Anda di halaman 1dari 10

ABSTRAK

Kitab-kitab Allah SWT beserta para Rasul yang menerima wahyunya,


Kitab Taurat yang diturunkan kepada nabi Musa AS, Kitab Zabur yang
diturunkan kepada nabi Daud AS yang didalamnya terdapat bahasa Qibty,
Kitab Injil yang diturunkan kepada nabi Isa AS yang didalamnya terdapat
bahasa Suryani, serta kitab Al-Quran yang diturunkan kepada nabi
Muhammad SAW yang didalamnya tertulis dalam bahasa Arab. Kitab Al-
Quran turun ke bumi melalui wahyu untuk menyempurnakan kitab suci yang
ada. Beberapa hikmah yang diambil karena kita mengimani Al-Quran adalah
Meningkatkan keimanan kepada Allah SWT, Mencegah perselisihan di antara
sesama manusia, Manusia menjadi lebih bersyukur kepada Allah, Beriman
kepada kitab-kitab Allah menuntun seseorang untuk hidup dengan teratur.

Kata Kunci: Kitab-kitab Allah, shuhuf, taurat, injil, zabur, al-quran


A. Pendahuluan
Sejarah peradaban manusia dari waktu ke waktu tak lepas dari
pengaruhnya dari makna yang terkandung dalam kitab-kitab Allah. Kitab-
kitab Allah terus menjadi pedoman dari awal mula manusia masih belum
mengenal Tuhan sampai pada saat manusia meyakini adanya bimbingan
atau petunjuk yang menjadi perubahan positif dalam kehidupannya. Kitab-
kitab allah dengan segala keunikan dan misteri yang terdapat di dalamnya
mengundang rasa penasaran manusia untuk mencari jawab atas segala
permasalahan, mulai dari permasalahan yang sederhana hingga
permasalahan yang lebih kompleks.
Didalam agama kita yaitu agama islam dikenal empat buah kitab yang
wajib kita percaya serta kita imani. Jumlah kitab suci yang ada sebenarnya
tidak dijelaskan didalam Al-quran juga dalam hadits. Selain kitab Allah yang
diturunkan melalui malaikat Jibril, kita hidup juga berpedoman pada hadist
hadist nabi Muhammad SAW dan shuhuf lembaran firman Allah yang
diturunkan pada nabi Adam, Ibrahim, dan Musa AS.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diartikan sebagai
kepercayaan atau keyakinan. Sedangkan kitab (jamanya kutub) adalah
bentuk mashdar dari kata ka-ta-ba yang berarti menulis. Setelah menjadi
mashdar artinya menjadi tulisan atau yang ditulis.1[1] Dalam Pandangan
islam juga mengetahui realitas semesta tidak semata-mata dilakukan oleh
panca indra, tetapi juga dibimbing oleh kitab-kitab yang diturunkan Allah
kepada para rasul-rasul-Nya.
Percaya kepada kitab-kitab Allah merupakan rukun iman yang ketiga
dan hukumnya wajib untuk kita pelajari bagi seluruh umat muslim di seluruh
dunia. Kitab Allah merupakan kitab suci yang berupa wahyu diturunkan oleh
Allah SWTmelalui rasulnya untuk dijadikan pedoman hidup umat manusia.
Orang-orang yang mengingkari serta tidak percaya akan kitab Allah
terutama Al-Quran disebut Murtad.
Mengingat pentingnya hal ini Rasulullah SAW bersabda :
1
Hendaknya engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-
Nya, Para rasul-Nya, hari Akhir dan hendaknya engkau beriman kepada
Qadar (takdir-Nya), yang baik maupun yang buruk. (HR. Muslim)
Daftar kitab-kitab Allah SWT beserta para Rasul yang menerima
wahyunya, Kitab Taurat yang diturunkan kepada nabi Musa AS, Kitab Zabur
yang diturunkan kepada nabi Daud AS yang didalamnya terdapat bahasa
Qibty, Kitab Injil yang diturunkan kepada nabi Isa AS yang didalamnya
terdapat bahasa Suryani, serta kitab Al-Quran yang diturunkan kepada nabi
Muhammad SAW yang didalamnya tertulis dalam bahasa Arab.
Kitab Al-Quran turun ke bumi melalui wahyu untuk menyempurnakan
kitab suci yang ada, sebab kitab terakhir sebelum Al-Quran yang turun
yaitu Kitab Injil yang saat ini dijadikan pedoman hidup oleh kaum nasrani
atau Kristen katolik dan protestan sangat berbeda dengan injil yang
diturunkan Allah kepada nabi isa AS semasa hidupnya untuk kaumnya.
Dalam kaitan ini Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah
menegaskan sebagai berikut:
Kita wajib percaya bahwa Allah SWT telah menurunkan beberapa kitab
kepada rasul-rasul-Nya untuk memperbaiki manusia tentang urusan dunia
dan agama mereka. Diantara kitab itu ialah Zabur kepada Nabi Daud, Taurat
kepada Nabi Musa, Injil kepada Nabi Isa, dan Al-Quran kepada Nabi
Muhammad menjadi penutup sekalian Nabi alaihimushalatu was salam. Dan
bahwa Al-Quran adalah firman Allah dan kitab terakhir yang diturunkan
untuk memuat apa yang tidak termuat dalam kitab yang lainnya, mengenai
syariat, bdi pekerti luhur dan kesempurnaan hukum.2[2]
Oleh sebab itu, keyakinan dan keimanan kepada kitab-kitab Allah
setidaknya harus mencakup unsur-unsur berikut. Pertama, mengimani
dengan sungguh-sungguh bahwa semua kitab dan shuhuf benar-benar
merupakan wahyu yang diturunkan dari sisi Allah SWT. Kedua, mengimani
seluruh kitab atau shuhuf yang telah allah SWT turunkan baik yang diketahui
namanya maupun tidak. Ketiga, membenarkan berita-berita yang bnar dan
tidak bertentangan dengan Al-Quran dari kitab atau shuhuf tersebut.
Keempat, mengamalkan hukum-hukum yang rkandung oleh semua
kitab/shuhuf tersebut, yaitu hokum-hukum yang tidak bertentangan dan
dihapus oleh Al-Quran.
Makalah ini akan mengurai lebih lanjut agar kita lebih mengenal kitab-
kitab Allah dan shuhuf, pandangan Al-Quran sebagai kitab suci terakhir dan
prinsip utama dalam mengimani kitab-kitab allah.

B. Pengertian Kitab dan Shuhuf


Kitab Allah adalah Wahyu Allah SWT yang ditulis dan disatukan
menjadi suatu kumpulan3[3]. Jumlah kitab-kitab Allah yang diturunkan

3
sebanyak 104 kitab suci. Kitab Allah pada zaman dahulu dibuat ,menjadi dua
jenis, yaitu dapat berupa Shuhuf dan Mushaf. Shuhuf merupakan sepenggal
kalimat yang ditulis didalam material kertas, kulit dan papyrus. Sedangkan
Mushaf merupakan kumpulan shuhuf yang dikumpulkan menjadi satu.
Ada persamaan dan perbedaan antara kitab dengan shuhuf. Persamaan
kitab dan shuhuf adalah sama-sama wahyu Allah SWT dan sama-sama
menganjurkan keesaan Allah SWT sehingga agama-agama yang sebelum
islam lahir dikenal dengan sebutan agama tauhid yakni agama yang
mengajarkan tentang keesaan Allah SWT. Perbedaannya adalah isi kitab
lebih lengkap daripada shuhuf, kitab dibukukan sedangkan shuhuf tidak
dibukukan.
Kitab-kitab Allah berfungsi untuk menuntun manusia dalam meyakini
Allah SWT dan apa yang telah diturunkan oleh Allah SWT kepada para rasul-
Nyasebagaimana digambarkan dalam firman Allah SWT sebagai berikut:
Artinya: Katakanlah hai orang mukmin, kami beriman kepada Allah dan apa
yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim,
Ismail, Ishak, Yakub, dan anak cucunya dan yang kami berikan kepada Musa
dan Isa seperti apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari tuhannya. Kami
tidak membeda-bedakan seorang pun diantara mereka dan kami hanyalah
patuh kepadanya. (QS. Al-Baqarah : 136)
Isi pokok kitab Allah pada dasarnya memuat beberapa hal, yaitu:
Hukum Itiqodiyah yaitu hukum tentang keyakinan, Hukum Khuluqiyah yaitu
hukum tentang akhlak yakni kewajiban para mykallaf untuk menghias diri
dengan prilaku utama, Hukum Amaliyah yaitu hukum tentang amal
perbuatan yakni segala perkataan, perbuatan, dan tindakan manusia.

1. Shuhuf
Kata shuhuf berasal dari bahasa Arab Sahifah yang berarti
lembaran. Namun dapat diartikan juga sepenggal kalimat yang ditulis dalam
material kertas, kulit, dan sebagainya yang belum dibukukan masih dalam
bentuk lembaran-lembaran. Shuhuf tidak selengkap kitab sehingga shuhuf
disebut sebagian ajaran tidak diberitakan secara jelas yang disebut shuhuf,
shuhuf berjumlah 100 shuhuf atau disebutkan sekitar 6 ayat didalam Al-
Quran. Ada beberapa para nabi yang menerima shuhuf, yaitu Nabi Adam AS
menerima 10 shuhuf (10 lembar), Nabi Ibrahim AS menerima 30 shuhuf (30
lembar), Nabi Isa AS menerima 50 shuhuf (50 lembar), Nabi Musa AS
menerima 10 shuhuf (10 lembar). Nabi Musa juga merupakan Nabi yang
menerima kitab dan shuhuf. Allah menegaskan dalam firmannya :
Firman Allah SWT

Artinya: (18) Sesungguhnya ini semua benar-benar terdapat di dalam suhuf


yang pertama. (19) Yaitu suhuf-suhuf Nabi Ibrahim AS dan Nabi Musa AS
(QS. Al-Ala : 18-19)
2. Taurat
Kitab taurat (Thoret atau Thora) yang artinya ajaran yang berisi
nilai-nilai dan pedoman hidup. Kitab taurat diturunkan kepada Nabi Musa AS
pada abad 15 SM dipuncak gunung Thursina. Kitab taurat diturunkan kepada
Nabi Musa AS untuk membimbing kaumnya. Bani Israel (Yahudi) yang
dituliskan dalam bahasa Ibrani, yang berisikan syariat dan kepercayaan
serta sejarah-sejarah para nabi terdahulu hingga Musa. Orang Yahudi
menyebut kitab suci mereka dengan sebutan kitab tanak. Sedangkan
orang Nasrani menyebut Kitab Tanak dengan nama Perjanjian Lama.
Kandungan yang terdapat dalam kitab Taurat, yaitu perintah
mengesakan Allah SWT, larangan membuat dan menyembah patung
berhala, larangan menyebut nama Allah dengan sia-sia, perintah mensucikan
hari sabtu, perintah menghormati Ayah dan Ibu, larangan membunuh
sesama manusia, larangan berbuat zina,. Larangan mencuri, larangan
,menjadi saksi palsu, serta larangan mengambil istri orang lain.
Kalau dicermati baik-baik sepuluh perintah yang terdapat dalam
kitab taurat tersebut telah tercantum dalam Al-Quran, sehingga dapat
diyakini bahwa semua kitab yang diturunkan kepada para nabi dan rasul
terdahulu itu sudah terangkum semua dalam Al-Quran dan tak ada yang
bertentangan dengan Al-Quran karena kitab kitab yang ada berasal dari
satu sumber, yaitu Allah SWT.
Namun Kitab Taurat ini mengalami perubahan. Kitab Taurat ini tidak
hanya disembunyikan akan tetapi kitab ini telah mengubah dan membuat
karangan sendiri yang mereka klaim berasal dari Allah SWT. Di antara motif
penyembunyian ayat-ayat dari publik adalah karena ketakutan mereka pada
pesan Taurat yang memastikan datangnya seorang Rasul dan membawa
kitab yang dapat mengganggu kepentingan mereka. Karena publik tidak
mengaksesnya, pemuka agama yang menguasai secara dominan ini dapat
memilih ajaran yang mereka sukai dan mengabaikan yang tidak sesuai
menurut selera mereka. Kecurangan para tokoh agama ini ditegaskan oleh
Allah dalam firmannya:

Artinya: Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al


Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; Ini dari Allah,
(dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan
perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang
ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi
mereka, akibat apa yang mereka kerjakan. (QS. Al-Baqarah[2]: 79)
3. Zabur (Mazmur)
Zubur berasal dari kata Zabara merupakan bentuk jama dari kata
Zabur yang diartikan sebagai menulis dengan sempurna.4[4] Yang dipakai
untuk menunjukan kitab-kitab suci yang diturunkan Allah sebelum Al-Quran.
Sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah SWT:
4
Artinya: Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya rsul-rasul
sebelum kamu pun telah didustakan pula, mereka membawa mukjizat yang
nyata, zubur dan kitab yang memberi penjelasan yang sempurna. (QS. Ali-
Imran : 184)
Kitab Zabur berisikan Mazmur, yaitu nyanyian pujian bagi Allah SWT yang
dibawakan melalui Nabi Daud pada abad 10 SM dan didalamnya terdapat
bahasa Qibti. Kitab ini berisi 5 jenis nyanyian yang mengungkapkan semua
pengalaman yang dialami Nabi Daud AS semasa hidupnya seperti dosa,
pengampunan dosa, suka cita tentang kemenangan atas musuh Allah SWT,
dan kemuliaah Allah SWT yang diajarkan Nabi Daud kepada kaumnya yaitu
Yahudi. Kitab Zabur ini tidak mengandung syariat, karena Nabi Daud AS
diperintahkan untuk meneruskan syariat yang telah dibawa oleh nabi Musa
AS.
Adapun tujuan di wahyukannya zabur adalah Memberikan kabar
gembira bahwa bumi akan diwariskan kepada hamba yang shaleh, Memberi
peringatan agar manusia tidak mengngingkari keberadaan Allah, Memberi
pelajaran bagi manusia untuk mengambil hikmah dari pengalaman hidup
sehari-hari, Memberi peringatan agar manusia senantiasa memuji dan
bersyukur kepada Allah, Memberi penjelasan dan peringatan bahwa kebaikan
akan dibalas dengan pahala dan kebahagiaan, sedangkan kejahatan akan
dibalas dengan siksa atau kesengsaraan.

4. Injil
Kitab Injil ditulis pertama kali dengan menggunakan bahasa
Suryani. Kata Injil sendiri berasal dari bahasa yunani yaitu euangelion yang
berarti kabar gembira,5[5] karena memang isinya membawa kabar gembira
tentang akan datangnya kerasulan Muhammad SAW sekaligus penegas
bahwa kitab Taurat berasal dari Allah SWT. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi
Isa AS untuk diajarkan kepada kaumnya yaitu Nasrani. Masa berlaku kitab ini
pun terbatas sampai tibanya kerasulan Muhammad SAW. Kitab ini tidak
memiliki bahasa yang sistematis mengenai suatu tema atau tema-tema
tertentu meski didalamnya banyak membahas kerajaan surga.
Beberapa ajaran pokok yang termuat dalam kitab Injil adalah: Perintah
agar kembali ke tauhid yang benar, Ajaran yang menyempurnakan kitab
Taurat, Pembenaran terhadap kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya,
Ajaran agar hidup sederhana dan tidak tamak. Kitab ini juga berisikan ajakan
Nabi Isa AS untuk hidup Zuhud (Memikirkan Akhirat), yaitu menjauhi
kerasukan dan ketamakan duniawi. Kitab Injil yang ada saat ini mengandung
firman Allah dan riwayat Nabi Isa yang semuanya ditulis oleh para generasi
setelah Isa.
Para pemuka agama terhadap Injil yang tidak saja mengubah Injil,
tetapi juga membuat sesuatu yang baru, yang mereka sebut juga sebagai
wahyu dari Allah. Mereka yang memasukkan tulisannya kedalam Injil ialah
Matius, Lukas, Markus, Yahya. Oleh karena itu nama-nama kitab Injil yang
5
ditemukan sekarang diidentifikasi dengan nama-nama mereka seperti Injil
Mathius, Injil Markus, Injil Lukas dan Injil Yahya.6[6] Kaum Nasrani mengakui
bahwa mereka tidak lagi memiliki kitab yang asli dan hanya memiliki kitab
terjemahannya.

5. Al-Quran
Al-Quran merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada nabi
Muhammad SAW baik melalui perantara Jibril maupun diterima langsung
melalui isyarat. Al-Quran diturunkan pada abad 7 M mulai 6 Agustus 610 M
untuk pedoman hidup seluruh umat manusia bukan hanya untuk bangsa
Arab.7[7]
Al-Quran telah menyempurnakan kitab-kitab terdahulu (Taurat, Zabur,
dan Injil). Dengan diturunkannya Al-Quran, maka kitab-kitab terdahulu itu
sudah tidak diberlakukan lagi. Al-Quran diturunkan tidak sekaligus,
melainkan Al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2
bulan 22 hari. Al-Quran terdiri dari 30 juz, 144 surat, 6666 ayat, 74.437
kalimat, dan 325.345 huruf.
Turunnya Kitab Suci Al-Quran ini disebut Nuzulul Quran. Wahyu
pertama berupa surat Al-Alaq ayat 1-5, yang diturunkan pada malam 17
ramadhan tahun 610 M di Gua hira ketika Nabi Muhammad sedang
berkhalawat. Dan pada saat itu pula Nabi Muhammad dinobatkan sebagai
Rasulullah atau utusan Allah SWT. Sedangkan ayat yang terakhir diturunkan
yaitu surat Al-Maidah ayat 3, yang diturunkan pada tanggal 9 Dzuhlhijjah
tahun 10 Hijriyah di Padang Arafah ketika beliau sedang melakukan haji
wada (haji perpisahan) karena beberapa hari setelah menerima wahyu
tersebut Nabi Muhammad wafat.
Isi pokok kandungan Al-Quran adalah Ajaran yang berkenaan
dengan tauhid, Ajaran yang berkenaan dengan ibadah untuk mengabdi
kepada Allah, Ajaran yang berkenaan dengan akhlak manusia dengan Allah,
Ajaran yang berkenaan dengan hukum dan mengatur kepentingan umat,
Ajaran yang berkenaan dengan masyarakat (Muamalah dan Mukahat), Ajaran
yang berkenaan dengan janji dan ancaman, hal-hal yang berhubungan
dengan sejarah umat masa lampau sebagai teladan, serta hal-hal yang
berhungan dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
Beberapa keutamaan yang terdapat didalam Al-Quran adalah Al-
Quran memiliki susunan (uslub) dan ketinggian bahasa yang mengagumkan,
Isi yang terdapat didalam Al-Quran ditujukan untuk seluruh umat manusia,
Al-Quran selalu memuliakan akal fikiran yang menjadikannya sebagai dasar
untuk memahami Al-Quran, Al-Quran memandang manusia sama dantidak
memandang kasta, serta Al-Quran member petunjuk yang lengkap untuk
umat manusia.

7
Ilmu cara baca Al-Quran disusun tersendiri yang disebut ilmu Tajwid.
Dalam ilmu Tajwid, umat diajarkan cara membaca yang harus dipanjangkan,
dipendekan, atau menengah. Begitupun bagaimana huruf-hurufnya harus
dibaca, apakah harus tebal(tafkhim) atau tipis (tarqiq).
Adapun perbedaan Al-Quran dengan kitab-kitab sebelumya: Pertama,
Al-Quran tidak boleh ditiru oleh siapapun, baik dari kehebatan isi, keserasian,
dan keindahan bahasanya, serta keseimbangan kata-kata dan kalimatnya.
Kedua, Al-Quran mengandung berita ghaib, seperti prediksi tentang peristiwa
yang belum trjadi dalam sejarah. Ketiga, di dalam Al-Quran terdapat
beberapa isyarat ilmiah yang menjadi landasan bagi perkembangan ilmu
pengetahuan, baik yang bersifat alam maupun sosial.
Keistimewaan Al-Quran dibandingkan kitab-kitab sebelumnya. Kitab-
kitab sebelum Al-Quran naskah aslinya telah hilang, sedangkan Al-Quran
masih terjaga keasliannya, Kitab-kitab suci sebelum Al-Quran telah
tercampur dengan perkataan manusia, Bahasa yang digunakan kitab-kitab
suci sebelum Al-Quran kini sudah tidak dipergunakan, berbeda dengan Al-
Quran yang sampai sekarang masih dipergunakan dan dilestarikan, Kitab-
kitab suci sebelum Al-Quran hanya ditujukan untuk dan kepada umat serta
zaman tertentu.
Adapun Al-Quran ditujukan kepada semua manusia, untuk seluruh alam
dan seluruh zaman, sekalipun kitab-kitab suci sebelum Al-Quran juga
mengandung ajaran-ajaran tentang kebenaran, akhlak, keshalehan, dan
kebajikan lainnya, tetapi tidak menghimpun seluruh ajaran tentang
kebenaran sebagaimana Al-Quran. Al-Quran adalah kitab penyempurna bagi
kitab-kitab sebelunya, Kitab-kitab suci sebelum Al-Quran terdapat hal-hal
yang tidak masuk akal dan kenyataan yang alasannya tidak jelas.

C. Al-Quran sebagai kitab suci yang terakhir


Kitab Al-Quran yang diturunkan kepada nabi Muhammad ini
merupakan kitab yang menyempurnakan kitab-kitab yang ada sebelumnya.
Berbeda dari kitab-kitab sebelumnya (Taurat, Zabur, Injil) yang hanya
dikhususkan bagi sebuah kaum saja, Al-Quran ini diturunkan sebagai
pedoman bagi seluruh umat manusia dan tidak hanya untuk bangsa Arab
saja.8[8] Sebagai kitab yang diturukan terakhir Al-Quran juga mempunyai
fungsi sebagai penjaga kitab-kitab yang ada sebelumnya, menghakimi
tentang apa yang diperselisihkan, Menghapus hukum-hukum syariat
terdahulu. Jadi meskipun Al-Quran membenarkan kandungan kitab-kitab
yang ada sebelumnya, namun pada saat yang bersamaan juga memberikan
kritik terhadap kitab-kitab tersebut, yang terutama berkaitan dengan isi
kitab yang sudah bercampur tangan dengan tangan manusia.

D. Prinsip Utama dalam Mengimani Kitab-kitab Allah


8
Kewajiban mengimani kitab-kitab Allah mengandung beberapa hikmah
berikut:
1. Meningkatkan keimanan kepada Allah SWT. Allah SWT yang telah
mengutus para rasul kepada manusia untuk menyampaikan kebenaran
melalui kitab-kitabnya. Kitab suci yang diturunkan itu menjadi pedoman dan
tuntunan dalammenjalani kehidupan di dunia dan di akhirat. Tanpa kitab-
kitab itu, manusia akan menjalani hidup tanpa tujuan yang pasti.
2. Mencegah perselisihan di antara sesama manusia. Berbagai masalah
seringkali dihadapi oleh manusia. Namun karena keterbatasan manusia
seringkali masalah itu tidak terselesaikan. Nah, kitab-kitab suci hadir untuk
member kepastian penyelesaian. QS. Yunus [9]: 19. Manusia dahulunya
hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih. Kalau tidaklah karena
suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulu, pastilah telah diberi
keputusan di antara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan itu.
3. Manusia menjadi lebih bersyukur kepada Allah karena perhatian-Nya
kepada manusia yang telah memberi kitabkitab sebagai panduan hidup
(untuk memahami hakikat dan tujuan hidup). Meski manusia tidak
memintanya, Allah telah memberi panduan itu; Allah memberi apa yang
dibutuhkan oleh manusia, tapi seringkali manusia tidak menyadari hal ini.
Hanya orang yang memahamilah yang mensyukuri hadirnya kitab-kitab itu.
4. Beriman kepada kitab-kitab Allah menuntun seseorang untukhidup
dengan teratur dan berusaha sekuat tenaga untukmelaksanakan seluruh
perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya sebagaimana yang
tercantum dalam kitab-kitab, dan lain lain.
E. Kesimpulan
Kepercayaan yang pasti bahwasannya hanya Allah SWT. Kitab-kitab
yang diturunkan melalui para rasul-Nya untuk disampaikan kepada hamba-
hambaNya. Kitab-kitab tersbut adalah Kalamullah yang dengannya Allah
berbicara secara sesungguhnya sesuai yang pantas untuk diri-Nya dan kitab-
kitab tersebut sudah memiliki kebenaran, cahaya dan petunjuk bagi
manusia, baik di dunia maupun di akhirat.
Keimanan harus mencangkup dengan seluruh kitab samawi dan
seluruh para rasul, tidak dengan membeda-bedakan dan mencela orang
yang menyelisihi kitab. Kitab-kitab yang ada sebelum Al-Quran hanya
diimani oleh salah satu kaum saja, namun setelah turunnya kitab Al-Quran
saat ini harus di imani oleh seluruh umat manusia, karena kitab Al-Quran
yang ada saat ini sudah menyempurnakan kitab-kitab yang sebelumnya,
walaupun Al-quran telah membenarkan kandungan yang ada dalam kitab
tersebut.

F. Saran
Sebagai seorang muslim kita harus menjaga kitab suci Al-Quran dari
tangan orang yang tidak bertanggung jawab untuk mengubahnya. Jangan
sampai kitab umat islam diganti, ditambah dan dihilangkan seperti kitab-
kitab yang dimiliki bangsa Yahudi dan Nasrani.
Dengan kita pelajari dan kita cermati isi yang terkandung dalam Al-Quran,
itu termasuk cara kita untuk menyelamatkan kitab kita (Umat islam). Dam
makalah ini merupakan sebagian kecil yang dapatpenulis sampaikan agar
kita dapat lebih mengenal kitab-kitab Allah SWT

DAFTAR PUSTAKA
Hasan,Hamsah dkk. Buku Panduan Lengkap Agama Islam. Jakarta: QultumMedia.
2010
Ilyas, Yunahar, Kuliah Aqidah Islam, Yogyakarta: LPPI Universitas Muhammadiyah,
2006
Ramadan, Hilal dan Muhammad Dwi Fajri (editor), AQIDAH Untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta: UHAMKA Press, 2011
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1995
Yumansyah, Taufik, Akidah dan Akhlak untuk kelas VIII madrasah Tsanawiyah,
Bandung : Grafindo Media Pratama, 2006.
Faridh, Miftah, Pokok-pokok Ajaran Islam, Bandung : Pustaka, cet. 3, 1982.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Allah
http://ibarseda151.wordpress.com/2014/01/02/makalah-iman-kepada-kitab-
allah/

Anda mungkin juga menyukai