Anda di halaman 1dari 8

A.

Soal Cerita
Haji (1994: 13) mengemukakan bahwa soal yang dapat digunakan untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam bidang studi matematika dapat berbentuk soal
cerita dan bukan soal cerita/soal hitungan. Soal cerita merupakan modifikasi dari
soalsoal hitungan yang berkaitan dengan kenyataan yang ada di lingkungan siswa.
Abidin (1989: 10) mengemukakan bahwa soal cerita adalah soal yang
disajikan dalam bentuk cerita pendek. Cerita yang diungkapkan dapat merupakan
masalah kehidupan seharihari atau masalah lainnya. Bobot masalah yang
diungkapkan akan mempengaruhi panjang pendeknya cerita tersebut. Makin besar
bobot masalah yang diungkapkan, memungkinkan panjang cerita yang disajikan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan penggertian soal cerita
adalah soal matematika yang disajikan dalam bentuk cerita atau rangkaian kata-
kata (kalimat) dan berkaitan dengan keadaan yang dialami siswa dalam kehidupan
sehari-hari mengandung masalah yang menuntut pemecahan.
Penyajian soal dalam bentuk cerita merupakan usaha menciptakan suatu cerita
untuk menerapkan konsep yang sedang dipelajari sesuai dengan pengalaman sehari-
hari. Biasanya siswa akan lebih tertarik untuk menyelesaikan masalah atau soal-soal
yang ada hubungannya dengan kehidupannya. Siswa diharapkan dapat menafsirkan
kata-kata dalam soal, melakukan kalkulasi dan menggunakan prosedur-prosedur
relevan yang telah dipelajarinya. Soal cerita melatih para siswa berpikir secara
analisis, melatih kemampuan menggunakan tanda operasi hitung (penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian), serta prinsip-prinsip atau rumus-rumus
dalam geometri yang telah dipelajari. Disamping itu juga memberikan latihan dalam
menterjemahkan cerita-cerita tentang situasi kehidupan nyata ke dalam bahasa
Indonesia. Sejalan dengan yang dikemukakan Sugondo (Syamsuddin, 2003: 226)
bahwa latihan memecahkan soal cerita penting bagi perkembangan proses secara
matematis, menghargai matematika sebagai alat yang dibutuhkan untuk memecahkan
masalah, dan akhirnya anak akan dapat menyelesaikan masalah yang lebih rumit.
Untuk sampai pada hasil yang diinginkan, dalam penyelesaian soal cerita
siswa memerlukan kemampuan-kemampuan tertentu. Kemampuan tersebut terlihat
pada pemahaman soal yakni kemampuan apa yang diketahui dari soal, apa yang
ditanyakan dalam soal, apa saja informasi yang diperlukan, dan bagaimana akan
menyalesaikan soal. Jadi sentral pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah
pemecahan masalah karena lebih mementingkan proses daripada hasil.
Sebagaimana halnya pengajaran matematika pada umumnya, dalam
pembelajaran soal cerita peserta didik sering berhadapan dengan masalah. Masalah
tersebut bisa muncul dalam kegiatan belajar mengajar tampa disadari dan
sebaliknya bisa juga sengaja dimunculkan oleh guru karena tuntutan strategi belajar
mengajar yang dipergunakan.
B. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah adalah suatu proses terencana yang perlu dilaksanakan
agar memperoleh penyelesaian tertentu dari sebuah masalah yang mungkin tidak
didapat dengan segera. (Saad & Ghani, 2008:120).
Ada empat tahap pemecahan masalah yaitu;
1) Memahami masalah (understand the problem)
Tahap pertama pada penyelesaian masalah adalah memahami soal.
Siswa perlu mengidentifikasi apa yang diketahui, apa saja yang ada, jumlah,
hubungan dan nilai-nilai yang terkait serta apa yang sedang mereka cari.
Beberapa saran yang dapat membantu siswa dalam memahami masalah yang
kompleks: (1) memberikan pertanyaan mengenai apa yang diketahui dan
dicari, (2) menjelaskan masalah sesuai dengan kalimat sendiri, (3)
menghubungkannya dengan masalah lain yang serupa, (4) fokus pada bagian
yang penting dari masalah tersebut, (5) mengembangkan model, dan (6)
menggambar diagram.
2) Membuat rencana (devise a plan)

Siswa perlu mengidentifikasi operasi yang terlibat serta strategi yang


diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Hal ini bisa
dilakukan siswa dengan cara seperti: (1) menebak, (2) mengembangkan
sebuah model, (3) mensketsa diagram, (4) menyederhanakan masalah, (5)
mengidentifikasi pola, (6) membuat tabel, (7) eksperimen dan simulasi, (8)
bekerja terbalik, (9) menguji semua kemungkinan, (10) mengidentifikasi sub-
tujuan, (11) membuat analogi, dan (12) mengurutkan data/informasi.
3) Melaksanakan rencana (carry out the plan)
Apa yang diterapkan jelaslah tergantung pada apa yang telah direncanakan
sebelumnya dan juga termasuk hal-hal berikut: (1) mengartikan informasi
yang diberikan ke dalam bentuk matematika; dan (2) melaksanakan strategi
selama proses dan perhitungan yang berlangsung. Secara umum pada tahap ini
siswa perlu mempertahankan rencana yang sudah dipilih. Jika semisal rencana
tersebut tidak bisa terlaksana, maka siswa dapat memilih cara atau rencana
lain.
4) Melihat kembali (looking back)
Aspek-aspek berikut perlu diperhatikan ketika mengecek kembali langkah-
langkah yang sebelumnya terlibat dalam menyelesaikan masalah, yaitu: (1)
mengecek kembali semua informasi yang penting yang telah teridentifikasi;
(2) mengecek semua perhitungan yang sudah terlibat; (3) mempertimbangkan
apakah solusinya logis; (4) melihat alternatif penyelesaian yang lain; dan (5)
membaca pertanyaan kembali dan bertanya kepada diri sendiri apakah
pertanyaannya sudah benar-benar terjawab.
Contoh Soal
1. Geometri
Selembar seng berbentuk persegi panjang akan dibuat kotak tanpa

tutup dengan cara membuang persegi seluas ( 2 2 ) cm2 pada

setiap pojoknya. Panjang kotak 4 cm lebih dari lebarnya dan

volume kotak 90 cm 3 . Tentukan ukuran kotak tersebut.


Jawab:
Langkah ke-1
Buat sketsa seperti gambar dibawah ini.

Berdasarkan gambar diatas maka panjang kotak x cm , lebar

kotak y cm , dan tinggi kotak 2 cm .

Oleh karena panjang kotak 4 cm lebih dari lebarnya maka

x= y +4 .

Langkah ke-2
Menentukan model matematika.
Volume kotak= p l t
90=x y 2

90= ( y+ 4 ) y 2

90=2 y 2 +8 y
2
2 y +8 y 90=0
2
y + 4 y 45=0 (Kedua ruas dibagi 2)
2
Jadi, model matematika persoalan diatas adalah y + 4 y 45=0
Langkah ke-3
Menyelesaikan persamaan kuadrat.
2
y + 4 y 45=0
( y+ 9 ) ( y5 ) =0

y+ 9=0 atau y5=0


y=9 atau y=5

Untuk y=9 hal ini tidak mungkin, karena diperoleh lebar kotak

negatif.
Untuk y=5 maka:
x= y +4
x=5+4
x=9

Langkah ke-4
Penafsiran solusi masalah.
Agar diperoleh kotak dengan syarat seperti pada soal tersebut maka

ukuran kotak tersebut panjang 9 cm , lebar 5 cm , dan tinggi

2 cm .

2. Terapan
Seorang ayah dan anak mengecat rumah mereka dalam waktu 8
hari. Jika bekerja sendiri, anak tersebut membutuhkan waktu 12
hari lebih lama dari sang ayah. Berapa waktu yang dibutuhkan oleh
sang ayah jika ia bekerja sendiri mengecat rumah tersebut?
Jawab:
Misalkan waktu yang dibutuhkan sang ayah mengecat rumah adalah

x hari. Maka waktu yang dibutuhkan sang anak untuk mengecat

rumah adalah ( x+12 ) hari.


1
Dalam sehari sang ayah dapat mengecat x bagian rumah.

1
Dalam sehari si anak dapat mengecat x +12 bagian rumah.

Jika mereka berdua bekerja bersama-sama, mereka dapat mengecat


rumah dalam waktu 8 hari sehingga dalam 8 hari sang ayah dapat
8 8
mengecat x bagian rumah dan si anak dapat mengecat x +12

bagian rumah.
8 8
+ =1
Dengan demikian: x x +12 rumah.

Dengan mengalikan x ( x +12 ) pada kedua ruas, maka diperoleh:


8 ( x+12 )+ 8 x=x ( x+ 12 )

8 x+ 96+8 x=x 2+ 12 x

x2 4 x96=0
( x12 )( x +8 ) =0

x12=0 atau x+ 8=0


x=12 atau x=8

Untuk x=8 tidak memenuhi, karena jumlah hari selalu positif

tidak mungkin negatif.


Jadi, waktu yang dibutuhkan sang ayah untuk menyelesaikan
mengecat rumah jika bekerja sendiri adalah 12 hari.
3. Bilangan
Kuadrat suatu bilangan ditambah lima kali bilangan itu dikurangi
enam sama dengan nol. Tentukan bilangan tersebut.
Jawab:
Langkah ke-1
Misalkan bilangan itu p
Langkah ke-2
Menentukan model matematika.
Berdasarkan ketentuan pada soal diperoleh hubungan
2
p + 5 p6=0.
2
Jadi, model matematika dari permasalahan diatas p + 5 p6=0.
Langkah ke-3
Menyelesaikan persamaan kuadrat.
p2+ 5 p6=0
( p+ 6 ) ( p1 )=0

p+ 6=0 atau p1=0


p=6 atau p=1

Langkah ke-4
Penafsiran solusi masalah.
Jadi, bilangan tersebut adalah 6 dan 1.
4. Aljabar
Pertambahan penduduk di kota Selong, tiap tahun mengikuti aturan barisan geometri.
Tahun 2005 pertambahannya sebanyak 6 orang dan pada tahun 2007 sebanyak 54
orang. Tentukan pertambahan penduduk pada tahun 2010.
Jawab :
Langkah ke-1
Misalkan pertambahan penduduk pada tahun 2005 adalah u1 dan pertambahan
penduduk pada tahun 2007 adalah u3
Langkah ke-2
u1 = 6
u3 = 54
Langkah ke-3
Pertambahan penduduk di kota Selong mengikuti aturan barisan geometri maka
diperoleh :
u3 = 54
u1r3-1 = 54
6r2= 54
r2 = 9
r = -3 atau r = 3
Untuk nilai r = -3 tidak mungkin merupakan penyelesaian masalah karena akan
mendapatkan hasil negatif. Jadi yang digunakan adalah nilai r = 3. Menentukan
pertambahan penduduk pada tahun 2010 berarti menentukan u6 yaitu sama
dengan u6 = u1r6-1 = 6 x 35 = 1458.
Langkah ke-4
Jadi pertambahan penduduk kota Selong pada tahun 2010 adalah sebanyak 1458
orang.
5. Statistika
Hasil penyelidikan yang dilakukan oleh polisi pada kasus bom Sarinah di Jakarta di
dapatkan sebuah tas sebagai barang bukti. Di dalam tas tersebut terdapat 10 buah
granat dan 4 buah pistol laras pendek. Jika polisi mengambil secara acak barang bukti
tersebut, berapakah peluang bahwa yang terambil adalah granat atau pistol laras
pendek?
Jawab:
Langkah ke-1
Misalkan : A=kejadian terambilnya bom granat n ( A )=10

B= Kejadian terambilnya pistol n ( B )=4

n ( S )=1 4

Langkah ke-2
A dan B kejadian saling lepas karena A B= .

Langkah ke-3

n(A) 1
P ( A )= P ( A)=
n ( S) 10

n ( B) 1
P (B)= P ( B )=
n ( S) 4

Peluang terambilnya Granat atau pistol, yaitu:

P ( A B )=P ( A ) + P ( B )

1 1
+
10 4

7
P ( A B )=
20

Langkah ke-4
Jadi, peluang bahwa yang terambil adalah granat atau pistol laras pendek adalah

7
20

Anda mungkin juga menyukai