan
lahan terbarukan dan generasi energi karbon beremisi rendah.
Penghuninya dapat bekerja dan tinggal di dalam kawasan tersebut, serta memiliki
akses ke berbagai sudut bangunan sangat mudah dengan berjalan kaki, termasuk
sekolah internasional untuk 500 siswa. Bangunan mixed use ini memberikan
sebuah contoh bangunan dengan keseimbangan energi, sementara luasnya
memperkuat aspek ekonomi dan kegiatan sosial penghuninya, ungkap Foster +
Partners, seperti dikutip ruanghati.com dari metaefficient.com.
CH2 adalah gedung pemerintahan Melbourne yang diresmikan pada tahun 2006.
Gedung ini dirancang dengan kolaborasi bersama Design Incorporated Melbourne
dan melibatkan beberapa ahli lingkungan.
Saat ini CH2 disebut-sebut sebagai bangunan yang paling sustainable di dunia
karena dinilai mampu mengurangi penggunaan listrik sebesar 85 persen,
penggunaan air sebesar 72 persen, penggunaan gas sebagai penghangat ruangan
sebesar 87 persen dan hanya menghasilkan emisi sebesar 13 persen. CH2 dirancang
tidak hanya untuk meningkatkan penghematan energi dan air, tetapi juga untuk
meningkatkan kenyamanan penghuninya melalui kualitas internal lingkungan
gedung yang baik.
Air juga memiliki peran yang sangat penting pada sistem ini. Ketika siang hari,
beberapa menara setinggi 15 meter akan mengalirkan air dingin (shower). Beberapa
bagian di antaranya akan menguap sehingga mendinginkan ruangan di tiap-tiap
lantai gedung. Sebagian lainnya akan berfungsi untuk mendinginkan panel-panel
pendingin ruangan.
Penggunaan air pada sistem ini bersifat reusable (berulang). Uap air yang telah
digunakan akan mengalami peningkatan suhu dari 22 derajat celcius menjadi 25
derajat celcius, sehingga dengan sendirinya ia akan naik ke atas.Turbin angin yang
berada pada atap gedung juga membantu proses tersebut. Kemudian uap air
ditampung dalam sebuah kolam yang berada pada atap gedung untuk kemudian
digunakan kembali.
Ornamen kayu yang menempel di bagian timur dinding CH2 dibentuk sedemikian
rupa sehingga cahaya matahari dapat masuk ke dalam ruangan ketika jam kerja
sedang berlangsung. Dengan demikian, penggunaan cahaya lampu dapat dikurangi.
CH2 sendiri menggunakan sistem cahaya buatan untuk penerangan lampu. Dengan
menggunakan sistem tersebut, intensitas cahaya lampu secara otomatis akan
menyesuaikan terhadap tingkat aktivitas dalam suatu ruangan.
Pada atap gedung juga dipasang panel surya seluas 25 meter persegi yang berfungsi
sebagai sumber energi listrik CH2. Listrik yang dihasilkan dari panel tersebut
sebesar 3,5 kW. Namun, panel tersebut belum cukup untuk memenuhi seluruh
kebutuhan listrik gedung. Oleh karena itu, 30% kebutuhan listrik dari CH2 berasal
dari pembangkit mini berbahan bakar gas. Selain listrik, pembangkit yang terletak
di atap gedung ini berfungsi menghasilkan panas sehingga CH2 mengurangi
ketergantungannya pada jaringan listrik umum. Pembangkit listrik ini menghasilkan
emisi karbon dioksida jauh lebih rendah dari pembangkit listrik batu bara.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
http://rizucchitect.blogspot.co.id/2016/10/artikel-arsitektur-dan-lingkungan-13.html
http://ruanghati.com/2009/10/08/inilah-crystal-island-gedung-terbesar-di-dunia-yang-
ramah-lingkungan-dari-moskow-fotovideo/
http://majalah1000guru.net/2015/11/konsep-ecocity/