PENDAHULUAN
yang harus ditempuh oleh perusahaan salah satu diantaranya adalah dengan
usaha yang produktif. Peningkatan usaha inilah yang nantinya akan berdampak
1
Fenomena yang terjadi saat ini adalah kemudahan untuk membeli
sepeda motor dengan jalur kredit. Hal itu dapat dilihat dengan padatnya jalan
raya oleh sepeda motor dan iklan-iklan dealer penjualan sepeda motor yang
penjualan sepeda motor terus meningkat tahun 1999 sebesar 687.050 unit
sepeda motor tersebut sebanyak 70 persen melalui jalur kredit (Dewi, 2005).
tinggi, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: tingkat suku bunga
yang stabil, persyaratan kredit yang mudah, dan tingkat pendapatan masyarakat
membuat peranan dealer sepeda motor untuk membuat terobosan baru di dalam
dana yang digunakan untuk membiayai likuiditasnya dari bank, pinjaman ini
berupa kredit konsumsi bank untuk disalurkan kembali kepada konsumen. Hal
2
ini membuat kredit konsumsi ini menjadi lahan usaha yang potensial bagi
motor melalui jalur kredit. Persaingan usaha juga memberikan peluang untuk
KOTA MAKASSAR.
3
1.2 Rumusan Masalah
dan harga sepeda motor menjadi faktor yang mempengaruhi permintaan kredit
sebagai berikut:
di Kota Makassar.
4
1.3.2 Manfaat Penelitian
Makassar
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(1980) adalah salah seorang peneliti yang memulai penelitian tentang kaitan
bahwa rumah tangga dengan pendapatan rendah atau rumah tangga miskin
tangga dengan pendapatan lebih baik atau rumah tangga tidak miskin memiliki
6
kontribusi untuk konsumsi makanan lebih rendah dibandingkan konsumsi non-
makanan.
Demand System (AIDS) model. Model ini dibangun berdasarkan fungsi biaya
dari tingkat mikro sampai level yang lebih tinggi secara konsisten. Model
Selanjutnya pada level agregat yaitu pada tingkat pasar, perubahan permintaan
akan mempengaruhi persediaan atau stok barang. Kondisi ini akan berlaku jika
untuk beberapa komoditi ketersediaan barang atau stok sangat tergantung pada
rentang waktu. Dengan kuantitas produksi atau stok terbatas tersebut membuat
7
konsumen secara bersama-sama akan menetukan harga, sehingga sisi
dengan AIDS. Model tersebut adalah IADS (Invers Almost Ideal System) yang
temuan yang sangat baik di beberapa penelitian, dan secara teoritis telah
umum komoditi makanan pada level agregasi tersedia di tingkat pasar dan tidak
apabila didukung oleh daya beli konsumen yang disebut dengan permintaan
8
Kemampuan membeli seseorang tergantung atas dua unsur pokok
maka jumlah barang yang diminta juga akan berubah. Demikian juga halnya
apabila harga barang yang dikehendaki berubah maka jumlah barang yang
dibeli juga akan berubah (Sudarsono, 1990). Terdapat dua model dasar
menyebabkan para pembeli mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai
adalah barang yang dapat berfungsi sebagai pengganti barang lain (Nicholson,
1995). Dan bila dua jenis barang saling melengkapi, penurunan harga salah
permintaan terhadap barang yang lainnya. Bila kenaikan harga suatu barang
9
disebut barang komplementer (Nicholson, 1995). Kedua adalah kenaikan harga
barang sangat dipengaruhi oleh harga dari barang itu sendiri (ceteris paribus).
banyak faktor, antara lain; harga barang itu sendiri, harga barang lain yang
rasa masyarakat dan jumlah penduduk maka dapat dikatakan bahwa permintaan
anggaran yang dimiliki. Hal ini tentu dapat dijelaskan dengan kurva
maksimum dari barang yang dibeli oleh konsumen dengan harga alternatif pada
waktu tertentu (ceteris paribus), dan pada harga tertentu orang selalu membeli
jumlah yang lebih kecil bila mana hanya jumlah yang lebih kecil itu yang dapat
diperolehnya.
dianggap sebagai kurva. Sementara itu Leon Walras lebih bersifat general
10
pendapatnya. Lipsey, Steiner dan Purvis (1993) mengemukakan bahwa faktor-
2. Rata-rata penghasilan;
4. Selera (taste);
6. Besarnya populasi.
permintaan. Faktor-faktor yang dimaksud adalah harga barang itu sendiri, harga
permintaan konsumen atas dua bagian yaitu; teori permintaan statis dan teori
11
serta beberapa faktor lain yang mempengaruhi permintaannya. Faktor-faktor ini
antara lain adalah; harga barang yang diminta, harga barang lainnya, tingkat
pendapatan dan selera. Teori permintaan statis ini didasarkan pada beberapa
dianggap tetap dan yang termasuk dalam teori permintaan statis ini adalah teori
utilitas ordinal (ordinal utility theory) dan teori kardinal utilitas (cardinal utility
theory).
Hukum permintaan menyatakan, Jika harga suatu barang naik, maka jumlah
yang diminta akan barang tersebut turun. Dan jika harga suatu barang turun,
maka jumlah yang diminta barang tersebut naik, cateris paribus (Sadono,
2003).
permintaan terhadap perubahan harga. Oleh sebab itu perlu dikembangkan satu
12
perubahan harga terhadap perubahan permintaan. Ukuran ini dinamakan
elastisitas permintaan.
terhadap harga merupakan hasil bagi antara persentase perubahan harga. Nilai
dimana permintaan itu di analisis (Tri Kunawangsih dan Antyo Pracoyo, 2006).
13
menunjukkan responsivitas konsumsi suatu komoditas terhadap perubahan
yaitu operasi pasar terbuka (OPT), giro wajib minimum (GWM), penetapan
akan dibuat dengan menetapkan sasaran moneter yaitu base money dengan
5. SBI Repo
7. Sterilisasi Valas
OPT, Bank Indonesia memiliki piranti utama yaitu SBI. Dari piranti utama ini
14
Bank Indonesia mengandalikan jumlah uang yang beredar dengan menetapkan
ekonomi Indonesia. Hal ini sesuai dengan tugas BI untuk menjaga tingkat
Kemudian suku bunga SBI dijadikan acuan oleh lembaga keuangan seperti
menentukan suku bunga pinjaman dan suku bunga simpanan dan oleh
(Boediono, 1985). Suku bunga pinjaman juga dapat juga disebut suku bunga
pendapat yang menentukan tingkat suku bunga kredit yang ditetapkan oleh
perbankan yaitu :
dan pinjaman.
15
3. Credit Premium yaitu penambahan evaluasi kemungkinan terjadinya
bahwa bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
kredit dan atau dalam bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup
bank umum konvensional dan bank umum syariah. Bank umum yang
umum syariah sendiri adalah bank yang dijalankan dengan sistem Islam,
dalam bentuk suku bunga yang dihitung berdasarkan jumlah dana yang mereka
simpan, dan kemudian ditambahkan ke dalam dana mereka. Suku bunga juga
diberlakukan oleh bank untuk semua pinjaman dana yang dilakukan oleh
yang pinjam oleh masyarakat dan harus dibayarkan oleh masyarakat dalam
16
Perusahaan pembiayaan atau multifinance memperoleh dana dengan
cara menerbitkan surat berharga (saham) dan obligasi atau meminjam dari
bank, dan digunakan dalam proses memberikan pinjaman (sering dalam jumlah
kecil) untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan bisnis. Ada tiga tipe dari
perusahaan pembiayaan, yaitu (1) sales finance companies yang dimiliki oleh
untuk membeli barang dari perusahaan tersebut, (2) costumer finance company
masyarakat. Dalam hal ini perusahaan pembiayaan sebagai debitur dan bank
17
Perkataan kredit berasal dari bahasa Yunani Credere yang berarti
kepercayaan atau dalam bahasa latin Creditum yang berarti kepercayaan akan
sehari-hari dengan definisi yang lebih luas dan agak lain dari kata asalnya
jangka waktu tertentu, yang telah disepakati. Dalam UU No.10 Tahun 1998
tentang Perbankan, kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dapat
meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
bunga.
sangat dikenal luas dalam kehidupan masyarakat, hal ini disebabkan karena
berikut:
18
1. Kredit modal kerja, yaitu kredit yang diberikan kepada nasabah
debitur.
diperlukan debitor.
masyarakat.
19
4. Kredit dapat mengaktifkan dan meningkatkan utilitas dari potensi-
pembayaran (cicilan) pokok kredit yang telah disepakati kedua belah pihak
ketentuan yang dibuat BI, pertama adalah kredit lancar yaitu kredit yang tidak
Kedua adalah kredit kurang lancar, kredit yang pengembalian pokok pinjaman
dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama tiga bulan dari
penundaan selama enam bulan atau dua kali dari jadwal yang telah
penundaan lebih dari satu tahun sejak jatuh tempo menurut jadwal yang telah
diperjanjikan.
dan model. Pada sumbu tegak menggambarkan harga dari kredit yaitu suku
bunga, Boediono (1985) menjelaskan bahwa suku bunga merupakan biaya dari
20
grafik, sumbu tegak menggambarkan suku bunga dalam persen dan sumbu
dimana penawaran sebesar Sc dan permintaan sebesar Dc. Dengan suku bunga
sebesar r0 persen dan kredit sebesar L0 unit mata uang (Gambar 2.1).
21
confidence) yang rendah juga merupakan penyebab rendahnya keinginan untuk
dapat bersumber dari faktor internal mupun eksternal. Faktor internal berupa
untuk menyalurkan kredit seringkali tidak diikuti dengan kenaikan suku bunga
22
Penyaluran kredit meski dijalankan sesuai prosedur masih memiliki
asymetric information dalam dua hal yaitu adverse selection dan moral hazard,
yang akan merugikan kreditur dikemudian hari, jika tidak memberikan kredit
sebelum transaksi dilakukan (Mishkin, 2001). Masalah ini timbul karena pihak
kreditur tidak melakukan penyaringan calon debitur secara baik dan benar.
keuangan yang buruk. Membuat kreditur melihat sisi terluar dari debitur yang
sudah dipoles, namun belum tentu baik didalam. Ini membuat debitur yang
tidak baik dengan riwayat keuangan yang buruk akan mudah memperolah
dana, namun akan sulit saat pengembalian. Perilaku yang dilakukan oleh
debitur, kemudian menimbulkan kerugian pada pihak kreditur. Hal ini terjadi
23
karena debitur merasa bahwa yang akan menanggung kerugian terbesar atas
moral hazard dalam pasar keuangan (Mishkin, 2001) dapat dilakukan dengan
Rakyat Indonesia, Tbk. Ahmad Yani Makassaar, Skripsi Ekonomi STIM Nitro
pihak bank.
24
Hasanuddin (2008) hasil penelitiannya bahwa : Tingkat suku bunga
suku bunga, maka tingkat permintaan Kredit Pemilikan Mobil (KPM) semakin
untuk memperjelas akar pemikiran dalam penelitian ini, berikut ini gambar
Pendapatan
Biaya Angsuran
Permintaan Kredit Sepeda Motor
25
Harga Tunai
Gambar 2.2 Kerangka Pikir
pengembalian kredit, dan harga tunai sepeda motor sebagai variabel lain yang
2.4 Hipotesis
26
Hipotesis merupakan jawaban sementara atau kesimpulan sementara
masih perlu dibuktikan atau di uji secara empiris. Berdasarkan latar belakang
berikut :
Diduga bahwa jangka waktu pengembalian kredit berpengaruh positif dan signifikan
Diduga bahwa harga tunai sepeda motor berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
BAB III
METODE PENELITIAN
27
3.1 Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data primer
yaitu data yang diperoleh secara langsung dari konsumen untuk mendapatkan
data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang berfungsi sebagai data
pendukung, yaitu:
tujuan.
28
3.2 Teknik Pengambilan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah jumlah dari keseluruhan dari unit atau obyek analisa
3.2.2 Sampel
sepeda motor. Dalam penelitian ini jumlah contoh yang diambil sebanyak 100
pemilik sepeda motor kredit. Sampel berjumlah 100 orang dianggap dapat
Tabel 3.1
Tabel 3.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Kecamatan
29
DISTRIBUSI KECAMATAN Total
Tamalate Rappocini Tallo Biringkanaya
SAMPEL
Dealer CJM 5 5 5 5 20
Dealer ADM 5 5 5 5 20
Dealer SJAM 5 5 5 5 20
Dealer MM 5 5 5 5 20
Dealer SC 5 5 5 5 20
TOTAL 25 25 25 25 100
1. Analisis deskriptif
2. Analisis kuantitatif
30
motor menggunakan model regresi linear berganda yang bertujuan untuk
variabel dependen.
harga tunai sepeda motor terhadap permintaan kredit sepeda motor di Kota
Y = 0 X1 1 X2 2 X3 3 X4 4 e ..(2)
dimana:
0 : Konstanta
1, 2, 3, 4 : Parameter
31
X1 : Pendapatan
X2 : Biaya Angsuran
i : Variabel Gangguan
variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan
3. Biaya Angsuran (X2) adalah biaya yang dibayar oleh debitur kepada
32
5. Harga Tunai Sepeda Motor (X4) adalah Jumlah uang yang dibutuhkan
satuan rupiah.
BAB IV
33
4.1 Hasil Penelitian
Kota Makassar memiliki luas wilayah sekitar 175,77 Km2 atau kira-kira
0,28% dari luas provinsi Sulawesi Selatan. Luas wilayah Kota Makassar yang
tercatat 175,77 Km2 memiliki 14 kecamatan. Posisi kota Makassar terletak di bagian
Biringkanaya dengan luas area 48,22 Km2 atau 27,43 persen dari luas kota Makassar.
atau 18,11 persen dari luas Kota Makassar dan yang menempati urutan ketiga adalah
Kecamatan Manggala 24,14 Km2 atau 13,74 persen dari luas Kota Makassar.
Sedangkan kecamatan yang memiliki luas paling kecil adalah Kecamatan Mariso
dengan luas wilayah sebesar 1,82 Km2 atau 1,04 persen dari luas kota Makassar.
Disusul dengan kecamatan Wajo sebesar 1,99 Km2 atau 1,13 persen dari luas Kota
luas wilayah sebesar 2,10 Km2 atau 1,19 persen dari luas Kota Makassar. Untuk
34
Tabel 4.1 Luas Wilayah dan Persentase Terhadap Luas Wilayah Menurut
Kecamatan Di Kota Makassar (Km2)
Penduduk Kota Makassar tahun 2010 adalah sebebsar 1.339.473 jiwa yang
terdiri dari 661.379 jiwa laki-laki dan 677.995 jiwa perempuan. Jumlah rumah tangga
di Kota Makassar tahun 2010 mencapai 306. 306.879. Dengan Kecamatan Tamalate
memiliki posisi nomor satu untuk jumlah penduduk terbesar di Kota Makassar yakni
menempati posisi kedua dengan jumlah penduduk sebesar167.741 jiwa pada tahun
151.091 jiwa. Kecamatan yang memiliki jumlah rumah tanggan terbesar di Kota
Makassar adalah Kecamatan Tamale dengan jumlah rumah tangga sebesar 41.298
35
rumah tangga. Disusul dengan Kecamatan Biringkanaya dengan jumlah rumah
penduduk sebesar 5,45 persen per tahun. Sedang kecamatan yang memiliki laju
sebesar -0,83 persen per tahun. Berikut adalah tabel yang menunjukkan jumlah
Laju Rata-rata
Kode Penduduk Pertumbuhan Rumah anggota
Wil Kecamatan 2009 2010 Penduduk Tangga Rumah
2009-2010 Tangga
010 Mariso 55.431 55.875 0,56 12.026 5
020 Mamajang 61.294 58.998 -0,32 13.015 5
030 Tamalate 154.464 170.878 2,55 41.298 4
36
031 Rappocini 145.090 151.091 1,52 33.926 4
040 Makassar 84.143 81.700 -0,15 17.087 5
050 Ujung Pandang 29.064 26.904 -0,66 5.594 5
060 Wajo 35.533 29.359 -1,83 5.923 5
070 Bontoala 62.731 54.197 -0,83 11.074 5
080 Ujung Tanah 49.103 46.688 0,23 9.359 5
090 Tallo 137.333 134.294 -0,23 27.493 5
100 Panakkukang 136.555 141.382 0,98 33.758 4
101 Manggala 100.484 117.075 3,90 25.363 5
110 Biringkanaya 130.651 167.741 5,45 39.272 4
111 Tamanlanrea 90.473 103.192 2,02 30.879 3
Persebaran penduduk antar kecamatan relatif tidak merata. Hal ini Nampak
dari tabel 4.3 di mana Kecamatan Tamalate memiliki jumlah penduduk terbesar di
Kota Makassar atau 12,76 persen dari total penduduk namun luas wilayahnya hanya
meliputi sekitar 11,50 persen dari total luas wilayah Kota Makassar. Dilihat dari
tingkat kepadatan penduduk, nampak pada tabel 4.3 bahwa Kecamatan Makassar
memiliki kepadatan penduduk yang tertinggi yaitu 32.421 jiwa per km 2 dan
Kecamatan Tamalanrea memiliki kepadatan penduduk terendah yaitu 3.241 jiwa per
km2.
37
020 Mamajang 2,25 1,28 58.998 4,40 26.221
030 Tamalate 20,21 11,50 170.878 12,76 8.455
031 Rappocini 9,23 5,25 151.091 11,30 16.370
040 Makassar 2,52 1,43 81.700 6,10 32.421
050 Ujung Pandang 2,63 1,50 26.904 2,01 10.230
060 Wajo 1,99 1,14 29.359 2,19 14.753
070 Bontoala 2,1 1,19 54.197 4,04 25.808
080 Ujung Tanah 5,94 3,38 46.688 3,50 7.860
090 Tallo 5,83 3,32 134.294 10,02 23.035
100 Panakkukang 17,05 9,70 141.382 10,55 8.292
101 Manggala 24,14 13,73 117.075 8,74 4.850
110 Biringkanaya 48,22 27,43 167.741 12,52 3.479
111 Tamanlanrea 31,84 18,11 103.192 7,70 3.241
7371 Makassar 175,77 100 1.339.473 100 7.621
Sumber: Makassar dalam angka 2011
38
Kelompok umur yang dimaksud adalah orang yang mengambil
Kelompok Umur
Kelompok Umur Frekuensi Persentas
e
20-30 48 48
31-40 27 27
41-50 21 21
>51 4 4
Jumlah 100 100
Sumber: Data Primer 2012 (Diolah)
Status pernikahan yang dimaksud adalah orang yang mengambil kedit sepeda
Status Pernikahan
39
Status Frekuensi Persentase
Belum Menikah 44 44
Menikah 66 66
Jumlah 100 100
Sumber: Data Primer 2012 (Diolah)
persentase 44% dari total seluruh responden. Dan 66 responden menikah atau 66%
Jenis pekerjaan yang dimaksud adalah orang yang mengambil kredit sepeda
motor dalam golongan tenaga kerja yaitu angkatan kerja yang bekerja dan
mempunyai penghasilan.
Jenis Pekerjaan
Pekerjaan Frekuens Persentas
i e
TNI/POLRI 2 2
PNS 19 19
Pegawai Swasta/BUMN 56 56
Guru 8 8
Wiraswasta 15 15
Jumlah 100 100
Sumber: Data Primer 2012 (Diolah)
40
Dari tabel 4.6 di atas sebanyak 2 responden berprofesi sebagai
memiliki pekerjaan, yang terdiri dari PNS dan TNI/ Polri sebanyak 2
41
Pendapatan yang dimaksud Tabel 4.7 berikut ini adalah besaran pendapatan
Pendapatan
Pendapatan Frekuensi Persentase
< 1.000.000 18 18
1.000.001 - 2.000.000 51 51
2.000.001 - 3.000.000 19 19
3.000.001 - 4.000.000 6 6
4.000.001 - 5.000.000 4 4
> 5.000.000 2 2
Jumlah 100 100
Sumber: Data Primer 2012 (Diolah)
42
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, permintaan kredit sepeda motor
sangat dipengaruhi oleh pendapatan, biaya angsuran kredit sepeda motor, jangka
waktu pengembalian kredit yang telah ditentukan oleh dealer, serta harga sepeda
Motor
Tabel 4.8 berikut ini adalah distribusi responden dilihat dari pendapatan
dengan rata-rata permintaan kredit sepeda motor oleh masyarakat di Kota Makassar
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden (100%).
Yang memiliki pendapatan < Rp. 1.000.000,- sebanyak 18 responden dengan rata-
rata permintaan kredit sepeda motor sebanyak 1 unit. Kemudian dari 51 responden
permintaan kredit sepeda motor sebanyak 1 unit, begitu juga dengan dengan 19
43
3.000.000,- mempunyai permintaan kredit sepeda motor rata-rata sebesar 1 unit.
yang memiliki pendapatan > Rp. 5.000.000,- mempunyai permintaan kredit sepeda
Sepeda Motor
Tabel 4.9 berikut ini adalah distribusi responden dilihat dari biaya angsuran
kredit setiap bulan dengan rata-rata permintaan kredit sepeda motor oleh masyarakat
di Kota Makassar.
44
Frekuens % Rata-Rata %
i
Rp. 400.000 Rp. 1.400.000 81 81 1 12,5
Rp. 1.400.001 Rp. 16 16 2 25
2.400.000
Rp. 2.400.001 Rp. 2 2 2 25
3.400.000
Rp. 3.400.001 Rp. 1 1 3 37,5
4.400.000
Jumlah 100 100 8 100
Sumber: Data Primer 2012 (Diolah)
Berdasarkan Tabel 4.9 di atas dapat diketahui bahwa dari 100 responden
(100%). Dan yang mempunyai biaya angsuran antara Rp. 400.000 sampai
1.400.001,- sampai Rp. 2.400.000,- dengan rata-rata permintaan kredit sepeda motor
sepeda motor sebesar 2 unit. Sisanya 1 responden mempunyai biaya angsuran antara
Hal tersebut menunjukkan bahwa 81 responden dari total 100 responden yang
mempunyai biaya angsuran sebesar Rp. 1.000.000,- sampai Rp. 1.400.000,- memiliki
rata-rata permintaan kredit sepeda motor terendah sebanyak 1 unit. 3 responden dari
total 100 responden memiliki biaya angsuran tertinggi antara Rp. 3.400.001 sampai
45
Rp. 4.400.000,- mempunyai rata-rata permintaan sepeda motor tertinggi yaitu
sebanyak 3 unit.
Tabel 4.10 berikut ini adalah distribusi responden dilihat dari jangka waktu
Berdasarkan Tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa dari 100 responden
bulan sebanyak 27 orang dengan rata-rata permintaan kredit sepeda motor sebanyak
1 unit. 36 responden memiliki jangka waktu pengembalian kredit selama 21-30 bulan
bulan juga mempunyai rata-rata permintaan kredit sepeda motor sebanyak 1 unit.
46
Sisanya, 1 responden yang mempunyai jangka waktu pengembalian kredit sepeda
Tabel 4.11 berikut ini adalah distribusi responden dilihat dari harga tunai
sepeda motor dengan rata-rata permintaan kredit sepeda motor oleh masyarakat di
Kota Makassar. Harga tunai sepeda motor itu sendiri dipengaruhi oleh merk sepeda
Berdasarkan Tabel 4.11 di atas dapat diketahui bahwa dari 100 responden
(100%), sebanyak 72 responden yang memiliki harga tunai sepeda motor antara Rp.
motor sebesar 1 unit. 20 responden memiliki harga tunai sepeda motor sebesar
47
sepeda motor sebesar 2 unit. Selanjutnya, 5 responden yang memiliki harga tunai
sepeda motor antara Rp. 30.000.001 sampai Rp. 40.000.000,- mempunyai rata-rata
permintaan kredit sepeda motor sebesar 2 unit. Dan sisanya 3 responden yang
memiliki harga tunai sepeda motor > Rp. 40.000.000,- memiliki rata-rata permintaan
memiliki harga tunai sepeda motor antara Rp. 10.000.000,- sampai Rp. 20.000.000,-
memiliki rata-rata permintaan kredit sepeda motor terendah. Dan 3 responden dari
100 responden yang memiliki harga tunai sepeda motor sebesar > Rp. 40.000.000,-
4.2 Pembahasan
4.2.1 Hasil Regresi
48
Tabel 4.12
R-squared 0.752973
pengaruh pendapatan, biaya angsuran, jangka waktu pengembalian kredit, dan harga
tunai sepeda motor terhadap permintaan kredit sepeda motor di Kota Makassar
sebagai berikut:
49
R-squared = 0.752973
Adj.R2 = 0.742572
F-satistic = 72.39321
n = 100
variabel bebas (pendapatan, biaya angsuran, jangka waktu pengembalian kredit, dan
harga tunai sepeda motor) permintan kredit sepeda motor di Kota Makassar adalah
sebesar -11,97679.
barang atau jasa yang dibutuhkan, agar kebutuhan dapat terpenuhi pada suatu waktu
tertentu. Jika yang diperlukan itu adalah barang X, maka terdapat variabel yang turut
orang yang bersangkutan, harga barang itu sendiri, selera, dan lain sebagainya.
Demikian pula dengan permintaan kredit sepeda motor dipengaruhi oleh beberapa
faktor yakni pendapatan, biaya angsuran kredit, dan jangka waktu pengembalian
kredit sepeda motor. Hasil perhitungan yang empiris menunjukkan bahwa jika tanpa
50
pertimbangan dalam membeli motor secara kredit. Dengan demikian dapat
waktu pengembalian kredit, dan harga tunai sepeda motor mempunyai pengaruh yang
0,088365 dengan nilai tsatistik 1,524639 di mana tingkat probabilitas adalah sebesar
pengaruh dan signifikan terhadap permintan kredit sepeda motor, artinya tidak
motor atau tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi
terhadap kredit sepeda motor. Hal ini karena ketika pendapatan meningkat, maka
permintaan kredit sepeda motor tidak ikut meningkat. Ini diakibatkan karena
sebagian masyarakat lebih memilih membeli motor secara tunai dariapada harus
membeli sepeda motor secara kredit. Selain itu, sebagian dari masyarakat juga lebih
51
memilih menghabiskan pendapatannya untuk hal yang lebih penting, seperti biaya
Hasil regresi biaya angsuran kredit (X2) menunjukkan nilai koefisien sebesar
0.386743 dan tstatistik sebesar 2.555627 dimana tingkat probabilitas 0.0122. Hal ini
sepeda motor berpengaruh positif dan sangat signifikan pada tingkat 1,22%. Ini
motor di Kota Makassar adalah positif dan signifikan. Sehingga dapat dikatakan
bahwa jika biaya angsuran naik sebesar Rp.1000,-, maka permintaan kredit sepeda
motor di Kota Makassar akan meningkat sebesar Rp. 386.743,-. Oleh karena itu
variabel biaya angsuran (X2) terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pengaruh positif dan signifikan terhadap permintan kredit sepeda motor, artinya
semakin tinggi biaya angsuran kredit sepeda motor semakin meningkat pula
permintaan kredit sepeda motor. Ini tidak sesuai dengan hipotesis yang menyatakan
bahwa biaya angsuran kredit sepeda motor berhubungan negatif terhadap permintaan
kredit sepeda motor di Kota Makassar. Hal ini juga disebabkan oleh naiknya biaya
BBM yang menyebabkan naiknya biaya transpotasi umum, sehingga konsumen tidak
menghiraukan biaya angsuran kredit yang tinggi, mereka lebih memilih membeli
sepeda motor secara kredit meskipun biaya angsuran tinggi daripada harus
52
menggunakan transportasi umum yang biaya jauh berat daripada menggunakan
sepeda motor. Selain itu masalah efisiensi waktu juga dikeluhkan oleh masyarakat
angsuran kredit sepeda motor, meskipun biaya angsuran kredit sepeda motor
meningkat.
menunujukkan bahwa nilai koefisien sebesar 0.353329 dan tstatistik sebesar 3.141472
dimana tingkat probabilitas adalah sebesar 0.0022. Hal ini menunjukkan bahwa
berpengaruh positif dan signifikan pada tingkat 0,22%. Hal ini menunjukkan bahwa
hubungan antara jangka waktu pengembalian kredit sepeda motor dengan permintaan
kredit sepeda motor di Kota Makassar adalah positif dan sangat signifikan. Sehingga
dapat dikatakan bahwa jika jangka waktu pengembalian kredit sepeda motor naik 10
bulan maka permintaan kredit sepeda motor akan naik sebesar 3.53329 unit. Oleh
karena itu variabel jangka waktu pengembalian kredit sepeda motor (X3) terbukti
berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan kredit sepeda motor di Kota
53
4.2.4.4 Harga Tunai Sepeda Motor (X5)
Hasil regresi harga tunai sepeda motor menunjukkan bahwa nilai koefisien
sebesar 0,264372 dan tstatistik sebesar 1,819328 dengan tingkat probabilitas adalah
sebesar 0,0720. Hal ini menunjukkan bahwa harga tunai sepeda motor dengan
permintaan kredit sepeda motor di Kota Makassar adalah positif dan agak signifikan.
Hal ini menunjukkan bahwa hubungan harga tunai sepeda motor terhadap permintaan
kredit sepeda motor berpengaruh positif dan agak signifikan pada tingkat 7,2%.
Hasil ini memberikan bukti empiris bahwa harga tunai sepeda motor memiliki
pengaruh yang agak signifikan terhadap permintan kredit sepeda motor, artinya harga
tunai sepeda motor tidak terlalu berpengaruh terhadap permintaan kredit sepeda
motor.
kredit sepeda motor. Hal ini disebabkan adanya peraturan beberapa dealer yang tidak
konsumen membeli sepeda motor secara tunai dealer tersebut tidak memperoleh
konsumen. Hal itu karena apabila konsumen membeli sepeda motor secara kredit,
BAB V
54
PENUTUP
5.1 SIMPULAN
1. Variabel pendapatan dan harga tunai memiliki pengaruh positif dan tidak
terikat atau permintaan kredit sepeda motor sebesar 75,3 persen sedangkan
sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam estimasi
model.
5.2 SARAN
55
Berikut adalah saran-saran yang dapat direkomendasikan berdasarkan
permintaan kredit sepeda motor. Permintaan kredit sepeda motor masih bisa
yang diberikan oleh dealer, agar dapat mencegah terjadinya kredit macet.
3. Untuk pemerintah (BI) sebaiknya perlu memberikan tingkat suku bunga yang
sesuai agar konsumen tidak terjebak dalam kredit macet dalam pelunasan
sepeda motor.
56