BIOKOMPOSIT
Modifikasi permukaan serat dilakukan untuk meningkatkan sifat adhesi antara serat
alami dan matriks untuk mendapatkan panel biokomposit yang dapat memenuhi
standar kelayakan pakai suatu metarial.
Sifat permukaan yang sangat berbeda antara serat alami dan plastik (dimana serat
alami bersifat sangat polar dan hidrofilik sedangkan plastik bersifat non-polar dan
relatif hidrofobik), mengharuskan modifikasi permukaan serat sebagai treatment
yang mutlak harus dilakukan dalam rangka meningkatkan kompatibilitas antara
serat dan matrix. Tanpa adanya pre-tretment, serat alami yang dipakai sebagai
reinforce material hanya dibungkus saja oleh matriks (tanpa ada ikatan kimia)
sehingga menghasilkan ikatan antarmuka yang tidak stabil dan gaya yang diterima
oleh komposit serat tersebut tidak dapat ditransfer oleh matriks ke serat (yang
berperan sebagai penguat) sehingga efek penguatan yang semestinya diberikan
oleh serat tidak dapat dimanfaatkan.
modifikasi serat umumnya melibatkan proses kimia pada permukaan serat sehingga
bisa membentuk ikatan kimia dengan matriks, mengubah sifat termodinamika serat
dan menciptakan fitur mikro-topografi pada permukaan serat. Proses kimia yang
terjadi pada permukaan serat melalui modifikasi permukaan serat berjalan dengan
mekanisme: pada satu sisi bahan kimia tersebut akan berikatan dengan serat alami
dan pada sisi yang lain akan membentuk ikatan dengan matriks. Efektivitas
perlakuan pada permukaan serat tidak hanya menghilangkan bahan-bahan yang
bersifat menghambat pembentukan ikatan dengan matriks pada permukaan serat
dan membentuk serat yang mempunyai gugus fungsional lebih aktif, akan tetapi
juga akan menghaluskan permukaan serat beberapa derajat, sehingga
meningkatkan luasan area permukaan, dan berpotensi meningkatkan ikatan
mekanik (mechanical interlocking) antara serat dan matriks.
Beberapa bahan kimia yang paling utama yang sering dipakai sebagai
bahan untuk meningkatkan sifat permukaan serat alami (kadang-kadang dinamakan
juga sebagai compatibilizer dan atau coupling agent) adalah Silane, Maleic
Anhydride dan Enzyme.
1. Silane
Silane mempunyai rumus kimia umum R(4-n) Si (RX)n; dimana R adalah
alkoxy dan X adalah organofunctionality dan R adalah jembatan alkil yang
menghubungkan antara silikon (Si) dengan organofunctionality. Sisi
organofunctionality pada silane akan berinteraksi dengan matriks (bagian
non polar/ bagian hidrophobik) dengan tingkat interaksi tergantung pada
tingkat reaktivitas dan kompatibilitas matriks
Sedangkan sisi alkoxysilane berperan dalam berikatan dengan serat alami
(serat berlignoselulosa) yang dipakai sebagai bahan penguat
2. Maleic Anhydride
3. Enzim
4. Penggunaan teknologi enzim dalam pengolahan serat alami dan di bidang
modifikasi serat (terutama untuk tekstil) meningkat secara substansial pada
beberapa dekade belakangan ini. Alasan utama untuk memanfaatkan
teknologi ini adalah adanya kenyataan bahwa penerapan enzim bersifat
ramah lingkungan dan reaksi katalisnya yang sangat spesifik, sehingga
kinerja terfokus pada peningkatan kualitas permukaan serat dan sangat
berpengaruh terhadap yang sifat lain. Manfaat lain dari teknologi enzim
adalah penggunaan biaya yang relatif rendah, penghematan energi dan air,
meningkatkan kualitas produk dan integrasi proses sangat potensial
dikembangkan.