Anda di halaman 1dari 37

BAB III

ANALISIS SISTEM STRUKTUR

3.1. EVALUASI KONFIGURASI BANGUNAN

Evaluasi konfigurasi bangunan ini dilakukan guna membandingkan kondisi

existing yang terjadi dengan syarat yang seharusnya dilakukan dalam membangun

sebuah bangunan gedung. Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam analisis

konfigurasi bangunan diantaranya; bentuk bangunan, sebaran dinding (kesimetrisan

bangunan).

1. Bentuk Bangunan

Karena bentuk bangunan mendekati simetris maka berdasarkan ketentuan umum

dalam perencanaan bangunan gedung berdasarkan SNI 03-1734-1989 (Tata Cara

Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung) menggunakan jenis

Struktur A yang mana Struktur Jenis A ini adalah portal-portal beton bertulang

dengan dinding sebagai panel pengisi yang direncanakan untuk ikut menahan

beban gempa melalui aksi komposit. Adapun ketentuan struktur jenis A, yaitu:

Data:

A = 10,0m ; B = 31,5 m

H = 4,0 m ; K1 = 1,0 m

Keterangan:

A = Lebar Bentang

B = Panjang Bentang

H = Tinggi Bentang

K1= Panjang Tonjolan

III - 1
Tabel 3.1.Evaluasi Bentuk Bangunan
No Parameter Kesimpulan

Denah bangunan baik ukuran A maupun B tidak boleh


melampaui 10 Bentang atau 50m.
A = 10.0 m < 50 OK
B = 31.5 m < 50 OK

2 0,2B < A < 5B


0,29(31.5) < A < 5(31.5)
6.3 < 10.0 < 158 OK

3 Perbandingan H/A maupun H/B harus lebih kecil dari 3,


dimana H adalah tinggi struktur.
H/A < 3 = 4/10 < 3
= 0.40 < 3 OK
H/B < 3 = 4/31.5 < 3
= 0.13 < 3 OK

4 Tinggi maksimum dari struktur adalah 4 tingkat atau 14 m


1.0 Lt. 4.0 Lt. OK
4.0 m 14.0 m OK

Panjang tonjolan pada denah suatu struktur (K1 dan K2)


< 0,25A atau 0,25B.
K1 < 0,25A
1.0 < 2.5 OK

III - 2
2. Sebaran Dinding

Sebaran dinding (berkaitan dengan kesimetrisan) dapat dilihat pada gambar denah

dan perspektifnya.

3. Analisis Bidang Tembok

Analisis bidang tembok dimaksudkan untuk mengecek apakah posisi bukaan, luas

bukaan, luas bidang tembok, mutu pasangan, dan mutu plesteran sudah sesuai

dengan ketentuan bangunan tahan gempa atau belum (SNI 03-1734-1989) dan juga

III - 3
untuk mengevaluasi apakah dinding tersebut merupakan elemen struktur atau

elemen non struktur dan jika memungkinkan maka dinding tersebut dapat

dikembangkan menjadi elemen struktur.

1) Bidang Tembok 1

Evaluasi Dinding Yang Berlubang (SNI 03 - 1734 - 1989)

A. Luas Dari Lubang Lubang Tidak Melampaui 10% Luas Bruto Bidang

Dinding

Tinggi Efektif Tembok (hw) = 3.80 m

Lebar Efektif Tembok (lw) = 4.33 m

Luas Bidang Dinding = 3.80 4.33 = 16.45 m2

III - 4
10% Luas Bidang Dinding = 0.10 16,45 = 1.65 m2

Luas Bukaan

Untuk bidang dinding yang ditinjau terdapat 1 bukaan pintu, 1

bukaan jendela dan 2 bukaan ventilasi

A1 (Pintu) = 1.30 2.05 = 2.67 m2

A2 (Jendela) = 1.97 1.30 = 2.56 m2

A3 (Ventilasi Pintu) = 1.30 0.60 = 0.78 m2

A4 (Ventilasi Jendela) = 1.97 0.60 = 1.18 m2

Jadi, luas bukaan adalah:

A (Bukaan) = 2.67 + 2.56 + 0.78 + 1.18 = 10.93 m2

Kesimpulan : 10% Luas Bidang Dinding > A (Bukaan)

: 1.65 m2 > 10.93 m2 (TIDAK OK)

B. Lubang - lubang tidak terletak di daerah sudut bidang dinding yaitu

sebesar hw/4 dan lw/4

hw/4 = 3.80/4 = 0.95 m

lw/4 = 4.33/4 = 1.08 m

III - 5
Kesimpulan : Ada bukaan yang terletak di daerah sudut dinding

sebesar hw/4 dan lw/4 (TIDAK OK)

C. Jika, hw / Bentang Bersih Panel 2 maka hitungan berdasarkan luasan

dinding. Jika, hw / Bentang Bersih Panel > 2 maka hitungan

berdasarkan bentang bersih panel.

Rumus:

hw
2
Bentan g Bersih Panel

3.80
2
4.33

0.88 2 (Maka hitungan berdasarkan luasan dinding)

Persyaratan berikut:

A=hw Bentang Bersih Panel=3.8 4.33=16.5 m2

III - 6
dimana persyaratan untuk dinding yang berbatasan dengan jalan keluar

atau dinding luar gedung dengan kondisi tanah lunak dan wilayah

gempa 5 yaitu: 15 m2 (Untuk bata merah)

Kesimpulan : A < Persyaratan SNI

: 16.5 m2 < 15 m2 (TIDAK OK)

D. Tidak ada angkur pada kolom dengan dinding (Persyaratan tulangan

angkur minimal 10mm sepanjang 40d) dengan jarak angkur tiap 60

cm atau 12 bata
( d ) adalah diameter tulangan memanjang
E. Tidak ada rangka pengaku pada daerah bukaan pintu, jendela dan

ventilasi.

KESIMPULAN AKHIR:

Setelah dianalisa maka dapat disimpulkan bahwa dinding ini bersistem non

struktur namun dapat dikembangkan atau diperkuat menjadi sistem struktur

secara parsial. Dalam perkuatan struktur nantinya perlu ditambahkan balok

lateral sebagai rangka pengaku bukaan, kolom praktis tambahan karena

luasan daerah bukaan lebih besar dibandingkan dengan persyaratan SNI

yaitu sebesar 10% luasan dinding, dan angkur pada kolom dengan dinding

(Persyaratan tulangan angkur minimal 10mm sepanjang 40d) dengan jarak

angkur tiap 60 cm atau 12 bata

III - 7
2) Bidang Tembok 2

Evaluasi Dinding Yang Berlubang (SNI 03 - 1734 - 1989)

A. Luas Dari Lubang Lubang Tidak Melampaui 10% Luas Bruto Bidang

Dinding

Tinggi Efektif Tembok (hw) = 3.80 m

Lebar Efektif Tembok (lw) = 4.33 m

Luas Bidang Dinding = 3.80 4.33 = 16.45 m2

10% Luas Bidang Dinding = 0.10 16.45 = 1.65 m2

Luas Bukaan

Untuk bidang dinding yang ditinjau terdapat 1 bukaan jendela dan

1 bukaan ventilasi

A1 (Jendela) = 1.97 1.30 = 2.56 m2

A2 (Ventilasi) = 1.97 0.60 = 1.18 m2

Jadi, luas bukaan adalah:

III - 8
A (Bukaan) = 2.56 + 1.18 = 3.74 m2

Kesimpulan : 10% Luas Bidang Dinding > A (Bukaan)

: 1.65 m2 > 3.74 m2 (TIDAK OK)

B. Lubang - lubang tidak terletak di daerah sudut bidang dinding yaitu

sebesar hw/4 dan lw/4

hw/4 = 3.80/4 = 0.95 m

lw/4 = 4.33/4 = 1.08 m

Kesimpulan : Tidak ada bukaan yang terletak di daerah sudut

dinding sebesar hw/4 dan lw/4 (OK)

C. Jika, hw / Bentang Bersih Panel 2 maka hitungan berdasarkan luasan

dinding. Jika, hw / Bentang Bersih Panel > 2 maka hitungan

berdasarkan bentang bersih panel.

Rumus:

III - 9
hw
2
Bentang Bersih Panel

3.8
2
4.33

0.88 2 (Maka hitungan berdasarkan luasan dinding)

Persyaratan berikut:

A=hw Bentang Bersih Panel=3.8 4.33=16.5 m2

dimana persyaratan untuk dinding yang berbatasan dengan jalan keluar

atau dinding luar gedung dengan kondisi tanah lunak dan wilayah

gempa 5 yaitu: 15 m2 (Untuk bata merah)

Kesimpulan : A < Persyaratan SNI

: 16.5 m2 < 15 m2 (TIDAK OK)

D. Tidak ada angkur pada kolom dengan dinding (Persyaratan tulangan

angkur minimal 10mm sepanjang 40d) dengan jarak angkur tiap 60

cm atau 12 bata
( d ) adalah diameter tulangan memanjang
E. Tidak ada rangka pengaku pada daerah bukaan jendela dan ventilasi.

KESIMPULAN AKHIR:

Setelah dianalisa maka dapat disimpulkan bahwa dinding ini bersistem non

struktur namun dapat dikembangkan atau diperkuat menjadi sistem struktur

secara parsial. Dalam perkuatan struktur nantinya perlu ditambahkan balok

lateral sebagai rangka pengaku bukaan, kolom praktis tambahan karena

luasan daerah bukaan lebih besar dibandingkan dengan persyaratan SNI

III - 10
yaitu sebesar 10% luasan dinding, dan angkur pada kolom dengan dinding

(10mm sepanjang 40d ) dengan jarak angkur tiap 60 cm / 12 bata.

III - 11
3) Bidang Tembok 3

Evaluasi Dinding Yang Berlubang (SNI 03 - 1734 - 1989)

A. Luas Dari Lubang Lubang Tidak Melampaui 10% Luas Bruto Bidang

Dinding

Tinggi Efektif Tembok (hw) = 3.80 m

Lebar Efektif Tembok (lw) = 2.10 m

Luas Bidang Dinding = 3.80 2.10 = 7.98 m2

10% Luas Bidang Dinding = 0.10 7.98 = 0.80 m2

Luas Bukaan

Untuk bidang dinding yang ditinjau terdapat 1 bukaan pintu dan 1

bukaan ventilasi

A1 (Pintu) = 0.90 2.05 = 1.85 m2

A2 (Ventilasi) = 0.90 0.60 = 0.54 m2

Jadi, luas bukaan adalah:

III - 12
A (Bukaan) = 1.85 + 0.54 = 2.39 m2

Kesimpulan : 10% Luas Bidang Dinding > A (Bukaan)

: 0.80 m2 > 2.39 m2 (TIDAK OK)

B. Lubang - lubang tidak terletak di daerah sudut bidang dinding yaitu

sebesar hw/4 dan lw/4

hw/4 = 3.80/4 = 0.95 m

lw/4 = 2.10/4 = 0.53 m

Kesimpulan : Ada bukaan yang terletak di daerah sudut dinding

sebesar hw/4 dan lw/4 (TIDAK OK)

C. Jika, hw / Bentang Bersih Panel 2 maka hitungan berdasarkan luasan

dinding. Jika, hw / Bentang Bersih Panel > 2 maka hitungan

berdasarkan bentang bersih panel.

Rumus:

III - 13
hw
2
Bentang Bersih Panel

3.8
2
2.1

1.81 2 (Maka hitungan berdasarkan luasan dinding)

Persyaratan berikut:

A=hw Bentang Bersih Panel=3.8 2.1=7.98 m 2

dimana persyaratan untuk dinding yang berbatasan dengan jalan keluar

atau dinding luar gedung dengan kondisi tanah lunak dan wilayah

gempa 5 yaitu: 15 m2 (Untuk bata merah)

Kesimpulan : A < Persyaratan SNI

: 7.98 m2 < 15 m2 (OK)

D. Tidak ada angkur pada kolom dengan dinding (Persyaratan tulangan

angkur minimal 10mm sepanjang 40d) dengan jarak angkur tiap 60

cm atau 12 bata
( d ) adalah diameter tulangan memanjang
E. Tidak ada rangka pengaku pada daerah bukaan pintu dan ventilasi.

KESIMPULAN AKHIR:

Setelah dianalisa maka dapat disimpulkan bahwa dinding ini bersistem non

struktur namun dapat dikembangkan atau diperkuat menjadi sistem struktur

secara parsial. Dalam perkuatan struktur nantinya perlu ditambahkan balok

lateral sebagai rangka pengaku bukaan, kolom praktis tambahan karena luasan

daerah bukaan lebih besar dibandingkan dengan persyaratan SNI yaitu sebesar

III - 14
10% luasan dinding, dan angkur pada kolom dengan dinding (10mm

sepanjang 40d) dengan jarak angkur tiap 60 cm atau 12 bata.

4) Bidang Tembok 4

Evaluasi Dinding Yang Tidak Berlubang (SNI 03 - 1734 - 1989)

A. Jika, hw / Bentang Bersih Panel 2 maka hitungan berdasarkan luasan

dinding. Jika, hw / Bentang Bersih Panel > 2 maka hitungan

berdasarkan bentang bersih panel.

Rumus:

hw
2
Bentang Bersih Panel

3.80
2
2.10

1.81 2 (Maka hitungan berdasarkan luasan dinding)

Persyaratan berikut:

III - 15
A=hw Bentang Bersih Panel=3.8 2.1=7.98 m 2

dimana persyaratan untuk dinding yang berbatasan dengan jalan keluar

atau dinding luar gedung dengan kondisi tanah lunak dan wilayah

gempa 5 yaitu: 15 m2 (Untuk bata merah)

Kesimpulan : A < Persyaratan SNI

: 7.98 m2 < 15 m2 (OK)


B. Tidak ada angkur pada kolom dengan dinding (Persyaratan tulangan

angkur minimal 10mm sepanjang 40d) dengan jarak angkur tiap 60

cm atau 12 bata
( d ) adalah diameter tulangan memanjang

KESIMPULAN AKHIR:

Setelah dianalisa maka dapat disimpulkan bahwa dinding ini bersistem non

struktur namun dapat dikembangkan atau diperkuat menjadi sistem struktur

secara penuh. Dalam perkuatan struktur nantinya perlu ditambahkan angkur

pada kolom dengan dinding (Persyaratan tulangan angkur minimal 10mm

sepanjang 40d) dengan jarak angkur tiap 60 cm atau 12 bata

III - 16
5) Bidang Tembok 5

Evaluasi Dinding Yang Berlubang (SNI 03 - 1734 - 1989)

A. Luas Dari Lubang Lubang Tidak Melampaui 10% Luas Bruto Bidang

Dinding

Tinggi Efektif Tembok (hw) = 3.80 m

Lebar Efektif Tembok (lw) = 2.08 m

Luas Bidang Dinding = 3.80 2.08 = 7.90 m2

10% Luas Bidang Dinding = 0.10 7.90 = 0.79 m2

Luas Bukaan

Untuk bidang dinding yang ditinjau terdapat 1 bukaan ventilasi

A1 (Ventilasi) = 1.30 0.60 = 0.78 m2

Jadi, luas bukaan adalah:

A (Bukaan) = 0.78 m2

III - 17
Kesimpulan : 10% Luas Bidang Dinding > A (Bukaan)

: 0.79 m2 > 0.78 m2 (OK)

B. Lubang - lubang tidak terletak di daerah sudut bidang dinding yaitu

sebesar hw/4 dan lw/4

hw/4 = 3.80/4 = 0.95 m

lw/4 = 2.08/4 = 0.52 m

Kesimpulan : Ada bukaan yang terletak di daerah sudut dinding

sebesar hw/4 dan lw/4 (TIDAK OK)

C. Jika, hw / Bentang Bersih Panel 2 maka hitungan berdasarkan luasan

dinding. Jika, hw / Bentang Bersih Panel > 2 maka hitungan

berdasarkan bentang bersih panel.

Rumus:

hw
2
Bentang Bersih Panel

III - 18
3.80
2
2.08

1.83 2 (Maka hitungan berdasarkan luasan dinding)

Persyaratan berikut:

A=hw Bentang Bersih Panel=3.8 2.08=7.90 m 2

dimana persyaratan untuk dinding yang berbatasan dengan jalan keluar

atau dinding luar gedung dengan kondisi tanah lunak dan wilayah

gempa 5 yaitu: 15 m2 (Untuk bata merah)

Kesimpulan : A < Persyaratan SNI

: 7.90 m2 < 15 m2 (OK)

D. Tidak ada angkur pada kolom dengan dinding (Persyaratan tulangan

angkur minimal 10mm sepanjang 40d) dengan jarak angkur tiap 60

cm atau 12 bata
( d ) adalah diameter tulangan memanjang
E. Tidak ada rangka pengaku pada daerah bukaan ventilasi.

KESIMPULAN AKHIR:

Setelah dianalisa maka dapat disimpulkan bahwa dinding ini bersistem non

struktur namun dapat dikembangkan atau diperkuat menjadi sistem struktur

secara parsial. Dalam perkuatan struktur nantinya perlu ditambahkan balok

lateral sebagai rangka pengaku bukaan, dan angkur pada kolom dengan

dinding (Persyaratan tulangan angkur minimal 10mm sepanjang 40d)

dengan jarak angkur tiap 60 cm atau 12 bata

III - 19
6) Bidang Tembok 6

Evaluasi Dinding Yang Tidak Berlubang (SNI 03 - 1734 - 1989)

A. Jika, hw / Bentang Bersih Panel 2 maka hitungan berdasarkan luasan

dinding. Jika, hw / Bentang Bersih Panel > 2 maka hitungan

berdasarkan bentang bersih panel.

Rumus:

hw
2
Bentang Bersih Panel

3.80
2
2.32

1.14 2 (Maka hitungan berdasarkan luasan dinding)

Persyaratan berikut:

A=hw Bentang Bersih Panel=3.8 3.32=12.62 m2

III - 20
dimana persyaratan untuk dinding yang berbatasan dengan jalan keluar

atau dinding luar gedung dengan kondisi tanah lunak dan wilayah

gempa 5 yaitu: 15 m2 (Untuk bata merah)

Kesimpulan : A < Persyaratan SNI

: 12.62 m2 < 15 m2 (OK)


B. Tidak ada angkur pada kolom dengan dinding (Persyaratan tulangan

angkur minimal 10mm sepanjang 40d) dengan jarak angkur tiap 60

cm atau 12 bata
( d ) adalah diameter tulangan memanjang

KESIMPULAN AKHIR:

Setelah dianalisa maka dapat disimpulkan bahwa dinding ini bersistem non

struktur namun dapat dikembangkan atau diperkuat menjadi sistem struktur

secara penuh. Dalam perkuatan struktur nantinya perlu ditambahkan angkur

pada kolom dengan dinding (Persyaratan tulangan angkur minimal 10mm

sepanjang 40d) dengan jarak angkur tiap 60 cm atau 12 bata

III - 21
7) Bidang Tembok 7

Evaluasi Dinding Yang Tidak Berlubang (SNI 03 - 1734 - 1989)

A. Jika, hw / Bentang Bersih Panel 2 maka hitungan berdasarkan luasan

dinding. Jika, hw / Bentang Bersih Panel > 2 maka hitungan

berdasarkan bentang bersih panel.

Rumus:

hw
2
Bentang Bersih Panel

3.80
2
1.83

2.08>2 (Maka hitungan berdasarkan bentang bersih panel)

Persyaratan berikut:

III - 22
Untuk bentang bersih panel pada dinding yang berbatasan dengan jalan

keluar atau dinding luar gedung dengan kondisi tanah lunak dan wilayah

gempa 5 yaitu: 2.8 m (Untuk bata merah)

Kesimpulan : Bentang Bersih Panel < Persyaratan SNI

: 1.83 m < 2.8 m (OK)


B. Tidak ada angkur pada kolom dengan dinding (Persyaratan tulangan

angkur minimal 10mm sepanjang 40d) dengan jarak angkur tiap 60

cm atau 12 bata
( d ) adalah diameter tulangan memanjang

KESIMPULAN AKHIR:

Setelah dianalisa maka dapat disimpulkan bahwa dinding ini bersistem non

struktur namun dapat dikembangkan atau diperkuat menjadi sistem struktur

secara penuh. Dalam perkuatan struktur nantinya perlu ditambahkan angkur

pada kolom dengan dinding (Persyaratan tulangan angkur minimal 10mm

sepanjang 40d) dengan jarak angkur tiap 60 cm atau 12 bata

III - 23
8) Bidang Tembok 8

Evaluasi Dinding Yang Tidak Berlubang (SNI 03 - 1734 - 1989)

A. Jika, hw / Bentang Bersih Panel 2 maka hitungan berdasarkan luasan

dinding. Jika, hw / Bentang Bersih Panel > 2 maka hitungan

berdasarkan bentang bersih panel.

Rumus:

hw
2
Bentang Bersih Panel

3.80
2
1.85

2.05>2 (Maka hitungan berdasarkan bentang bersih panel)

Persyaratan berikut:

Untuk bentang bersih panel pada dinding yang berbatasan dengan jalan

keluar atau dinding luar gedung dengan kondisi tanah lunak dan wilayah

gempa 5 yaitu: 2.8 m (Untuk bata merah)

III - 24
Kesimpulan : Bentang Bersih Panel < Persyaratan SNI

: 1.85 m < 2.8 m (OK)


B. Tidak ada angkur pada kolom dengan dinding (Persyaratan tulangan

angkur minimal 10mm sepanjang 40d) dengan jarak angkur tiap 60

cm atau 12 bata
( d ) adalah diameter tulangan memanjang

KESIMPULAN AKHIR:

Setelah dianalisa maka dapat disimpulkan bahwa dinding ini bersistem non

struktur namun dapat dikembangkan atau diperkuat menjadi sistem struktur

secara penuh. Dalam perkuatan struktur nantinya perlu ditambahkan angkur

pada kolom dengan dinding (Persyaratan tulangan angkur minimal 10mm

sepanjang 40d) dengan jarak angkur tiap 60 cm atau 12 bata

III - 25
9) Bidang Tembok 9

Evaluasi Dinding Yang Tidak Berlubang (SNI 03 - 1734 - 1989)

A. Jika, hw / Bentang Bersih Panel 2 maka hitungan berdasarkan luasan

dinding. Jika, hw / Bentang Bersih Panel > 2 maka hitungan

berdasarkan bentang bersih panel.

Rumus:

hw
2
Bentang Bersih Panel

3.80
2
0.82

4.63>2 (Maka hitungan berdasarkan bentang bersih panel)

Persyaratan berikut:

Untuk bentang bersih panel pada dinding yang berbatasan dengan jalan

keluar atau dinding luar gedung dengan kondisi tanah lunak dan wilayah

gempa 5 yaitu: 2.8 m (Untuk bata merah)

III - 26
Kesimpulan : Bentang Bersih Panel < Persyaratan SNI

: 0.82 m < 2.8 m (OK)


B. Tidak ada angkur pada kolom dengan dinding (Persyaratan tulangan

angkur minimal 10mm sepanjang 40d) dengan jarak angkur tiap 60

cm atau 12 bata
( d ) adalah diameter tulangan memanjang

KESIMPULAN AKHIR:

Setelah dianalisa maka dapat disimpulkan bahwa dinding ini bersistem non

struktur namun dapat dikembangkan atau diperkuat menjadi sistem struktur

secara penuh. Dalam perkuatan struktur nantinya perlu ditambahkan angkur

pada kolom dengan dinding (Persyaratan tulangan angkur minimal 10mm

sepanjang 40d) dengan jarak angkur tiap 60 cm atau 12 bata

III - 27
10) Bidang Tembok 10

Evaluasi Dinding Yang Berlubang (SNI 03 - 1734 - 1989)

A. Luas Dari Lubang Lubang Tidak Melampaui 10% Luas Bruto Bidang

Dinding

Tinggi Efektif Tembok (hw) = 3.80 m

Lebar Efektif Tembok (lw) = 1.85 m

Luas Bidang Dinding = 3.80 1.85 = 7.03 m2

10% Luas Bidang Dinding = 0.10 7.03 = 0.70 m2

Luas Bukaan

Untuk bidang dinding yang ditinjau terdapat 1 bukaan pintu dan 1

bukaan ventilasi

A1 (Pintu) = 2.05 0.90 = 1.85 m2

A2 (Ventilasi) = 0.60 0.90 = 0.54 m2

Jadi, luas bukaan adalah:

III - 28
A (Bukaan) = 1.85 + 0.54 m2 = 2.39 m2

Kesimpulan : 10% Luas Bidang Dinding > A (Bukaan)

: 0.70 m2 > 2.39 m2 (TIDAK OK)

B. Lubang - lubang tidak terletak di daerah sudut bidang dinding yaitu

sebesar hw/4 dan lw/4

hw/4 = 3.80/4 = 0.95 m

lw/4 = 1.85/4 = 0.46 m

Kesimpulan : Ada bukaan yang terletak di daerah sudut dinding

sebesar hw/4 dan lw/4 (TIDAK OK)

C. Jika, hw / Bentang Bersih Panel 2 maka hitungan berdasarkan luasan

dinding. Jika, hw / Bentang Bersih Panel > 2 maka hitungan

berdasarkan bentang bersih panel.

Rumus:

III - 29
hw
2
Bentang Bersih Panel

3.80
2
1.85

2.05 2 (Maka hitungan berdasarkan bentang bersih panel)

Persyaratan berikut:

Untuk bentang bersih panel pada dinding yang berbatasan dengan jalan

keluar atau dinding luar gedung dengan kondisi tanah lunak dan wilayah

gempa 5 yaitu: 2.8 m (Untuk bata merah)

Kesimpulan : Bentang Bersih Panel < Persyaratan SNI

: 1.85 m < 2.8 m (OK)

D. Tidak ada angkur pada kolom dengan dinding (Persyaratan tulangan

angkur minimal 10mm sepanjang 40d) dengan jarak angkur tiap 60

cm atau 12 bata
( d ) adalah diameter tulangan memanjang
E. Tidak ada rangka pengaku pada daerah bukaan ventilasi.

KESIMPULAN AKHIR:

Setelah dianalisa maka dapat disimpulkan bahwa dinding ini bersistem non

struktur namun dapat dikembangkan atau diperkuat menjadi sistem struktur

secara parsial. Dalam perkuatan struktur nantinya perlu ditambahkan balok

lateral sebagai rangka pengaku bukaan dan angkur pada kolom dengan

dinding (Persyaratan tulangan angkur minimal 10mm sepanjang 40d)

dengan jarak angkur tiap 60 cm atau 12 bata

III - 30
3.2. EVALUASI SISTEM STRUKTUR

Evaluasi system struktur dimaksudkan untuk mengetahui posisi sebenarnya

sesuai dengan syarat yang sudah diterapakan dalam (SNI 03 1734 1989) ataukah

masih diterapkan dengan kebiasaan para pekerja sendiri. Untuk mempermudah analisa

ini maka akan diuraikan dalam bentuk tabulasi.

1. Analisis Rangka Beton Bertulang

ITEM PENGAMATAN DATA SYARAT STATUS KET.

Ukuran Kolom Struktur

hc 200 mm 150 mm OK

bc 200 mm 150 mm OK

tulangan memanjang 12 mm 12 mm OK Zona 5

Jumlah tulangan memanjang 6 4 OK

tulangan sengkang 8 mm 6 mm OK

Bengkokan sengkang 90 135 TIDAK OK

Jarak sengkang 200 mm bc OK

Ukuran Kolom Non Struktur

hc 150 mm 150 mm OK

bc 150 mm 150 mm OK

tulangan memanjang 12 mm 12 mm OK Zona 5

Jumlah tulangan memanjang 4 4 OK

tulangan sengkang 8 mm 6 mm OK

Bengkokan sengkang 90 135 TIDAK OK

Jarak sengkang 200 mm bc OK

Ukuran Balok

hb 200 mm 150 mm OK Boleh lain

bb 150 mm 150 mm OK

tulangan memanjang 12 mm 12 OK Zona 5

III - 31
Jumlah tulangan memanjang 6 4 OK

tulangan sengkang 8 mm 6 mm OK

Bengkokan sengkang 90 135 TIDAK OK

Jarak sengkang 200 mm bb OK

2. Analisis Joint

ITEM PENGAMATAN DATA SYARAT STATUS KET.

Join Kolom - Sloof

Diikat pada
Panjang kait tulangan Sloof 200 mm 300 mm TIDAK OK pertemuan
tulangan

Jumlah sengkang dalam


- 1 buah TIDAK OK Boleh lain
daerah join

Join Balok Kolom

Tergantung
Panjang kait tulangan balok
200 mm 300 mm TIDAK OK zona
(ke kolom)
gempa

Panjang kait tulangan kolom


200 mm 300 mm TIDAK OK
(ke balok)

Jumlah sengkang dalam


- 1 buah TIDAK OK
daerah join

Join Tembok Kolom / Balok

angker - 10 mm TIDAK OK

Jarak angker - 12 lap TIDAK OK

Panjang masuk tembok - 300 mm TIDAK OK Boleh lain

III - 32
Panjang tertanam (kolom) - 300 mm TIDAK OK

3.3. REKAPITULASI HASIL EVALUASI

Berdasarkan analisa data eksisting, maka dinding dinding tersebut dapat

dikelompokan menjadi dinding struktural, dinding non struktural dan dinding yang dapat

dikembangkan menjadi dinding structural. Adapun hasil rekapan tersebut disajikan dalam

bentuk tabulasi.

Bidang Dinding Keterangan

Setelah dianalisa maka dapat disimpulkan bahwa dinding ini


bersistem non struktur namun dapat dikembangkan atau diperkuat
menjadi sistem struktur secara parsial. Dalam perkuatan struktur
nantinya perlu ditambahkan balok lateral sebagai rangka pengaku
1 bukaan, kolom praktis tambahan karena luasan daerah bukaan
lebih besar dibandingkan dengan persyaratan SNI yaitu sebesar
10% luasan dinding, dan angkur pada kolom dengan dinding
(Persyaratan tulangan angkur minimal 10mm sepanjang 40d)
dengan jarak angkur tiap 60 cm atau 12 bata

III - 33
Setelah dianalisa maka dapat disimpulkan bahwa dinding ini
bersistem non struktur namun dapat dikembangkan atau diperkuat
menjadi sistem struktur secara parsial. Dalam perkuatan struktur
nantinya perlu ditambahkan balok lateral sebagai rangka pengaku
2 bukaan, kolom praktis tambahan karena luasan daerah bukaan
lebih besar dibandingkan dengan persyaratan SNI yaitu sebesar
10% luasan dinding, dan angkur pada kolom dengan dinding
(Persyaratan tulangan angkur minimal 10mm sepanjang 40d)
dengan jarak angkur tiap 60 cm atau 12 bata

Setelah dianalisa maka dapat disimpulkan bahwa dinding ini


bersistem non struktur namun dapat dikembangkan atau diperkuat
menjadi sistem struktur secara parsial. Dalam perkuatan struktur
nantinya perlu ditambahkan balok lateral sebagai rangka pengaku
3 bukaan, kolom praktis tambahan karena luasan daerah bukaan
lebih besar dibandingkan dengan persyaratan SNI yaitu sebesar
10% luasan dinding, dan angkur pada kolom dengan dinding
(Persyaratan tulangan angkur minimal 10mm sepanjang 40d)
dengan jarak angkur tiap 60 cm atau 12 bata

Setelah dianalisa maka dapat disimpulkan bahwa dinding ini


bersistem non struktur namun dapat dikembangkan atau diperkuat
menjadi sistem struktur secara penuh. Dalam perkuatan struktur
4
nantinya perlu ditambahkan angkur pada kolom dengan dinding
(Persyaratan tulangan angkur minimal 10mm sepanjang 40d)
dengan jarak angkur tiap 60 cm atau 12 bata

III - 34
Setelah dianalisa maka dapat disimpulkan bahwa dinding ini
bersistem non struktur namun dapat dikembangkan atau diperkuat
menjadi sistem struktur secara parsial. Dalam perkuatan struktur
5 nantinya perlu ditambahkan balok lateral sebagai rangka pengaku
bukaan, dan angkur pada kolom dengan dinding (Persyaratan
tulangan angkur minimal 10mm sepanjang 40d) dengan jarak
angkur tiap 60 cm atau 12 bata

Setelah dianalisa maka dapat disimpulkan bahwa dinding ini


bersistem non struktur namun dapat dikembangkan atau diperkuat
menjadi sistem struktur secara penuh. Dalam perkuatan struktur
6
nantinya perlu ditambahkan angkur pada kolom dengan dinding
(Persyaratan tulangan angkur minimal 10mm sepanjang 40d)
dengan jarak angkur tiap 60 cm atau 12 bata

Setelah dianalisa maka dapat disimpulkan bahwa dinding ini


bersistem non struktur namun dapat dikembangkan atau diperkuat
menjadi sistem struktur secara penuh. Dalam perkuatan struktur
7
nantinya perlu ditambahkan angkur pada kolom dengan dinding
(Persyaratan tulangan angkur minimal 10mm sepanjang 40d)
dengan jarak angkur tiap 60 cm atau 12 bata

III - 35
Setelah dianalisa maka dapat disimpulkan bahwa dinding ini
bersistem non struktur namun dapat dikembangkan atau diperkuat
menjadi sistem struktur secara penuh. Dalam perkuatan struktur
8
nantinya perlu ditambahkan angkur pada kolom dengan dinding
(Persyaratan tulangan angkur minimal 10mm sepanjang 40d)
dengan jarak angkur tiap 60 cm atau 12 bata

Setelah dianalisa maka dapat disimpulkan bahwa dinding ini


bersistem non struktur namun dapat dikembangkan atau diperkuat
menjadi sistem struktur secara penuh. Dalam perkuatan struktur
9
nantinya perlu ditambahkan angkur pada kolom dengan dinding
(Persyaratan tulangan angkur minimal 10mm sepanjang 40d)
dengan jarak angkur tiap 60 cm atau 12 bata

Setelah dianalisa maka dapat disimpulkan bahwa dinding ini


bersistem non struktur namun dapat dikembangkan atau diperkuat
menjadi sistem struktur secara parsial. Dalam perkuatan struktur
10 nantinya perlu ditambahkan balok lateral sebagai rangka pengaku
bukaan dan angkur pada kolom dengan dinding (Persyaratan
tulangan angkur minimal 10mm sepanjang 40d) dengan jarak
angkur tiap 60 cm atau 12 bata

III - 36
3.4. KAJIAN ELEMEN STRUKTUR

Kajian elemen struktur ini bertujuan untuk mengetahui apakah suatu elemen

bangunan dapat difungsikan atau berfungsi sebagai elemen pemikul beban lateral.

Mengingat dalam pembangunan gedung tidak bertingkat bangunan tersebut, pasangan

tembok beserta rangka beton bertulang dapat berfungsi struktural. Dari hasil analisa

evaluasi konfigurasi dan analisa sistem struktur, maka dapat disimpulkan dalam gambar

denah berikut mengenai pasangan tembok mana yang merupakan dinding struktural, non

struktural dan dapat dikembangkan menjadi dinding struktural secara penuh maupun

parsial.

III - 37

Anda mungkin juga menyukai