Oleh :
Kelompok 2 Praktikum 1
1
1. Dwiky Ramadhan J3P115009
2
2. Fadhilah Dhani SF J3P115018
3
3. Luthfi Fadhillah J3P115031
4
4. M Tio Tigris Manulang J3P115053
5
5. Syifa Fauziah J3P215073
PENDAHULUAN
Kesehatan hewan laboratorium bergantung pada kualitas pakan, sanitasi,
dan manajemen perawatan lainnya. Kualitas pakan akan memengaruhi bobot
badan tikus. Sanitasi akan memengaruhi jumlah mikroorganisme yang
berkembang di lingkungan kandang. Kebersihan kandang akan berpengaruh
terhadap kesehatan. Perawatan lainnya dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik
harian terhadap tikus.
Tikus merupakan salah satu jenis rodensia yang sering digunakan sebagai
hewan laboratorium atau hewan percobaan. Dalam suatu penelitian, hewan coba
harus dalam keadaan normal dan sehat. Keadaan hewan percobaan akan
memengaruhi hasil uji yang dilakukan. Oleh karena itu, manajemen perwatan
hewan laboratorim harus dilakukan secara rutin dan sesuai dengan aturan yang
belaku.
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilakukan di Klinik Hewan IPB. Waktu praktikum yaitu hari
Senin, 6 Maret 2017 pukul 14.00 18.00 WIB.
Prosedur Kerja
Inspeksi. Tikus dipindahkan dari ruangan tikus ke meja praktikum.
Sebelum dilakukan inspeksi, dilakukan terlebih dahulu adaptasi selama 10 menit.
Inspeksi yang dilakukan adalah melihat tingkah laku dari tikus pada setiap
kandang, makan, minum, defekasi, urinasi, dan bedding.
Sexing. Alat dan bahan yang diperlukan terlebih dahulu dipersiapkan.
Tikus pada setiap kandang dilihat jenis kelaminnya, lalu ditandai dengan spidol
berwarna untuk membedakan jantan dan betina. Tikus jantan pertama diberi tanda
X1, X2 pada tikus kedua, begitupun selanjutnya. Penandaan pada tikus jantan
digunakan spidol berwarna hitam. Tikus betina pertama diberi tanda O1, O2 pada
tikus kedua, begitupun selanjutnya. Penandaan pada tikus betina digunakan spidol
berwarna merah. Jika, tikus yang diperiksa terdapat cacat maka dilakukan
penandaan pada telinga bagian kanan. Spidol biru digunakan untuk penandaan
tikus yang cacat.
Penggantian bedding, pakan, dan minum. Alat dam bahan terlebih dahulu
dipersiapkan sebelum dilakukan penggantian bedding, pakan, dan minum. Tikus
dipindahkan ke dalam bak kosong. Lalu, bedding pada bak lama dikeluarkan dan
bak dibersihkan. Setelah bak bersih, serbuk gergaji dimasukkan ke dalam bak
dengan tinggi 2cm. Tempat pakan dan minum yang kotor dicuci dan dikeringkan.
Tempat makan diisi kembali sesuai dengan takaran per harinya. Takaran pakan
dihitung dengan cara 10% dari total berat badan per kandang. Tempat minum diisi
kembali menggunakan air matang. Tempat makan dan minum yang telah diisi,
disimpan pada bak yang telah diganti beddingnya. Lalu setelah semua selesai,
tikus dipindahkan pada bak yang telah diganti bedding, pakan, maupun
minumnya. Bak ditutup dengan penutup bak, lalu disimpan kembali kedalam rak
yang berada pada ruangan tikus.
No. Hari Pakan* Minum* Defekasi* Urinasi*
Kandang
2 Senin, ++++ ++ +++ +++
6Maret Habis, Tersisa sedikit Ada feces, Bedding
2017 tempat sekali ukuran, lumayan
makan konsistensi, basah,
terbalik bentuk bedding
normal diganti
6 Senin, +++ +++ ++ ++
6Maret
2017
HASIL dan PEMBAHASAN
Hewan laboratorium adalah hewan yang dipelihara secara intensif di
laboratorium dengan lingkungan, pakan, perawatan, prosedur, dan kesehatan yang
standar (mangkoewidjojo 2006).
1. Kandang 2
Berat badan total : 197 + 235 + 200 gr = 632 gr
Pakan : 10% dari BB
: 10% dari 632
: 63,2 (63gr) per hari
2. Kandang 6
Berat badan total : 295 + 200 + 350 + 200gr = 1.045 gr
Pakan : 10% dari BB
: 10% dari 1.045
: 104,5 (104gr) per hari
Hewan yang diperiksa pada praktikum kali ini adalah tikus Sparague
dawley (Rattus norvegicus). Pemeriksaan berat badan dari tikus jantan X1, X2,
dan X3 adalah 197 gr, 233 gr, dan 200 gr. Kemudian, berat badan dari tikus betina
O1, O2, O3, dan O4 yang diperiksa adalah 295 gr, 200 gr, 350 gr dan 200 gr.
Tikus tersebut termasuk dalam kondisi normal. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Hafez (1970), bahwa tikus pada usia muda (4 minggu) memiliki berat badan rata-
rata 35-40 gram, sedangkan saat usia dewasa kelamin atau pubertas (50-72 hari)
berat badannya 200-250 gram. Selain itu, Mangkoewidjojo (2006) berpendapat
bahwa tikus Sparague dawley (Rattus norvegicus) memiliki berat badan dewasa
300-400 gr jantan sedangkan betina 250-300 gram.
Panjang badan dari tikus normalnya 15-25 cm , diukur dari hidung hingga pangkal
ekor (Mangkoewidjojo, 2006). Panjang badan dari tikus jantan X1, X2, dan X3
adalah 16,5 cm, 19,5 cm dan 18,0 cm sedangkan panjang badan tikus betina O1,
O2, O3, dan O4 yang diperiksa adalah 21 cm, 16 cm, 18 cm dan 17,5 cm. Panjang
badan tikus jantan dan betina tersebut dapat dikatakan normal karena memasuki
range dari ukuran normal tikus.
Denyut nadi dari tikus jantan X1, X2, dan X3 adalah 308x/menit, 216
x/menit, dan 320 x/menit sedangkan tikus betina O1, O2, O3, dan O4 yang
diperiksa adalah 196 x/menit, 204 x/menit, 272 x/menit, dan 268 x/menit. Hasil
tikus X2, O1 dan O2 tidak masuk range 250-450x/menit sedangkan tikus selain
itu dapat dikatakan normal karena memasuki range tersebut, karena menurut
Sudrajat (2008), denyut nadi normal dari tikus adalah 250-450x/menit. Hasil
dibawah range ini bisa terjadi kemungkinan karena kesalahan saat menghitung.
Frekuensi pernafasan dari tikus jantan X1, X2, dan X3 adalah 120x/menit,
180x/menit, dan 112x/menit sedangkan tikus betina O1, O2, O3, dan O4 yang
diperiksa adalah 124x/menit, 132x/menit, 132x/menit, dan 136x/menit. Menurut
Sudrajat (2008), Frekuensi pernafasan normal pada tikus 70-115x/menit. Pada
pemeriksaan pernafasan hanya tikus X3 yang dapat dikatakan normal dikarenakan
memasuki range tersebut sedangkan tikus yang lainnya melebihi dari range, hal
ini dapat terjadi dikarenakan terjadi kesalahan dalam menghitung ataupun tikus
tersebut mengalami stress yang dapat meningkatkan frekuensi pernafasan hingga
150x/menit(Smith dan Mangkoewidjojo, 1988).
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Sudrajat J. 2008. Profil Lemak, Kolestrol Darah, dan Respon Fisiologi Tikus
Sparague Dawley yang diberi Ransum Mengandung Gula Daging Sapi Lean
[skripsi].Bogor(ID): IPB.