existing yang terjadi dengan syarat yang seharusnya dilakukan dalam membangun
sebuah bangunan gedung. Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam analisis
bangunan).
1. Bentuk Bangunan
Struktur A yang mana Struktur Jenis A ini adalah portal-portal beton bertulang
dengan dinding sebagai panel pengisi yang direncanakan untuk ikut menahan
beban gempa melalui aksi komposit. Adapun ketentuan struktur jenis A, yaitu:
Data:
A = 10,0m ; B = 31,5 m
H = 4,0 m ; K1 = 1,0 m
Keterangan:
A = Lebar Bentang
B = Panjang Bentang
H = Tinggi Bentang
III - 1
Tabel 3.1.Evaluasi Bentuk Bangunan
No Parameter Kesimpulan
III - 2
2. Sebaran Dinding
Sebaran dinding (berkaitan dengan kesimetrisan) dapat dilihat pada gambar denah
dan perspektifnya.
Analisis bidang tembok dimaksudkan untuk mengecek apakah posisi bukaan, luas
bukaan, luas bidang tembok, mutu pasangan, dan mutu plesteran sudah sesuai
dengan ketentuan bangunan tahan gempa atau belum (SNI 03-1734-1989) dan juga
III - 3
untuk mengevaluasi apakah dinding tersebut merupakan elemen struktur atau
elemen non struktur dan jika memungkinkan maka dinding tersebut dapat
1) Bidang Tembok 1
A. Luas Dari Lubang Lubang Tidak Melampaui 10% Luas Bruto Bidang
Dinding
III - 4
10% Luas Bidang Dinding = 0.10 16,45 = 1.65 m2
Luas Bukaan
III - 5
Kesimpulan : Ada bukaan yang terletak di daerah sudut dinding
Rumus:
hw
2
Bentan g Bersih Panel
3.80
2
4.33
Persyaratan berikut:
III - 6
dimana persyaratan untuk dinding yang berbatasan dengan jalan keluar
atau dinding luar gedung dengan kondisi tanah lunak dan wilayah
cm atau 12 bata
( d ) adalah diameter tulangan memanjang
E. Tidak ada rangka pengaku pada daerah bukaan pintu, jendela dan
ventilasi.
KESIMPULAN AKHIR:
Setelah dianalisa maka dapat disimpulkan bahwa dinding ini bersistem non
yaitu sebesar 10% luasan dinding, dan angkur pada kolom dengan dinding
III - 7
2) Bidang Tembok 2
A. Luas Dari Lubang Lubang Tidak Melampaui 10% Luas Bruto Bidang
Dinding
Luas Bukaan
1 bukaan ventilasi
III - 8
A (Bukaan) = 2.56 + 1.18 = 3.74 m2
Rumus:
III - 9
hw
2
Bentang Bersih Panel
3.8
2
4.33
Persyaratan berikut:
atau dinding luar gedung dengan kondisi tanah lunak dan wilayah
cm atau 12 bata
( d ) adalah diameter tulangan memanjang
E. Tidak ada rangka pengaku pada daerah bukaan jendela dan ventilasi.
KESIMPULAN AKHIR:
Setelah dianalisa maka dapat disimpulkan bahwa dinding ini bersistem non
III - 10
yaitu sebesar 10% luasan dinding, dan angkur pada kolom dengan dinding
III - 11
3) Bidang Tembok 3
A. Luas Dari Lubang Lubang Tidak Melampaui 10% Luas Bruto Bidang
Dinding
Luas Bukaan
bukaan ventilasi
III - 12
A (Bukaan) = 1.85 + 0.54 = 2.39 m2
Rumus:
III - 13
hw
2
Bentang Bersih Panel
3.8
2
2.1
Persyaratan berikut:
atau dinding luar gedung dengan kondisi tanah lunak dan wilayah
cm atau 12 bata
( d ) adalah diameter tulangan memanjang
E. Tidak ada rangka pengaku pada daerah bukaan pintu dan ventilasi.
KESIMPULAN AKHIR:
Setelah dianalisa maka dapat disimpulkan bahwa dinding ini bersistem non
lateral sebagai rangka pengaku bukaan, kolom praktis tambahan karena luasan
daerah bukaan lebih besar dibandingkan dengan persyaratan SNI yaitu sebesar
III - 14
10% luasan dinding, dan angkur pada kolom dengan dinding (10mm
4) Bidang Tembok 4
Rumus:
hw
2
Bentang Bersih Panel
3.80
2
2.10
Persyaratan berikut:
III - 15
A=hw Bentang Bersih Panel=3.8 2.1=7.98 m 2
atau dinding luar gedung dengan kondisi tanah lunak dan wilayah
cm atau 12 bata
( d ) adalah diameter tulangan memanjang
KESIMPULAN AKHIR:
Setelah dianalisa maka dapat disimpulkan bahwa dinding ini bersistem non
III - 16
5) Bidang Tembok 5
A. Luas Dari Lubang Lubang Tidak Melampaui 10% Luas Bruto Bidang
Dinding
Luas Bukaan
A (Bukaan) = 0.78 m2
III - 17
Kesimpulan : 10% Luas Bidang Dinding > A (Bukaan)
Rumus:
hw
2
Bentang Bersih Panel
III - 18
3.80
2
2.08
Persyaratan berikut:
atau dinding luar gedung dengan kondisi tanah lunak dan wilayah
cm atau 12 bata
( d ) adalah diameter tulangan memanjang
E. Tidak ada rangka pengaku pada daerah bukaan ventilasi.
KESIMPULAN AKHIR:
Setelah dianalisa maka dapat disimpulkan bahwa dinding ini bersistem non
lateral sebagai rangka pengaku bukaan, dan angkur pada kolom dengan
III - 19
6) Bidang Tembok 6
Rumus:
hw
2
Bentang Bersih Panel
3.80
2
2.32
Persyaratan berikut:
III - 20
dimana persyaratan untuk dinding yang berbatasan dengan jalan keluar
atau dinding luar gedung dengan kondisi tanah lunak dan wilayah
cm atau 12 bata
( d ) adalah diameter tulangan memanjang
KESIMPULAN AKHIR:
Setelah dianalisa maka dapat disimpulkan bahwa dinding ini bersistem non
III - 21
7) Bidang Tembok 7
Rumus:
hw
2
Bentang Bersih Panel
3.80
2
1.83
Persyaratan berikut:
III - 22
Untuk bentang bersih panel pada dinding yang berbatasan dengan jalan
keluar atau dinding luar gedung dengan kondisi tanah lunak dan wilayah
cm atau 12 bata
( d ) adalah diameter tulangan memanjang
KESIMPULAN AKHIR:
Setelah dianalisa maka dapat disimpulkan bahwa dinding ini bersistem non
III - 23
8) Bidang Tembok 8
Rumus:
hw
2
Bentang Bersih Panel
3.80
2
1.85
Persyaratan berikut:
Untuk bentang bersih panel pada dinding yang berbatasan dengan jalan
keluar atau dinding luar gedung dengan kondisi tanah lunak dan wilayah
III - 24
Kesimpulan : Bentang Bersih Panel < Persyaratan SNI
cm atau 12 bata
( d ) adalah diameter tulangan memanjang
KESIMPULAN AKHIR:
Setelah dianalisa maka dapat disimpulkan bahwa dinding ini bersistem non
III - 25
9) Bidang Tembok 9
Rumus:
hw
2
Bentang Bersih Panel
3.80
2
0.82
Persyaratan berikut:
Untuk bentang bersih panel pada dinding yang berbatasan dengan jalan
keluar atau dinding luar gedung dengan kondisi tanah lunak dan wilayah
III - 26
Kesimpulan : Bentang Bersih Panel < Persyaratan SNI
cm atau 12 bata
( d ) adalah diameter tulangan memanjang
KESIMPULAN AKHIR:
Setelah dianalisa maka dapat disimpulkan bahwa dinding ini bersistem non
III - 27
10) Bidang Tembok 10
A. Luas Dari Lubang Lubang Tidak Melampaui 10% Luas Bruto Bidang
Dinding
Luas Bukaan
bukaan ventilasi
III - 28
A (Bukaan) = 1.85 + 0.54 m2 = 2.39 m2
Rumus:
III - 29
hw
2
Bentang Bersih Panel
3.80
2
1.85
Persyaratan berikut:
Untuk bentang bersih panel pada dinding yang berbatasan dengan jalan
keluar atau dinding luar gedung dengan kondisi tanah lunak dan wilayah
cm atau 12 bata
( d ) adalah diameter tulangan memanjang
E. Tidak ada rangka pengaku pada daerah bukaan ventilasi.
KESIMPULAN AKHIR:
Setelah dianalisa maka dapat disimpulkan bahwa dinding ini bersistem non
lateral sebagai rangka pengaku bukaan dan angkur pada kolom dengan
III - 30
3.2. EVALUASI SISTEM STRUKTUR
sesuai dengan syarat yang sudah diterapakan dalam (SNI 03 1734 1989) ataukah
masih diterapkan dengan kebiasaan para pekerja sendiri. Untuk mempermudah analisa
hc 200 mm 150 mm OK
bc 200 mm 150 mm OK
tulangan sengkang 8 mm 6 mm OK
hc 150 mm 150 mm OK
bc 150 mm 150 mm OK
tulangan sengkang 8 mm 6 mm OK
Ukuran Balok
bb 150 mm 150 mm OK
III - 31
Jumlah tulangan memanjang 6 4 OK
tulangan sengkang 8 mm 6 mm OK
2. Analisis Joint
Diikat pada
Panjang kait tulangan Sloof 200 mm 300 mm TIDAK OK pertemuan
tulangan
Tergantung
Panjang kait tulangan balok
200 mm 300 mm TIDAK OK zona
(ke kolom)
gempa
angker - 10 mm TIDAK OK
III - 32
Panjang tertanam (kolom) - 300 mm TIDAK OK
dikelompokan menjadi dinding struktural, dinding non struktural dan dinding yang dapat
dikembangkan menjadi dinding structural. Adapun hasil rekapan tersebut disajikan dalam
bentuk tabulasi.
III - 33
Setelah dianalisa maka dapat disimpulkan bahwa dinding ini
bersistem non struktur namun dapat dikembangkan atau diperkuat
menjadi sistem struktur secara parsial. Dalam perkuatan struktur
nantinya perlu ditambahkan balok lateral sebagai rangka pengaku
2 bukaan, kolom praktis tambahan karena luasan daerah bukaan
lebih besar dibandingkan dengan persyaratan SNI yaitu sebesar
10% luasan dinding, dan angkur pada kolom dengan dinding
(Persyaratan tulangan angkur minimal 10mm sepanjang 40d)
dengan jarak angkur tiap 60 cm atau 12 bata
III - 34
Setelah dianalisa maka dapat disimpulkan bahwa dinding ini
bersistem non struktur namun dapat dikembangkan atau diperkuat
menjadi sistem struktur secara parsial. Dalam perkuatan struktur
5 nantinya perlu ditambahkan balok lateral sebagai rangka pengaku
bukaan, dan angkur pada kolom dengan dinding (Persyaratan
tulangan angkur minimal 10mm sepanjang 40d) dengan jarak
angkur tiap 60 cm atau 12 bata
III - 35
Setelah dianalisa maka dapat disimpulkan bahwa dinding ini
bersistem non struktur namun dapat dikembangkan atau diperkuat
menjadi sistem struktur secara penuh. Dalam perkuatan struktur
8
nantinya perlu ditambahkan angkur pada kolom dengan dinding
(Persyaratan tulangan angkur minimal 10mm sepanjang 40d)
dengan jarak angkur tiap 60 cm atau 12 bata
III - 36
3.4. KAJIAN ELEMEN STRUKTUR
Kajian elemen struktur ini bertujuan untuk mengetahui apakah suatu elemen
bangunan dapat difungsikan atau berfungsi sebagai elemen pemikul beban lateral.
tembok beserta rangka beton bertulang dapat berfungsi struktural. Dari hasil analisa
evaluasi konfigurasi dan analisa sistem struktur, maka dapat disimpulkan dalam gambar
denah berikut mengenai pasangan tembok mana yang merupakan dinding struktural, non
struktural dan dapat dikembangkan menjadi dinding struktural secara penuh maupun
parsial.
III - 37