Anda di halaman 1dari 56

L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

BAB II
TINJAUAN
KEBIJAKSANAAN
K E C A M ATA N L O W O K WA R U

2.1. Tinjauan Kebijaksanaan Eksternal


2.1.1 Program Pembangunan Daerah (PROPERDA) Kota Malang Tahun 2001-2005
A. Bidang Hukum
1. Arah Kebijakan, meliputi:
a. Mengembangkan pemahaman terhadap produk hukum dan budaya tertib hukum kepada
aparatur Pemerintah Daerah dan semua masyarakat perkotaan.
b. Penegakan peraturan daerah secara konsisten.
c. Mengembangkan peraturan perUndang-undangan daerah.

2. Program Pembangunan
a. Program Penyuluhan Hukum
Kegiatan pokok yang dilaksanakan adalah: (1) melaksanakan sosialisasi berbagai
Peraturan Daerah dan Keputusan Walikota; (2) meningkatkan kasadaran masyarakat
dalam mengaktualisasi hak serta melaksanakan kewajiban sebagai warga masyarakat
dalam membentuk dan mengembangkan budaya tertib hukum; (3) peningkatan

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U II -1
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

perlindungan, penghormatan dan penegakan hak-hak asasi manusia dalam seluruh d. Meningkatkan kualitas pelayanan perpustakaan Kota.
aspek kehidupan masyarakat. e. Melaksanakan pembahasan dan pemantapan sistem pendidikan berdasarkan prinsip
b. Program Penerapan dan Penegakan Hukum desentralisasi keilmuan dan manajemen pendidikan.
Kegiatan pokok yang dilaksanakan adalah: (1) penerapan dan penegakan pelaksanaan f. Mengembangkan kualitas SDM pemuda dan remaja sedini mungkin secara bertahap,
peraturan perundang-undangan; (2) penyelesaian terhadap berhagai pelanggaran terarah dan terpadu,
hukum daerah, peraturan daerah dan keputusan Walikota. g. Mengembangkan sistem pendidikan sekolah bermuatan lokal.
c. Program Penyusunan Peraturan Perundang-undangan Daerah 2. Program Pembangunan
Kegiatan pokok yang dilaksanakan adalah: (1) peninjauan kembali berbagai produk a. Program Pembinaan Tenaga Kependidikan.
peraturan per Undang-Undangan daerah berupa Peraturan Daerah dan Keputusan Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) meningkatkan kegiatan pelatihan
Walikota; (2) menyusun peraturan perundang-undangan daerah baru sebagai penunjang ketrampilan; (2) meningkatkan peluang guru untuk mengikuti pendidikan
penyelengaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan pemerintahan dengan penyetaraan; (3) meningkatkan diklat guru dan sumber belajar (tutor).
mengakomodasi berbagai aspirasi masyarakat. b. Program Peningkatan, Perbaikan, Pengembangan dan Pemerataan Fasilitas
d. Program Peningkatan Prasarana dan Samna Hukum Kependidikan
Kegiatan pokok yang dilaksanakan adalah: (1) memfasilitasi penyusunan dan
Kegiatan pokok yang dilakukan adalah (1) rehabilitasi dan pengembangan prasarana
pengembangan peraturan perundang-undangan sebagai pendukung pelaksanaan tugas
dan sarana sekolah;
pokok dan fungsi Perangkat Daerah; (2) memberikan asistensi kepada Perangkat
(2) meningkatkan bantuan alokasi dana pendidikan untuk pemeliharaan sekolah;
Daerah dalam menyusun peraturan perundang-undangan daerah.
(3) melaksanakan revitalisasi serta penggabungan (regrouping) sekolah dasar.
e. Program Pengembangan Sistem Dokumentasi dan Jaringan Informasi Hukum
c. Program Peningkatan Prasarana dan Sarana Pendidikan
Kegiatan pokok yang dilaksanakan adalah: (1) penghimpunan berbagai peraturan
perundangan-undangan baik dari pemerintah Pusat, Propinsi maupun Pemerintah Kota; Kegiatan pokok dalam melaksanakan program ini adalah: (1) meningkatkan pengadaan

(2) penyusunan sistem dokumentasi hukum; (3) publikasi berbagai produk hukum dan pendistribusian alat pendidikan, buku paket dan buku perpustakaan; (2) memberikan

daerah; dan (4) Peninjauan kembali berbagai Peraturan Perundangan Daerah bantuan untuk pembangunan gedung sekolah dan mebelnya; (3) menambah ruang
belajar mengajar (kelas baru); (4) menambah guru sesuai dengan kebutuhan.
B. Bidang Pendidikan d. Program Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar Masyarakat Kota
1. Arah Kebijakan
Kegiatan pokok yang dilaksanakan adalah: (1) meningkatkan pemberian bantuan bea
a. Meningkatkan kemampuan dan profesionalisme tenaga kependidikan.
siswa bagi keluarga miskin dan rawan putus sekolah; (2) meningkatkan pelaksanaan
b. Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat
program kejar Paket A, B, dan C serta SKB dan SUP terbuka; (3) meningkatkan
maupun pemerintah.
c. Memperluas kesempatan memperoleh pendidikan.

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U II -2
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan bagi masyarakat yang kurang mampu; Kegiatan pokok yang dilaksaanakan adalah: (1) mengkaji dan mengembangkan
(4) memberdayakan SKB secara maksimal. Kurikulum Pendidikan yang mencakup muatan lokal sesuai dengan kebutuhan dan
e. Program Peningkatan Mutu Pendidikan Olahraga dan Kebudayaan Daerah potensi pembangunan daerah; (2) pengembangkan sistem dan alat ukur penilaian

Kegiatan pokok yang dilaksanakan adalah: (1) menyediakan prasarana dan sarana pendidikan yang lebih efektif untuk meningkarkan pengendalian dan kwalitas pendidikan;

kesenian; (3) mengembangkan proses akreditasi secara adil dan merata; (4) melaksanakan

(2) melaksanakan pembinaan di bidang olahraga dan kesenian; (3) melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja sekolah.

pendidikan dan pelatihan bagi guru olahraga dan kesenian; (4) melaksanakan kegiatan
C. Bidang Ekonomi
pameran dan pagelaran kesenian tradisional.
2 Arah Kebijakan
f. Program Pembinaan Kebahasaan, Kesusastraan dan Kepustakaan
a. Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan bertumpu pada potensi daerah;
Kegiatan pokok yang dilaksanakan adalah: (1) menyediakan prasarana dan sarana b. Mengembangkan sistem ketahanan pangan berbasis keragaman bahan pangan dan
perpusatakaan yang memadai; (2) menyediakan buku kepustakaan yang representatif meningkatkan pengetahuan teknologi tepat guna bagi masyarakat pertanian dan
(sesuai dertgan kebutuhan masyarakat); (3) melaksanakan sosialisasi keberadaan mengembangkan diversifikasi pangan secara terpadu;
perpustakaan umum Daerah. c. Meningkatkan kualitas sumberdaya tenaga kerja, kesempatan kerja, hubungan tenaga
g. Program Peningkatan Manajemen Pendidikan Dasar Berbasis Pemberdayaan kerja dan perlindungan tenaga kerja sesuai martabat manusia dan moral agama;
Masyarakat d. Mengembangkan perekonomian berorientasi global dengan dukungan teknologi informasi
Kegiatan pokok yang dilaksanakan adalah: (1) melaksanakan pembinaan dan pelatihan melalui keunggulan kompetitif berbasis produk lokal;
manajemen pendidikan dasar berbasis pada masyarakat; (2) membentuk Dewan e. Meningkatkan penguasaan, pengembangan, pemanfaatan teknologi berbasis daya saing
Pendidikan Sekolah dan Komite Informasi Sekolah; (3) melaksanakan pembinaan dan produk lokal;
pengembangan gugus sekolah. f. Mengembangkan kawasan perdagangan dengan membuka akses kesempatan berusaha.
h. Program Peningkatan Kreasi, Karya dan Apresiasi Pemuda 3 Program Pembangunan
a. Program Pembinaan dun Pengembangan Usaha Kecil
Kegiatan pokok yang dilaksanakan adalah: (1) meningkatkan pemahaman dan
Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) melaksanakan bimbingan penyuluhan dan
kesadaran pemuda tentang manfaat dan kegunaan iptek; (2) mengembangkan
pelatihan kewirausahaan utamanya terhadap usaha kecil; (2) memberikan bantuan modal
kewirausahaan pemuda yang berorientasi global; (3) memberdayakan sanggar kegiatan
bergulir dan peralatan.
belajar (SKB) bagi masyarakat; (4) melaksanakan kegiatan pemilihan siswa
b. Program Pembinaan dan Pengembangan Koperasi
teladan dan pertukaran pemuda dan pelajar.
Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) melaksanakn bimbingan/penyuluhan dan
i. Program Pengkajian Kurikulum berbasis Kompetensi Dasar Sesuai Kebutuhan dan
pelatihan manajemen koperasi; (2) memfasilitasi agar terwujud kemitraan antar koperasi
Potensi Pembangunan Daerah

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U II -3
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

maupun koperasi dengan usaha yang lain; (3) menyediakan bantuan modal bergulir dan i. Program Pembinaan hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja
peralatan. Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) mendorong terbentuknya kelembagaan
tenaga kerja di perusahaan; (2) meningkatkan pengawasan norma kerja, keselamatan
c. Program Intensifikasi Patanian Terpadu dan jaminan sosial bagi pekerja; (3) meningkatkan perlindungan, pengawasan dan
Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) mengoptimalkan lahan-lahan pertanian dan penegakan hukum terhadap peraturan hagi perusahaae dan tenaga kerja.
penataan irigasi, (2) melaksanakan bimbingan/penyuluhan dan pelatihan tentang j. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
teknologi pertanian; (3)memfasilitasi pemanfaatan lahan lahan pertanian; (4) memberi Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) melaksanakan diversifikasi produk industri
bantuan modal bergulir dan peralatan. yang
d. Program Pembangunan Usaha Pertanian berbasis lokal dan mempunyai daya saing tinggi; (2) melaksanakan bimbingan,
Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) penyediaan prasarana dan sarana dalam penyuluhan dan pelatihan manajemen industri, desain produk dan standarisasi mutu
mendukung produksi pertanian; (2) meningkatkan SDM petani. produk; (3) memberikan bantuan modal bergulir dan peralatan; (4) membentuk sentra-
e. Program Diversifikasi Pangan sentra industri industri sesuai dengan tata ruang kota.
Kegiatan pokok yang ditakukan adalah (1) meningkatkan produktivitas faktor-faktor k. Program Peningkatap Kemampuan Teknologi Industri
produksi; (2) meningkatkan kapasitas kelembagaan pangan dalam menjamin meratanya Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) melaksanakan bimbingan penyuluhan dan
distribusi pangan; (3) mensosialisikan pangan yang beras dan non-beras; (4) memberikan pelatihan tentang penguasan den pemanfaatan teknologi industri; (2) melakukan
bantuan pangan kepada keluarga rawan pangan dan gizi. sosialisasi tentang layanan teknologi industri termasuk teknologi tepat guna.
f. Program Pengembangan Sumberdaya, Prasarana dan Sarana Pertanian I. Program Pengembangan Perdagangan dan Sistem Distribusi
Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) penyediaan prasarana dan sarana pertanian Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) meningkatkan prasarana dan sarana
dengan memanfaatkan teknologi tepat guna; (2) pengkajian dan pengembangan sistem perdagangan; (2) meningkatkan peluang kesempatan berusaha guna menyerap
pertanian. tenaga kerja; (3) menata sistem distribusi barang dan jasa.
g. Program Pelatihan dan Peningkatan Ketrampilan Tenaga Kerja
D. Bidang Sosial Budaya
Kegiatan pokok yang dilakukan adalah (1) melaksanakan pendidikan dan pelatihan
1. Arah Kebijakan
ketrampilan usaha; (2) menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi tentang penguasaan
a. Memantapkan peran, fungsi dan kedudukan agama sebagai landasan moral, spiritual,
dan penerapan teknologi tepat guna.
etika dalam penyelenggaraan negara dalam rangka meningkadan Tri kerukunan umat
h. Program Peanbinaan Pengembangan Produktivitas date Kesempatan Kerja
beragama;
Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) melaksanakan pelatihan yang berkaitan
b. Meningkatkan dan memelihara mutu pelayanan kesehatan masyarakat;
dengan pengembangan kewirausahaan; (2) menyediakan dan menyebarluaskan
c. Mengembangkan kerjasama kelembagaan sosial dan keagamaan;
informasi pasar kerja; (3) pemberdayaan lembaga-lembaga pelatihan kerja

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U II -4
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

d. Mengendalikan pertumbuhan penduduk dan meningkatkan kualitas administrasi d. Program Pembinaan Kesejahteraan Sosial
kependudukan; Kegiatan pokok yang dilaksanakan adalah: (1) pemberdayaan anak terlantar termasuk
e. Mengembangkan potensi pariwisata layak jual dan prospektif bagi peningkatan anak jalanan; (2) pemberian santunan bagi lanjut usia; (3) melakukan rehabilitasi sosial
kesejahteraan masyarakat berbasis potensi budaya lokal; bagi anak nakal, tuna susila dan korban penyalahgunaan narkotika.
f. Meningkatkan peranan perempuan dalam pembangunan daerah; e. Program Pembinaan Partisipasi Sosial Masyarakat
g. Meningkatkan pesan serta para penghayat kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) pembinaan tahadap lembaga sosial
dalam pelaksanaan pembangunan daerah; masyarakat; (2) peningkatan kerjasama social dengan lembaga sosial kemasyarakat.
h. Mengembangkan semangat olahraga masyarakat. f. Program Pembinaan Anak dan Remaja
2. Program Pembangunan Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) perluasan kesempatan dalam berorganisasi
a. Program Pembinaan Umat Beragama dan
Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) memberikan penyuluhan dan bimbingan hidup berkreasi bagi anak dan remaja secara bebas dan bertanggungjawab; (2) peningkatan
beragama bagi masyarakat; (2) memberikan bantuan untuk pembangunan dan peran aktif anak dan remaja dalam penanggulangan masalah penyalahgunaan NAPZA,
rehabilitasi sarana, prasarana peribadatan dan kegiatan tempat ibadah; (3) membina kriminalitas termasuk kenakalan anak dan remaja; (3) peningkatan jaringan kerja sama di
kerukunan hidup umat beragama yang dilakukan metalui kunjungan silaturahmi, dialog, kalangan anak dan remaja, balk tingkat regional, nasional maupun internasional; (4)
temu ilmiah secara rutin antara anak dan remaja, cendekiawan, pemuka agama dan Upaya mendorong aparatur yang berwenang untuk memberantas NAPZA.
tokoh umat beragama; (4) membentuk jaringan kerjasama antar umat beragama; (5) g. Program Kependudukan
memberdayakan lembaga keagamaan yang dapat mendukung upaya pemantapan Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) penyedian data kependudukan yang akurat
tatanan sosial kemasyarakatan yang majemuk. untuk menggambarkan karakteristik penduduk baik pada tingkat makro maupun mikro;
b. Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat (2) pengkajian dan penyempumaan peraluran perundang-undangan yang mengatur
Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) mencegah terjadinya dan tersebarnya dinamika kependudukan, disemua tingkat wilayah administrasi; (3) pengkajian dan
penyakit menular; (2) menurunkan angka kesakitan (morbiditas), kematian (mortalitas), pengembangan kebijakan dan prasarana hukum tentang informasi dan administrasi
kecacatan (disability) dari penyakit menular dan penyakit tidak menular; (3) meningkatkan kependudukan, termasuk registrasi penduduk.
dan memperluas jangkauan dan pemerataan pelayanan kesehatan dasar. h. Program Keluarga Berencana
c. Program Perbaikan Gizi Masyarakat Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) peningkatan kualitas pelayanan kontrasepsi;
Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) meningkatkan penyuluhan gizi masyarakat; (2) memberikan iaminan dan perlindungan pemakai kontrasepsi; (3) meningkatkan
(2) penanggulangan kekurangan gizi pada balita; (3) mengembangkan dan membina kesejahteraan ibu dan anak; (4) melakukan promosi dan pemenuhan hak dan kesehatan
tenaga gizi; (4) melaksanakan perbaikan gizi akibat dampak sosial, pengungsian dan reproduksi.
bencana alam. i. Program Pengembangan Pariwisata

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U II -5
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) mengembangkan obyek wisata Kota; c. Meningkatkan layanan transportasi daerah untuk mencukupi kebutuhan masyarakat,
(2) melestarikan budaya lokal; (3)menciptakan kenyamanan bagi wisatawan yang dengan memperluas pelayanan jaringan transportasi pada kawasan pengembangan baru
berkunjung ke Malang; (4) membina dan mengembangkan pasar wisata; (pendidikan, pemukiman, dan lainnya);
(5)melaksanakan pekan budaya Malang. d. Mengembangkan sistem pengelolaan air bersih dalam upaya meningkatkan pelayanan
j. Program Peningkatan Peranan Perempuan kebutuhan air bersih ;
Kegiatan pokok yang dilaksanakan adalah: (1) mengintegrasikan kebijakan e. Menciptakan tata ruang wilayah kota yang terpadu antara pusat kota dengan bagian
pemberdayaan perempuan dalam berbagai bidang kehidupan dan pembangunan secara wilayah kota;
terpadu; (2) memberikan kesempatan kepada perempuan dalam pembangunan; f. Peningkatan pemanfaatan potensi sumberdaya alam dan lingkungan hidup dengan
(3) mengembangkan kesetaraan dan keadilan (gender) dan organisasi perempuan dalam menerapkan tehnoiogi ramah lingkungan.
pembangunan. 2. Program Pembangunan
k. Program Pembinaan Penganut Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa a. Program Pemeliharaan Lingkungan Perumahan dan Permukiman
Kegiatan pokok dari program ini: (1) memfasilitasi institusi penghayat kepercayaan Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) Peningkatan kualitas pemeliharaan prasarana
terhadap Tuhan Yang Maha Esa; (2) mewadahi partisipasi para penghayat dan sarana permukiman (drainase, persampahan dan lain sebagainya); (2) Pelestarian
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam pelaksanaan pembangunan. kawasan; (3) Peningkatan kerjasama dengan swasta dalam pengelohaan permukiman.
l. Program Pengembangan Prestasi Atlit dan masyarakat b. Program Peningkatan Sanitasi Lingkungan Permukiman
Kegiatan pokok dari program ini adalah: (1) melaksanakan even olahraga; (2) Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) peningkatan kualitas lingkungan pemukiman;
menyediakan dan memelihara prasarana dan sarana olahraga; (3) mengirimkan atlet ke (2) peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan.
berbagai kejuaraan. c. Program Pengembangan Sarana Kebersihan Lingkungan Permukiman
m. Program Pengembangan Kerjasama Institusi Keolahragaan Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) meningkatnya manajemen pengelolaan
Kegiatan pokok yang dilaksanakan: (1) melaksanakan kompetisi antar klub masing- persampahan;
masing cabang olahraga; (2) memberikan bantuan stimulan pada klub-klub olah raga. (2) pengeloiaan pembuangan akhir sampah; (3) pengembangan metode komposting.
d. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
E. Bidang Prasarana Fisik
Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) rehabilitasi prasarana jalan dan
1. Arah Kebijakan
jembatan; (2) peningkatan kapasitas pelayanan transportasi; (3) melaksanakan
a. Mengembangkan lingkungan perumahan dan permukiman yang aman, bersih, sehat,
pemeliharaan sempadan jalan; (4) meningkatkan partisipasi masyarakat.
nyaman dan terjangkau;
e. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
b. Meningkatkan aksesibilitas wilayah perkotaan dan mendorong perkembangan kawasan
Kegiatan yang dilaksanakan adalah: (1) pembangunan jalan yang mengakses ke wilayah
kota, terutama wilayah perbatasan kota;
timur utamanya jalan dan Jembatan Sulfat Sawojajar; (2) pembangunan Jembatan Sulfat;

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U II -6
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

(3) melaksanakan usaha perintisan daerah yang terjangkau sarana transportasi umum Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) pengembangan pusat-pusat pelayanan baru
dengan memperluas jaringan jalan baru di perbatasan kota untuk menunjang daerah di seluruh wilayah kota terutama pada wilayah Malang Timur; (2) peningkatan pelayanan
pengembangan baru. umum perkotaan.
f. Program Peningkatan Jalan dan Penggantian Jembatan m. Program Pengelolaan Pertanahan
Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) peningkatan kapasitas pelayanan transportasi Kegiatan pokok yang diiakukan adalah: (1) pengembangan peran kelembagaan
pada jalur-jalur yang telah melebihi kapasitas; (2) peningkatan efisiensi melalui sistem pertanahan; (2) pengendalian penggunaan tanah sesuai dengan rencana tata ruang; (3)
manajemen transportasi. peningkatan pelayanan pertanahan; (4) penataan penguasaan tanah.
g. Program Pengembangan Sistem Transportasi n. Program Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kegiatan pokok yang dilaksanakan adalah: (1) mengkaji dan merumuskan kebijakan Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) meningkatkan kepedulian masyarakat
sistem manajemen transportasi kota; (2) mengembangkan dan membuka jalur angkutan terhadap lingkungan hidup; (2) pemberdayaan masyarakat dalam mengelola lingkungan
kota dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat akan transportasi. hidup; (3) pengembangan pola kemitraan dalam penyediaan sarana mengelola
h. Program Pengembangan Fasilitas Lalu Lintas Jalan lingkungan hidup.
Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) peningkatan pemasangan rambu-rambu lalu o. Program Pengendalian Pencemaran
lintas; (2) peningkatan efisiensi dan efektivitas pengguna jalan. Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) pengendalian pencemaran air, tanah dan
i. Program Pengembangari dan Penyediaan Air Bersih udara; (2) pengembangan kelembagaan lingkungan hidup; (3) pengembangan teknologi
Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) memperluas jangkauan pelayanan air bersih; berwawasan lingkungan.
(2) peningkatan penyediaan prasarana dan sarana sir bersih; (3) peningkatan jumlah p. Program Penyelamatan Tanah dan Air
pelanggan yang membutuhkan sir bersih. Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) pelaksanaan penghijauan di bantaran sungai;
j. Program Penataan Ruang Kota (2) pengembangan terhadap pelestarian lingkungan hidup; (3) pengkajian
Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) penyusunan rencana tata ruang sampai terhadap
tingkat kelurahan; (2) peningkatan disiplin pengelolaan tata ruang; (3) penyusunan pengelolaan lingkungan hidup.
rencana tata bangunan dan lingkungan pada kawasan tertentu.
F. Bidang Pengembangan Otonomi Daerah
k. Program Pengembangan Wilayah Kota
1. Arah Kebijakan
Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) peningkatan penyediaan prasarana dan
a. Memantapkan pelaksanaan Otonomi Daerah;
sarana perkotaan; (2) pengaturan pemanfaatan potensi wilayah; (3) penguatan
b. Meningkatkan kuaiitas aparatur pemerintah Daerah dan mengembangkan keteladanan;
kelembagaan;
c. Meningkatkan kuaiitas kelembagaan Perangkat Daerah, yang berjiwa kewirausahaan dan
(4) penyediaan utilitas kota.
profesional;
l. Program Penataan Bangunan

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U II -7
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

d. Mengembangkan pengelolaan keuangan daerah berdasarkan prinsip transparansi dan analisis jabatan dan pengukuran beban kerja; (4) Pengembangan Hubungan kerja antara
disiplin anggaran serta melakukan inventarisasi dan sertifikasi asset daerah; organisasi Perangkat Daerah dan antara pemerintah dengan masyarakat secara
e. Meningkatkan penguasaan, pemanfaatan dan penerapan ilmu pengetahuan dan responsip dan adaptif.
teknologi dengan mengembangkan bidang penelitian, pengkajian dan pengembangan; d. Program Penataan Pengelolaan Keuangan Daerah
f. Mengembangkan sistem informasi manajemen; Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) perluasan peningkatan sumber-sumber
g. Mempertahankan keamanan, ketentraman dan ketertiban wilayah yang kondisi bagi penerimaan Daerah; (2) penyederhanaan peraturan di bidang keuangan dan
pembangunan daerah. pembenahan kelembagaan keuangan; (3 )penataan manajemen keuangan Daerah; (4)
2. Program Pembangunan peningkatan pendapatan asli Daerah melalui intensifikasi dan ekstensifikasi Pajak dan
a. Program Pengembangan Sistem Pengawasan Aparatur Daerah Retribusi Daerah.
Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) mengembangkan sistem informasi e. Program Pengembangan Penguasaan dan Penerapan Ilmu
pengawasan yang transparan dan akuntabel; (2) menegakkan etika dam moral Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) pelaksanaan pengkajian dan penelitian ilmu
dilingkungan aparat Daerah dan menindaklanjuti hasil pengawsan internal serta pengetahuan dan teknologi; (2) pengkajian dan penelitian ilmu pengetahuan terapan;
menegakan peraturan disiplin PNS; (3) melaksanakan Undang-undang No. 28 Tahun (3) peningkatan penelitian dan pengembangan yang mendukung pelaksanaan
1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme pembangunan daerah meliputi bidang hukum, ekonomi pendidikan, sosial budaya,
secara konsisten; (4) Menyusun Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), prasarana fisik dan pengembangan otonomi Daerah.
sebagai tolok ukur keberhasilan dan atau ketidakberhasilan pelaksanaan tugas pokok f. Program Perencanaan Pembangunan Daerah
dan fungsi Perangkat Daerah. Kegiatan pokok yang dilaksanakan adalah: (1) melaksanakan penelitian dan
b. Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah pengembangan di bidang sosial budaya, ekonomi dan prasarana fisik; (2) menyusun
Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) menetapkan standart profesionalisme perencanaan pembangunan Daerah.
kompetensi jabatan aparatur Daerah; (2) analisis kebutuhan SDM aparatur Daerah; (3) g. Program Pengembangan Sistem Informasi dan Komunikasi Daerah
perbaikan sistem penghargaan (prestasi) dam pemberian sanksi; (4) melaksanakan Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) peningkatan pelayanan informasi dan
pendidikan dan pelatihan jabatan struktiral dan jabatan fungsional; (5) meningkatkan komunikasi; (2) pengembangan kelompok sosial masyarakat yang bergerak di bidang
kerjasama dengan lembaga pendidikan formal untuk mengembangkan karir profesional pengelolaan informasi dan komunikasi; (3) pengembangan mitra kerja dengan PRSSNI
pegawai. dan media massa Daerah; (4) pengembangan sistem informasi daerah; (5)
c. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perangkat Daerah pengembangan fungsi dan peranan kehumasan.
Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: (1) pengkajian tentang pelaksanaan Otonomi i. Program Pemeliharaan Keamanan, Ketentraman dan Ketertiban Wilayah Kota
Daerah; (2) restrukturisasi dan refungsionalisasi Organisasi Perangkat Daerah sesuai Kegiatan pokok yang dilakukari adalah: (1) meningkatan kemampuan petugas keamanan
dengan kaidah organisasi modern dan norma pemerintahan yang baik; (3) pelaksanaan dan ketertiban Daerah; (2) melaksanakan koordinasi dengan kekuatan keamanan;

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U II -8
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

(3) pencegahan terjadinya pelanggaran dan kejahatan; (4) mengendalikan massa dan n. Penanganan pencemaran air, udara, dan tanah;
melindungi masyarakat terhadap ancaman keamanan dan ketertiban masyarakat; o. Penanganan kemacetan lalu lintas kota;
(5) mengembangkan kekuatan rakyat dalam menjaga ketertiban dan ketentraman p. Penanganan kawasan, timur kota;
wilayah. q. Penanganan ruang terbuka hijau kota.

1). Visi, Misi dan Tujuan


2.1.2 Rencana Strategis Kota Malang (RESTRA) Tahun 2004 - 2008
A. Visi
Kota Malang mempunyai pertumbuhan wilayah yang pesat, baik itu pertumbuhan fisik TERWUJUDNYA KOTA MALANG YANG MANDIRI, BERBUDAYA, SEJAHTERA DAN
wilayah maupun pertumbuhan ekonominya. Kota Malang memiliki berbagai potensi yang dapat
BERWAWASAN LINGKUNGAN
dikembangkan. Akan tetapi, selain potensi yang ada terdapat pula berbagai permasalahan yang
Mandiri berarti dalam penyelenggaraan otonomi daerah diupayakan mampu dibiayai sendiri
dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan Kota Malang apabila tidak sesegera mungkin
melalui optimalisasi penggalian dan pemanfataan sumber daya alam, sumber daya manusia
diantisipasi.
maupun potensi daerah yang lainnya.
Adapun dari berbagai permasalahan yang merupakan tantangan dalam penyelenggaraan
Berbudaya berarti pelaksanaan otonomi daerah tetap mengedepankan nilai-nilai Ke-Tuhanan,
pemerintahan dan pelaksanaan pernbangunan, dikaitkan dengan peluang yang tersedia serta
nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai kehidupan sosial, nilai-nilai etika dan budi pekerti
kekuatan dan kelemahan yang ada dapat dikemukakan isu-isu strategis sebagai berikut:
masyarakat Kota Malang serta nilai-nilai pendidikan.
a. Penanggulangan kemiskinan perkotaan;
Sejahtera berarti keseluruhan pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan di Kota Malang
b. Pemberdayaan ekonomi kerakyataan kota;
diarahkan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat kota, materiil maupun spirituil.
c. Pengembangan usaha informal yang mengarah pada peningkatan sumberdaya manusia yang
Berwawasan Lingkungan berarti pelaksanaan pembangunan kota tetap diupayakan untuk
profesional;
menjaga kelestarian sumberdaya alam dan kualitas lingkungan serta permukiman Kota Malang.
d. Penguatan basis ekonomi kerakyatan;
e. Ketahanan dan keamanan pangan;
B. Misi
f. Penegakan supremasi hukum dan HAM;
Untuk mewujudkan Visi tersebut, penjabaran Misi Kota Malang adalah:
g. Perbaikan sarana dan prasarana pendidikan;
Mewujudkan Kota Malang sebagai kota pendidikan melalui peningkatan kualitas pendidikan bagi
h. Tingginya beban pembiayaan pendidikan;
masyarakat miskin perkotaan.
i. Peningkatan ketrampilan anak jalanan;
Mewujudkan Kota Malang sebagai Kota Sehat melalui peningkatan kualitas kesehatan
j. Pembinaan PSK;
masyarakat bagi masyarakat kurang mampu dan meningkatkan penghijauan kota.
k. Optimalisasi kapasitas pegawai dan kelembagaan perangkat daerah;
Mewujudkan semangat dan cita-cita reformasi dalam upaya pemulihan ekonomi kota menuju
l. Perlindungan bangunari dan kawasan bersejarah;
terwujudnya Indonesia baru.
m. Penanganan genangan air dan kawasan tepi sungai;

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U II -9
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

Mewujudkan tuntutan reformasi dalam tatanan sistem politik pemerintahan dan tatanan 1. Menjaga persatuan dan kesatuan seluruh komponen masyarakat daerah terutama kerukunan
paradigma pembangunan. umat beragama agar tercipta suasana yang tenang, guyub dan kondusif bagi kelangsungan
Mewujudkan upaya reformasi melalui pembenahan sistem administrasi publik dan sistem hidup bermasyarakat, berbarngsa dan bernegara dalam wadah NKRI.

administrasi kebijakan publik, dengan syarat rasa kebersamaan seluruh masyarakat yang 2. Memperkuat ketahanan daerah melalui peningkatan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha

pluralistik, persatuan dan kesatuan, kerjasama dan merupakan gerakan rakyat. Esa, peningkatan kesejahteraan umum yang berkeadilan sosial, demokrasi, serta

Menjadikan tekad mengentaskan kemiskinan menjadi landasan prioritas pembangunan dalam pengembangan budaya Indonesia.

rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. 3. Mempercepat pemulihan dan memperkokoh pondasi perekonomian daerah agar terjadi
peningkatan dan pertumbuhan ekonomi daerah untuk memacu peningkatan derajat
Mendayagunakan secara optimal potensi penduduk, posisi geografis strategis, dan sumberdaya
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat pada semua lapisan dan mendorong peningkatan
alam yang memadai untuk memajukan masyarakat Kota Malang dan kontribusi maksimal bagi
pendapatan asli daerah serta menurnbuhkembangkan peran serta aktif masyarakat sebagai
kemajuan dan kesejahteraan bangsa.
salah satu sumber pembiayaan pembangunan daerah.
C. Tujuan 4. Mempercepat upaya-upaya pengentasan kemiskinan, pemberdayaan ekonomi rakyat dan
Tujuan penyusunan Rencana Strategis Daerah Kota Malang adalah mewujudkan Kota penciptaan kesempatan kerja yang memadai.
Malang yang mandiri dalam menyelenggarakan pemerintahan yang demokratis didukung oleh: Adapun strategi yang ditempuh adalah sebagai berikut:
kualitas aparatur pemerintah yang profesional dan partisipasi masyarakat; menciptakan kondisi Kota 1. Membina kerukunan, kebersamaan dan kerjasama seluruh elemen dan lapisan masyarakat.
Malang yang aman, tentram, dan nyaman; menegakkan supremasi hukum dan hak asasi manusia 2. Menyelenggarakan upaya pemberdayaan masyarakat dan pembangunan ekonomi kerakyatan.
(HAM); meningkatkan kualitas kesehatan dan pendidikan formal dan informal bagi masyarakat; 3. Meningkatkan peran serta masyarakat dan pengusaha melalui fasilitasi pemerintah kota.
mewujudkan peiekonomian daerah yang mampu bersaing di era global; mewujudkan masyarakat 4. Memantapkan kebijakan otonomi daerah secara profesional, rasional dan bertanggung jawab.
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur; menyediakan 5. Menyusun prioritas pembangunan dan mengembangan program-program pembangunan
sarana dan prasarana kebutuhan pelayanan sosial dasar bagi masyarakat; mewujudkan strategis.
pelaksanaan otonomi daerah dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat. 6. Memantapkan profesionalisme birokrasi pemerintahan berdasarkan prinsip-prinsip good
governance, clean government dan reinventing government.
2). Kebijakan, Program dan Kegiatan 7. Mengembangkan kapasitas daerah melalui pengembangan pegawai, penataan kepegawaian
A. Kebijakan dan pengembangan kelembagaan perangkat daerah.
Dalam upaya mewujudkan visi dan misi pembangunan Kota Malang lima tahun ke depan, 8. Menyelenggarakan secara konsepsional, sistematis, profesional dan berkelanjutan upaya
dikembangkan kebijakan sebagai berikut: pemberdayaan masyarakat dan pembangunan ekonomi kerakyatan.
9. Mengembangkan ekonomi kerakyatan berorientasi global, berbasis produk lokal dan
mengedepankan keunggulan kompetitif.

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 10
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

10. Meningkatkan akses kesempatan dan peluang berusaha dengan memperluas informasi pasar 29. Meningkatkan dan mengembangkan sistem pengelolaan air bersih dalam upaya meningkatkan
kerja dan mengembangkan kualitas sumberdaya tenaga kerja. pelayanan kebutuhan air bersih.
11. Memperkuat ketahanan dan keamanan pangan daerah. 30. Meningkatkan pemanfaatan potensi sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
12. Mengoptimalisasikan potensi pendapatan asli daerah. 31. Mengembangkan semangat olah raga kepada masyarakat.
13. Memantapkan pelaksanaan otonomi daerah melalui peningkatan kualitas kelembagaan
B. Program dan Kegiatan
perangkat daerah dan aparatur pemerintah kota.
1. Umum Pemerintahan
14. Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat kota.
a). Otonomi Daerah
15. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan sosial dasar perkotaan.
Program sub bidang otonomi daerah adalah:
16. Mengembangkan seni budaya daerah dan olah raga daerah.
- Pemantapan hubungan kerja secara harmonis dan sinergis antara Pemerintah Kota
17. Meningkatkan kualitas perundang-undangan daerah dan kesadaran hukum masyarakat kota
dengan Pemerintah Propinsi maupun dengan Pemerintah Pusat.
serta penegakan hukum.
- Pengkajian tentang pelaksanaan otonomi daerah.
18. Meningkatkan penguasaan, pemanfaatan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi
- Penataan organisasi perangkat daerah sesuai kaidah organisasi modern dan norma
dengan mengembangkan bidang penelitian, pengkajian dan pengembangan.
pemerintahan yang baik.
19. Mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Kota.
- Penyelenggaraan gnalisis jabatan dan pengukuran beban kerja.
20. Mengembangkan kerjasama kelembagaan sosial dan kelembagaan lainnya
- Pengembangari hubungan kerja antara organisasi perangkat daerah dan Pemerintah
21. Mengendalikan pertumbuhan penduduk dan meningkatkan kualitas administrasi kependudukan.
Kota dengan masyarakat secara responsif dan akomodatif
22. Meningkatkan kualitas pelayanan perpustakaan kota.
- Peningkatan kinerja badan usaha milik daerah.
23. Mengembangkan kualitas SDM pemuda dan remaja sedini mungkin secara bertahap, terarah
- Revitalisasi aset-aset Pemerintah Kota.
dan terpadu.
b). Perencanaan
24. Meningkatkan dan mengembangkan lingkungan perumahan dan permukiman yang bebas dari
Program sub bidang perencanaan adalah:
genangan air, bersih, sehat, aman, nyaman dan terjangkau.
- Pengembangan dan perencanaan pembangunan daerah, terdiri atas kegiatan-kegiatan:
25. Meningkatkan dan mengembangkan jalur transportasi untuk peningkatan ekonomi dan
.a Pendataan potensi daerah dan hasil-hasil pembangunan daerah.
pelayanan masyarakat serta kelancaran lalu lintas.
.b Penelitian dan pengembangan hasil-hasil penelitian untuk kepentingan perencanaan
26. Meningkatkan aksesibilitas wilayah perkotaan dan mendorong perkembangan kawasana kota,
dan penelitian lainnya untuk menunjang pembangunan daerah (iptek murni maupun
terutama wilayah perbatasan kota.
terapan).
27. Menciptakan tata ruang wilayah kota yang terpadu antara pusat kota dengan bagian wilayah
.c Penyusunan perencanaan pembangunan daerah secara terpadu, demokratis dan
kota dengan mempertahankan ruang terbuka hijau yang tersisa.
transparan sesuai kebutuhan dan waktunya.
28. Meningkatkan pembangunan dan penataan sanitasi kota.

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 11
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

.d Penyelenggaraan koordinasi pembangunan serta pemantauan dan pengendalian terdiri atas kegiatan-kegiatan: Peningkatan kapasitas pembiayaan pembangunan daerah,
pelaksanaan pembangunan. Penataan manajemen keuangan daerah, Peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).
.e Pengembangan kerjasama perencanaan pembangunan daerah. f). Pengawasan
- Penataan Ruang Kota, terdiri atas kegiatan-kegiatan: Program sub bidang pengawasan adalah pengembangan sistem pengawasan yang efektif,
.a Penyusunan tata ruang sampai tingkat kelurahan. terdiri
.b Peningkatan disiplin pengelolaan tata ruang. atas kegiatan-kegiatan: Peningkatan kerjasama pengawasan dengan Aparat Pengawasan
.c Peningkatan pemahaman masyarakat tentang tata ruang kota. Fungsional Pemerintah (APFP), Pengembangan sistem informasi pengawasan yang transparan
- Pengembangan W ilayah Kota, terdiri atas kegiatan-kegiatan: dan akuntabel, Peningkatan kualitas pengawasan yang profesional, etika dan moral di
.a Pendayagunaan potensi wilayah perbatasan. lingkungan perangkat daerah, Peningkatan akuntabilitas kinerja perangkat daerah.
.b Peningkatan utilitas kota.
.c Pengembangan pusat-pusat pelayanan baru di seluruh wilayah; kota, terutama pada g). Hukum dan Perundang-undangan
wilayah Malang Timur. Program sub bidang hukum dan perundang-undangan adalah:
- Penataan Bangunan, terdiri atas kegiatan-kegiatan: Penyusunan rencana tata bangunan - Penyuluhan hukum,
dan lingkungan pada kawasan tertentu. - Penerapan dan Penegakan Hukum,
c). Pengembangan Pegawai - Penyusunan Peraturan Perundang-undangan Daerah dan produk hukum daerah,
Program sub bidang pengembangan pegawai adalah pengembangan kapasitas aparatur - Pengembangan Sistem Dokumentasi dan Jaringan Informasi Hukum.
pemerintah daerah, yang terdiri atas kegiatan-kegiatan: Penetapan standar profesionalisme h). Ketentraman dan Ketertiban
kompetensi jabatan aparatur, Analisis kebutuhan pegawai menurut jabatan dan pangkat, Program sub bidang ketentraman dan ketertiban umum adalah:
Perbaikan sistem penghargaan dan pemberian sanksi, Penyelenggaraan pendidikan dan - Penyiapan dan pengembangan tenaga Satuan Polisi Pamong Praja yang profesional.
pelatihan jabatan struktural dan fungsional maupun teknis, Peningkatan kerjasama dengan - Penyiapan dan pengembangan tenaga penyidik pegawai negeri sipil yang profesional.
lembaga pendidikan formal untuk mengembangkan profesionalisme pegawai. - Pemantauan pelaksanaan peraturan daerah dan keputusan walikota.
d). Pelayanan Umum - Pelaksanaan yustisi terhadap pelaksanaan peraturan daerah maupun keputusan walikota.
Program sub bidang pelayanan umum adalah penyelenggaraan perijinan yang efektif dan - Peningkatan koordinasi dengan aparat keamanan daerah.
efesien pada seluruh tingkatan birokrasi pemerintahan sesuai standar pelayanan minimal dan 2. Pertanian
prosedur pengurusan perijinan. Program Bidang Pertanian adalah:
e). Keuangan Daerah a. Pengembangan sumberdaya, sarana dan prasarana pertanian,
Program Sub Bidang Keuangan Daerah adalah penataan pengelolaan keuangan daerah yang b. Intensifikasi pertanian terpadu,
c. Diversifikasi pangan,

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 12
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

d. Pembangunan usaha pertanian. 8. Kependudukan


3. Perindustrian dan perdagangan Program di bidang kependudukan adalah:
Program Bidang Perindustrian dan Perdagangan adalah: a. Pengembangan data kependudukan dan peraturan perundang-undangan bidang
a. Pengembangan industri kecil dan menengah, kependudukan,
b. Peningkatan kemampuan teknologi industri, b. Pengendalian kependudukan.
c. Pengembangan perdagangan dan sistem distribusi, 9. Kepariwisataan, Informasi dan Komunikasi
d. Peningkatan dan pengembangan tertib usaha dan tertib ukur. Program di bidang informasi dan komunikasi adalah:
4. Perkoperasian dan Usaha Kecil Menengah a. Pengembangan pariwisata kota, terdiri atas kegiatan-kegiatan:
Program di bidang perkoperasian dan UKM adalah: Pengembangan kawasan wisata kota.
a. Pembinaan dan Pengembangan usaha kecil dan menengah, Peningkatan promosi wisata kota.
b. Pembinaan dan pengembangan koperasi.
Peningkatan event wisata daerah.
5. Ketenagakerjaan .
Pengembangan kerjasama wisata daerah.
Program di bidang ketenagakerjaan adalah:
Pengembangan obyek dan daya tarik wisata.
a. Pelatihan dan peningkatan ketrampilan tenaga kerja,
b. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Kota, terdiri atas kegiatan-kegiatan:
b. Pembinaan dan pengembangan produktivitas serta kesempatan kerja,
c. Pembinaan hubungan industrial dan perlindungan kerja. Peningkatkan pelayanan informasi dan komunikasi.

6. Kesehatan Pengembangan kelompok sosial masyarakat yang bergerak di bidang informasi dan
Program di bidang kesehatan adalah: komunikasi.
a. Peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, Peningkatan sarana dan prasarana komunikasi dan informasi kota.
b. Peningkatan pelayanan KIA dan perbaikan gizi masyarakat, Pengembangan kemitraan dengan PRSSNI dan media massa daerah lainnya.
c. Penyehatan lingkungan, Pengembangan sistem informasi manajemen perkotaan.
d. Pencegahan dan pemberantasan penyakit,
Pengembangan fungsi dan peranan kehumasan.
7. Kesejahteraan Sosial
10. Pendidikan dan Kebudayaan
Program di bidang kesejahteraan sosial adalah:
Program di bidang pendidikan dan kebudayaan adalah:
a. Pembinaan kesejahteraan sosial,
a. Pengembangan tenaga kependidikan,
b. Pembinaan anak dan remaja,
b. Pengembangan fasilitas pendidikan,
c. Pembinaan Partisipasi Masyarakat,
c. Pengembangan sarana dan prasarana pendidikan,
d. Peningkatan Peranan Perempuan.
d. Peningkatan mutu pendidikan dasar masyarakat kota,

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 13
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

e. Pengembangan budaya daerah, 1) Perintisan usaha transportasi umum dengan memperluas jaringan jalan baru di
f. Pengembangan pendidikan luar sekolah, perbatasan kota untuk menjangkau dan menunjang daerah pengembangan baru.
g. Peningkatan Manajemen Pendidikan Dasar berbasis Pemberdayaan Masyarakat, 2) Pembangunan jalan tembus Sulfat-Velodroom-Terminal Madyopuro-Ki Ageng Gribig
kebahasaan, Kesusasteraan dan Kepustakaan, menuju Jalan Mayjen Sungkono ke arah Pasar Induk Gadang.
h. Pengembangan kurikulum kompetensi dasar berbasis muatan lokal. 3) Pembangunan saluran-saluran baru untuk mengatasi genangan air dan banjir serta
11. Permukiman dan Pekerjaan Umum drainase kota.
Program di bidang permukiman dan pekerjaan umum adalah: f. Peningkatan Jalan dan Jembatan, terdiri atas kegiatan-kegiatan:
a. Pemeliharaan Prasarana Lingkungan Perumahan dan Permukiman, terdiri atas kegiatan- 1) Peningkatan jalur jalan angkutan kota, jalur arteri sekunder dan kolektor primer.
kegiatan: 2) Peningkatan jembatan pada jalur angkutan kota, jalur arteri sekunder dan kolektor
1) Peningkatan kualitas pemeliharaan prasarana dan sarana permukiman kota meliputi primer.
drainase kota, persampahan dan lain sebagainya. 3) Peningkatan drainase kola pada jalur angkutan kola, jalur arteri sekunder dan kolektor
2) Pelestarian kawasan. primer.
3) Peningkatan kerjasama dengan swasta dalam pengelolaan permukiman. 4) Peningkatan kapasitas pelayanan transportasi pada jalur-jalur yang telah melebihi
4) Pembangunan tebing saluran dan sungai di lingkungan permukiman. kapasitas.
b. Peningkatan Sanitasi Lingkungan Permukiman, terdiri atas kegiatankegiatan: 5) Peningkatan efisiensi melalui sistem manajemen transportasi.
1) Peningkatan kualitas permukiman. g. Pengembangan dan Penyediaan Air Bersih, terdiri atas kegiatan-kegiatan:
2) Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan. 1) Perluasan jangkauan pelayanan air bersih dengan memperbesar kuantitas air bersih.
c. Pengembangan Sarana Kebersihan Lingkungan Permukiman, terdiri atas kegiatan-kegiatan: 2) Peningkatan penyediaan prasarana dan sarana air bersih.
1) Pengembangan manajemen pengelolaan persampahan. 12. Perhubungan
2) Pengelolaan pembuangan akhir sampah. Program di bidang perhubungan adalah:
3) Pengembangan metode komposting. a. Pengembangan Sistem Transportasi,
4) Peningkatan kerjasama pengelolaan persarnpahan dengan pihak swasta. b. Pengembangan Fasilitas Lalu Lintas Jalan.
d. Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan, terdiri atas kegiatan-kegiatan: 13. Lingkungan Hidup
1) Rehabilitasi prasarana jalan dan jembatan. Program di bidang lingkungan hidup adalah:
2) Peningkatan kapasitas pelayanan transportasi. a. Program Pengelolaan Lingkungan Hidup,
3) Pemeliharaan sempadan jalan. b. Program Pengendalian Pencemaran,
4) Peningkatan partisipasi masyarakat. c. Program Penyelamatan Tanah dan Air,
e. Pembangunan Jalan dan Jembatan, terdiri atas kegiatan-kegiatan: d. Pengelolaan dan pengembangan ruang terbuka hijau.

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 14
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

14. Olah Raga 2.2. Perdagangan


Program di bidang keolahragaan adalah: 2.3. Transportasi
a. Pembinaan prestasi olahraga, 2.4. Pariwisata
b. Pelaksanaan kejuaraan daerah, 2.5. Perkantoran
c. Pembinaan induk-induk organisasi olahraga, 2.6. Pendidikan
d. Kerjasama dengan pihak ketiga, 2.7. Kesehatan
e. Menjalin kerjasama dengan lembaga negeri/swasta, 2.8. Peribadatan
f. Penyediaan sarana dan~prasarana olahraga. 2.9. Militer
2.10. Olahraga
2). Rencana Struktur Pelayanan Kota Malang
2.1.3 Tinjauan RTRW Kota Malang Tahun 2001-2011 Struktur pelayanan Kota Malang direncanakan sesuai dengan penempatan kegiatan
A. Rencana Struktur Tata Ruang fungsional Kota Malang yaitu sebelumnya dengan menetapkan pusat kota dan Bagian Wilayah Kota
1). Rencana Struktur Fungsional Kota Malang (BWK). Tingkat pelayanan yang ada di Kota Malang berdasarkan pada Bagian Wilayah Kota

Ditinjau berdasarkan fungsi dan peran Kota Malang yaitu sebagai pusat pemerintahan, diarahkan sebagain berikut :
BWK Malang Tengah, diarahkan tingkat pelayanannya kota sampai tingkat regional.
pusat perdagangan skala regional, pusat pelayanan umum skala regional, pusat pendidikan skala
BWK Malang Barat Daya (Kecamatan Sukun) diarahkan tingkat pelayanannya skala kota
nasional, pusat pengolahan bahan baku dan kegiatan industri, pusat pertumbuhan bagi wilayah
dan regional.
sekitarnya, pusat pelayanan kesehatan skala regional, pusat transportasi regional, pusat kegiatan
BWK Malang Timur Laut (Kecamatan Blimbing) diarahkan tingkat pelayanannya skala
militer, pusat pelayanan pariwisata.
pelayanan BWK sampai dengan nasional.
Berdasarkan fungsi dan peran Kota Malang yang telah ditetapkan, struktur kegiatan
BWK Malang Barat Laut (Kecamatan Lowokwaru) diarahkan tingkat pelayanannya adalah
fungsional yang diarahkan di Kota Malang adalah :
skala BWK sampai nasional.
Fungsi Primer :
BWK Malang Tenggara (Kecamatan Kedungkandang) diarahkan sebagai pusat pelayanan
1.1. Industri dengan adanya pengembangan di sekitar kawasan Gunung Buring diharapkan nantinya
1.2. Perdagangan BWK ini akan memiliki tingkat pelayanan skala kota dan kalau memungkinkan sampai
1.3. Pergudangan pada skala regional.
1.4. Transportasi Sedangkan untuk fungsi Bagian Wilayah Kota Malang (BWK) sesuai dengan struktur

Fungsi Sekunder: fungsional beserta pelayanannya diarahkan sebagai berikut:

2.1. Industri

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 15
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

Fungsi atau kegiatan utama di BWK Malang Tengah (Kecamatan Klojen) selain sebagai 1). Sistem Transportasi Jalan Raya
pusat kota juga berfungsi untuk kegiatan perdagangan, olahraga, jasa, pariwisata, Rencana sistem transportasi jalan raya untuk Kota Malang akan terdiri atas rencana sistem
pemerintahan dan perkantoran. jaringan jalan, rencana sirkulasi dan rencana angkutan umum. Sedangkan untuk prasarana jalan
Fungsi atau kegiatan utama di BWK Malang Timur Laut (Kecamatan Blimbing) adalah raya yang menjadi masalah utama adalah masalah terjadinya kemacetan yang cukup tinggi pada
industri, perdagangan, jasa, transportasi, perumahan, perkantoran dan pemerintahan. beberapa kawasan di Kota Malang terutama pada jalan-jalan di pusat kota dan kawasan rawan
Fungsi atau kegiatan utama di BWK Malang Tenggara (Kecamatan Kedungkandang) kemacetan seperti di kawasan pusat kota, sekitar Dinoyo, sekitar Panglima Sudirman Sawojajar,

adalah pendidikan, olahraga, perkantoran, industri menengah/besar, transportasi, dan dan beberapa lokasi lainnya.
Maka berdasarkan rencana struktur tata ruang Kota Malang, rencana pemanfaatan ruang
pertanian.
dan PP No. 26 tahun 1985 tentang jalan, maka arahan sistem jaringan jalan Kota Malang adalah :
Fungsi atau kegiatan utama di BWK Malang Barat Daya (Kecamatan Sukun) adalah
a. Jaringan Jalan Primer, diarahkan pada jalan :
pendidikan, perdagangan, industri besar/menengah dan kecil, pergudangan dan pertanian.
Jalan Arteri Primer, diarahkan dengan rencana:
Fungsi atau kegiatan utama di BWK Barat Laut (Kecamatan Lowokwaru) adalah
pendidikan tinggi, perdagangan , transportasi, dan pertanian. - Jalan lingkar Timur Kota Malang dari jalan Raya Sawojajar sampai ke Bumiayu,

Untuk lebih jelasnya lihat Peta 2.1. Jalan terusan toll Gempol Malang di wilayah Kabupaten Malang (Pakis - Mangliawan)
belum terealisasi, maka dapat digunakan alternatif yang bersifat sementara dari jalan

B. Rencana Pola Penggunaan Tanah Raden Intan Panji Suroso - Sunandar Priyo. S - Sulfat sampai ke jalan Terusan Sulfat

Dalam rencana pemanfaatan ruang kota dibagi menjadi rencana kawasan lindung dan tembus ke jalan sekitar Velodrome - Ki Ageng Gribig - Jalan Mayjend Sungkono. Bila jalan
rencana kawasan budidaya. Rencana pemanfaatan kawasan lindung terbagi menjadi rencana toll telah terealisasi maka jalan Sulfat - Terusan Sulfat sampai tembus ke jalan sekitar
kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan. Sedangkan rencana kawasan budidaya terdiri dari Velodrome dan jalan Ki Ageng Gribig difungsikan sebagai jalan arteri sekunder.
rencana pengelolaan kawasan pertanian tanaman pangan, rencana pengembangan pariwisata, Jalan Kolektor Primer, diarahkan pada ruas jalan:
rencana pengembangan kawasan industri, rencana pengembangan kawasan permukiman, rencana - Rencana jaringan jalan lingkar Barat Kota Malang yaitu dari arah Batu - Jalan Raya
pengembangan kawasan perdagangan dan jasa serta rencana pengembangan fasilitas umum. Tlogomas dilanjutkan melewati bawah jaringan listrik tengangan tinggi (SUTT)
Untuk lebih jelasnya lihat Peta 2.2.
tembus Perumahan Joyogrand sampai Lembah Dieng - Bandulan Barat (Kawasan
Industri) - Raya Mulyorejo sampai ke arah Blitar lewat Wagir.
C. Rencana Sistem Transportasi
- Pengembangan jalan kolektor primer dari Pasar Induk Gadang tembus ke Bumiayu -
Sistem transportasi yang ada di Kota Malang terbagi atas 2 yaitu sistem transportasi jalan
jalan Mayjend Sungkono, apabila belum terealisasi bisa menggunakan jalan yang
raya dan sistem transportasi kereta api.
ada untuk sementara, yaitu dari Pasar Induk Gadang - Jalan Kyai Paseh (Bumiayu)
Arjowinagun - Mayjend Sungkono. Dan apabila jalan dari Pasar Induk Gadang

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 16
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

tembus ke Bumiyau - Mayjed Sungkono terealisasi, maka jalan Kyai Paseh


Arjowinagun - Mayjend Sungkono difungsikan sebagai jalan kolektor sekunder.
- Jalan Lokal Primer yaitu diarahkan pada ruas yang menghubungkan Kota Malang
dengan kota-kota orde IV dan sampai persil yaitu pada ruas jalan dari terminal Mulyorejo
ke arah Dau, dan di sebelah Timur Kota Malang yaitu pada jalan Ki Ageng Gribig yang
menuju ke Pakis dan Tumpang, dan jalan Mayjed Sungkono yang menuju ke Tajinan.
b. Jaringan Jalan Sekunder
Jalan Arteri Sekunder, diarahkan pada ruas jalan yang menghubungkan pusat kota
dengan rencana pusat pelayanan BWK di Blimbing, Dinoyo, Mulyorejo, dan Buring dan
antar pusat pelayanan BWK yang ada di Kota Malang.
Jalan Kolektor Sekunder, yaitu diarahkan yang menghubungkan rencana pusat sub BWK
dengan pusat pelayanan BWK dan dengan pelayanan-pelayanan yang ada di perumahan
maupun permukiman dalam skala besar. Dalam Kota Malang jalan ini diarahkan pada ruas

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 17
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

Peta 2.1 Rencana Struktur Pelayanan Kota Malang

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 18
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

Peta 2.2. Rencana Penggunaan Tanah Kota Malang

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 19
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

jalan sebagai berikut : jalan Raya Dieng, jalan Trunojoyo - Kahuripan - Semeru - Wilis - 2.1.4 Kebijaksanaan Sektoral/ Studi Lainnya
sampai perumahan Tidar, jalan Raya Ijen, Jalan Kebalen, Jalan Kesatrian, Jalan 2.1.4.1 Greater Malang Traffic Management and Public Transport Study
Bandung - Jalan Veteran - Jalan Sigura-gura, terus belok ke Utara sampai Merjosari Studi penataan lalu lintas dan angkutan umum di Kota Malang ini diperlukan untuk
tembus pasar Dinoyo, Jalan Klayatan Gang III sampai ke arah Mulyorejo, jalan Janti, dan
meningkatkan aksesibilitas dalam Kota Malang sendiri maupun keluar wilayah. Selain itu juga
sebagainya.
dilakukan agar dapat menyeimbangkan pertumbuhan wilayah di bagian Utara Selatan dan wilayah
Jalan Lokal Sekunder, ditetapkan untuk jalan utama yang menghubungkan antara
Timur Barat, khususnya di nagian wilayah Timur yang jaringan jalannya masih terbatas. Berikut ini
lingkungan permukiman dengan lingkungan permukiman yang lainnya.
rekomendasi yang terkait dengan penataan lalu lintas dan angkutan umum di Kota Malang:
1) Manajemen Lalu Lintas:
2). Sistem Transportasi Kereta Api a. Pembangunan Jalan Lingkar Dalam dan Jalan Lintas untuk mengurangi beban lalu lintas di
Masalah pengembangan sistem transportasi kereta api di Kota Malang adalah frekwensi
pusat Kota Malang. Pembangunan Jalan Lingkar Dalam ini lebih diprioritaskan.
kereta api yang melalui Kota Malang sebanyak 23 kali setiap hari sehingga masalah bagi
Jalan Lingkar Dalam ini melewati Bandulan Pisang Candi Gadingkasri Karang Besuki
transportasi jalan raya, mengenai persimpangan jalan, dimana akan menimbulkan antrian panjang
Sumbersari Penanggungan Jatimulyo Mojolangu (Lihat Gambar 2.1 Rencana
terutama pada jalan-jalan utama seperti Jalan A. Yani dan Jalan Laks. Martadinata perlu adanya
Pembangunan Jalan Lingkar). Sebagai bagian dari penyelesaian Jalan Lingkar Dalam Barat,
rencana Fly Over di persimpangan Jalan Laks. Martadinata dan Jalan Kebalen, hal tersebut
harus dipersiapkan desain dan spesifikasi pelebaran jalan.
disebabkan adanya persimpangan atau perempatan yang memiliki volume kendaraan yang cukup
Gambar 2.1 Rencana Pembangunan Jalan Lingkar
banyak. Terkait dengan Fly Over ini perlu adanya studi kelayakan mengenai keberadaanya. Arahan
pengembangan Transportasi Kereta Api ini adalah:
Keberadaan Stasiun Kota Baru dan Stasiun Kota Lama tetap dipertahankan kondisinya,
Pada sepanjang jalan kereta api perlu penertiban garis sempadan untuk keamanan perjalanan
kereta api dan masyarakatnya sendiri,
Pada dasarnya pergerakan ke arah Utara (Surabaya), Barat (Jakarta), Selatan (Blitar) dan ke
arah Timur (Banyuwangi) sudah berkembang akan tetapi minat penumpangnya tidak setinggi
angkutan jalan raya, maka perlu peningkatan pelayanan sehingga diharapkan akan dapat
menambah frekwensi pergerakan antar wilayah.
Rencana hierarki jalan di Kota Malang dapat dilihat pada Peta 2.3.

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 20
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

Peta 2.3. rencana hirarkhi jalan

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 21
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

b. Perlu adanya terminal truk di dekat kawasan industri yang ada dan yang direncanakan (bagian pengendara mudah mengetahui dan konsentrasinya tidak terganggu, dengan lokasi yang khas
Selatan kawasan pusat perdagangan) dan harus mempunyai akses langsung ke usulan Jalan yaitu di pasar, masjid, sekolah.
Lintas Timur. Kegiatan pergudangan dan truk bongkar muat di Jl. Kyai Tamin dan jalan-jalan i. Pelaksanaan perbaikan simpangan di kawasan pusat perdagangan (CBD), yang dilakukan
sekitarnya harus dipindahkan ke terminal tersebut. Selain itu, bila usulan Jalan Lintas Timur dengan perbaikan sirkulasi dan pengurangan kepadatan lalu lintas, diantaranya melalui
selesai dibangun, maka truk-truk dengan bobot yang melebihi 5 ton dilarang memasuki kota pengaturan PKL dan parkir, penyediaan pedestrian.
kecuali untuk keperluan khusus. - Di Jln. Halmahera dan Jln. Irian Jaya, PKL boleh ada di 2 sisi jalan (1 lajur) dengan
c. Perlu adanya pemeliharaan lampu lalu lintas terutama pada persimpangan-persimpangan jalan ruang parkir badan jalan menyudut 900/tegak lurus.
yang mempunyai kepadatan lalu lintas yang cukup tinggi. - Di Jln. Sartono, PKL di satu sisi jalan (sebelah Utara) dengan parkir di sisi jalan
d. Perlu adanya kajian terhadap perambuan (rambu-rambu peraturan, rambu-rambu petunjuk lainnya (paralel).
arah, marka jalan). j. Perbaikan simpangan (trotoar, pelebaran jalan, pelapisan jalan, pemotongan pohon,
e. Perlu adanya pengkajian terhadap waktu parkir, penyediaan dan tipe parkir, tempat-tempat pemindahan tiang, pe4mbebasan lahan, lampu lalu lintas) pada jalan-jalan berikut:
yang diperbolehkan parkir dan dilarang parkir. Dalam ini, juga termasuk parkir becak yang Jl. A. Yani/Jl. R. Intan
umumnya diparkir di sepanjang koridor jalan. Untuk itu diperlukan pengaturan tipe parkir di Jl. A. Yani/Jl. Adi Sucipto
bahu jalan (paralel, menyudut atau tegak lurus sesuai dengan kondisi jalan), serta perluasan Jl. A. Yani/ Jl. Borobudur
koridor dan wilayah larangan becak sampai koridor Jl. Panji Suroso Jln. Kol. Sugiono dan Jl. Sutoyo/Jl. Ciliwung
wilayaH yang lebih luas.
Jl. Sutoyo/Jl. Sarangan
f. Konstruksi perlintasan kereta api harus diperbaiki agar badan jalan tidak berlubang dan
Jl. Sutoyo/Jl. Kaliurang/Jl. Supratman
permukaannya menjadi rata, sehingga kapasitas lalu lintas meningkat (di Jl. A. Yani dan Jl.
Jl. Basuki Rahmad/Jl. Slamet Riyadi
Laks. Martadinata).
Jl. Sudarmo/Jl. Panji Suroso/Jl. Adi Sucipto
g. Perlu adanya pemisahan antara perlintasan rel kereta api dengan jalan raya yang merupakan
Jl. Sudirman/Jl. Urip Sumoharjo
persimpangan dengan kemacetan lalu lintas paling parah (persilangan Jl. L. Martadinata/Jl. Kol.
Sugiono dan Jl A. Yani). Untuk itu diperlukan adanya jalan layang empat lajur di Jl. A. Yani dan Jl. Sugiono/JI. Martadinata/Jl. Sartono/JI. Kebalen Wetan (

dua lajur di Jl. Martadinata. Jl. Kawi/JI. Besar Ijen


h. Perlu adanya perhatian khusus terhadap desain persimpangan di Kota Malang yang meliputi JI. Rahman Hakim/JI. Merdeka Barat/JI. Merdeka Utara/Jl. Basuki Rachmad
Bundaran (Roundabout) dan Tempat Penyeberangan Pejalan Kaki (Pedestrian Crossings). Jl. Supriadi/JI. S. Tubun
Desain bundaran harus cukup leluasa untuk memutar kendaraan (radius putaran minimal 100 Jl. Haryono/JI. Gajayana
meter). Sedangkan tempat penyeberangan pejalan kaki harus berada pada posisi dimana Jl. Kol. Sugiono/JI. Sasuit Tubun
JI. Yogyakarta-Jl.Veteran/JI. Bendungan Sutami

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 22
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

Jl. Sudarmo/JI. Sulfat Gambar 2.2 Lokasi Persimpangan


2) Angkutan Umum:
JI. Sudarmo/JI. Ciliwung
a. Rute-rute angkutan kota di Kota Malang sebaiknya direvisi guna menyediakan pelayanan
JI. Haryono/JI. Soekarno Hatta
langsung dari seluruh wilayah pemukiman ke CBD.
Lebih jelasnya untuk peta Lokasi Persimpangan dapat dilihat di Gambar 2.2.
b. Apabila memungkinkan, rute angkutan kota dan pedesaaan sebaiknya digabungkan guna
k. Perbaikan tata letak Terminal Gadang, karena tingginya kemacetan lalu lintas di sekitarnya, menyediakan pelayanan langsung dari kota-kota kecil di wilayah Kabupaten Malang ke pusat
yaitu dengan memindahkan pintu keluar ke Jln. Bumiayu dan pintu masuk baru disediakan di Kota Malang tanpa harus berganti kendaraan yang berbeda.
Jln. Bumiayu untuk melayani kendaraan yang dari arah Jl. Sasuit Tubun dan dari Bululawang. c. Semua rute sebaiknya beroperasi melintasi wilayah pusat kota ke terminal pada sisi yang
berlawanan, sehingga tidak ada rute yang boleh berakhir di pusat kota. Rute-rute yang
melewati pusat kota sebaiknya disalurkan melewati tiga koridor utama untuk meminimalkan
dampak kemacetan lalu lintas.
d. Semua pelayanan angkutan umum antar-kota disarankan beroperasi dari Terminal Arjosari dan
dapat berhenti di Terminal Landungsari dan Gadang hanya untuk menaikkan dan menurunkan
penumpang.
e. Untuk terminal yang saat ini tidak diperlukan sebaiknya dihilangkan, seperti Terminal
Madyopuro, Mulyorejo dan Tlogowaru.
f. Penyediaan APK pada titik-titik terminal di tepi jalan.
g. Diperlukan ketersediaan halte angkutan pada semua rute-rute primer.
h. Peningkatan penyediaan fasilitas pejalan kaki (trotoar dan penyeberangan jalan).

2.1.4.2 Studi Kelayakan Transportasi Jalur Bus Kota Di Kota Malang

Substitusi mikrolet menjadi bus kota diusahakan dapat memberikan keuntungan ekonomi
(pendapatan yang diperoleh), keuntungan sosial (jumlah penumpang yang diangkut), keuntungan
dari aspek fisik (jalur yang dilewati), serta aspek pelayanan kepada masyarakat. Rute yang
direncanakan harus bisa mengcover wilayah Kota Malang dengan baik. Selain itu diharapkan rute
ini dapat melayani mobilitas masyarakat, mengatur dan mengembangkan sistem transportasi Kota
Malang yang efektif dan efisien, serta dapat mengembangkan wilayah kota Malang yang masih
kurang pertumbuhan dan perkembangannya.

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 23
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

Dalam penentuan rute bus kota beberapa hal utama yang perlu diperhatikan adalah:
1. Ruas jalan yang langsung berhubungan dengan terminal induk Kota Malang, maupun 1. Setengah Melingkar Selatan
terminal-terminal lainnya. Arjosarl, JI. Raden Intan, JI. Ahmad Yani, JI. Suparman, JI Letjen Sutoyo, JI. WR
2. Ruas jalan relatif lebar, minimal lebar jalan yang dipilih untuk rute ini adalah >8 m. Supratman, JI. Hamid Rusdi, JI. Terusan Ksatrian, JI. Mayjen Wiyono, JI. Ranugrati,
3. Ruas jalan yang dipilih mempunyai potensi penumpang yang cukup tinggi. Jl. Danau Toba, Jl. Kyai Ageng Grebeg, JI. Muharto JI. Juanda, JI. Kolonel Sugiono,
4. Rute yang dipilih bisa mengoptimalisasikan pola pergerakan masyarakat pada titik-titik Jl. Gadang.
aktivitas masyarakat yang tersebar di beberapa wilayah Kota Malang. Arjosari, JI. Raden Intan, JI. Panji Suroso, JI. Panglima Sudirman, JI. Juanda,
Dengan dasar pertimbangan karakter jangkauan pelayanan, maka untuk jalur bus kota ini JI. Muharto, JI. Mayjen Sungkono, Puri Cempaka Putih, Pasar Induk, Gadang.
rencana yang dikembangkan adalah dengan membagi rute dalam tiga model rute yaitu: Gadang, JI. Kolonel Sugiono, JI. Satsuit Tubun, JI. Sudanco Supdyadi, JI. Klayatan, JI.
a. Setengah melingkar, yaitu setengah melingkar Selatan dan setengah melingkar Utara. Janti, JI. Beringin, JI. Sonokeling JI. Halmahera, JI. Irian Jaya, JI. Laksamana
Pembagian setengah melingkar ini dilakukan karena adanya hasil identifikasi awal bahya Martadinata, JI. Letjen Gatot Subroto, J1. Trunojoyo, JI. Panglima Sudirman, JI.
terdapat perbedaan karakter antara kondisi sistem transportasi di wilayah Utara dan Selatan. Sunandar Priyosudarmo, JI. Panji Suroso, JI. Raden Intan, Arjosari.
Hal utama yang berbeda antara wilayah Utara - Selatan adalah: 2. Setengah Melingkar Utara

Di wilayah Selatan terdapat Terminal Gadang yang menghubungkan Kota Malang dengan Arjosari, JI. Raden Intan, JI. Ahmad Yani, JI. S. Parman, JI. Borobudur, JI. Soekamo-

wilayah Kabupaten Malang serta Kabupaten Blitar. Hatta, JI. MT Haryono, Landungsari .

Di wilayah Utara terdapat Terminal Landungsari yang menghubungkan Kota Malang Arjosari, JI. Raden Intan, JI. Akhmad Yani, JI. S. Parman, JI. Borobudur, J!. Soekarno

dengan Kota Batu, serta Kabupaten Kediri dan Jombang. Hatta, JI. Panjaitan, JI. Besar Ijen, JI. Kawi, JI. Raya Dieng, JI. Galunggung, JI.

Karakter kegiatan di wilayah Selatan adalah mencakup kegiatan permukiman, dan kegiatan Bondowoso, JI. Retawu, JI Besar Ijen, JI. Banding, JI. Veteran, JI. Raya Sumbersari, JI.

usaha seperti perdagangan. Lokasi ini antara lain adalah perumahan Araya, Sawojajar, Gajayana, JI. MT Haryono, JI. Raya Tlogomas, Landungsari,

pusat perdagangan Pasar Besar, serta kawasan pabrik. Arjosari, JI. Raden Intan, J1. Ahmad Yani, J1. S. Parman, Jl. Sutoyo, Jl. Sarangan, JI.

Karakter kegiatan di wilayah Utara adalah mencakup kawasan pendidikan, perumahan dan Parangtritis, JI. Mawar, JI. Bungur, JI. Melati, JI. Kalpataru, JI. Bunga Cengkeh, JI.

perdagangan. Kawasan-kawasan tersebut adalah Kawasan pendidikan Universitas Coklat, JI. Soekarno Hat\ta, JI. MT. Haryono, Landungsari.

Brawijaya, ITN, UNMUH, Universitas Negeri Malang, Unisma, Unmer, Uniga dan b. Melingkar penuh

sebagainya. Kemudian kawasan perumahan untuk daerah kos-kosan mahasiswa, serta Rute melingkar penuh adalah melayani semua wilayah dalam satu bentuk pelayanan yang

adanya Pasar Dinoyo. menyeluruh dalam satu kali perjalanan, dimana semua karakter kegiatan yang ada dilayani

Kecenderungan pergerakan di Wilayah Selatan adalah pada kegiatan bekerja dan usaha, dalam satu pergerakan. Tujuannya adalah untuk memperkecil adanya pergantian moda

sedangkan untuk Wilayah Utara adalah kegiatan pendidikan. kendaraan sesuai tujuan untuk menjangkau masing-masing wilayah yang ada. Ruas jalan yang

Ruas jalan yang termasuk dalam setengah melingkar ini adalah: termasuk rute melingkar penuh adalah Arjosari, JI. Raden Intan, JI. Panji Suroso, JI. Letjen

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 24
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

Sunandar Prijosudarmo (SMP 5), JI. Panglima Sudirman (Rampal), JI. Gatot Subrot0, JI. - Rencana rute yang sesuai dengan Greater Malang (melewati pusat kota ke terminal dengan
Laksamana Martadinata (Kota Lama), JI. Kolonel Sugiono, JI. Satsuit Tubun, JI. Sudanco arah yang berlawanan) adalah alternatif jalur 1dan alternatif jalur III (Poros)
Supriyadi, JI. Arif Margono, Jl. Brigjen Katamso, JI. IR Rais, JI. Raya Langsep, JI. Galunggung, - Rencana rute yang sesuai dengan Greater Malang (rute yang melewatl CBD disalurkan
JI. Bendungan Sutami, JI. Raya Sumber Sari, JI. Gajayana, JI. MT Haryono, JI. Soekarno melewati koridor utama) adalah altematif jalur III (Poros)
Hatta, JI. Borobudur, JI. S. Parman, JI. Raden Intan. Arjosari. - Rute yang dilayani mempunyai maksimum jarak pencapaian dad kawasan pemukiman adalah
c. Poros 250 meter.
Jalur poros adalah melayani rute utama kota Malang khususnya wilayah tengah, yang - Rute yang melayani, harus melewati lokasi kegiatan utama masyarakat yaitu tempat kerja,
menghubungkan tiga kegiatan utama kota Malang yaitu perdagangan, pendidikan dan kegiatan belanja, sekolah dan rekreasi. Semua alternatif rute yang ada sudah melayani kegiatan utama
usaha, dengan tujuan utama meminimalisasi pergantian moda angkutan. Ruas jalan yang masyarakat.
termasuk rute poros adalah JI. Kyai Ageng Gribig, JI. Ranu Grati, JI. Mayjen Wiyono, JI. - Rute direncanakan menghubungkan antara titik dengan arah yang tidak berlawanan. Altematif
Terusan Ksatrian, JI. Hamid Rusdi, JI. Kaliurang Atas, JI. Letjen Sutoyo, JI, S. Parman, JI. rute 1 sudah sesuai.
Borobudur, JI. Soekarno Hatta, JI Panjaitan, JI. Besar ljen, JI. Kawi, JI. Arif Rahman Hakim, JI. - Dari segi ekonomi, fisik dan sosial yang menjadi prioritas adalah alternatif rute I.
Merdeka Utara, JI. Merdeka Timur, JI. Sutan Syahrir, JI. Halmahera, JI. Sonokeling, JI Simpang Berdasarkan kesimpulan tersebut maka alternatif rute yang akan dijadikan sebagai prioritas
Sonokeling, JI. Peltu Sujono, JI. R. Sartono, JI. Laksda Martadinata, JI. Juanda, JI. Muharto, JI adalah rute 1, dengan jalur yaitu berawal dari Terminal Arjosari kemudian melewati JI. Raden Intan,
Kyal Ageng Gribig. JI. Panji Suroso, JI. Letjen Sunandar Priyosudarmo (SMP 5), JI. Panglima Sudirman (Rampal), JI.
Konsekuensi dari rute poros ini adalah harus direncanakan dan disediakan lahan yang akan Gatot subroto, JI. Laksamana Martadinata (Kota Lama), JI. Kolonel Sugiono, JI. Satsuit Tubun, JI.
digunakan sebagai tempat mangkal atau terminal yang nantinya akan digunakan sebagai titik Sudanco Supriadi, JI. Arif Margono, JI. Brigjen Katamso, JI. Ikhwan Ridwan Rais, JI. Raya Langsep,
awal dan titik akhir pergerakan bus kota. Lokasi ini terpisah dari terminal induk yang telah ada JI. Galunggung, JI. Bendungan Sutami, JI. Raya Sumber Sari, Jl. Gajayana, Jl. MT Haryono, JI.
saat ini. Soekarno-Hatta, Jl. Borobudur, JI. S. Parman, JI. Raden Intan dan kembali ke terminal Arjosari.
Keunggulan darl Alternatif Rute 1 adalah:
Penetapan Rute Terpilih
Altematif Rute 1 mempunyai jangkauan pelayanan yang relatif paling luas dibanding
Kriteria yang digunakan untuk menentukan rute terpilih adalah:
1. Rute yang membutuhkan bus kota altematif yang lain, yaitu meliputi hampir semua jalan protokol di Kota Malang dan melewati

2. Kelayakan daya dukung fisik wilayah dari 5 Kecamatan yang ada di Kota Malang.

3. Kelayakan ekonomi Ruas jalan yang dilewati altematif rute 1 relatif mempunyai daya dukung yang rata-rata tinggi

4. Kelayakan sosial dibanding dengan altematif rute yang lain. Titik konffik yang mungkin perlu untuk dicermati

5. Akomodasi hasil masukan dari gabungan tiga sumber antara lain adalah JI. Galunggung, JI. Bend. Sutami, JI. Gajayana, JI. MT. Haryono, serta Jl.

Berdasarkan lima kriteria di atas dapat disimpulkan bahwa: Borobudur. Kondisi ini bisa mengurangi social cost yang harus dibayarkan.

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 25
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

Dari keberadaan sarana-prasarana pendukung, ruas-ruas jalan yang termasuk pada altematif Rencana pernbuatan jalan tol dan jalan lingkar Kota Malang.
rute ini juga sudah cukup baik, sehingga tidak terlalu perlu untuk menyediakan dana Rencana jalan toll serta jalan lingkar yang sudah direncanakan antara lain adalah jalan tol
pembangunan fasilitas yang dimaksud. Fasilitas yang perlu untuk ditambahkan untuk dibangun Malang - Gempol Surabaya, Jalan Lingkar Barat dan Jalan Lingkar Timur (Berdasarkan
hanyalah halte yang nantinya juga difungsikan sebagai cek poin untuk menjaga kinerja waktu. Rencana RTRW Kota Malang-Tahun 2001), serta Jalan Lingkar Dalam, Bypass Barat I,
Selain itu ada juga rencana pengembangan terminal yang dilakukan di lokasi terminal eksisiting Bypass Barat It; Bypass Timur I, Bypass Timur II (Berdasar hasil Kajian Greater Malang).
(Arjosari). Hal ini bisa mengefektifkan fungsi dari terminal itu sendiri. Beda dengan altematif rute Pengaruh yang ditimbulkan: mengurangi besaran moda pribadi, angkutan barang (misal truk-
lain-misal-rute poros yang mengharuskan pembuatan terminal bus pada lahan di sekitar ruas traller), serta moda angkutan umum yang melayani rute luar/antar kota.
Jalan Ranu Grati. Selain dipandang akan lebih menghabiskan banyak biaya, dari segi waktu Upaya/proyek perbaikan serta pelebaran jaringan jalan
juga mungkin lebih lama (misalnya ada proses pembebasan lahan, tukar guling ataupun proses Rencana perbaikan-pelebaran jaringan jalan serta penambahan perbaikan rambu pelengkap
ganti rugi yang pasti merributuhkan waktu dan biaya tidak sedikit). lalu lintas sangat dipengaruhi oleh keberadaan sistem pendanaan yang hampir semuanya
Walaupun tidak melewati sub terminal yang ada (Landungsari dan Gadang), tetapi rute alternatif tergantung pada alokasi dana anggaran pembangunan dari RAPBD (untuk jalan yang
1 justru lebih diuntungkan, karena pada ruas jalan menuju kedua sub terminal tersebut terjadi berstatus pengelolaan jalan kota atau lebih rendah) dan RAPBN (untuk jalan yang berstatus
penumpukan konflik lalu lintas yang sudah sangat jenuh dan sangat susah dicari soiusinya jalan negara). Beberapa ruas jalan dari rute terpilih yang segera harus ditangani perbaikan,
karena sedikitnya altematif solusi yang tersedia-misalnya sudah tidak ada lahan kosong di pelebaran jalannya serta penambahan sarana fisiknya antara lain adalah JL. Borobudur, JI.
sekitar jalan yang memungkinkan pelebaran, ataupun terlalu padatnya permukiman yang ada di MT. Haryono, JI. Gajayana, JI. Bendungan Sutami, JI. Sumbersari, JI. Galunggung, JI. Kol
lokasi sehingga akan sangat mempertinggi konflik andaikata ada upaya untuk'menggusumya' Sugiono, serta JI. Sasuit Tubun.
demi upaya pengurangan konflik lalu lintas yang terjadi. Status jenuh sangat dipengaruhi Rencana penambahan/perbaikan rambu pelengkap lalu lintas.
keberadaan dimensi lebar jalan yang sudah sempit (misalnya di depan Pasar Dinoyo, serta di 2. Kesiapan kelembagaan yang bertugas mengelola keberadaan sistem ini.
depan Terminal Landungsari sendiri), dimana alternatif subtitusi dipandang kurang efektif 3. Persiapan sosialisasi kepada masyarakat transportasi Kota Malang serta upaya-upaya untuk
mengingat lebar bus yang lebih lebar sehingga dimungkinkan malah akan (lebih memperparah penanganan dampak social (social cost) yang mungkin ditimbulkan oleh
konflik yang terjadi. pelaksanaan sistem ini.
Paling unggul dari segi kelayakan usaha, paling banyak melayani rute yang membutuhkan
Substitusi Mikrolet Menjadi Bus Kota
pelayanan tinggi, serta paling sesuai dengan rekomendasi dari kajian terdahulu (Greater
Dalam perencanaan penerapan bus kota ini, maka dimungkinkan adanya konflik dengan
Malang).
mikrolet, sehingga perlu diperhatikan mengenai jumlah angkutan dan jenis rute yang akan dialihkan.
Pengembangan Sistem Angkutan Umum Bus Kota Dalam hal ini 1 unit bus kota dapat menggantikan 3 mikrolet, sehingga untuk penerapan angkutan
Pelaksanaan penerapan bus kota dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu berupa: umum bus kota ini dibutuhkan 19 unit bus kota.
1. Tingkat daya dukung fisik sarana prasarana lalu lintas yang secara langsung menopang
penerapan sistem ini, meliputi:

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 26
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

Berdasarkan pertimbangan minimalisasi konflik, maka ditetapkan hanya rute ABG saja yang JI. Gatot Subrot JI.Urip Sumoharjo- - Volume lalu
JI. Laksda JI. Mayjen Wiyono-Jl. lintas rendah Kelurahan Bumiayu
mungkin akan dipindah. Pertimbangan yang dilakukan untuk pemilihan jalur jalan baru untuk
Martadinata Kalimosodo-Jl. - Jumlah
pengalihan rute ini adalah: JI. Kolonel Puntodewo-Jl. mikrolet eksisting
Sugiono Muharto-Jl. Mayjen rendah
1. Jalur yang dialihkan dari masing-masing jenis rute tersebut mempunyai ruas-ruas jalan lain
Sungkono-Jl. Kyai
yang saling berhubungan langsung. Paseh Jaya-Jl.
Satsuit Tubun
2. Kondisi jalan yang relatif lebar untuk dilalui angkutan umum
Jl. Sasuit Tubun - Tidak ada ruas jalan yang Tidak berubah
3. Volume lalu lintas yang tidak terlalu padat. JI. S. Supriyadi - mungkin
4. Kapasitas jalan yang relatif sedang atau rendah. JI. Arief Mar gono Jalan lokasi samping Ruas jalan sebenarnya Embong Merak-Merapi
JI. Brigjen makam, Kuntul- relatif sempit ttp masih
5. Calon penumpang yang cukup tersedia Katamso Perkutut-samping mungkin diperbaiki.
6. Melewati pusat kegiatan utama masyarakat seperti kawasan permukiman, kegiatan usaha dan Jl. Ir. Rais makam-Jupri Orientasi lebih pelebaran
jangkauan pelayanan.
kawasan penting lainnya yang cenderung menjadi tujuan perjalanan penumpang pada masing- Jl. Raya Langsep - - Tidak berubah
masing jalur yang dialihkan. Sumber: Greater Malang Traffic Management and Public Transport Study
7. Direncanakan ruas jalan yang menjadi rute baru mikrolet tersebut tidak terlalu jauh dari rute
Perencanaan Halte
awal.
Di Kota Malang, dibutuhkan total penambahan halte sekitar 40 buah. Bila kebutuhan
Untuk menunjang pengembangan sistem angkutan umum bus Kota, maka ada beberapa
perencanaan halte ini diterapkan pada alternatif rute terpilih, maka hal-hal yang perlu diperhatikan
sarana penunjang yang perlu untuk dibenahi ataupun ditambah.
adalah:
Berikut ini pemilihan ruas jalan baru untuk pengalihan rute baru mikrolet dapat dilihat pada
1. Status keberadaan halte pada ruas jalan tersebut. Ruas jalan yang belum memiliki halte
Tabel 2.1.
direkomendasikan untuk bisa dibangun.
2. Status kelayakan dari kebutuhan halte, yaitu berdasarkan besaran calon penumpang dan
Tabel 2.1
kondisi lingkungan pada masing-masing ruas jalan yang ditinjau dengan tujuan menentukan
Pemilihan Ruas Jalan Baru
area-area yang mungkin untuk dibangun halte.
Ruas Jalan Alternatif Ruas Penilaian Kondisi Daerah yang jadl target
Eksisting Jalan Substitusi Alternatif Jalan Pengalih pelayanan 3. Daya dukung Dawasja, yaitu jalan yang mempunyai dawasja minimal 1,75 meter.
JI. Raden Intan - Tidak ada ruas jalan yang Tidak berubah
4. Kelayakan lokasi dari tiap-tiap ruas jalan (ketersediaan lahan kosong-status lahan, kondisi
JI. Panji Soeroso - mungkin
JI. S. JI. Batubara, JI. Ruas jalan sebenarnya - Perum Purl jaringan jalan-damija dan dawasja).
PrIjosudarmo Perak, JI. Emas, JI. relatif sempit, tetapi Kanlka Indah. 5. Keberadaan RTH. RTH yang berupa vegetasi peneduh merupakan faktor yang mempengaruhi
Sulfat, JI. Sebuku, JI. mungkin untuk - Kelurahan
Binor, JI. Hamid dikembangkan. Bunul Rejo kebutuhan halte. Ruas jalan yang tidak mempunyai RTH dianggap relatif mempunyai kebutuhan
Rusdi yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang mempunyai RTH.
JI. Panglima JI.Hamid Rusdi- - Ruas jalan Kelurahan Polehan
Sudirman JI.Ronggo Lawe- relatif lebar

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 27
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

Pertimbangan penyediaan halte dan karakteristik halte yang dibutuhkan di Kota Malang - 0.5 - 1.74
dapat dilihat di Tabel 2.2 Berdasarkan kesimpulan di atas, maka direkomendasikan minimal pembangunan sejumlah 5
buah halte, yang terbagi pada ruas JI. S. Prlyosudarmo, JI. Satsuit Tubun, JI. Arief Margono (untuk
halte yang bershelter), serta pembangunan halte di JI. S. Supriadi, serta di. JI. Kol. Sugiono untuk
Tabel 2.2 halte yang tidak bershelter. Selain itu, ada beberapa ruas jalan yang mungkin tetap diusulkan untuk
Pertimbangan Rencana Pengembangan Halte
penambahan halte, yaitu pada titik-titik yang disimpulkan 'mungkin', mempunyai jumlah potensi
X
Status Indikasi penumpang relatif besar, serta lokasinya yang strategis. Sehubungan dengan perencanaan check
No Ruas Jalan Penumpang/ Dawasja RTH Kesimpulan
Halte Kebutuhan
P Jalan poin untuk bus kota, maka direncanakan membuat 3 buah halte yang mempunyai fungsi ganda,
1. JI. Raden lntan -(+) 20.26 (-) 2 (+) Ada Mungkin
2. Tdk yaitu pada ruas jalan perbatasan JI. Raya Langsep dengan Jl. Galunggung, JI. Sukarno Hatta, serta
JI. Panji Soeroso -(+) 20.85 (-) 0,5 (-) Mungkin
ada JI. A. Yani. Ada 3 catatan yang berbeda untuk ketiga lokasi tesebut, yaitu:
3. Jl. S. Tdk Butuh halte Berdasarkan
2(-) 95.61 (+) 2 (+) variabel
Prijosudarmo ada bershelter Pemilihan lokasi perbatasan antara Jl. Raya Langsep/Galunggung, karena faktor/alasan
4. Jl. P. Sudirman - (+) 0.76 (-) 1 (-) Ada Mungkin disamping dpt
ditarik kesimpulan efektifitas lokasi tersebut.
5. Jl. Gatot Subroto -(+) 2.98 (-) 1 (-) Tidak Mungkin
bahwa ruas jalan
6. Jl. L. Martadinata -(+) 16.48 (-) 1 (-) Tidak Mungkin Pemilihan JI. Sukarno Hatta lebih dititikberatkan pada alasan kebutuhan serta prasyarat
yg sangat butuh
7. Butuh tdk
Jl. Kol. Sugiono -(+) 6.84 (-) 3 (+) Ada halte adalah Jl. S kemungkinan.
bershelter
Projosudarmo, Jl.
8. Butuh Pemilihan Lokasi di Jl. A. Yani, dikarenakan adanya perimbangan keberlanjutan sistem
JI. Sasuit Tubun -(+) 13.82 (-) 2 (+) Tidak Sasuit Tubun, Jl.
bershelter
Arif Margono pelayanan yang didasarkan atas rentang jarak pelayanan bus kota, sekaligus mengefektifkan
9. Butuh tidak
JI. S. Supriyadi 1 (-) 10.82 (-) 2 (+) Ada (bershelter), Jl.
bershelter kinerja dari cek poin waktu.
Kol. Sugiono dan
10. Butuh Jl. Sudanco
JI. Arief Margono - (+) 56.63 (+) 1 (-) Tidak Busway
bershelter Supriyadi (tdk
11. JI. B. Katamso - (+) 7.22 (-) 1 (-) Tidak Mungkin bershelter) Untuk mengoptimalkan kerja sistem bus kota ini, maka diperlukan suatu jalur khusus untuk
12. JI. I.R. Rais - (+) 7.25 (-) 1 (-) Tidak Mungkin
13. Jl. Raya memisahkan sistem ini dengan sistem yang lain. Hanya saja yang perlu diusahakan adalah bahwa
- (+) 5.03(-) 3(+) Ada Mungkin
Langsep ada ruas-ruas jalan eksisting yang layak atau mampu untuk dikembangkan dengan ada pula yang

Keterangan: kurang atau tidak iayak. Berikut ini tabel penjelasannya.


Kriteria status halte: kalau yang sudah ada maka cenderung ruas jalan tersebut kurang
membutuhkan rencana pengadaan halte Tabel 2.3
Untuk koefisien penumpang/panjang jalan: Rencana Jalur Busway Alternatif Jalur I
- 48.185 + 95.61
- 0.76 - 48.184
Untuk dawasja:
+1.75-3

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 28
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

Layak/Tidak
No. Ruas Jalan Solusi
Layak
1. JI. Raden Intan Layak -
Sebagai syarat agar ruas jalan ini layak di plot
sebagai jalur busway, perlu adanya pelebaran
2. JI. Panji Soeroso Tidak Layak
jalan, atau pun dengan melakukan rekayasa lalu
lintas.

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 29
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

Lanjutan Tabel 2.3: perumahan, pendidikan tinggi, pelayanan umum, serta industri kecil. Selanjutnya, untuk mengisi
Sebagai syarat agar ruas jalan ini layak di plot lahan-lahan yang kosong serta menjadi satu bagian yang integral dengan sistem dan pola
JI. S. sebagai jalur busway, perlu adanya pelebaran
3. Tidak Layak pembangunan di wilayah Kota Malang, maka kegiatan-kegiatan yang dikembangkan di wilayah
Prijosudarmo jalan, atau pun dengan melakukan rekayasa lalu
lintas. Kecamatan Lowokwaru adalah:
4. JI. P. Sudirman Layak -
- Kegiatan perumahan, kegiatan ini pada saat sekarang memiliki laju pertumbuhan sangat
5. JI. Gatot Subroto Layak -
JI. L. cepat, sehingga perlu dilakukan arahan-arahan perkembangan agar polanya lebih bersifat
6. Layak -
Martadinata ekstensif daripada intensif.
7. JI. Kol. Sugiono Layak -
Perlu adanya pelebaran jalan. - Kegiatan pendidikan tinggi, kegiatan ini diarahkan pada suatu lokasi khusus yang relatif
8. JI. Satsuit Tubun Tidak Layak Perlu adanya rekayasa lalu lintas, seperti jalur satu dekat satu sama lain, sehingga dapat melokalisasi kegiatan-kegiatan ikutan yang menunjang
arah.
9. JI. S. Supriyadi Layak - seperti pelayanan umum dan pelayanan perumahan mahasiswa. Kegiatan ini diarahkan di
10. JI. Arief Margono Layak - sekitar Kelurahan Sumbersari dan Desa Merjosari yang pada saat ini merupakan lahan
Sebagai syarat agar ruas jalan ini layak di plot
kosong.
sebagai jalur busway, perlu adanya pelebaran
11. JI. B. Katamso Tidak Layak
jalan, atau pun dengan meiakukan rekayasa lalu - Kegiatan pelayanan umum, kegiatan ini lebih sesuai apabila dikembangkan secara hirarkis
lintas.
Sebagai syarat agar ruas jalan ini layak diplot dan menempati lahan-lahan strategis di sepanjang jalan utama. Hirarki paling tinggi
sebagai jalur busway, perlu adanya pelebaran diarahkan pada kawasan sepanjang Jalan Letjen Sutoyo dan Jalan MT Mayjen Haryono,
12. JI. I.R. Rais Tidak Layak
jalan, atau pun dengan melakukan rekayasa lalu
lintas. kemudian dapat dikembangkan kegiatan pelayanan umum pada hirarki lebih rendah pada
JI. Raya tiap-tiap pusat sub bagian wilayah kota untuk menunjang pelayanan umum pada lingkup
13. Layak -
Langsep
lingkungan.
Sumber: Greater Malang Traffic Management and Public Transport Study
- Kegiatan industri kecil, yang dikembangkan secara trend oriented tanpa perlu menyediakan
2.2. Tinjauan Kebijaksanaan Internal lahan khusus karena skala usaha dari industri ini tidak memungkinkan untuk membentuk
2.2.1 RDTRK Kecamatan Lowokwaru Tahun 1990 2013 suatu lingkungan industri kecil.
2.2.1.1. Konsep Pengembangan Tata Ruang Kecamatan Lowokwaru
Rencana kegiatan utama di Kecamatan Lowokwaru dapat dilihat pada Peta 2.4.
A. Peran dan Fungsi Kecamatan Lowokwaru

Kebijaksanaan struktur tata ruang dan perwilayahan pembangunan untuk Kota Malang B. Konsep Tata Ruang Kota
menetapkan tiga arahan kegiatan utama yang dapat dikembangkan di wilayah Kecamatan Secara structural dan teoritis, pola peruntukan lahan pada suatu kota atau kawasan
Lowokwaru, masing-masing kegiatan pendidikan tinggi, industri kecil dan perumahan. Sementara itu fungsional dapat diklasifikasikan atas tiga jenis, masing-masing :
kegiatan-kegiatan yang memiliki dominasi dan spesifikasi di Kecamatan Lowokwaru saat ini adalah

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 30
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

- Concentric zone, yaitu suatu pola peruntukan lahan yang berpusat pada suatu lokasi sentral
yang biasanya merupakan suatu kota. Pusat pelayanan biasanya terjadi pada lokasi sentral
dengan aktivitas komersial dan pelayanan umum yang mendominasi seluruh aktivitas di kota

Peta 2.4. Rencana Fungsi Kegiatan Utama Di Kecamatan Lowokwaru

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 31
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

yang bersangkutan. Keuntungan dari pola ini adalah efisiennya jangkauan pelayanan karena 2.2.1.2. Rencana Struktur Kecamatan Lowokwaru
masing-masing aktivitas berkembang secara konsentris, sedangkan kelemahannya adalah Dalam menciptakan struktur ruang Kecamatan Lowokwaru, dibentuk dua belas wilayah
mudahnya timbul kerawanan-kerawanan spasial pada kawasan pusat kota serta sulitnya
pengembangan dalam bentuk sub bagian wilayah kota yang sekaligus berfungsi sebagai unit
mengembangkan keseluruhan lahan kota apabila masing-masing aktivitas berkembang
lingkungan dengan fungsi dan peranan sebagai berikut:
secara konsentris kearah luar.
- Sub bagian wilayah/unit lingkungan A yang meliputi sebagian Desa Tasikmadu dan sebagian
- Sectoral concept, yaitu suatu pola peruntukan lahan dimana aktivitas-aktivitas perkotaan
Desa Tunggulwulung dengan fungsi sebagai areal pertanian dan permukiman kepadatan rendah.
yang ada menempati lahan secara sektoral. Keuntungan dari aplikasi konsep ini adalah
- Sub bagian wilayah/unit lingkungan B yang meliputi sebagian Desa Tasikmadu dan sebagian
dapat diredamnya gejala timbulnya permasalahan kota karena hampir tidak terdapat
Kelurahan Tunjungsekar dengan fungsi sebagai areal pertanian dan permukiman kepadatan
pemusatan aktivitas pada satu lokasi. Kerugian aplikasi pola ini adalah tidak adanya efisiensi
sedang.
pola pelayanan karena masing-masing aktivitas kelihatan berdiri sendiri-sendiri.
- Sub bagian wilayah/ unit lingkungan C yang meliputi sebagian Kelurahan Tunjungsekar dengan
- Multiple nuclei concept, yaitu suatu pola peruntukan lahan yang terdiri atas pusat-pusat
fungsi sebagai areal permukiman kepadatan tinggi dan industri kecil.
pelayanan yang jumlahnya lebih dari satu. Dengan demikian, tiap pusat pelayanan memiliki
- Sub bagian wilayah/unit lingkungan D yang meliputi sebagian Desa Tunggulwulung dan sebagian
jangkauan pelayanan sendiri. Pola ini tampaknya sangat sesuai untuk pengembangan kota-
Kelurahan Jatimulyo dengan fungsi sebagai areal pertanian dan permukiman kepadatan rendah.
kota di Indonesia.
- Sub bagian wilayah/unit lingkungan E yang meliputi sebagian Kelurahan Mojolangu dan sebagian
Pendekatan yang digunakan dalam perencanaan tata ruang ada 4 jenis, masing-masing :
Kelurahan Jatimulyo dengan fungsi sebagai area permukiman kepadatan sedang.
- Fixed zoning, yaitu suatu konsep zoning yang menetapkan peruntukan lahan secara tegas
- Sub bagian wilayah/unit lingkungan F yang meliputi sebagian Kelurahan Mojolangu dengan
dengan batas-batas peruntukan yang tegas pula.
fungsi sebagai areal permukiman kepadatan tinggi.
- Mixed used zoning, yaitu suatu konsep zoning yang memungkinkan kombinasi dalam
- Sub bagian wilayah/unit lingkungan G yang meliputi sebagian Kelurahan Tulusrejo dengan fungsi
penggunaan lahan secara intensif, baik susunan vertical maupun susunan horizontal serta
sebagai areal permukiman kepadatan tinggi.
tidak mengabaikan factor kesehatan, keamanan, mobilitas dan lain-lain.
- Sub bagian wilayah/unit lingkungan H yang meliputi sebagian Kelurahan Lowokwaru dengan
- Cluster zoning, yaitu suatu konsep zoning yang merupakan pengelompokan aktivitas
fungsi sebagai areal pusat pelayanan lingkup kota dan permukiman kepadatan tinggi.
dengan komponen penggunaan lahan yang berkaitan erat, terutama untuk lingkungan yang
- Sub bagian wilayah/unit lingkungan I yang meliputi sebagian Kelurahan Dinoyo, sebagian
tidak memungkinkan banyak pilihan pengunaan lahan.
Kelurahan Ketawanggede dan sebagian Desa Tlogomas dengan fungsi sebagai area pusat
- Floating zone, yaitu suatu konsep zoning dimana kegiatan yang diarahkan belum dapat
pelayanan lingkup Kecamatan Lowokwaru, permukiman kepadatan sedang, dan permukiman
ditentukan pada saat perencanaan sehingga perkembangannya akan mengikuti permintaan
kepadatan tinggi.
pasar. Konsep ini diperuntukan bagi kawasan perdagangan dan perkantoran.
- Sub bagian wilayah/unit lingkungan J yang meliputi Kelurahan Ketawanggede dan Kelurahan
- Interim zoning, yaitu suatu konsep zoning yang memungkinkan peruntukan lahan bagi
Sumbersari dengan fungsi sebagai areal pendidikan tinggi dan permukiman kepadatan tinggi.
kawasan konservasi atau kawasan lain yang akan ditentukan kemudian.

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 32
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

- Sub bagian wilayah/ unit lingkungan K yang meliputi sebagian Desa Tlogomas dan Desa - Kawasan di sepanjang Jalan Letjen Sutoyo tetap dipertahankan sebagai pusat kegiatan
Merjosari dengan fungsi sebagai areal permukiman kepadatan sedang dan industri kecil. pelayanan sekunder dan tersier untuk lingkup kota Malang.
- Sub bagian wilayah/ unit lingkungan L yang meliputi sebagian Desa Merjosari dengan fungsi - Kawasan sepanjang Jalan MT Mayjen Haryono tetap dipertahankan sebagai pusat
sebagai areal permukiman kepadatan rendah dan permukiman kepadatan sedang pelayanan utama daiam kegiatan sosial dan ekonomi (komoditas primer, sekunder, dan
Secara struktural, tiap sub bagian wilayah kota dibagi atas zona-zona atau blok-blok yang tersier) dengan cakupan pelayanan meliputi seluruh wilayah Kecamatan Lowokwaru. Bentuk
lebih kecil dari ukuran sub bagian wilayah kota dengan maksud untuk pemerataan distribusi fasilitas pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa yang dapat dilakukan adalah pasar, toko
pelayanan lingkup sub bagian wilayah kota menuju fasilitas pelayanan lingkup blok. Tiap blok individual, pertokoan, ruko, dan pusat perbelanjaan lokal.
diupayakan memiliki spesifikasi sendiri, baik dari kepadatan penduduknya maupun jenis fasilitas - Pada tiap pusat sub bagian wilayah kota dapat dikembangkan kegiatan pelayanan umum
utamanya. Yang jelas, tiap blok harus memiliki fasilitas pelayanan yang dapat melayani kebutuhan yang meliputi perdagangan, jasa, dan pelayanan sosial dengan skala pelayanan lingkup sub
penduduk dalam blok tersebut, seperti kebutuhan sehari-hari, pendidikan, kesehatan, dan bagian wilayah kota. Bentuk pengembangan disarankan berupa toko-toko individual maupun
peribadatan. Untuk lebih jelasnya pembagian unit lingkungan di Kecamatan Lowokwaru dapat dilihat kios. Di sepanjang jalan Sumbersari tetap dipertahankan kegiatan pelayanan umum yang
Peta 2.5. menunjang kegiatan pendidikan tinggi.

Kegiatan industri kecil dikembangkan secara konvensional pada dua kawasan yang telah
2.2.1.3. Rencana Penggunaan Lahan Kecamatan Lowokwaru berkembang dan diarahkan untuk berkembang secara linear di sepanjang jalan Ikan Piranha dan di
Kebutuhan ruang atau lahan bagi pengembangan Kecamatan Lowokwaru sampai akhir sepanjang jalan Merjosari. Bentuk lingkungan industri kecil tidak direkomendasikan, karena dirasa
tahun perencanaan (tahun 2013), adalah sebagai berikut tidak sesuai dengan skala usaha dari kegiatan industri kecil tersebut.
- Fasilitas perumahan : 1.199,782 ha - Kegiatan pendidikan tinggi diarahkan secara ekstensif dan dapat dipertahankan pada lokasi
- Fasilitas pendidikan : 285.180 ha Kelurahan Ketawanggede dan Sumbersari yang sekarang telah ada. Untuk lokasi
- Fasilitas perdagangan : 70,608 ha pengembangannya diarahkan pada lahan di sekitar Kelurahan Dinoyo pada areal sepanjang
- Fasilitas peribadatan : 53,888 ha
rencana jalan arteri sekunder yang menghubungkan Kecamatan Lowokwaru dengan
- Fasilitas kesehatan : 11,130 ha
Kecamatan Lowokwaru.
- Fasilitas kebudayaan dan rekreasi : 11,800 ha
- Kegiatan permukiman direncanakan merupakan kegiatan dominan di Kecamatan
- Fasilitas ruang terbuka hijau : 142,099 ha
- Fasilitas pelayanan umum : 71,810 ha Lowokwaru yang terbagi atas permukiman kepadatan tinggi, permukiman kepadatan

Luas Kecamatan Lowokwaru adalah 2.089,51 ha, sedangkan kebutuhan lahan total bagi sedang, dan permukiman kepadatan rendah. Permukiman kepadatan tinggi tetap

pengembangan Kecamatan Lowokwaru sampai akhir tahun perencanaan (tahun 2013) diperkirakan dipertahankan pada lokasi lama, yaitu di sekitar pusat pelayanan utama pada Kelurahan

sekitar 2.200 ha dan diperkirakan sudah mencapai titik maksimumnya. Rencana penataan pola Dinoyo, Desa Tlogomas, Kelurahan Lowokwaru, sebagian Jatimulyo, Tulusrejo, sebagian

penggunaan tanah diKecamatann Lowokwaru ditentukan sebagai berikut: Mojolangu, dan Kelurahan Tunjungsekar. Permukiman kepadatan sedang diarahkan pada
areal di sebelah "dalam", yaitu di sekitar Desa Merjosari, Tlogomas, Kelurahan iatimulyo,

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 33
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

Peta 2.5 Rencana Pembagian Unit Lingkungan Di Kecamatan Lowokwaru

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 34
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

Mojolangu, dan Desa Tunggulwulung. Permukiman kepadatan rendah diarahkan pada berakhir di jalan Mayjen DI Panjaitan.
bagian Barat Laut dan Barat kecamatan yang termasuk wilayah Desa Merjosari,
b. Rencana Hierarki Jalan
Tunggulwulung, dan Tasikmadu.
Dengan adanya pengaturan jaringan jalan berdasarkan konsep radial konsentris, maka
- Kegiatan pertanian masih dapat dipertahankan untuk sementara waktu di Desa Tasikmadu
rencana hirarki jalan Kecamatan Lowokwaru, adalah:
dengan campuran permukiman rural Desa Tasikmadu.
- Jalan arteri primer, yaitu jalan yang menghubungkan kota Malang dengan Surabaya dan
- Fasilitas ruang terbuka hijau dikembangkan di sepanjang saluran kali Brantas dengan jarak
sebagian besar termasuk dalam wilayah kecamatan Blimbing.
25 meter dari tepi saluran. Lahan ini dapat dimanfaatkan untuk areal makam atau tempat
- Jalan kolektor primer, yaitu jalan yang menghubungkan kota Malang dengan kota orde kedua
pembuangan sampah sementara. Untuk lebih jelasnya Pola Penggunaan Tanah Kecamatan
Batu yang melalui jalan Mayjen DI Panjaitan dan jalan Mayjen Haryono MT.
Lowokwaru dapat dilihat pada Peta 2.6.
- Jalan arteri sekunder, ditetapkan untuk jalan Letjen Sutoyo.
- Jalan kolektor sekunder, ditetapkan untuk segmen jalan yang menghubungkan kecamatan
2.2.1.4. Rencana Pengembangan Jaringan Jalan
Lowokwaru dengan Kecamatan Lowokwaru terus menuju Kecamatan Blimbing melalui
a. Pola Jaringan Jalan
Kelurahan Dinoyo, Desa Tlogomas, sebagian Kelurahan Jatimulyo, Desa, Tunggulwulung-,
Rencana jaringan jalan Kecamatan Lowokwaru mencakup penataan distribusi dan dimensi Desa Tasikmadu, dan Kelurahan Tunjungsekar;( untuk segmen jalan yang menghubungkan
prasarana transportasi jalan raya, penataan fasilitas transportasi, pengaturan sirkulasi lalu
jalan Mayjen DI Panjaitan dengan jalan Ahmad Yani melalui Kelurahan Jatimulyo, Mojolangu,
lintas, pengaturan sistem perangkutan umum, tahapan pengembangan jaringan jalan, serta
dan Tunjungsekar; dan untuk jaringan jalan yang bermuara menuju jalan Letjen Sutoyo dan
pengklasifikasian aktivitas pengembangan jaringan jalan. Kecamatan Lowokwaru mempunyai pola
yang bermuara menuju jalan Mayjen Haryono MT seperti jalan Sumbersari
jaringan jalan radial yang merupakan turunan dari pola jaringan jalan secara regional di Kota
- Jalan lokal sekunder, yaitu jaringan jalan yang terletak pada kawasan-kawasan fungsional,
Malang. Untuk Kecamatan Lowokwaru, sistem jaringan radialnya diaplikasikan dengan
baik sebagai jalan utama kawasan maupun jalan lingkungan dalam kawasan.
menggunakan jalan-jalan utama yang ada sebagai jalan radial, yaitu:
- Jalan arah Barat Laut (Mayjen Haryono MT) c. Rencana Dimensi Jalan
- Jalan arah Utara (Letjen Sutoyo) . Rencana dimensi jalan dalam bentuk lebar Right Of Way (ROW). Kebutuhan dimensi jaIan
Sementara itu untuk sistem jaringan jalan konsentris yang berfungsi memperlancar arus lalu diperkirakan berdasarkan kondisi lebar eksisting, pengamatan volume lalu lintas, serta kemungkinan
lintas antar pusat pelayanan di sepanjang Jalan MT Mayjen Haryono dan di sepanjang Jalan Letjen pengembangannya di masa mendatang. Berikutnya dimensi jalan untuk Kecamatan Lowokwaru
Sutoyo, direncanakan jalan melingkar yang terdiri atas dua bagian, yaitu: ditetapkan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
- Jalan melingkar mulai dari Kelurahan Tunjungsekar menuju Barat (Desa Tunggulwulung), - Jalan arteri sekunder yang melalui jalan Letjen Sutoyo direncanakan dengan lebar ROW 40
terus ke Selatan melalui Desa Tlogomas, Kelurahan Dinoyo, menembus Jalan MT Mayjen meter
Haryono dan terus ke Selatan menuju Kecamatan Lowokwaru. - Jalan kolektor primer yang menuju kota Batu dengan melalui jalan Mayjen Haryono MT
- Jalan melingkar mulai dari Desa Tasikmadu menuju ke Selatan (Kelurahan Jatimulyo) dan direncanakan,dengan lebar ROW 20 meter.

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 35
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

Peta 2.6 Rencana Penggunaan Tanah Kecamatan Lowokwaru

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 36
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

- Jalan kolektor sekunder yang merupakan jalan lingkar luarl yang melalui Kelurahan Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru di sepanjang jalan Mayjen Haryono MT diarahkan untuk
Desa Tunggulwulung dan Desa Tasikmadu direncanakan dengan lebar ROW 25 meter; jalan pemanfaatan lahan paling intensif, yaitu dengan KDB 70 80 %
lingkar dalam yang melalui Kelurahan Jatimulyo, Mojolangu, dan Tunjungsekar direncanakan - Kawasan perdagangan dan jasa dengan lingkup pelayanan sub bagian wilayah kota
dengan lebar ROW 16 meter; serta jaringan jalan yang melalui Kelurahan Sumbersari, Dinoyo, diarahkan untuk menggunakan lahan dengan KDB 60 70 %
Merjosari, Tlogomas, Lowokwaru, dan Tulusrejo direncanakan dengan lebar ROW 12 meter. - Kawasan perumahan kepadatan tinggi dan industri kecil diarahkan untuk memanfaatkan
- Jalan di bawah tegangan tinggi yang melalui Desa Tlogomas, Merjosari, Tunggulwulung, dan lahan dengan KDB 50 60 %
Kelurahan Mojolangu direncanakan dengan lebar ROW 40 meter karena merupakan jalan - Kawasan perumahan kepadatan sedang diarahkan untuk memanfaatkan lahan dengan
kembar. KDB 40 - 50%
- Jalan-jalan lokal sekunder direncanakan dengan lebar ROW antara 6 - 8 meter. - Kawasan perumahan kepadatan rendah dan pendidikan tinggi diarahkan untuk
memanfaatkan lahan dengan KDB 30 40 %
d. Rencana Sirkulasi Angkutan Umum
- Kawasan ruang terbuka hijau sepanjang kali Brantas dapat diarahkan untuk daerah
Sedangkan arahan sirkulasi angkutan umum di kecamatan Lowokwaru adalah:
terbangun sepanjang KDB-nya tidak melebihi 30 %
- Angkutan umum yang melayani jalur Barat - Selatan melalui jalan Mayjen Haryono MT dan
Pengaturan koefisien lantai bangunan pada Kecamatan Lowokwaru diatur dengan ketentuan
Mayjen DI Panjaitan atau melalui jalan lain di sebelah Selatan jalan Mayjen Haryono MT
sebagai berikut :
seperti jalan Sumbersari, jalan dalam kompleks Unibraw, dan jalan di bawah tegangan tinggi di
- Kawasan perdagangan dan jasa dengan lingkup pelayanan Kota Malang di sepanjang jalan
Desa Tlogomas.
Letjen Sutoyo diarahkan untuk memanfaatkan lahan dengan KLB 70-800%
- Angkutan umum yang melayani jalur Barat - Utara melalui jalan Mayjen Haryono MT dan
- Kawasan perdagangan dan jasa dengan lingkup pelayanan meliputi Kecamatan Lowokwaru
Mayjen DI Panjaitan atau melalui jalan lain di sebelah Utara jalan Mayjen Haryono MT seperti
di sepanjang jalan Mayjen Haryono MT diarahkan untuk memanfaatkan lahan dengan KLB
jalan lingkar luar atau jalan lingkar dalam.
70-320%
- Angkutan umum yang melayani jalur Utara Selatan melalui jalan Letjen Sutoyo tanpa
- Kawasan perdagangan dan jasa dengan lingkup pelayanan sub bagian wilayah kota
melalui wilayah Kecamatan Lowokwaru
disepanjang jalan Sumbersari yang menunjang kegiatan pendidikan tinggi diarahkan untuk
Adapun rencana hirarki jalan di Kecamatan Lowokwaru dapat dilihat pada Peta 2.7.
menggunakan lahan dengan KLB 70-250%
- Kawasan perdagangan dan jasa dengan lingkup pelayanan sub bagian wilayah kota lainnya
2.2.1.5. Rencana Intensitas Bangunan
diarahkan untuk menggunakan lahan dengan KLB 60-200%
Untuk Kecamatan Lowokwaru, pengaturan koefisien dasar bangunan pada komponen- - Kawasan pendidikan tinggi diarahkan menggunakan lahan dengan KLB 30-160%
komponen guna lahan ditetapkan sebagai berikut : - Kawasan perumahan kepadatan tinggi dan industri kecil diarahkan untuk memanfaatkan
- Kawasan perdagangan dan jasa dengan lingkup pelayanan Kota Malang di sepanjang jalan lahan dengan KLB 50-120%
Letjen Sutoyo dan kawasan perdagangan dan jasa dengan lingkup pelayanan meliputi -

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 37
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

Peta 2.7 Rencana Hirarkhi Jalan kec lowokwaru

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 38
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

- Kawasan perumahan kepadatan sedang diarahkan untuk memanfaatkan lahan dengan KLB - Kawasan perdagangan dan jasa dengan lingkup pelayanan sub bagian wilayah kota
40-50% sepanjang jalan Sumbersari dan pada sub bagian wilayah kota lainnya yang umumnya
- Kawasan perumahan kepadatan rendah dan pendidikan tinggi diarahkan untuk - terletak di tepi jalan kolektor sekunder diarahkan untuk memanfaatkan lahan dengan garis
memanfaatkan lahan dengan KLB 30-40% sempadan bangunan selebar 8-10 meter
- Kawasan ruang terbuka hijau sepanjang kali Brantas dapat diarahkan untuk daerah - Jenis peruntukan lahan yang menggunakan lahan di sepanjang jalan local sekunder yang
terbangun sepanjang KLB-nya tidak melebihi 30% umumnya merupakan kawasan permukiman kepadatan tinggi diarahkan menggunakan
Ketinggian bangunan untuk Kecamatan Lowokwaru diatur sebagai berikut : lahan dengan garis sempadan bangunan selebar 3-5 meter
- Kawasan perdagangan dan jasa dengan lingkup pelayanan Kota Malang di sepanjang jalan Luas perpetakan lahan untuk Kecamatan Lowokwaru diatur sebagai berikut :
Letjen Sutoyo diarahkan dengan ketinggian bangunan antara 1-10 lantai - Kawasan pendidikan tinggi diarahkan dengan luas perpetakan lahan minimal 10.000 m2
- Kawasan perdagangan dan jasa dengan lingkup pelayanan meliputi Kecamatan Lowokwaru - Fasilitas kesehatan berupa rumah sakit diarahkan dengan luas perpetakan lahan 5.000
di sepanjang jalan Mayjen Haryono MT diarahkan dengan ketinggian bangunan antara 1-4 -10.000 m2
lantai - Kawasan perdagangan dan jasa di sepanjang jalan Letjen Sutoyo dan jalan Mayjen Haryono
- Kawasan pendidikan tinggi diarahkan dengan ketinggian bangunan antara 1-4 lantai diarahkan dengan luas perpetakan lahan 1.000-5.000 m2
- Kawasan perdagangan dan jasa dengan lingkup pelayanan sub bagian wilayah kota di - Kawasan perdagangan dan jasa dengan lingkup pelayanan local pada tiap sub bagian
sepanjang jalan Sumbersari dan di sub bagian wilayah lainnya diarahkan dengan ketinggian wilayah kota diarahkan dengan luas perpetakan lahan 750-1.000 m2
bangunan anatara 1-3 lantai - Kawasan permukiman kepadatan tinggi diarahkan dengan luas perpetakan lahan 125-250
- Kawasan perumahan kepadatan tinggi dan industri kecil diarahkan dengan ketinggian m2
bangunan antara 1-2 lantai - Kawasan permukiman kepadatan sedang diarahkan dengan luas perpetakan lahan 250 -
- Kawasan perumahan kepadatan sedang dan kawasan perumahan kepadatan rendah 375 m2
diarahkan dengan ketinggian bangunan 1 lantai - Kawasan permukiman kepadatan rendah diarahkan dengan luas perpetakan lahan
Pengaturan garis sempadan bangunan untuk Kecamatan Lowokwaru dilakukan sebagai berikut : 375 - 750 m2
- Kawasan perdagangan dan jasa dengan lingkup pelayanan Kota Malang di sepanjang jalan
Letjen Sutoyo diarahkan untuk memanfaatkan lahan dengan garis sempadan bangunan 2.2.1.6. Rencana Kebutuhan Fasilitas
selebar 15-20 meter a. Fasilitas Pendidikan
- Kawasan perdagangan dan jasa dengan lingkup pelayanan meliputi Kecamatan Fasilitas pendidikan yang secara umum disediakan untuk kawasan pemukiman di wilayah
Lowokwaru di sepanjang jalan Mayjen Haryono diarahkan untuk memanfaatkan lahan
perkotaan adalah :
dengan garis sempadan bangunan selebar 10-15 meter
- Sekolah Taman Kanak-Kanak
Mempunyai radius pelayanan maksimum 500 meter dengan kebutuhan luas lahan sebanyak

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 39
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

2.500 m2 untuk tiap ekolah taman kanak-kanak dapat melayani 1000 penduduk. Lokasi - Toko
sekolah tersebut sebaiknya tersebar dan berada di tengah-tengah kelompok keluarga dalam Toko direncanakan mempunyai skala pelayanan tingkat lingkungan. Jumlah penduduk yang
satu kawasan perumahan. dapat mendukung sarana ini adalah 500 penduduk. Luas lahan yang dibutuhkan adalah
- Sekolah Dasar 350 m2.
Sekolah dasar mempunyai radius pelayanan maksimum 1000 m. Kebutuhan lahan bagi jenis - Pusat pertokoan/perdagangan
fasilitas pendidikan ini lebih kurang 5000 m 2. Jumlah penduduk yang terlayani oleh satu Direncanakan mempunyai skala pelayanan lingkup kota dan jumlahnya tidak tergantung
sekolah dasar adalah 1600 penduduk. pada jumlah penduduk. Lahan yang dibutuhkan pertokoan ini adalah 13.500 m2.
- Sekolah Menengah Pertama
c. Fasilitas Kesehatan
Sekolah menengah pertama direncanakan mempunyai skala pelayanan lingkup lingkungan.
Fasilitas kesehatan yang secara umum dan sesuai terdapat dalam lingkungan permukiman
Satu sekolah menengah pertama membutuhkan lahan seluas 10.000 m 2 dan dapat melayani
di perkotaan adalah :
lebih kurang 4800 penduduk.
- Puskesmas pembantu
- Sekolah Menengah Atas
Direncanakan mempunyai skala pelayanan lingkup lingkungan dan membutuhkan lahan
Sekolah menengah atas direncanakan mempunyai skala pelayanan untuk lingkup bagian
seluas 1200 m2. jumlah puskesmas pembantu tidak tergantung pada jumlah penduduk yang
wilayah kota. Lahan seluas 10.000 m2 dibutuhkan bagi tiap sekolah dan jumlah penduduk
dilayani, tetapi dalam satu lingkungan direncanakan terdapat sebuah puskesmas pembantu.
yang
- Puskesmas
dapat dilayani lebih kurang 10.000 penduduk.
Tiap lingkup bagian wilayah kota direncanakan terdapat sebuah puskesmas yang berfungsi
b. Fasilitas Perdagangan sebagai pelayanan kesehatan dan melakukan koordinasi dari beberapa puskesmas
Fasilitas perdagangan yang umumnya terdapat di wilayah permukiman di perkotaan adalah : pembantu yang terdapat di tiap lingkungan. Lahan yang dibutuhkan bagi puskesmas ini
- Pasar adalah 2400 m2.
Direncanakan terdapat pada tiap unit-unit pengembangan, kebutuhan lahan bagi pasar - Rumah sakit
dapat diambilkan dari kebutuhan lahan fasilitas perdagangan lainnya, yaitu kios, took dan Berdasarkan standar 3 tempat tidur untuk tiap 1000 penduduk sedangkan 1 tempat tidur
pusat perdagangan. membutuhkan lahan seluas 120 m2, maka lahan yang dibutuhkan bagi sarana ini adalah 3,6
- Kios/warung m2 untuk tiap penduduk yang dilayaninya.
Fasilitas perdagangan yang mempunyai skala pelayanan terkecil, oleh karena itu kios - Apotik
direncanakan berskala pelayanan dalam lingkup lingkungan. Satu kios dibutuhkan oleh Direncanakan mempunyai skala pelayanan dalam lingkup lingkungan sehingga tiap
minimal 250 penduduk. Luas tanah yang dibutuhkan 100 m2. Lokasi kios direncanakan lingkungan membutuhkan sebuah apotik. Lahan yang dibutuhkan bagi sarana ini adalah 350
menyatu dalam satu lahan. m2 termasuk ruang parkir.

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 40
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

- Tempat praktek dokter - Gedung bioskop membutuhkan lahan seluas 2000 m2.
Sebaiknya merupakan salah satu sarana yang tidak dapat dipisahkan dari kawasan - Gedung kesenian membutuhkan lahan seluas 2000 m2.
perumahan dan didukung oleh sekurang-kurangnya 5000 penduduk. Lokasi ini harus - Gedung perpustakaan membutuhkan lahan seluas 2000 m2.
ditengah-tengah kelompok keluarga, dimana luas tanah yang dibutuhkan lebih kurang
f. Fasilitas Ruang Terbuka Hijau
150 m2.
Pengaturan kebutuhan lahan dilakukan dengan system berjenjang sebagai berikut :
d. Fasilitas Peribadatan - Untuk lingkup local disediakan fasilitas dengan lahan seluas 1 m2 per penduduk
Fasilitas peribadatan yang biasanya terdapat di lingkungan pemukiman di perkotaan adalah: - Untuk lingkup lingkungan disediakan fasilitas dengan lahan seluas 5 m2 per penduduk
- Sarana ibadah bagi pemeluk agama Islam - Untuk lingkup kota disediakan fasilitas dengan lahan seluas 10 m2 per penduduk
- Sarana ibadah bagi pemeluk agama katolik/Kristen
g. Fasilitas Pelayanan Umum
Berkaitan dengan struktur tata ruang, penyediaan fasilitas peribadatan ditetapkan secara
Jenis fasilitas pelayanan umum yang biasanya terdapat di lingkungan permukiman di
berjenjang dengan pengaturan sebagai berikut :
perkotaan adalah:
- Mesjid, dengan skala pelayanan lingkup kota dan membutuhkan lahan seluas 2000 m2.
- Pos hansip
- Langgar, dengan skala pelayanan lingkup lingkungan dan membutuhkan lahan seluas 300
- Parkir umum
m2.
- Balai rukun warga
e. Fasilitas Kebudayaan dan Rekreasi - Kantor kelurahan
Jenis fasilitas kebudayaan dan rekreasi yang umumnya terdapat dan sesuai dalam - Pos polisi
lingkungan pemukiman di perkotaan adalah : - Kantor pemadam kebakaran
- Balai pertemuan - Kantor polisi
- Gedung serbaguna - Kantor kecamatan
- Gedung bioskop - Kantor pos cabang
- Gedung kesenian Distribusi fasilitas pelayanan umum lain untuk tiap jenjang unit pengembangan diatur sebagai
- Gedung perpustakaan berikut:
Fasilitas tersebut diletakkan pada pusat-pusat unit pengembangan yang direncanakan dan - Sarana pelayanan umum tingkat lingkungan membutuhkan lahan seluas 0,16 m2 untuk tiap
menempati satu lahan secara bersama-sama. Kebutuhan lahan bagi fasilitas kebudayaan dan penduduk yang dilayaninya dengan jenis fasilitas pos hansip, parkir umum, balai rukun
rekreasi ini untuk tiap jenjang unit pengembangan diatur sebagai berikut : warga, kantor kelurahan dan pos polisi.
- Balai pertemuan membutuhkan lahan seluas 300 m2. - Sarana pelayanan umum tingkat kota membutuhkan lahan seluas 0,13 m2 untuk tiap
- Gedung serbaguna membutuhkan lahan seluas 2000 m2. penduduk yang dilayaninya dengan jenis fasilitas kantor pemadam kebakaran, kantor polisi,

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 41
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

kantor kecamatan dan kantor pos cabang diperlukan beberapa local treatment plant pada akhir saluran air limbah sebelum dibuang menuju
badan air yang ada. Untuk saluran pembuangan air limbah setelah diolah, digunakan saluran
2.2.1.7. Rencana Kebutuhan Utilitas pematusan primer kali Brantas, kali Sukun dan kali Amprong. Main sewer dari saluran air limbah ini
a. Rencana Jaringan Air Bersih diletakkan disepanjang jalan lingkar luar dan jalan lingkar dalam dengan arah Utara-Selatan.

Untuk Kecamatan Lowokwaru, sumber air baku di Karangan, Binangun, Ngesong dan Dengan demikian, nantinya diperlukan sekitar 6 buah local treatment plant.

Wendit masih terdapat mensupply kebutuhan air minum untuk Kecamatan Lowokwaru. Untuk
e. Rencana Penanganan Sampah
menunjang hal tersebut, jaringan ring main pipa air bersih dapat dilewatkan di sepanjang jalan
Untuk penanganan masalah sampah di Kecamatan Lowokwaru, system pengelolaan yang
konsentris dari Kecamatan Sukun menuju jalan Mayjen Haryono MT, terus ke Utara dan berbelok ke
sesuai adalah campuran antara penggunaan metoda konvensional dengan sarana gerobak sampah
Timur melalui median jalan di bawah tegangan tinggi. Jaringan sekundernya dapat dilewatkan pada
dan truk sampah dan metoda non konvensional dengan menggunakan mini container dan
jalan-jalan utama yang ada maupun yang direncanakan.
compactor truck. Penanganan sampah dengan compactor truck ini diarahkan pada areal dengan

b. Rencana Jaringan Listrik kepadatan penduduk rendah di sekitar kawasan pendidikan tinggi, di Desa Tunggulwulung,

Untuk Kecamatan Lowokwaru, daya listrik dapat diambil dari gardu induk di sekitar Tasikmadu, sebagian Kelurahan Jatimulyo, di sepanjang jalan Letjen Sutoyo dan di sepanjang jalan

Kelurahan Mojolangu. Gardu induk ini mendapat supply listrik dari Bendungan Sutami melalui SUTT Mayjen DI Panjaitan dan Mayjen Haryono MT. Sementara itu pada lokasi pusat-pusat pelayanan

yang melintas di bagian Barat dan Utara Kecamatan Lowokwaru. Jaringan SUTM dapat dipasang di kota perlu disediakan lahan bagi tempat pembuangan sampah sementara sebelum dibuang ke

sepanjang jaringan jalan utama seperti jalan Mayjen Haryono MT, Mayjen DI Panjaitan, Sumbersari, tempat pembuangan sampah akhir. Tempat pembuangan sampah sementara ini berbentuk landasan

Merjosari, Dinoyo, Lowokwaru, Mojolangu dan jalan-jalan kolektor lainnya. container yang sanggup menampung 3-5 container sekaligus yang diletakkan di tepi jalan agar
memudahkan proses loading dan unloading-nya.
c. Rencana Jaringan Telepon
Kebutuhan telepon untuk Kecamatan Lowokwaru akan dapat dipenuhi dari STO di 2.2.2. Rencana Teknik Ruang Kota Sebagian Desa Tlogomas
Kelurahan Mojolangu. Jaringan distribusi utamanya dapat dilewatkan melalui jalan Letjen Sutoyo, Konsep Rencana
jalan di bawah tegangan tinggi, jalan lingkar luar dan terus menuju ke Selatan (Kecamatan Sukun). 1). Hubungan Fungsional Antar Kegiatan Kota
Jaringan distribusi sekunder dan tersiernya dapat dilewatkan jalan kolektor sekunder atau jalan jalan
Untuk mengetahui tingkat optimasi pola pengelompokkan kegiatan dalam struktur ruang di
lokalnya sementara terminal hubung dan terminal box dapat diletakkan pada percabangan antar
kawasan perencanaan secara keseluruhan berdasarkan karakteristik maing-masing kegiatan.
jaringan.
Diharapkan dapat memperoleh suatu pola interaksi antara kegiatan-kegiatan yang akan
d. Rencana Jaringan Air Limbah dikembangkan dalam kawasan perencanaan. Untuk memudahkan analisis, diumpamakan adanya
Direncanakan system pembuangan air limbah yang terpisah dengan limbah air hujan dan dua kegiatan yaitu kegiatan A dan kegiatan B sehingga pola hubungan antar kegiatan tersebut
irigasi. Alternative yang layak untuk kota-kota menengah adalah system SBS. Pada prinsipnya, adalah :

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 42
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

Pertama, saling membutuhkan dengan demikian diupayakan agar tidak mempunyai kendala Kegiatan perumahan dapat dipersatukan dengan fasilitas social lainnya, seperti pendidikan,
jarak. Tipe hubungan seperti ini disebut sebagai suatu interaksi yang sangat intensif karena kedua lapangan oleh raga, taman, apotik toko/warung dan pasar, sehingga dapat membentuk satu
kegiatan tersebut saling memerlukan (positif). unit tertentu yang disebut dengan lingkungan perumahan (pemukiman).
Kedua, kegiatan A memerlukan interaksi dengan kegiatan B, kegiatan B bersifat netral Toko atau pertokoan, hotel/losmen, fasilitas hiburan dan perkantoran membentuk suatu
terhadap kegiatan A atau sebaliknya. Interaksi yang terjadi selalu berawal dari kegiatan A, kawasan perdagangan dan jasa. Kelompok kawasan ini perlu dilengkapi dengan
sedangkan kegiatan B bersifat pasif. Tipe hubungan seperti dikatakan memiliki keterkaitan ketersediaan prasarana dan sarana transportasi yang memadai untuk memudahkan
sedang/netral yang dapat dipisahkan oleh jarak tapi dihubungkan oleh transportasi. hubungan dengan kawasan lingkungan perumahan, karena pada dasarnya kawasan ini
Ketiga, kegiatan A memerlukan untuk berhubungan dengan kegiatan B, sedangkan kegiatan dimaksudkan untuk melayani lingkungan tersebut.
B menolak kegiatan A atau sebaliknya. Tipe hubungan seperti ini dikatakan memiliki keterkaitan Terminal, bengkel, pompa bensin sebagai pelayanan jasa angkutan merupakan suatu
sedangkan yang bila perlu dapat saling berlawanan, tergantung pertimbangan kebaikan dan kawasan khusus yang penempatannya perlu mempertimbangkan kesatuan dan keterpaduan
keburukan hubungan antara kedua kegiatan tersebut. dengan system perkotaan umum.
Keempat, kegiatan A maupun kegiatan B bersifat netral satu sama lain. Kegiatan A tidak Rumah sakit dengan fasilitas penunjangnya juga merupakan kawasan pelayanan kesehatan
memerlukan untuk berhubungan dengan kegiatan B dan kegiatan B juga tidak memerlukan yang berskala pelayanan cukup luas. Penempatan dan penyediaan fasilitas ini perlu
hubungan dengan kegiatan A. tipe hubungan ini memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda mempertimbangkan tingkat kebutuhan dan pola penataan ruang secara umum.
dengan tipe hubungan yang kedua, dimana antara kedua kegiatan perlu dihubungkan oleh modus Kawasan pertanian, perkebunan dan peternakan merupakan kawasan yang dapat dijauhkan
penghubung lain selain jarak. atau didekatkan dengan lingkungan perumahan tergantung pada dampak yang diberikannya
Kelima, kegiatan A tidak memerlukan hubungan dengan kegiatan B dan begitu juga kegiatan terhadap lingkungan. Umumnya kawasan ini merupakan kawasan pinggiran kota yang jauh
B tidak memerlukan hubungan dengan kegiatan A atau sebaliknya. Tipe hubungan antara kedua lebih banyak berfungsi sebagai lahan cadangan pengembangan kota.
kegiatan ini dikatakan sebagai saling berlawanan (negative). Terjadi interaksi antara kegiatan yang Industri juga merupakan kawasan khusus yang secara umum tidak dapat didekatkan dengan
satu dengan kegiatan lainnya dengan intensitas dan frekuensi yang berbeda. Perbedaan interaksi lingkungan perumahan. Hal ini mengingat sebagai besar industri merupakan industri yang
tersebut diantaranya menjadi interaksi harian, interaksi mingguan, interaksi bulanan, interaksi menimbulkan pencemaran (polusi) dan dapat merusak keseimbangan lingkungan. Kecuali
tahunan dan tidak atau interaksi tak terukur (sangat jarang/terlalu sering). untuk industri rumah tangga yang tidak menimbulkan polusi sehingga dapat disatukan
lokasinya dengan kegiatan rumah tangga.
2). Pengelompokkan Unsur-Unsur Kegiatan Kota
Berdasarkan karakteristik tiap-tiap kegiatan kota serta tingkat keterkaitan hubungan 3). Sistem Pusat Pelayanan
fungsional dari masing-masing kegiatan kota maka dapat disusun suatu asumsi dasar yang Pola dan laju perkembangan fisik kawasan perencanaan akan dipengaruhi oleh beberapa
bermanfaat untuk membentuk suatu pola pengelompokkan kegiatan sebagai berikut : factor, diantaranya laju perkembangan penduduk dan kondisi fisik. Penentuan pusat pelayanan
berdasarkan hirarki dimana wilayah perencanaan dibagi menjadi 2 lingkungan pemukiman dengan

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 43
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

masing-masing pusatnya di sekitar Jalan Simpang Tlogo Mas II atau yang berdekatan dengan lokasi Jalan kolektor primer berfungsi menghubungkan Kota Malang (kota orde II) dengan Kota Batu
wisata Tlogo Mas dan yang berdekatan dengan terminal bus landungsari. Kemudian seluruh wilayah (kota orde III) yang melalui di tengah-tengah wilayah perencanaan. Jalan kolektor primer ini juga
tersebut dibagi menjadi lingkungan-lingkungan pemukiman dengan pusat masing-masing yang berfungsi sebagai jalan arteri sekunder, sedangkan jalan kolektor dan local sekunder lebih
mempunyai skala pelayanan identik dengan pelayanan TK/Toko/Masjid dengan jumlah penduduk berfungsi sebagai urat nadi pergerakan internal kota. Jalan local primer berupa jalan yang
antara 700 s/d 2.500. keuntungan konsep ini adalah pelayanan terhadap penduduk dapat menghubungkan wilayah perencanaan dengan wilayah Kabupaten Malang yang melewati
didistribusikan sesuai dengan hirarkinya sehingga dapat memperingan beban pusat pelayanan sekitar kawasan Terminal Landungsari.
skala sub lingkungan pemukiman. - Peningkatan kualitas fisik jaringan jalan
Jaringan jalan yang ada perlu ditingkatkan kualitas fisiknya, berupa pengaspalan jalan atau
4). Sistem Jaringan Jalan Dan Kegiatan
mengubah jalan tanah menjadi jalan macadam. Jaringan jalan yang perlu ditingkatkan
a. Sistem Jaringan Jalan
kualitasnya terutama adalah jalan-jalan kolektor dan local sekunder yang sebagian besar
Dalam hubungan eksternal system jaringan jalan di kawasan perencanaan dikaitkan dengan
kontruksinya tanah menjadi jalan aspal.
fungsi jalan primer yang ditentukan berdasarkan hubungan regional antar kota. Sedangkan system
- Penambahan jaringan jalan
jalan internal ditentukan berdasarkan kebutuhan pelayanan penduduk dalam kawasan perencanaan
Terutama dikawasan yang masih relative kosong, yaitu di sebelah selatan sekitar kawasan
dan kota sesuai dengan struktur pusat pelayanan yang akan dikembangkan serta pola distribusi
perumahan baru. Fungsi jalan baru mendukung strategi pengembangan kegiatan yang
wilayah pemukiman. Dalam system jaringan jalan perlu diperhatikan adanya beberapa hal, yaitu :
menyebar, untuk menghindari terlalu terkonsentrasinya kegiatan di kawasan sepanjang jalan
Penentuan struktur jaringan jalan kota
raya tlogomas dan memberikan hubungan dengan wilayah kota malang sebelah selatan.
Akan menentukan bentuk lingkungan secara keseluruhan, maka dari itu rencana struktur - Penentuan dimensi jaringan jalan
jaringan jalan juga berfungsi sebagai kerangka pembentuk dan pengarah perkembangan Penentuan dimensi jaringan jalan meliputi, pengaturan damija, dawasja, lebar perkerasan
kota secara keseluruhan. dan lebar jalur jalan.
Penentuan fungsi jaringan jalan
b. Struktur Kegiatan
Berdasarkan system dan fungsi maka pada tahun 2003/2004 rencana system jaringan jalan
Untuk mengembangkan pusat pelayanan di kawasan perencanaan diperlukan berbagai
di wilayah perencanaan adalah :
pertimbangan berikut :
1. Pelayanan skala regional (antar kota) :
- Struktur jaringan jalan
- Jalan Kolektor Primer
- Jenis kegiatan yang didistribusikan, menyangkut jenis kegiatan primer dan sekunder
- Jalan local primer
- Ketersediaan lahan yang dapat dikembangkan untuk membangun fasilitas yang perlu
2. Pelayanan di dalam kota :
disediakan
- Jalan Kolektor Primer
- Hubungan fungsional antar kegiatan yang ada dilokasikan.
- Jalan local sekunder
- Struktur pusat pelayanan

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 44
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

Konsep Lansekap 2). Rencana Tapak Pemanfaatan Ruang


Konsep lansekap yang akan dikembangkan dipertimbangkan menurut, jaringan jalan A. Rencana Pembagian Lingkungan Pemukiman
kolektor primer yang membujur di tengah-tengah wilayah perencanaan, jalan kolektor sekunder Wilayah perencanaan dibagi menjadi 2 sub lingkungan pemukiman dan kemudian dibagi
membelah kawasan perencanaan, jalur hijau yang perlu ditetapkan dikawasan sepanjang aliran menjadi 10 lingkungan pemukiman, yaitu :
sungai, perbedaan ketinggian bangunan di jalan Raya Tlogomas dan kawasan pemukiman lainnya - Sub lingkungan pemukiman A dibagi menjadi :
serta unsure ruang lain seperti perguruan tinggi. Lokasi tersebut diarahkan dan diatur agar a. Lingkungan pemukiman A 1

mempunyai nilai estetika yang dapat memberikan keindahan lingkungan menarik dan mencirikan b. Lingkungan pemukiman A 2

secara khusus kota malang bagian barat dimana dilengkapi dengan bangunan-bangunan c. Lingkungan pemukiman A 3

arsitektural daerah malang, land mark, kawasan hijau dan penataan unsure fungsional yang d. Lingkungan pemukiman A 4

mempengaruhi terhadap kesan keindahan lingkungan (seperti rambu-rambu lalu lintas, papan iklan - Sub lingkungan pemukiman B dibagi menjadi :
dan lain-lain). a. Lingkungan pemukiman B 1

1). Konsep Penataan System Tata Hijau b. Lingkungan pemukiman B 2

Penataan kawasan hijau tidak hanya memenuhi pengaturan lansekap suatu lingkungan c. Lingkungan pemukiman B 3

melainkan mempunyai arti yang lebih penting untuk keperluan kelestarian sumber daya alam dan d. Lingkungan pemukiman B 4

untuk kegunaan fungsional lainnya, meliputi : e. Lingkungan pemukiman B 5

a. Ruang hijau yang diperuntukan bagi keperluan olah raga dan taman f. Lingkungan pemukiman B 6

b. Ruang hijau yang berfungsi sebagai pemisah jalur jalan, terutama jalan-jalan yang
B. Rencana Struktur Pusat Pelayanan
berada dikawasan pemukiman baru dan di jalan kembar dibawah tegangan tinggi
Penetapan pusat pelayanan dirumuskan dari ketentuan pengembangan pusat pelayanan
c. Ruang hijau yang berfungsi sebagai taman umah di tiap-tiap lingkungan pemukiman
skala lingkungan pemukiman di BWK Kecamatan Lowokwaru, yaitu bahwa kegiatan yang
d. Ruang hijau yang melengkapi unsure kegiatan pedagangan yang mempunyai
mempunyai skala pelayanan seluruh lingkungan pemukiman I dengan wilayahnya meliputi sebagian
intensitas kegiatan tinggi dengan lingkungan pemukiman yang memerlukan ketenangan
desa tlogomas di pusatkan di Dinoyo, yaitu sekitar pasar dinoyo dengan kegiatan berupa pasar
e. Ruang hijau sempadan sungai yang berfungsi sebagai pengaman kondisi fisik di
regional, sub terminal, pendidikan tinggi, pertokoan dan pelayanan jasa skala sub BWK (unit
pinggiran sungai, yaitu kali brantas.
lingkungan). Masing-masing sub unit lingkungan ditetapkan lokasi pusat pelayanan dengan jenis
f. Berdasarkan ruang terbuka hijau ditentukan sekitar 15 % dari seluruh luas kawasan
fasilitas yang dikembangkan, yaitu :
perencanaan
- Pusat sub unit lingkungan A disekitar lokasi Terminal Landungsari
- Pusat sub unit lingkungan B dilokasi Wisata Tlogomas dan jalan Simpang Tlogomas II

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 45
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

C. Rencana Struktur Tata Ruang - Lingkungan pemukiman B 2 menampung penduduk : 520 jiwa,
1. Kegiatan Primer - Lingkungan pemukiman B 3 menampung penduduk : 2.195 jiwa,
Kegiatan primer tidak ada yang direncanakan ditempatkan di wilayah perencanaan, kecuali - Lingkungan pemukiman B 4 menampung penduduk : 1.545 jiwa,
Terminal Landungsari yang lokasinya berdekatan. - Lingkungan pemukiman B 5 menampung penduduk : 2.345 jiwa,
2. Kegiatan Sekunder - Lingkungan pemukiman B 6 menampung penduduk : 1.430 jiwa,
Rencana struktur ruang kegiatan di wilayah perencanaan sebagai berikut : 2. Rencana Kepadatan Penduduk Tiap-Tiap Lingkungan Pemukiman
- Perdagangan local yang dikembangkan disepanjang jalan Raya Tlogomas dibatasi hanya Rencana kepadatan penduduk di wilayah perencanaan dimaksudkan untuk mengembangkan
dibagian kawasan sekitar jalan Simpang Tlogomas I dan II dan berdekatan dengan pom dengan memperhatikan unsure kualitas lingkungan dan tercapainya ketertiban di wilayah kota.
bensin yang ada sekarang. Kegiatan campuran antara jasa dan pedagangan diperbolehkan Adapun rencana pengaturan kepadatan penduduk diwilayah perencanaan adalah :
dilokasi dekat kampus UNISMA karena kegiatan tersebut dibutuhkan sekali untuk
Tabel 2.4
mendukung kegiatan pendidikan tinggi yang ada. Kegiatan jasa dan fasilitas umum
Rencana Pengaturan Kepadatan Penduduk
dikembangkan di sekitar kawasan dekat dengan jalan masuk ke Terminal Landungsari saat Lingkungan Luas (Ha) Rencana Rencana Rencana Rencana
ini. Pemukiman Luas Penyebaran Kepadatan Kepadatan
Wilayah Penduduk Penduduk Penduduk
- Kawasan konservasi ditetapkan disepanjang pinggir sungai brantas dengan lebar sekurang-
Terbangun (Ha) Kotor Bersih
kurangnya 15 meter dari garis air tertinggi. Sebelah utara jalan berdekatan dengan kali (Ha) (Jiwa/Ha) (Jiwa/Ha)
brantas ditetapkan sebagai lahan perkebunan atau sawah yang berfungsi sebagai lahan A1 12.27 6.42 780 63.57 121.50
A2 7.23 6.18 930 128.63 150.49
usaha dan sekaligus sebagai ruang terbuka hijau yang luasnya sekitar 4,4 Ha. A3 15.42 13.48 1835 119.00 136.13
A4 22.91 22.91 2075 90.57 90.57
D. Rencana Penyebaran Penduduk Di Tiap-Tiap Lingkungan Pemukiman (LP) B1 14.20 13.57 1530 107.75 112.75
B2 19.52 19.52 520 26.64 26.64
1. Rencana Persebaran Penduduk B3 20.63 19.05 2195 106.40 115.22
Rencana persebaran penduduk untuk masing-masing lingkungan (LP) di wilayah perencanaan B4 12.73 12.73 1545 121.37 121.37
B5 20.50 20.04 2345 114.39 117.02
adalah sebagai berikut : B6 18.39 18.08 1430 77.76 79.09
Sub unit lingkungan A : Jumlah 163.80 151.98 15185 956.08 1070.78
Sumber : RTRK Sebagian Desa Tlogomas
- Lingkungan pemukiman A 1 menampung penduduk : 780 jiwa,
- Lingkungan pemukiman A 2 menampung penduduk : 930 jiwa, 3. Rencana Penyebaran Fasilitas Pelayanan
- Lingkungan pemukiman A 3 menampung penduduk : 1.835 jiwa, Jenis fasilitas yang direncanakan adalah fasilitas yang dibutuhkan dan sesuai dengan fungsi dan
- Lingkungan pemukiman A 4 menampung penduduk : 2.075 jiwa, tingkatannya. Jenis fasilitas yang direncanakan meliputi ;
Sub unit lingkungan B : - Fasilitas perkantoran
- Lingkungan pemukiman B 1 menampung penduduk : 1.530 jiwa, - Fasilitas pendidikan

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 46
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

- Fasilitas kesehatan relative kosong dan pada lahan yang layak berdasarkan criteria fisik serta diusahakan
- Fasilitas peribadatan membentuk lingkungan perumahan yang mempunyai pola jelas dengan pelayanan sarana
- Fasilitas perdagangan jaringan jalan yang memenuhi.
- Fasilitas kebudayaan dan rekreasi Perkantoran
- Fasilitas olah raga dan taman/daerah terbuka Fasilitas perkantoran merupakan elemen kota yang berperan dalam menunjang sebagian fungsi
- Jalur hijau wilayah perencanaan.
- Perumahan Fasilitas pelayanan social
4. Rencana Teknik Ruang Wilayah Perencanaan Distribusi pelayanan social sedapat mungkin mempertahankan fasilitas yang sudah ada dan
a). Unsur-Unsur Kegiatan Lingkungan merencanakan bagi rencana penyebaran fasilitas social.
Lahan cadangan
Tabel 2.5
Rekapitulasi Kebutuhan Ruang Diperlukan untuk mempersiapkan kebutuhan kegiatan yang muncul tanpa dapat diperkirakan
Di Wilayah Perencanaan Sampai Tahun 2003/2004 (Dalam Ha) sebelumnya. Atau untuk mempersiapkan kebutuhan ruang bagi kegiatan-kegiatan yang
Jenis A1 A2 A3 A4 B1 B2 B3 B4 B5 B6 Total
membutuhkan luasan melebihi dari yang disediakan. Lahan cadangan tersebut diutamakan
Peruntukan
Pendidikan 0.360 0.360 0.480 0.480 1.290 0.360 0.480 0.630 0.750 0.480 5.670 untuk lahan-lahan kosong dengan kesuburan rendah atau berdasarkan kondisi topografinya
Peribadatan 0.265 0.120 0.210 0.415 0.180 0.060 0.445 0.180 0.445 0.180 2.500
Kesehatan 0.000 0.100 0.000 0.000 0.065 0.000 0.100 0.000 0.000 0.000 0.265 tidak diprioritaskan untuk pengembangan pemukiman.
Perdagangan 0.030 0.160 0.070 0.080 0.180 0.020 0.090 0.180 0.150 0.060 1.20
Pemerintah 0.012 0.012 0.012 0.012 0.142 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.250
Oleh raga/rekreasi 0.250 0.275 0.350 1.275 0.325 0.225 0.400 0.325 0.425 0.325 4.175 c). Rencana Pengaturan Fleksibilitas Penggunaan Ruang
Pelayanan umum 0.005 0.030 0.000 0.000 0.130 0.000 0.005 0.000 0.000 0.000 0.170
Perhubungan 0.012 0.002 0.002 0.002 0.012 0.012 0.512 0.012 0.012 0.012 0.585 Bermaksud memberikan keleluasaan terhadap pemanfaatan ruang dalam batas yang diizinkan.
Jalur hijau/makam 0.039 0.047 0.092 0.104 0.077 .027 0.110 0.077 0.117 0.072 0.760
Arahan pengaturan fleksibilitas pemanfaatan ruang tersebut adalah pada : kawasan perumahan,
Perkebunan/pertanian 4.400 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 4.400
Konservasi sungai 1.65 1.05 1.94 0.000 0.63 0.000 0.33 0.000 0.46 0.31 6.370 kawasan perdagangan dan jasa, kawasan pelayanan umum, kawasan terminal dan kawasan
Perumahan 3.98 4.29 8.50 15.05 5.26 5.80 10.27 10.08 12.19 9.65 85.047
Lain-lain (jalan, 1.27 0.79 3.77 5.49 5.92 13.00 7.88 1.24 5.94 7.29 52.59 konservasi.
selokan, cadangan
dsb)
Luas total 12.270 7.230 15.420 22.910 14.200 19.520 20.630 12.730 20.500 18.390 163.800 d). Rencana Pengaturan Bangunan
Sumber : RTRK Sebagian Desa Tlogomas Diperlukan suatu pengaturan bangunan yang meliputi pengaturan KDB (koefisien dasar
bangunan), KLB (koefisien lantai bangunan), ruang terbuka, ketinggian dan sempadan
b). Perumusan Rencana Tapak Wilayah Perencanaan
bangunan.
Perumahan
1. Rencana Kepadatan Bangunan
Untuk kegiatan perumahan diarahkan untuk dikembangkan kearah daerah-daerah yang masih
Pengaturan kepadatan bangunan mempunyai arti khusus bagi kenyamanan bangunan yang

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 47
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

berkaitan dengan pola sirkulasi udara dan intensitas penyinaran matahari yang dibutuhkan - Penghijauan pada jalan kolektor sekunder
oleh setiap jenis bangunan. - Penghijauan pada jalan kolektor primer
2. Rencana Ketinggian Bangunan c. Pola Tata Hijau Local
Untuk menciptakan kondisi lingkungan dan bangunan kota yang serasi dan nyaman dengan Penghijauan pada jalan local dapat dilakukan dengan penanaman pohon-pohon peneduh
tetap memperhatikan segi keindahan atau estetika. Diharapkan pertumbuhan pembangunan pada kiri kanan jalur tersebut, sedangkan pada jalur pemisah atau pulau-pulau jalan dapat
dapat terkendali dan terarah sesuai dengan rencana kota. ditanami semak/perdu apabila mungkin, apabila tidak dapat dihijaukan dengan penanaman

e). Rencana Sempadan rumput.

Garis sempadan bangunan perlu ditetapkan untuk pengaturan garis dinding terdepan dari suatu d. Pola Tata Hijau Kawasan Pemukiman

bangunan. - Penataan Pola Hijau Perumahan


Berbentuk taman-taman rumah yang berfungsi sebagai unsure keindahan pelembut dan
Tabel 2.6 penyatu dari bentuk bangunan serta sebagai unsure keteduhan dan kenyaman bagi
Rencana Pengaturan Ketinggian Bangunan Maksimum
Untuk Masing-Masing Jenis Peruntukan (Dalam Satuan : Lantai) penghuni rumah.
- Penataan Pola Hijau Lingkungan Perumahan
Lingkungan Perumahan Perdagangan/Jasa Fasilitas Fasilitas Terminal Pasar
Pemukiman Umum Pemerintah Taman-taman yang dibuat berdasarkan kebutuhan ruang terbuka hijau dengan
A1 2 - 1 1 - -
memperhatikan kepadatan penduduk.
A2 2 2 1 1 - -
A3 2 2 1 1 - - - Pola Tata Hijau Bangunan Pendidikan
A4 4 2 2 1 - -
Bangunan pendidikan merupakan bangunan yang penggunaan utamanya adalah
B1 4 4 3 2 - -
B2 4 1 2 2 - - sebagai tempat belajar.
B3 4 1 2 1 1 2
- Pola Tata Hijau Pemakaman
B4 3 2 2 1 - 2
B5 4 1 3 1 - - Penghijauan berupa makam berfungsi sebagai peneduh dan keindahan, selain itu
B6 3 1 2 1 - -
berfungsi sebagai paru-paru kota.
Sumber : RTRK Sebagian Desa Tlogomas
- Pola Tata Hijau Sepanjang Aliran Sungai
f). Rencana Tata Hijau Dan Lansekap
2. Rencana Lansekap
1. Rencana Tata Hijau
Untuk merencanakan lansekap di kawasan perencanaan perlu memperhatikan kondisi fisik alam
a. Pola Tata Hijau Jalan Arteri
yang ada serta dasar kebijaksanaan yang tertuangkan dalam konsep perencanaan tapak.
Pengaturan jalur hijau bagi kawasan ini adalah mempertimbangkan adanya kepentingan
khusus bagi fungsi jaringan jalan yang diperuntukkan bagi kendaraan jalur cepat. g). Rencana Utilitas
b. Pola Tata Hijau Jalan Kolektor Dalam rangka merencanakan sisten jaringan utilitas yang direncanakan dan struktur
Untuk penghijauan jalan kolektor ini dibagi dalam 2 kelas yaitu : diperlukan beberapa dasar kebijaksanaan ditujukan terhadap wilayah perencanaan.

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 48
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

1. Rencana Jaringan Air Bersih 4. Rencana Pembuangan Limbah dan Air Hujan
Pemenuhan kebutuhan air bersih tersebut direncanakan dari PDAM dengan system perpipaan, a. Pembuangan Limbah
sedangkan bagi penduduk yang belum atau tidak memungkinkan terjangkau air minum dari System pengolahan air limbah domestic dilakukan secara konseptual, yang dapat dibagi
PDAM untuk sementara menggunakan sumur-sumur yang ada atau dengan dilayani oleh sumur atas dua klarifikasi, yaitu secara bercampur antara limbah manusia dan saluran pematusan
bor dengan syarat memenuhi kesehatan. Adapun factor-faktor yang harus dipertimbangkan serta secara terpisah antara kedua limbah tersebut. Untuk yang bercampur umumnya terjadi
sebelum merencanakan jaringan air bersih diantaranya adalah : lokasi sumber air, areal pada daerah-daerah yang langka saluran utilitasnya. Untuk yang terpisah terdapat tiga
pelayanan, kondisi topografik, kualitas air, tekanan dan besar debit. Untuk memudahkan alternative pengelolaan, masing-masing secara individual, dengan system SBS dan dengan
pembagian atau distribusi air di kota winongan dibagi menjadi 3 BWK, berdasarkan fungsi BWK system shallow sewerage.
yang diemban dan jumlah penduduk yang direncanakan penyebarannya, selanjutnya b. Air Hujan
direncanakan jaringan air bersih untuk mendistribusikan keseluruhan wilayah kota. Bagi saluran drainase yang melintasi jalan akan dibuatkan gorong-gorong, lebar gorong-
2. Rencana Jaringan Listrik gorng diusahakan sama (menerus) dengan lebar saluran drainase dan diberi penutup plat
Pelayanan listrik disamping untuk keperluan penduduk juga diperhitungkan untuk keperluan beton bertulang dengan konstruksi pondasi yang diperbesar.
fasilitas lainnya dengan proporsi sesuai kebutuhan pada masing-masing kegiatan. 5. Rencana Penanganan Masalah Sampah
Adapun system penanganan sampah dari lingkungan pemukiman menuju ke tempat
Tabel 2.7
penampungan sementara (TPS) ditanganioleh masyarakat dan dikoordinir oleh RT/RW. Sampah
Perkiraan Kebutuhan Listrik Tahun 2003/2004 Di Wilayah Perencanaan
Kepentingan Jumlah Kebutuhan Satuan yang berasal dari komersial dan fasilitas ditampung pada TPS masing-masing, pengangkutan dari
Listrik TPS secara keseluruhan menuju ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Rumah tangga 6.833,25 KVH
Perkantoran 1.138,88 KVH
Komersial 1.138,88 KVH h). Rencana Transportasi
Social & kesehatan 1.138,88 KVH 1. Rencana Struktur Jaringan Jalan
Jumlah 10.499,89 KVH
Peningkatan system perhubungan melalui peningkatan system pelayanan jaringan jalan,
Sumber: RTRK Sebagian Desa Tlogomas
yaitu dengan pembuatan jalan baru dan atau meningkatkan system jaringan jalan yang sudah ada,
3. Rencana Jaringan Telepon baik peningkatan dalam kondisi fisik ataupun fungsinya.
Prioritas pelayanan terutama untuk menunjang kegiatan pemerintahan dan kegiatan yang 2. Sistem Terminal
produktif lainnya. System pemasangan jaringan telephone disejalurkan dengan jaringan listrik, Jenis terminal yang perlu direncanakan di wilayah perencanaan adalah sub
yang lebih penting agar tidak berkesan semrawut perlu dipertimbangkan segi efisiensi serta terminal/pangkalan kendaraan penumpang umum yang lokasinya selain yang bersatu dengan
estetika lingkungan. terminal regional landungsari juga terdapat dalam kawasan pemukiman.]

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 49
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

3. Pengaturan Perlengkapan Jalan lintas mana yang dapat mendahului dari yang lainnya, terutama untuk persimpangan yang
Fasilitas Parkir mempunyai tingakt kepadatan tinggi.
a. Pola parkir Saluran Pembuangan Air
Untuk penyediaan ruang parkir dianjurkan bagi fasilitas perdagangan dan jasa dapat Saluran pembuangan tersebut dapat disatukan system saluran pembuangan limbah domestic.
menyediakan sendiri dengan memanfaatkan sebagian lahan yang ada. Dengan demikian Adapun pola perletakkannya dapat kanan kiri dari jaringan jalan ataupun kiri/kanan saja sesuai
fasilitas jalan tidak akan terbebani oleh kebutuhan parkir tersebut. dengan kondisi lingkungan dan debit yang disalurkan.
b. Kebutuhan parkir
4. Pengaturan Lalu Lintas
Perlu penataan kembali system perparkiran disepanjang (terutama) jalan raya tlogomas, hal
a. Rute Kendaraan
ini dimaksudkan untuk pencapaian aksesibilitas jalan sesuai dengan perencanaan.
Penentuan rute kendaraan angkutan umum disesuaikan dengan :
Rencana Kebutuhan Trotoar Jalan
- Fungsi Jaringan Jalan
Perencanaan trotoar mempunyai kaitan erat dengan perencanaan lebar perkerasan dan lebar
- Keberadaan Jalan Tol Yang Memerlukan Jalan-Jalan Penampung Lalu Lintasnya
daerah milik jalan.
- Lokasi Terminal Dan pola pengelompokkan pemukiman
Tabel 2.8 b. System Pergerakan
Rencana Lebar Trotoar Menurut Lingkungan Fungsional Dan Fungsi Jalan ( Dalam Cm) Pada prinsipnya, pengaturan pergerakan di wilayah perencanaan bertolak dari kepentingan
Fungsi Jalan Pertokoan Perdagangan Perkantoran Perumahan Fasilitas untuk :
Umum
Kolektor primer 180-220 180-220 180-200 150-180 180-200 - Memisahkan antara lalu lintas regional dengan lalu lintas local
Local primer 150-200 150-200 150-200 120-150 150-200 - Memperhatikan potensi pejalan kaki yaitu dengan menyediakan fasilitas jalan yang
Kolektor 150-200 150-200 150-200 120-150 150-200
sekunder 120-150 100-120 100-120 100-120 80-120 diperlukan
Local sekunder - Memberi kelancaran hubungan antara unit kegiatan satu dengan lainnya dalam rangka
Sumber : RTRK Sebagian Desa Tlogomas
menciptakan system pergerakan internal kota secara keseluruhan
Rencana Marka Jalan
Marka jalan dimaksudkan untuk memisahkan jalur pada perkerasan jalan,tujuannya adalah 2.2.3. Rencana Teknik Ruang Kota Merjosari
untuk mengatur agar lalu lintas menjadi lebih teratur. A. Rencana Struktur Tata Ruang Kawasan Merjosari
Rencana Penempatan Lampu Pengatur Lalu Lintas Rencana Struktur Kegiatan
Dipakai dalam pengaturan lalu lintas di pertemuan jalan adalah dengan pemasangan lampu lalu
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan di kawasan perencanaan, kegiatan yang
lintas yang berfungsi sebagai sinyal untuk pengaturan lalu lintas dengan prioritas pada arus lalu
akan dominan adalah perumahan dan fasilitas umum. Komponen-komponen kegiatan yang ada dan
akan direncanakan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 50
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

- Kegiatan yang berorientasi komersil misalnya perdagangan dan jasa komersial h. Rekreasi/hiburan : merupakan kegiatan olah raga out door maupun indoor, untuk fasilitas
- Kegiatan social/non komersial, misalnya perumahan, pendidikan, rekreasi dan lain olah raga indoor dapat dialokasikan pada kawasan-kawasan yang padat mengingat daya
sebagainya tampung terbatas dengan factor pertimbangan ekonomis tinggi, sedangkan untuk fasilitas
Adapun karakteristik masing-masing kegiatan utama yang direncanakan di kawasan perencanaan out door, dapat dikembangkan pada kawasan yang memerlukan ruang terbuka dan
adalah sebagai berikut : ketersediaan lahan yang cukup untuk itu.
a. Perumahan : merupakan prasarana hunian yang diperlukan oleh setiap penduduk sebagai Pembagian Kawasan Perencanaan Merjosari
tempat tinggal, lokasinya sangat berkaitan erat dengan tempat kerja, tenang, aman dan
Sesuai dengan struktur tata ruang yang diharapkan didalam perencanaan RTRK sebagian
mempunyai tingkat kemudahan tinggi terhadap pusat pelayanan.
Desa Merjosari, serta arahan yang tertuang didalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kotamadya
b. Perdagangan : perdagangan eceran dengan skala pelayanan local merupakan sector yang
Malang dan Rencana Detail Tata Ruang Kota Kecamatan Lowokwaru yang telah dilayangkan
sangat erat kaitannya dengan kebutuhan penduduk sehari-hari untuk melayani pemenuhan
dikawasan rencana, kawasan perencanaan terbagi kedalam 2 (dua) unit lingkungan, yaitu :
pelayanan lingkungan perumahan.
a. Unit lingkungan K (UL-K) :
c. Jasa dan pelayanan umum : merupakan kegiatan yang melayani penduduk dalam segi jasa
Dengan luas 126,00 Ha, merupakan kawasan pengembangan kegiatan baru sebagai
pelayanan dan melayani kegiatan lainnya, kegiatan ini diutamakan untuk melayani kegiatan
penjabaran dari arahan perubahan fungsi kegiatan berdasarkan RTRW kota malang dan
perumahan, perkantoran dan pendidikan.
RDTRK Kecamatan Lowokwaru. Diarahkan sebagai kawasan pengembangan perumahan
d. Pendidikan : distribusi dan alokasi dari komponen ini sangat bergantung kepada skala
dengan tingkat kepadatan rendah sampai sedang, jasa komersil dan ruang terbuka hijau.
pelayanan dan tingkat pendidikan yang direncanakan. Pendidikan skala pelayanan
b. Unit lingkungan L (UL-L) :
lingkungan (TK) sangat erat kaitannya dengan perumahan, untuk itu alokasinya disebarkan
Dengan luas 92,00 Ha, terdiri dari unit lingkungan L. Diarahkan sebagai kawasan
di setiap kawasan pemukiman/perumahan yang ada dan direncanakan.
pengembangan perumahan dengan tingkat kepadatan rendah sampai sedang, jasa komersil
e. Pemerintahan : kegiatan pemerintahan yang ada di kawasan perencanaan adalah
dan ruang terbuka hijau.
pemerintahan dengan lingkup kelurahan. Diperlukan penataan hubungan alokasi kegiatan ini
dengan struktur jaringan jalan yang akan direncanakan dengan skala pelayanan kegiatan ini. Pembagian Unit Pelayanan Dan Pusat Pelayanan
f. Transportasi : merupakan prasarana dan sarana perhubungan yang menghubungkan antara Berdasarkan konsepsi dan kriteria, maka kawasan perencanaan dibagi kedalam 2 (dua) unit
komponen ruang/kegiatan yang satu dengan yang lainnya, dan sebagai alat untuk lingkungan (UL) dan beberapa unit masyarakat, yaitu :
meningkatkan kemudahan hubungan/aksesibilitas antar komponen ruang yang ada. a. Unit lingkungan K (UL-K) :
g. Kesehatan : komponen kesehatan yang direncanakan hanya untuk skala pelayanan local - Pusat UL-K
dan jenis komponen yang direncanakan tidak terlampau memerlukan persyaratan lokasi - Fungsi UL : pusat pelayanan local (perdagangan dan pelayanan umum)
khusus, maka factor yang menjadi pertimbangan utama adalah akses terhadap komponen - Komponen ruang utama : perumahan, perdagangan dan jasa komersil dan ruang terbuka
ini dan penduduk yang dilayani. - Komponen ruang penunjang : fasilitas umum dan jaringan jalan

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 51
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

b. Unit lingkungan L (UL-L) : perdagangan di kawasan ini. Unsure kegiatan kota yang penting lainnya adalah jasa, yang sering
- Pusat UL-L menjadi ukuran tingkat kekotaan suatu kawasan.
- Fungsi UL : pusat pelayanan local (perdagangan dan pelayanan umum) Kawasan Fasilitas Umum
- Komponen ruang utama : perumahan, perdagangan dan jasa komersil dan ruang terbuka Fasilitas umum yang teralokasi di kawasan perencanaan terdiri dari :
- Komponen ruang penunjang : fasilitas umum dan jaringan jalan a. Pendidikan
Fasilitas pendidikan di kawasan perencanaan hanya pada tingkat sekolah dasar,
B. Rencana Pemanfaatan Ruang
keberadaan fasilitasnya tersebar pada kawasan pemukiman. Kebutuhan fasilitas pendidikan
Untuk mendapatkan tingkat pelayanan optimal dari pusat-pusat pelayanan yang
dirasa belum memadai pada kawasan perencanaan.
direncanakan berdasarkan pembentukan unit-unit pelayanan masyarakat yang akan dikembangkan
b. Perkantoran
di kawasan rencana sesuai dengan arahan yang direncanakan, maka komponen fasilitas pelayanan
Fasilitas perkantoran yang akan direncanakan berada di sepanjang jalan mempunyai akses
yang akan dialokasikan pada masing-masing pusat tersebut disesuaikan skala pelayanan dari pusat
yang sangat tinggi, selain mudah dijangkau juga tidak terlalu sulit keberadaan lokasinya.
yang terbentuk.
c. Peribadatan

C. Rencana Teknik Ruang (Tapak) Kawasan Perencanaan Fasilitas peribadatan yang direncanakan di kawasan perencanaan adalah langgar dan

Rencana peruntukan kawasan perencanaan akan terdiri dari komponen kegiatan : masjid. Namun fasilitas peribadatan yang ada saat ini baik langgar dan masjid jumlah

perumahan dan fasilitas umum serta komponen pendukungnya seperti transportasi dan ruang maupun penyebarannya belum cukup memenuhi kebutuhan akan fasilitas peribadatan.

terbuka hijau. Rencana tata guna lahan adalah sebagai berikut : rencana daya tampung penduduk d. Kesehatan

dikawasan perencanaan menurut arahan dari RDTRK Lowokwaru dan RTRW Kota Malang Fasilitas kesehatan yang akan direncanakan di kawasan perencanaan meliputi :

diprediksikan untuk 10.678 jiwa. Penduduk sebanyak ini akan didistribusikan dalam 2 unit - Posyandu

lingkungan yang direncanakan dengan luas lahan 96,4 Ha atau 44,22 % dari luas kawasan - Balai pengobatan

Merjosari dengan luas 218 Ha. - Puskesmas pembantu

Kawasan Perumahan - Apotik


- Tempat praktek dokter
Arahan daya tampung penduduk dikawasan rencana diperlukan adanya toleransi dan jagaan
e. Rekreasi dan olah raga
untuk menerima perkembangan yang tidak diduga sebelumnya. Berdasarkan jumlah penduduk
Untuk sarana oleh raga yang melayani kebutuhan unit masyarakat lokasinya menyatu
pendukung pada kawasan perencanaan yang dibutuhkan di kawasan perencanaan merjosari, luas
dengan lingkungan pemukiman, sedangkan yang melayani kota ditempatkan pada lokasi
lahan perumahan seluruhnya adalah 81,2 Ha atau 37,25 % dari luas kawasan Merjosari.
yang cukup strategis serta mudah dijangkau.
Kawasan Perdagangan Dan Jasa
f. Tempat bermain
Kawasan perencanaan dalam lingkup regional dan lokal serta berbagi keuntungan lokasi yang
Tempat bermain sebaiknya dialokasikan menyatu dengan lingkungan pemukiman sebagai
dimiliki oleh kawasan perencanaan, maka diperkirakan akan terjadi peningkatan aktivitas

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 52
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

lingkungan pengikat. Sumber : RTRK Sebagian Desa Merjosari


Transportasi E. Rencana Distribusi Dan Kepadatan Bangunan
Yang termasuk kedalam pengembangan fasilitas transportasi dikawasan perencanaan adalah Pola kepadatan bangunan diwujudkan dalam konsep koefisien dasar bangunan (KDB) dan
jaringan jalan (daerah milik jalan), halte sebagai tempat untuk menurunkan dan menaikkan koefisien lantai bangunan (KLB).
penumpang direncanakan untuk unit lingkungan K pada jalan joyosari sebelum perumahan Tabel 2.10
Kepadatan Bangunan Wilayah Perencanaan Tahun 2004/2005
Joyogrand sedangkan untuk unit lingkungan L disekitar jalan Joyo Tirto.
No. Unit Unit Luas Luas Jumlah Kepadatan
Ruang Terbuka, Jalur Hijau Dan Kawasan Penyangga (Konservasi) Lingkungan Masyarakat Lahan Bangunan Rumah Bangunan
Ruang terbuka, jalur hijau dan kawasan penyangga dapat berfungsi sebagai paru-paru kota, untuk (Ha) (Ha) (Unit/Ha)
1. UL-K K-01 14.00 4.46 117 26
kawasan penyangga berada pada sisi sepanjang sungai, dengan batasan untuk sungai yang K-02 19.00 6.08 160 26
melintasi kawasan pemukiman padat lebar penyangga dihitung 25 meter dari air pasang. Untuk K-03 30.00 9.58 252 26
K-04 38.00 12.08 318 26
sungai yang tidak melintasi pemukiman lebar kawasan penyangga 100 meter dari titik air tertinggi K-05 25.00 7.98 210 26
dan tempat-tempat yang rawan longsor serta pada kawasan non budidaya. Jumlah 126.00 40.18 1.057
2. UL-L L-01 22.00 9.80 258 26
L-02 27.00 12.02 316 26
D. Rencana Distribusi Dan Kepadatan Penduduk L-03 16.00 7.14 188 26
Pola distribusi penduduk pada kawasan perencanaan diatur menurut kapasitas atau daya L-04 11.00 4.92 129 26
L-05 16.00 7.14 188 26
tampung pada tiap unit lingkungan serta komposisi antara jumlah rumah kapling kecil sampai Jumlah 92.00 41.02 1.079
dengan kapling besar. Sumber : RTRK Sebagian Desa Merjosari
Tabel 2.9
Rencana Distribusi Dan Kepadatan Penduduk Wilayah Perencanaan F. Rencana Pengendalian Dan Pengawasan Pembangunan Lingkungan
Tahun 2004/2005
Berikut rencana pengendalian dan pengawasan pembangunan lingkungan:
No. Unit Unit Luas Jumlah Kepadatan Tabel 2.11
Lingkungan Masyarakat Lahan Penduduk Penduduk Arahan Penetapan KDB Menurut Klarifikasi Bangunan
(Ha) (Jw/Ha)
1. UL-K K-1 14.000 587 42 Klas Jenis Bangunan KDB
K-2 19.000 797 42 Bangunan
K-3 30.000 1.259 42 I Rumah tinggal biasa 0.60
K-4 38.000 1.594 42 II Rumah tinggal luar biasa 0.50-0.75
K-5 25.000 1.049 42 III Rumah tinggal yang bergantung dengan klas
2. UL-L L-1 22.000 1.289 59 lain 0.75
L-2 27.000 1.582 59 IV Bangunan kantor 0.50
L-3 16.000 938 59 V Bangunan pertokoan 0.90
L-4 11.000 645 59 VI Bangunan gedung 0.90
L-5 16.000 938 59 VII Bangunan pabrik 0.30

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 53
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

VIII Bangunan umum 0.50 Rencana pengembangan jaringan telepon di kawasan perencanaan akan mengikuti kepada
Sumber : RTRK Sebagian Desa Merjosari rencana pengembangan jaringan disesuaikan dengan kemampuan satuan sambungan telepon
Atas dasar hal tersebut, untuk kepentingan arahan pembangunan lingkungan pada masa (SST) yang ada pada sentral telepon (STO) di Kota Malang.
mendatang, perlu adanya penetapan dari aspek utama fisik lingkungan, yang diantaranya yaitu : Rencana Jaringan Drainase/Pematusan
- Penggunaan bangunan dan kepadatan bangunan Rencana saluran drainase di kawasan rencana berbentuk persegi empat atau prisma dengan
- Koefisien dasar bangunan (KDB) dan koefisien lantai bangunan (KLB) konstruksi batu kali.
- Tinggi bangunan dan sempadan bangunan Rencana System Sanitasi
1. Arahan Penetapan Penggunaan Bangunan Sistem air buangan yang akan diterapkan di kawasan rencana adalah dengan septic tank untuk
Rencana penetapan penggunaan bangunan dimaksudkan untuk lebih mempertegaskan fungsi air buangan dari kakus, sedangkan untuk aktivitas lain dialirkan kepada jaringan drainase.
penggunaan ruang yang direncanakan dalam setiap blok peruntukan. Rencana System Pembuangan Sampah
2. Arahan Penetapan Kepadatan Bangunan Dibutuhkan berbagai peralatan pengelolaan sampah sampai ke pembuangan akhir yang tidak
Penetapan penggunaan kepadatan bangunan disesuaikan dengan system lingkungan yang lepas dari system pengelolaan sampah kota malang secara keseluruhan. Dalam kawasan
diharapkan yaitu suatu dengan system lingkungan yang seimbang. perdagangan dan setiap unit lingkungan hendaknya disediakan tempat pembuangan sementara,
3. Arahan Penetapan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Dan Koefisien Lantai Bangunan setelah sampah terkumpul baru dibuang menuju lokasi pembuangan sampah akhir sehingga
(KLB) dapat mengurangi biaya operasional pembuangan.
Koefisien dasar bangunan tergantung pada peruntukan bangunannya, sedangkan koefisien Rencana Ruang Terbuka Hijau Dan Komponen Jalan
lantai bangunan adalah pengendalian ketinggian bangunan.
Rencana ruang terbuka hijau dan komponen jalan diperlukan untuk membentuk suatu lingkungan
yang baik, guna pemenuhan kebutuhan manusia secara fisik maupun psikologis.
G. Rencana Pengembangan System Utilitas
1. Tata Hijau
Rencana Jaringan Listrik
Rencana pengembangan kawasan hijau meliputi :
Rencana jaringan listrik pada kawasan perencanaan akan mengikuti pola tata ruang lingkungan
- Kawasan hijau sebagai tempat rekreasi dan olahraga
dan pola tata guna lahan pada setiap blok peruntukan serta pola distribusi jaringan yang ada.
- Kawasan hijau sebagai daerah konservasi dan kawasan penyangga yang tidak boleh
Rencana Jaringan Air Bersih
terbangun
System jaringan transmisi air bersih direncanakan menggunakan pipa berdiameter 8 inchi.
- Daerah hijau sebagai taman kota
Selanjutnya jaringan pipa distribusi sebelum didistribusikan kepada masing-masing persil akan
Pola hijau yang diterapkan merupakan pola hijau menerus dan pola hijau mengelompok atau
menggunakan pipa 4 dan 2 inchi. Perkiraan kebutuhan air bersih dikawasan rencana pada
gabungan dari keduanya.
tahun 2004/2005 adalah sebesar 18,538 liter/detik.
Pemilihan jenis tanaman berpatokan pada tanaman-tanaman existing yang tampak sesuai
Rencana Jaringan Telepon
dengan iklim kota malang umumnya dan kawasan rencana desa merjosari khususnya atau

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 54
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

memasukkan jenis-jenis tanaman baru dari famili/golongan tanaman yang bersifat mudah Local sekunder damija 8 meter
beradaptasi dengan lingkungan. Jalan lingkungan/service damija 6 meter
- Pola tata hijau jalan arteri sekunder 3. Jarak Pandangan
- Pola tata hijau jalan kolektor sekunder Jalan direncanakan sebagai berikut :
- Pola tata hijau jalan local Tidak diperlukan fasilitas pengaturan lalu lintas seperti lampu lalu lintas, pelebaran
- Pola tata hijau kawasan pemukiman approach pada persimpangan ataupun pulau lalu lintas, kecuali untuk keperluan estetika.
- Pola tata hijau bangunan umum Radius putar (tepi dalam) pada persimpangan didasarkan pada jenis mobil/kendaraan yang
- Pola tata hijau pemakaman memungkinkan ada di kawasan perencanaan sebagaian desa merjosari
- Pola tata hijau sepanjang aliran sungai/saluran 4. Perencanaan perkerasan
2. Komponen Perlengkapan Jalan Perencanaan tebal perkerasan didasarkan pada pedoman penentuan tebal perkerasan lentur
Komponen perlengkapan jalan yang direncanakan di wilayah kawasan perencanaan desa jalan raya No. 01/PD/B/1983 yang dikeluarkan oleh DPU. Cara ini didasarkan pada umur
merjosari merupakan kelengkapan yang harus ada bagi : rencana konstruksi jalan 10 tahun dan hanya berlaku untuk konstruksi perkerasan yang
- Keamanan dan kenyamanan menggunakan batu-batu besar (cara telford)
- Kelengkapan lingkungan 5. Parkir
- Estetis Perkerasan untuk area parkir direncanakan pengaspalan, struktur perkerasan area parkir
adalah sebagaimana konstruksi perkerasan jalan.
H. Rencana Pra Konstruksi
6. Drainase
1. Bangunan Gedung
Dasar perencanaan system saluran air hujan kawasan merjosari secara garis besar dapat
Rencana pra konstruksi bangunan di dalam kawasan perencanaan RTRK Merjosari tentunya
dijelaskan sebagai berikut :
harus memenuhi beberapa criteria tata letak sebagai berikut :
Saluran dibagi dalam beberapa tipe, agar biaya pembangunannya rendah dan memudahkan
Orientasi bangunan terhadap matahari, angina dan pemandangan
pelaksanaan pembangunan
Pertimbangan topografi dan kemiringan lereng
Pembagian tipe saluran dikaitkan dengan besar debit yang diangkut dan fungsinya yaitu
Orientasi terhadap polusi suara, baud an sutt
saluran sekunder, dan saluran lingkungan
Pertimbangan tata hijau
Saluran induk diusahakan menggunakan saluran alam yang ada
2. Lebar jalan
7. Air Bersih
Sesuai dengan fungsi jaringan jalan yang akan direncanakan, maka rencana lebar jalan di
System distribusi air bersih digunakan untuk mendistribusikan air bersih keseluruhan
kawasan perencanaan desa merjosari adalah :
jaringan pemakaian dengan debit air yang memadai, tekanan air yang cukup dan volume air
Kolektor sekunder damija 18 meter
yang sesuai dengan kebutuhan.

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 55
L A P O R A N F A K T A D A N A N A L I S A

System distribusi yang dapat mencakup seluruh kawasan yang ada dan tidak terlepas dari
system distribusi dan jaringan system yang ada di Kota Malang
Untuk menjaga kemungkinan terjadinya kerusakan pada jaringan pipa distribusi, dan juga
untuk memberikan tekanan air yang merata pada seluruh jaringan distribusi, dipergunakan
system ring
Dimensi pipa distribusi dan transmisi yang direncanakan disesuaikan dengan standar yang
dipergunakan oleh PDAM
8. Pemadam Kebakaran
Kebutuhan akan system pencegahan kebakaran, untuk suatu kawasan rencana system
deteksi dan pencegahan kebakaran mutlak perlu guna kepentingan penghuni bangunan
gedung maupun gedungnya sendiri serta lingkungan yang terdapat di kawasan perencanaan.
9. Jaringan Listrik
Pemakaian daya listrik dapat diklarifikasikan berdasarkan penggunaan bangunan, jumlah
ruangan, proyeksi luas ruangan maupun jenis beban yang terpasang.
10. Sanitasi
Pengelolaan air kotor pada kawasan perencanaan dilaksanakan menggunakan system
tercampur dengan saluran drainase air hujan melalui system saluran terbuka dan system
peresapan setempat
Untuk menghindari bau yang mungkin timul, air kotor yang dihasilkan mengalami
pengolahan terlebih dahulu sebelum bergabung dengan system jaringan
drainase/pematusan di kawasan rencana merjosari
Dalam pengolahan air kotor, sebelum dapat dialirkan kesaluran drainase perlu dibedakan
sesuai dengan asalnya.
11. Pengelolaan Sampah
Rencana pengelolaan sampah di Desa Merjosari akan mengikut sertakan masyarakat dalam
operasionalisasi dari sumber sampah ke TPS/transfer depo yang ada akan direncanakan.
Pemilihan perlengkapan sampah dikawasan rencana disesuaikan dengan situasi dan kondisi
pengelolaan sampah di Kota Malang secara keseluruhan.

R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G K O T A ( R D T R K ) K E C A M A T A N L O W O K W A R U I I - 56

Anda mungkin juga menyukai