Anda di halaman 1dari 5

RESHA OKTAVIANI RAHAYU

G1D014043

Masalah Kesehatan Jiwa di Indonesia

Kesehatan adalah keadaaan sejahtera dari fisik, mental dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU No 23 tahun
1992). Menurut Undang-undang No 3 Tahun 1966 "Kesehatan Jiwa adalah suatu kondisi
yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari
seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain". Makna
kesehatan jiwa mempunyai sifat-sifat yang harmonis (serasi) dan memperhatikan semua sisi
dalam kehidupan manusia dan dalam hubungannya dengan manusia lain. Kesehatan jiwa
adalah bagian integral dari kesehatan dan merupakan kondisi yang memungkinkan
perkembangan fisik, mental dan sosial individu secara optimal.
Fenomena gangguan jiwasaat ini mengalami peningkatan yang signifikan, setiap
tahun di berbagai belahan dunia jumlah penderita gangguan jiwa bertambah. Berdasarkan
World Health Organisasi (WHO) dalam Yosep (2013), ada sekitar 450 juta orang di dunia
yang mengalami gangguan jiwa. WHO menyatakan bahwa ada satu dari empat orang didunia
mengalami masalah mental, dan masalah gangguan kesehatan jiwa yang ada di seluruh dunia
sudah menjadi masalah yang sangat serius. Berdasarkan hasil penelitian dari Rudi Maslim
dalam Mubarta (2011) prevalensi masalah kesehatan jiwa di Indonesia sebesar 6,55%. Angka
tersebut tergolong sedang dibandingkan dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit
Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh Indonesia menyebutkan hingga kini jumlah penderita
gangguan jiwa berat mencapai 2,5 juta orang. Penderita gangguan jiwa berat dengan usia di
atas 15 tahun di Indonesia mencapai 0,46%. Hal ini berarti terdapat lebih dari 1 juta jiwa di
Indonesia yang menderita gangguan jiwa berat. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa
11,6% penduduk Indonesia mengalami masalah gangguan mental emosional (Riset kesehatan
dasar, 2007). Sedangkan pada tahun 2013 jumlah penderita gangguan jiwa mencapai 1,7 juta
(Riskesdas, 2013).
Gangguan jiwa merupakan suatu sindrom atau pola perilaku yang secara klinis
bermakna dan berhubungan dengan distres atau penderitaan yang menimbulkan gangguan
pada satu atau lebih fungsi kehidupan manusia (Keliat, 2011). Sedangkan menurut Nasir dan
Munith (2010) gangguan jiwa adalah kondisi dimana seseorang mengalami gangguan fungsi
mental, seperti: emosi, pikiran, perilaku perasaan, motivasi, kemauan, keinginan, daya tilik
diri, dan persepsi sehingga mengganggu dalam proses hidup di masyarakat. Dengan demikian
gangguan jiwa merupakan peyakit yang berat, dan jika tidak segera diatasi maka akan
berkelanjutan hingga tua (lansia).
Ganguan jiwa di bagi menjadi 7 jenis yaitu:
a. Skizofrenia. Skizofrenia adalah jiwa yang terpecah belah, adanya keretakan atau
disharmoni antara proses berpikir, perasaan dan perbuatan (Maramis, 2010).Gejala
gejala skizofrenia menjadi 2 kelompok :
1) Gejala gejala primer: gangguan proses berpikir,gangguan emosi,gangguan
kemauan,autisme
2) Gejala gejala sekunder:waham, halusinasi, gejala katatonik atau gangguan
psikomotor yang lain
b. Depresi. Depresi adalah gangguan mental umum dengan mood depresi, kehilangan
minat atau kesenangan, perasaan bersalah atau rendah diri,tidur terganggu atau
berkurangnya nafsu makan, energi rendah, dan hilang konsentrasi. (WHO,2011)
c. Cemas.Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan mental
yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi suatu
masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak menentu tersebut pada
umumnya tidak menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan perubahan
fisiologis dan psikologis (Kholil Lur Rochman, 2010)
d. Gangguan Kepribadian. Klasifikasi gangguan kepribadian: kepribadian paranoid,
kepribadian afektif atau siklotemik, kepribadian skizoid, kepribadian axplosif,
kepribadian anankastik atau obsesif-konpulsif, kepribadian histerik, kepribadian
astenik, kepribadian antisosial, Kepribadian pasif agresif, kepribadian inadequate.
( Maslim,1998).
e. Gangguan Mental Organik merupakan gangguan jiwa yang psikotik atau non-psikotik
yang disebabkan oleh gangguan fungsi jaringan otak (Maramis,2010).
f. Gangguan Psikosomatik. Merupakan komponen psikologik yang diikuti gangguan
fungsi badaniah (Maramis, 2010).
g. Retardasi Mental. Retardasi mental merupakan keadaan perkembangan jiwa yang
terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh terjadinya hendaya
keterampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat
kecerdasan secara menyeluruh, misalnya kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan
sosial (Maslim,1998).

Penderita skizofrenia atau psikosis, kurang lebih 14,8% pernah dipasung dalam masa
hidupnya (Laporan Riskesdas, 2013). Pemasungan merupakan salah satu bentuk
pengekangan secara tradisional, tanpa akses pada perawatan kesehatan jiwa dan layanan
pendukung lain, bertujuan untuk membatasi orang yang dianggap atau sedang mengalami
disabilitas psikososial di dalam atau di luar rumah. Pengekangan ini berupa mengikat orang
atau menguncinya di kamar, gudang, atau kurungan atau kandang hewan selama beberapa
jam tapi bisa pula berhari-hari hingga bertahun-tahun. Pasung biasanya dipraktikkan oleh
keluarga yang percaya bahwa saudaranya yang menyandang disabilitas psikososial kerasukan
roh jahat, atau khawatir dia bisa melukai diri atau orang lain, atau dia bisa kabur. Pasung juga
digunakan di pusat-pusat perawatan tradisional atau keagamaan di Indonesia sebagai bentuk
pengekangan, hukuman, atau pengobatan. Penderita gangguan jiwa berat yang tidak
mendapat penanganan secara medis dikarenakana oleh faktor-faktor seperti kekurangan
biaya, rendahnya pengetahuan keluarga dan masyarakat sekitar terkait dengan gejala
gangguan jiwa, dan sebagainya.(Human Rights Watch, 2016)

Pemerintah daerah telah melakukan inovasi dalam pelayanan kesehatan jiwa seperti
yaitu Inovasi Bebas Pasung pada Kabupaten Muara Enim, Inovasi Bebas Pasung Provinsi
Jawa Timur dan Inovasi Bebas Pasung Kabupaten Indragiri Hilir. Pemerintah dengan semua
tim yang ada di desa, dibantu dengan pihak puskesmas melakukan pembebasan pasung.
Pembebasan pasung ini berdasarkan hasil laporan dari kader-kader yang ada di desa. Pasien
diperiksa langsung oleh dokter untuk menindaklanjuti pengobatan penyembuhan pasien,
apakah pasien dilakukan pengobatan melalui pengobatan dirumah atau dirujuk ke Rumah
Sakit.
Gambar :Pemodelan Inovasi Bebas Pasung (Suripto dan Siti Alfiah,2017)

Menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2014 orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)
dalam penyelenggaraan upaya kesehatan jiwa dilakukan secara umum dilakukan dengan 4
jenis upaya yakni : promotif, preventif, kuratif; dan rehabilitatif. Upaya kesehatan secara
kuratif merupakan kegiatan pemberian pelayanan kesehatan terhadap ODGJ yang mencakup
proses diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat sehingga ODGJ dapat berfungsi kembali
secara wajar di lingkungan keluarga, lembaga, dan masyarakat. Upaya kuratif ditujukan
untuk: penyembuhan atau pemulihan, pengurangan penderitaan, pengendalian disabilitas dan
pengendalian gejala penyakit. Penanganan ODGJ dapat dilakukan dengan cara rawat jalan
atau rawat inap. Upaya kesehatan secara rehabilitatif merupakan kegiatan dan atau
serangkaian kegiatan pelayanan Kesehatan Jiwa yang ditujukan untuk mencegah atau
mengendalikan disabilitas, memulihkan fungsi sosial, memulihkan fungsi okupasional, dan
mempersiapkan dengan memberi kemampuan ODGJ agar mandiri di masyarakat. Dalam
upaya rehabilitatif ODGJ dilakukan dengan cara rehabilitasi psikiatrik dan/atau
psikososialdan rehabilitasi sosial.

Referensi
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2013. Laporan Riskesdas 2013.
Jakarta.
Human Rights Watch. 2016. Hidup di Neraka: Kekerasan Terhadap Penyandang
Disabilitas Psikososial di Indonesia. Diakses melalui http://www.hrw.org, pada tanggal 15
Maret 2017
Keliat, Budi Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN(Basic
Course). Jakarta: EGC
Maramis, W.F. 2010. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University
Press.
Maslim, Rusdi. 1998.Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III.Bandung: Development Aura Informatika
Mubarta, A.F. 2011. Gambaran Distribusi Penderita Gangguan Jiwa di Wilayah
Banjarmasin dan Banjarbaru. Tesis. http://ejournal.unlam.ac.id diakses pada tanggal 15 Maret
2017
Nasir, Abdul Abdul Muhith. (2010). Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa Pengantar dan
Teori. Jakarta: Salemba Medika.
Rochman, Kholil Lur. 2010. Kesehatan Mental. Purwokerto: Fajar Media Press
Suripto dan Siti Alfiah. 2017. Indonesia Bebas Pasung 2017:Pemodelan Inovasi
Pemerintah Daerah Menuju Bebas Pasung. Diakses melalui http://inovasi.lan.go.id pada
tanggal 15 Maret 2017
Undang-Undang No. 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa
Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 tentang Kesehatan Jiwa
Yosep, Iyus. 2013. Keperawatan Jiwa. Bandung : PT Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai