HASIL DA N PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Uji Larvasida
Tabel 4.1 Jumlah mortalitas larva Aedes albopictus Pada Pengulangan Berbagai
Kelompok Konsentrasi
27
28
2 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0
0.25% 1 0 0 0 0 1 5
2 0 0 0 0 1 0
29
3 0 0 0 0 0 0
4 0 1 1 1 2 3
0.50% 1 0 0 1 2 6 7
2 0 1 1 1 2 2
3 0 0 0 2 2 2
4 0 0 0 0 1 4
0,75% 1 0 6 1 1 1 1
1 3 3 6
2 0 5 1 1 1 2
0 0 3 0
3 0 3 4 5 6 9
4 0 3 5 7 7 1
4
1% 1 4 1 1 1 1 2
0 1 2 8 1
2 7 1 1 1 1 2
2 2 4 7 5
3 5 7 7 7 1 1
4 9
4 2 6 6 7 7 8
kontrol (+) 1 1 2 2 2 2 2
3 5 5 5 5 5
2 2 2 2 2 2 2
3 5 5 5 5 5
3 2 2 2 2 2 2
1 5 5 5 5 5
4 1 2 2 2 2 2
30
0 5 5 5 5 5
Hasil pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa semua konsentrasi ekstrak daun
pandan (Pandanus amaryllifolis Roxb) dapat membunuh larva Aedes albopictus
dengan persentase yang berbeda-beda. Pada konsentrasi 0,25 % rata-rata
jumlah mortalitas larva sebesar 23%. Sedangkan pada konsentrasi 0,50%;
0,75%; 1% rata-rata mortalitas larva berturut-turut sebesar 31%, 86%, 98%.
Selanjutnya pada kelompok kontrol negatif rata-rata jumlah mortalitas larva
adalah 0% dan kelompok kontrol positif rata-rata jumlah mortalitas larva
sebesar 100%.
Konsentrasi Nilai
Perlakuan p=
0,25% 0,984
0,50% 0,252
0,75% 0,970
1% 0,001
Hasil pada tabel 4.2 uji ShapiroWilk menunjukkan bahwa terdapat data
tidak berdistribusi normal yaitu nilai p < 0.05. Dari data yang tidak
berdistribusi normal maka dilakukan transormasi data yang bertujuan untuk
menormalkan distribusi data. Namun hasil yang didapatkan masih terdapat
beberapa data tidak berdistribusi normal (lampiran 1), sehingga uji
homogenitas tidak dapat dilanjutkan.
Nilai p =
0,004
Dari hasil uji Kruskal Wallis nilai p<0,05 yang artinya paling tidak
terdapat perbedaan rata-rata kematian larva dari berbagai macam konsentrasi.
Selanjutnya untuk mengetahui kelompok mana yang mempunyai perbedaan
dilakukan uji Mann-Whitney. Jadi dilakukan uji Mann-Whitney antara
kelompok kontrol negatif dengan kelompok konsentrai 0,25%; 0,50%;
0,75%; 1% dan antara kelompok kontrol positif dengan kelompok konsentrasi
0,25%; 0,50%; 0, 75%; 1%. Berikut hasil uji Mann-Whitney:
Asymp. Sig
Kontrol
negatif &
0,014
konsentrasi
0,25%
Kontrol
negatif &
0,013
konsentrasi
0,50%
Kontrol
negatif &
0,014
konsentrasi
0,75%
Kontrol
negatif &
0,011
konsentrasi
1%
kontrol positif
&
0,014
konsentrasi
0,25%
32
kontrol positif
&
0,013
konsentrasi
0,50%
kontrol positif
&
0,014
konsentrasi
0,75%
kontrol positif
&
0,317
konsentrasi
1%
Hasil tabel 4.3 uji Mann-Whitney antara kelompok kontrol negatif dan
kelompok konsentrasi 0,25%; 0,50%; 0,75%; 1% menujukkan nilai p< 0,05
yang artinya terdapat perbedaan rata-rata mortalitas larva antara kelompok
kontrol negatif dengan kelompok konsentrasi 0,25%; 0,50%; 0,75%; 1%..
Selanjutnya antara kelompok kontrol positif dengan kelompok konsentrasi
0,25%; 0,50%; 0,75% hasil yang didapatkan nilap p< 0,05 yang artinya
terdapat perbedaan rata-rata jumlah larva yang mati antara kelompok kontrol
positif dengan kelompok konsentrasi 0,25%; 0,50%; 0,75%, sedangkan antara
kelompok kontrol positif dengan kelompok konsentrasi 1% nilai p> 0,05 yang
artinya tidak terdapat perbedaan jumlah larva yang mati antara kelompok
kontrol positif dan kelompok konsentrasi 1%.
Selanjutnya uji analisis probit untuk mengetahui LC50 dan LT50 dari masing-
masing kelompok uji.
Tabel 4.5 Nilai analisis Probit LC50 ekstrak daun widuri (Calotropis gigantea)
Nilai Batas atas Batas bawah
LC50 (ppm) 1117,530 979,449 1326,201
Pada tabel 4.5 diperoleh konsentrasi efektif ekstrak daun widuri (Calotropis
gigantea) yang membuat mortalitas larva nyamuk Aedes albopictus sebesar 50%
adalah 1117,530 ppm.
B. PEMBAHASAN
Salah satu tumbuhan yang mengandung zat aktif dan dapat membunuh
nyamuk dan larvanya adalah daun pandan. Hal ini dibuktikan pada penelitian
Pratama et al (2009) bahwa daun pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb)
memiliki pengaruh terhadap kematian larva nyamuk Aedes aegypti. Ini terjadi
karena terdapat senyawa saponin dan polifenol pada ekstrak daun pandan yang
berkerja sebagai racun perut dan racun pernafasan yang masuk melalui mulut dan
akhirnya meracuni larva hingga mati.Masih banyak senyawa yang terdapat pada
daun pandan yang dapat membunuh larva selain saponin dan polifenol. Senyawa
lain tersebut adalah alkaloid, flavonoid, tanin (Prasetyowati,2007).
34
M1xV1 = M2x V2
1% x V1 = 0,25% x 200ml
V1 = 50ml
35
1% x V1 = 0,50% x 200ml
V1 = 100ml
1% x V1 = 0,75% x 200ml
V1 = 175ml
1% x V1 = 0,25% x 200ml
Waktu pengamatan efek larvasida dilakukan pada 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam,
5 jam, 6 jam, 8 jam dan 24 jam. Waktu pengamatan 24 jam merupakan standar
yang ditetapkan WHO untuk pengujian larvasida, dimana pengujian larvasida
harus melalui sebuah photoperiod yaitu 12 jam terang diikuti 12 jam gelap
(WHO,2005). Pada waktu pengamatan, larva yang mati dicatat dan setelah 24
jam dihitung persentase mortalitas. Larva dikatakan mati bila tidak bergerak dan
tidak memberikan respon ketika di stimulus dengan pipet.
Jika lebih dari 10% larva kontrol (-) menjadi pupa dalam rangkaian penelitian,
maka hasil uji harus dibuang dan penelitian harus diulang. Jika mortalitas kontrol
negatif (-) antara 5% dan 20%, mortalitas kelompok perlakuan harus dikoreksi
menggunakan Abbotts formula (WHO,2005).
Pada penelitian ini hasil pengamatan mortalitas larva Aedes albopictus dapat
dilihat pada tabel (4.1). Replikasi yang digunakan pada penelitian ini adalah
sebanyak 5 kali, sehingga total larva yang digunakan pada setiap konsentrasi
adalah 125 larva. Pada tabel (4.1) terlihat pada konsentrasi 150 ppm persentase
mortalitas larva sebanyak 7,2 %. Kematian larva dimulai pada waktu pengamatan
6 jam sebanyak 2 larva, 8 jam sebanyka 3 larva dan 24 jam sebanyak 9 larva. Pada
konsentrasi 300 ppm persentase mortalitas larva 9,6 %, kematian larva dimulai
pada waktu pengamatan 6 jam sebanyak 2 larva, 8 jam sebanyak 8 larva dan 24
jam sebanyak 12 larva. Pada konsentrasi 600 ppm, persentase mortalitas sebanyak
14,4 %. Kematian larva dimulai pada waktu pengamatan 4 jam sebanyak 2 larva,
5 jam sebanyak 4 larva, 6 jam sebanyak 6 larva, 8 jam sebanyak 10 larva dan 24
jam sebanyak 18 larva. Sedangkan pada konsentrasi 1200 ppm persentase
mortalitas sebanyak 66,4%. Kematian larva dimulai pada waktu pengamatan 1
jam sebanyak 3 larva, 2 jam sebanyak 7 larva, 3 jam sebanyak 11 larva, 4 jam
sebanyak 16 larva, 5 jam sebanyak 26 larva, 8 jam sebanyak 30 larva dan pada 24
jam sebanyak 83 larva.
Pada kontrol positif (+) persentase mortalitas larva adalah 100 %. Artinya
semua larva mati pada kontrol positif dan efek larvasida sudah mulai terlihat pada
waktu pengamatan 1 jam (tabel 4.2). Sedangkan pada kontrol (-) persentase
mortalitas larva adalah 6,4 %. Terdapat kematian larva pada 24 jam sebanyak 8
37
larva. Oleh karena persentase mortalitas >5 % dan < 20%, maka harus dilakukan
koreksi mortalitas dengan menggunakan formula abbot.
Analisis data selanjutnya adalah uji hipotesis dengan menggunakan repeated
Anova. Adapuan syarat uji yang harus dipenuhi terlebih dahulu pada uji repeated
Anova yaitu dilakukan uji distribusi data, meliputi uji normalitas dan homogenitas
data. Namun hasil analisis uji normalitas dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk
dan trasnformasi data yang telah dilakukan menunjukkan nilai p < 0,05 pada
beberapa variabel data (lampiran 1). Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
distribusi data tidak normal. Oleh karena syarat uji repeted Anova tidak terpenuhi,
maka selanjutnya digunaka uji alternatif repeted Anova yaitu Friedman test. Hasil
Friedman test yang didapatkan adalah nilai p = 0,000. Oleh karena nilai p < 0,05
maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan nilai rata-rata kematian larva pada
setiap kelompok perlakuan.
Setelah menentukan persentase mortalitas larva dalam rentang konsentrasi
uji, selanjutnya dilakukan analisis data untuk mengetahui korelasi hubungan
peningkatan konsentrasi ekstrak daun widuri (Calotropis gigantea) terdapat
peningkatan mortalitas larva Aedes albopictus per satuan waktu dengan
menggunakan uji korelasi Spearman.
Nilai korelasi Spearman yang didapatkan pada waktu pengamatan 1 jam ialah
nilai p= 0,10. Artinya nilai p > 0,05 dan kekuatan korelasi 0,564. Nilai ini
menunjukkan arah korelasi negatif (tidak bermakna) dan kekuatan korelasi
sedang. Sedangkan pada waktu pengamatan 2 jam, 3 jam, 4 jam, 5 jam, 6 jam, 8
jam dan 24 jam semua nilai p > 0,05. Nilai ini menunjukkan arah korelasi positif
atau terdapat korelasi bermakna antara variabel yang diteliti. Kekuatan korelasi
pada waktu pengamatan 2 jam dan 3 jam adalah 0,668 artinya kekuatan korelasi
kuat. Pada waktu pengamatan 4 jam nilai kekuatan korelasi adalah 0,708 dan pada
waktu pengamatan 6 jam adalah 0,719. Kedua nilai ini menunjukkan kekuatan
korelasi kuat. Sedangkan nilai kekuatan korelasi pada waktu pengamatan 8 jam
adalah 0,675 dan pada waktu pengamatan 24 jam adalah 0,758. Kedua nilai
kekuatan korelasi ini juga menunjukkan kekuatan korelasi kuat. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa mulai dari waktu pengamatan 2 jam hingga 24 jam terdapat
38
acetylcholine menjadi cholin dan asam cuka sehingga bila enzim tersebut
dihambat maka hidrolisa acetylcholin tidak terjadi. Acetylcholine ini berfungsi
sebagai mediator antara syaraf dan otot sehingga memungkinkan penjalaran
impuls listrik dan menstimulus otot untuk berkontraksi dalam waktu lama
sehingga terjadi konvulsi (kejang). Abate akan mengikat enzim cholinesterase dan
dihancurkan sehingga terjadi kontraksi otot yang terus menerus, kejang dan
akhirnya larva akan mati, maka Larvasida ini juga bersifat anti cholinesterase
(Ridha, 2011).
40
Hasil pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa semua konsentrasi ekstrak daun
pandan (Pandanus amaryllifolis Roxb) dapat membunuh larva Aedes albopictus
dengan persentase yang berbeda-beda pada setiap jam pengamatan.. Pada
konsentrasi 0,25% dan 0,50% rata-rata jumlah mortalitas larva pada setiap jam
pengamatan semakin meningkat dan peningkatan sangat mencolok pada 24jam
waktu pengamatan dengan persentase 100%. Sedangkan pada konsentrasi
0,75% dan 1% rata-rata jumlah mortalitas larva pada setiap jam pengamatan
semakin meningkat dan dapat membunuh 100% larva pada 24jam waktu
pengamatan. Sedangkan pada kelompok kontrol positif (abate) rata-rata
mortalitas larva pada jam ke-2 waktu pengamatan sudah dapat membunuh
larva sebesar 100%. Pada kelompok kontrol negatif rata-rata jumlah mortalitas
larva adalah 0%.