PENDAHULUAN
Setiap kegiatan yang termasuk kegiatan ilmiah, maupun kegiatan sehari-hari manusia
menggunakan bahasa sebagai alat berkomunikasi. Secara umum sudah diketahui bahwa
bahasa berfungsi sebagai alat berkomunikasi, alat mengidentifikasi, ataupun sebagai alat
berinteraksi dalam masyarakat. Disamping itu bahasa juga digunakan untuk alat bernalar. Hal
ini berlaku juga dalam bahasa Indonesia (Nazar, 2006:1). Kegiatan ini mempunyai sarana
atau media agar ide, gagasan, atau perasaaan dapat disampaikan dengan sebaik-baiknya
kepada komunikan.
Chaer (1994:1) mengungkapkan bahwa bahasa itu sendiri adalah suatu sistem lambang
yang dibentuk berdasarkan aturan, kaidah atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang tata
bunyi, tata bentuk kata, maupun tata kalimat. Bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia
adalah bahasa lisan. Bahasa yang merupakan rekaman visual dari bahasa lisan baik berupa
rangkaian huruf, kata ataupun rangkaian kalimat dan tata baca disebut bahasa tulis.
Sehubungan dengan pemakaian bahasa dalam komunikasi ini, dikenal empat kategori
keterampilan berbahasa yaitu (1) menyimak; (2) berbicara; (3) membaca; (4) menulis.
Menulis sebagai bagian dari keterampilan berbahasa memiliki lingkup ciri, dan proses
perwujudannya sendiri, yang bersedia dengan keterampilan berbahasa yang lain. Menulis
pengetahuan, ilmu dan pengalaman hidup dalam bahasa tulis yang jelas, enak dibaca, dan
dipahami orang lain. Bahasa atau pedoman pengajaran menulis meliputi beberapa aspek yaitu
karangan yang merupakan satuan kode kebahasaan terbesar. Teks karangan itu dibangun oleh
sejumlah unsur kebahasaan yang berupa kata, frase, klausa, kalimat dan paragraf. Sebuah
karangan yang baik harus memperhatikan unsur kesatuan dan kepaduan paragrafnya.
Demikian pula untuk menulis karangan juga dituntut adanya kualitas kepaduan dan
keselarasan hubungan antar unsur pendukungnya. Salah satu unsur yang mendukung dalam
Kata depan atau preposisi itu sendiri adalah kata-kata yang biasanya menjadi penghubung
antara predikat dengan objek atau keterangan (Chaer, 2007:154). Misalnya pada kalimat saya
baru datang dari sekolah. Kelompok kata dari sekolah adalah frase eksosentris yang
menduduki fungsi keterangan pada kalimat tersebut adalah sebuah preposisi. Apabila
Preposisi jika ditinjau dari perilakunya ada dua fungsi yaitu semantik dan sintaktik.
Fungsi semantik dalam preposisi digunakan untuk menandai hubungan makna antara kata
atau frase yang ada di depan atau di belakangnya. Dalam frasa pergi ke Jember, misalnya,
kata depan ke menyatakan hubungan makna arah antara pergi dan Jember. Sedangkan fungsi
sintaktik preposisi berada di depan nomina, adjektiva, adverbia sehingga terbentuk frase yang
Kata depan selalu digunakan untuk membuat karangan. Dalam karangan siswa masih
terdapat kesalahan dalam menulis kata depan, karena siswa sulit membedakan kata depan
dengan awalan, maka dari itu perlu belajar tentang preposisi agar penulisan karangan
menjadi lebih baik dan benar menurut aturan ejaan bahasa Indonesia. Hasil observasi dan
konsultasi dengan guru, masih ditemukan kesalahan dalam penulisan kata depan pada
karangan siswa.
Preposisi selalu di gunakan dalam menulis paragraf atau karangan narasi. Siswa kelas
kesalahan, oleh karena itu peneliti memilih kelas VIII C yang berjumlah 37 siswa untuk
dijadikan penelitian sebagai sumbangsih kepada guru bidang studi bahasa Indonesia agar
lebih memperhatikan karangan siswa dalam penulisan kata depan. Ketika mengarang siswa
hanya terfokus pada penuangan ide, gagasan atau alur cerita yang akan dituliskan, tetapi
penulisan preposisi atau kata depan kurang diperhatikan. Hal itu dapat diketahui dari tugas
mengarang yang pernah diberikan oleh guru bidang studi bahasa Indonesia. Adapun jenis
karangan yang ditentukan adalah bentuk narasi karena karangan narasi lebih mudah dalam
penuangan ide dan gagasan untuk menceritakan peristiwa yang telah terjadi pada tokoh
cerita, termasuk pengalaman siswa itu sendiri dan karangan narasi lebih banyak terdapat
preposisi dari pada karangan lain, karena dalam karangan narasi terdapat preposisi yang
menyatakan kata atau frase benda tempat, waktu, sifat, dan karangan narasi berisi tentang
gambaran peristiwa yang terjadi dalam satu urutan waktu yang bertemakan penglaman
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat diketahui preposisi apa saja yang
digunakan dalam karangan narasi siswa dan bagaimana penggunaan yang tepat. Peneliti juga
ingin mengetahui ketepatan siswa dalam menggunakan kata depan pada karangan narasi.
Penggunaan preposisi yang kurang tepat dapat menyebabkan kalimat tidak efektif dan dapat
mengubah maksud karangan. Preposisi tidak dapat berdiri sendiri sebagai subjek, predikat,
dan fungsi-fungsi klausa yang lain dan preposisi dapat dikatakan tidak pernah mengalami
perubahan bentuk. Jadi penggunaan preposisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia sangat
penting. Pada penelitin ini peneliti berupaya menitikberatkan pada ketepatan penggunaan
kata depan pada karangan narasi siswa. Sehingga dapat bermanfaat untuk pengajaran bahasa
Indonesia, dan guru akan memperoleh gambaran lebih jelas tentang penggunaan kata depan
sehingga dapat mengurangi kesalahan yang dilakukan siswa dalam menulis karangan.
Dengan demikian peneliti mengambil judul penelitian yaitu Ketepatan Penggunaan Kata
Depan (Preposisi) pada Karangan Narasi Siswa Kelas VIIIC SMP Negeri 1 Pakusari