VITAMIN
Kelompok 4, P-1
Dwiky Ramadhan J3P115009
Ratu Nurendah J3P115015
Andri J3P115025
Anggita Dwi Candra J3P115027
Febby Rhoma Safitry J3P115029
Vitamin berasal dari kata vitamine yang ditemukan oleh seorang ahli kimia
berkebangsaan Polandia bernama Funk yang percaya bahwa zat penangkal beri
beri yang larut didalam air itu suatu amina yang sangat vital. Hingga kini vitamin
dikenal sebagai suatu senyawa organic yang tidak termasuk kedalam golongan
protein, karbohidrat maupun lemak atau lipid. Vitamin merupakan molekul
organic yang tidak dapat dibuat oleh tubuh dalam jumlah yang cukup sehingga
membutuhkan asupan vitamin dari bahan pangan. (Winarno, 2004 ).
Salah satu vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh makhluk hidup
adalah asam askorbat atau vitamin c. Asam askorbat atau yang biasa disebut
dengan vitamin c merupakan vitamin yang memiliki struktur paling sederhana.
Vitamin c memiliki sifat mudah berubah akibat proses oksidasi namun stabil jika
dalam keadaan murni. Vitamin c memiliki struktur kimia yang terdiri dari rantai 6
atom c dan keduduknya tidak stabil (C6H8O6). ( Safaryani, 2007 )
Gambar struktur vitamin C
Vitamin C atau asam askorbat adalah vitamin yang larut didalam air, atau
aseton alcohol yang memiliki berat molekul rendah, akan tetapi akan sukar larut
didalam chloroform, ether dan benzene. Vitamin C memiliki berat molekul yaitu
178 dalam bentuk Kristal tidak berwarna, mempunyai titik didih 190 o -192o C.
pada Ph rendah vitamin c atau asam askorbat akan menjadi lebih stabil
dibandingkan dengan pada saat di ph tinggi dan memiliki sifat mudah teroksidasi
terlebih lagi jika terdapat katalisator seperti Fe, Cu, enzim askorbat aksidase,
sinar, dan temperature yang tinggi. Hasil oksidasi nya akan membentuk asam
dehidroaskorbat. (Sudarmadji, 1989)
Di alam, vitamin C dapat berbentuk asam L askorbat atau asam L
dehidroaskorbat, keduanya memiliki keaktifan sebagai vitamin c. asam askorbat
mudah teroksidasi teroksidasi membentuk asam L- dehidroaskorbat secara
reversible. Sedangkan secara kimia asam L- dehidroaskorbat memiliki sifat yang
labil dan dapat mengalami perubahan lanjutan menjadi asam L- diketigulonat
yang tidak aktif sebagai vitamin C lagi. (Winarno, 2002)
Kadar vitamin C yang terdapat disuatu sampel dapat ditentukan dengan
menggunakan 2 cara yaitu iodimetri dan iodometri. Iodimetri merupakan titrasi
langsung dan merupakan metoda penentuan kuantitatif yang pada dasar
penentuannya adalah jumlah I2 yang bereaksi dengan sample atau terbentuk dari
hasil reaksi antara sample dengan ion iodida . Iodimetri adalah titrasi redoks
dengan I2 sebagai penitarnya. Sedangkan Titrasi iodometri atau titrasi tidak
langsung adalah salah satu titrasi redoks yang melibatkan iodium. Titrasi
iodometri dapat digunakan untuk menetapkan senyawa-senyawa yang mempunyai
potensial oksidasi yang lebih besar daripada sistem iodium-iodida
Alat alat yang digunakan ialah, tabung erlenmeyer, pipet tetes, pipet
mohr, bulf, gegep, spatula, gelas piala, corong, pemeras jeruk, statif, botol
semprot, mortar, alu, dan buret.
Bahan bahan yang digunakan ialah tablet vitamin C, aquades, H2SO4,
larutan iod, larutan tosulfat, larutan pati, dan air jeruk.
Metode Kerja
Keterangan :
Volume final = volume terkoreksi rata rata dengan satuan liter (L)
0,01 = kosentrasi iod
2 = penyeimbang vitamin C
176 gr / mol = mr vitamin C
20 = factor pengenceran ( untuk kadar vitamin C dalam jus )
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA