Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Jumat /22 April 2016

Biokimia Waktu: 13.00- 17.00 WIB


PJP : Ukhradiya M. Safira P, Msi
Asisten : Bayu Cakra Buana
Rizki Rinda Sari

VITAMIN
Kelompok 4, P-1
Dwiky Ramadhan J3P115009
Ratu Nurendah J3P115015
Andri J3P115025
Anggita Dwi Candra J3P115027
Febby Rhoma Safitry J3P115029

PROGRAM KEAHLIAN PARAMEDIK VETERINER


DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016
PENDAHULUAN

Vitamin berasal dari kata vitamine yang ditemukan oleh seorang ahli kimia
berkebangsaan Polandia bernama Funk yang percaya bahwa zat penangkal beri
beri yang larut didalam air itu suatu amina yang sangat vital. Hingga kini vitamin
dikenal sebagai suatu senyawa organic yang tidak termasuk kedalam golongan
protein, karbohidrat maupun lemak atau lipid. Vitamin merupakan molekul
organic yang tidak dapat dibuat oleh tubuh dalam jumlah yang cukup sehingga
membutuhkan asupan vitamin dari bahan pangan. (Winarno, 2004 ).
Salah satu vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh makhluk hidup
adalah asam askorbat atau vitamin c. Asam askorbat atau yang biasa disebut
dengan vitamin c merupakan vitamin yang memiliki struktur paling sederhana.
Vitamin c memiliki sifat mudah berubah akibat proses oksidasi namun stabil jika
dalam keadaan murni. Vitamin c memiliki struktur kimia yang terdiri dari rantai 6
atom c dan keduduknya tidak stabil (C6H8O6). ( Safaryani, 2007 )
Gambar struktur vitamin C

Vitamin C atau asam askorbat adalah vitamin yang larut didalam air, atau
aseton alcohol yang memiliki berat molekul rendah, akan tetapi akan sukar larut
didalam chloroform, ether dan benzene. Vitamin C memiliki berat molekul yaitu
178 dalam bentuk Kristal tidak berwarna, mempunyai titik didih 190 o -192o C.
pada Ph rendah vitamin c atau asam askorbat akan menjadi lebih stabil
dibandingkan dengan pada saat di ph tinggi dan memiliki sifat mudah teroksidasi
terlebih lagi jika terdapat katalisator seperti Fe, Cu, enzim askorbat aksidase,
sinar, dan temperature yang tinggi. Hasil oksidasi nya akan membentuk asam
dehidroaskorbat. (Sudarmadji, 1989)
Di alam, vitamin C dapat berbentuk asam L askorbat atau asam L
dehidroaskorbat, keduanya memiliki keaktifan sebagai vitamin c. asam askorbat
mudah teroksidasi teroksidasi membentuk asam L- dehidroaskorbat secara
reversible. Sedangkan secara kimia asam L- dehidroaskorbat memiliki sifat yang
labil dan dapat mengalami perubahan lanjutan menjadi asam L- diketigulonat
yang tidak aktif sebagai vitamin C lagi. (Winarno, 2002)
Kadar vitamin C yang terdapat disuatu sampel dapat ditentukan dengan
menggunakan 2 cara yaitu iodimetri dan iodometri. Iodimetri merupakan titrasi
langsung dan merupakan metoda penentuan kuantitatif yang pada dasar
penentuannya adalah jumlah I2 yang bereaksi dengan sample atau terbentuk dari
hasil reaksi antara sample dengan ion iodida . Iodimetri adalah titrasi redoks
dengan I2 sebagai penitarnya. Sedangkan Titrasi iodometri atau titrasi tidak
langsung adalah salah satu titrasi redoks yang melibatkan iodium. Titrasi
iodometri dapat digunakan untuk menetapkan senyawa-senyawa yang mempunyai
potensial oksidasi yang lebih besar daripada sistem iodium-iodida

Gambar jenis vitamin C


Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan kadar vitamin dalam suatu
bahan atau sampel.

BAHAN dan METODE

Alat dan Bahan

Alat alat yang digunakan ialah, tabung erlenmeyer, pipet tetes, pipet
mohr, bulf, gegep, spatula, gelas piala, corong, pemeras jeruk, statif, botol
semprot, mortar, alu, dan buret.
Bahan bahan yang digunakan ialah tablet vitamin C, aquades, H2SO4,
larutan iod, larutan tosulfat, larutan pati, dan air jeruk.

Metode Kerja

Penentuan Vitamin C dalam Tablet


Sebanyak 50 mg tablet vitamin C dilarutkan dalam 100 mL akuades
dingin yang telah dididihkan sebelumnya. Setelah itu, ditambahkan 3 mL H2SO4
2N dan 10 mL larutan iod 0.1 N. Selanjutnya, dilakukan penitraan dengan larutan
tiosulfat 0.1 N dan sebagai indikator dipakai 3 tetes larutan pati. Kemudian,
dilakukan titrasi blanko.
Penentuan Vitamin C dalam Buah
Sebanyak 5 mL air jeruk disimpan dalam labu Erlenmeyer. Setelah itu,
ditambahkan 3 mL H2SO4 2N dan 10 mL larutan iod 0.1 N. Selanjutnya, dilakukan
penitraan dengan larutan tiosulfat 0.1 N dan sebagai indikator dipakai 3 tetes
larutan pati. Titrasi blanko ini dilakukan dengan cara yang sama dengan cara
penentuan vitamin C dalam tablet, yaitu sebanyak 95 mL akuades ditambahkan
dengan 3 mL H2SO4 2N dan larutan iod 0.1 N. Selanjutnya, dilakukan penitraan
dengan larutan tiosulfat 0.1 N dan sebagai indikator dipakai larutan pati.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 Hasil Percobaan Sampel Tablet dan Jus

Sampel ulangan Volume Volume Vol. Vol. Vol.


awal akhir terkoreksi terkoreksi final (L)
(ml) rata- rata
(ml)
Tablet 5,5 23,0 ml 17,5 ml
4,6 50 ml 45,6 ml 0,9 ml
4,1 40,7 ml 36,6 ml 1,4 ml 1,067 ml 0,001067
L
4,6 32,4 ml 27,8 ml 0,9 ml
Jus 5,5 23,0 ml 17,5 ml

4,7 45,4 ml 40,7 ml 0,8 ml


4,4 36,6 ml 32,4 ml 1,1 ml 0,867 ml 0,000867
L
4,8 27,8 ml 23,0 ml 0,7 ml

Reaksi : I2 + 2 Na2S2O3 2 NaI + Na2S4O6


C6H8O6 + I2 C6H6O6 + 2 HI

Perubahan warna : sebelum penambahan pati : merah kuning


sesudah penambahan pati : biru tidak berwarna

Kadar vitamin C pada tablet :


Kadar vit. C = [ vol. final x 0,01 x 2] x 176 gr/mol

Kadar vitamin c pada jus :


Kadar vit. C = [ vol. final x 0,01 x 2] x 176 gr/mol x 20

Keterangan :
Volume final = volume terkoreksi rata rata dengan satuan liter (L)
0,01 = kosentrasi iod
2 = penyeimbang vitamin C
176 gr / mol = mr vitamin C
20 = factor pengenceran ( untuk kadar vitamin C dalam jus )

Kadar vitamin C pada tablet :


Kadar vit. C = [ vol. final x 0,01 x 2] x 176 gr/mol
= [ 0,001067 x 0,01 x 2] x 176
= 0,00375584 gram = 3,75584 mg = 3,76 mg

Kadar vitamin c pada jus :


Kadar vit. C = [ vol. final x 0,01 x 2] x 176 gr/mol x 20
= [0,000867 x 0,01 x 2] x 176 x 20
= 0,0610368 gram
= 61,04 mg

Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kadar vitamin C pada sampel


tablet (cipi) dan sampel buah (C-1000). Metode yang digunakan adalah iodometri
tidak langsung yang menggunakan Natrium tiosulfat sebagai bahan penitarnya.
Titrasi Iodometri adalah titrasi yang menggunakan ion iodida sebagai agen
pereduksi. Larutan H2SO4 ditambahkan ke dalam setiap sampel bertujuan untuk
membuat suasana menjadi asam dan agar larutan Iod tidak mengalami oksidasi
saat dicampurkan dengan larutan vitamin C yang bersifat oksidator. Sebelum
dilakukan titrasi sampel ditambahkan dengan larutan iod, iod akan bereaksi
terhadap kehadiran titran yang berlebih dengan melakukan perubahan warna
coklat menjadi kuning.
Penambahan pati (amilum) dilakukan pada setiap sampel satu tetes demi
tetesnya hingga amilum dengan I2 membentuk suatu komplek berwarna biru tua
yang bereaksi terhadap kehadiran titran. Hal tersebut menandakan titik akhir dari
proses titrasi yang tampak jelas dengan terjadinya perubahan warna (titikekivalen)
(Mulyono 2005). Pati (amilum) ditambahkan pada setiap sampel dengan tujuan
sebagai bahan indikator untuk melihat kelebihan dari iod (sisa iod).

Reaksi: I2 + Na2S2O3 2NaI + Na2S4O6 (coklat kuning)


C6H8O6 + I2 C6H6O6 + 2HI (biru tua kuning)

Reaksi vitamin C dengan Iodin

Hasil percobaan uji penentuan kadar vitamin C pada tablet didapatkan


volume terkoreksi rata-rata senilai 1,067 ml dan kadar vitamin C senilai 3,75 mg
dari 50 mg. Hasil percobaan penentuan kadar vitamin C didapatkan volume
terkoreksi rata-rata senilai 0,867 ml dan kadar vitamin C senilai 61,03 mg dari
1000 mg. Sedangkan hasil percobaan pada blanko (tanpa menggunakan sampel)
atau hanya menggunakan akuades didapatkan volume terpakai senilai 5,5 ml.
Hasil percobaan penentuan kadar vitamin C tidak sesuai dengan literature karena
vitamin dalam bentuk sari buah seharusnya lebih lama dititrasi dibandingkan
dengan vitamin C dalam bentuk tablet, hal ini dikarenakan kandungan atau kadar
vitamin C dalam tablet lebih sedikit dibandingkan dengan kandungan vitamin C
dalam sari buah saat pembuatan sampel.
Vitamin C memiliki banyak peranan dalam tubuh, diantaranya adalah
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dari virus, pembentukkan
kolagen (sejenis protein yang menghubungkan semua jaringan serabut, kult, urat,
tulang rawan, dan jaringan lain), membantu penyerapan zat besi, menjaga
kesehatan tulang dan gigi, sebagai zat antioksidan.
Gambar sampel setelah ditambah kanji

Uji tablet Uji sari buah Uji blanko


Gambar hasil titrasi dari seluruh sampel

Gambar sampel yang telah difiltrasi ke dua

SIMPULAN

Penentuan kadar vitamin C dapat dilakukan dengan cara titrasi (idometri)


tidak langsung. Perubahan warna sampel vitamin menjadi coklat setelah
penambahan larutan iod dan menjadi kuning saat mengalami titrasi. Berubah
menjadi biru saat penambahan pati (amilum) dan menjadi tidak berwarna setelah
dititrasi lagi. Kadar vitamin C pada tablet vitamin C sebesar 3,75 mg, sedangkan
kandungan vitamin C dalam sari buah (U-1000) sebesar 61,03 mg. Kadar vitamin
C dalam sari buah lebih besar dari pada kadar vitamin C dalam tablet vitamin C.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin H, Delvita V, Almahdy. 2007. pengaruh pemberian vitamin C terhadap


fetus mencit diabetes. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi. 12(1): 32-40.
Cooper, Kenneth H. 2001. Sehat Tanpa Obat: Empat Langkah Revolusi
Antioksidan yang Mengubah Hidup Anda. Bandung (ID): Kaifa
Helmiyesi dkk. 2008. pengaruh lama penyimpanan terhadap kadar gula dan
vitamin C pada buah jeruk siam ( Citrus nobilis var. microcarpa ). Jurnal
Bulentin Anatomi dan Fisiologi. XVI ( 2) : 33-37
Mulyono HAM. 2005. Kamus Kimia. Jakarta (ID) :BumiAksara
Safaryani, Nurhayati, Sri Haryanti, dan Endah Dwi Hastuti. 2007. Pengaruh suhu
dan lama penyimpanan terhadap penurunan kadar vitamin C brokoli
(Brassica oleracea L).Buletin Anatomi dan Fisiologi. Vol. XV (No. 2)
Semarang.
Sudarmaji, Slamet, Dkk. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian.
Yogyakarta(ID):Penerbit Liberty
Soemardjo D. 2008. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah
Kedokteran danProgram Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta (ID) : EGC.
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka
Utama
Winarno, FG. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta (ID) : PT Gramedia.
Wiwik, Suharti. 2003. Pengaruh suplementasi besi dan vitamin C terhadap asupan
zat gizi dan kadar hemoglobin anak Sekolah Dasar di Kabupaten Kapuas,
Kalimantan Tengah. Jurnal Berita Kedokteran Masyarakat. 19 (1) : 46-47.

Anda mungkin juga menyukai