A. Pengertian
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem
(struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat
profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk
lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan (Ratna Sitorus & Yuli,
2006).
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem
(struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat
profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk
lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan. Aspek struktur ditetapkan
jumlah tenaga keperawatan berdasarkan jumlah klien sesuai dengan
derajat ketergantungan klien. Penetapan jumlah perawat sesuai
kebutuhan klien menjadi hal penting, karena bila jumlah perawat tidak
sesuai dengan jumlah tenaga yang dibutuhkan, tidak ada waktu bagi
perawat untuk melakukan tindakan keperawatan.
Selain jumlah, perlu ditetapkan pula jenis tenaga yaitu PP dan PA,
sehingga peran dan fungsi masing-masing tenaga sesuai dengan
kemampuan dan terdapat tanggung jawab yang jelas. Pada aspek
strukltur ditetapkan juga standar renpra, artinya pada setiap ruang rawat
sudah tersedia standar renpra berdasarkan diagnosa medik dan atau
berdasarkan sistem tubuh.
Pada aspek proses ditetapkan penggunaan metode modifikasi
keperawatan primer (kombinasi metode tim dan keperawatan primer)
B. Tujuan MPKP
1. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
2. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekososongan
pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim keperawatan.
3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan.
5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan
keperawatan bagi setiap tim keperawatan
b) Rencana bulanan
1. Rencana bulanan karu
Setiap akhir bulan Kepala Ruangan melakukan evaluasi hasil keempat
pilar atau nilai MPKP dan berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepala
ruangan akan membuat rencana tindak lanjut dalam rangka peningkatan
kualitas hasil. Kegiatan yang mencakup rencana bulanan karu adalah:
- Membuat jadual dan memimpin case conference
- Membuat jadual dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok
keluarga
- Membuat jadual dinas
- Membuat jadual dan memimpin rapat bulanan perawat
- Membuat jadual dan memimpin rapat tim kesehatan
- Membuat jadual supervisi dan penilaian kinerja ketua tim dan
perawat pelaksana
- Melakukan audit dokumentasi
- Membuat laporan bulanan
Alokasi pasien terhadap perawat yang dinas pagi, sore atau malam dilakukan oleh
ketua Tim berdasarkan jadual dinas. Kegiatan ini dilakukan sebelum operan dari
dinas pagi ke dinas sore.
Contoh diatas menunjukkan:
- Dinas pagi tanggal 7 November 2007 adalah Beti, Henny, Tito dan Anita. Beti
merawat Ferri sebagai penanggung jawab dan merawat Zulkifli sebagai perawat
asosiet karena Ujang yang bertanggung jawab sedang dinas malam.
- Dinas sore tanggal 6 November 2007 adalah Ulfa dan Pusti.
- Dinas malam tanggal 6 November 2007 adalah Ujang.
c. Pengarahan
Dalam pengarahan terdapat kegiatan delegasi, supervise, menciptakan
iklim motifasi, manajemen waktu, komunikasi efektif yang mencangkup
pre dan post conference, dan manajemen konflik
Pengarahan yaitu penerapan perencanaan dalam bentuk tindakan dalam
rangka mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Istilah lain yang digunakan sebagai padanan pengarahan adalah
pengkoordinasian, pengaktifan. Apapun istilah yang digunakan pada
akhirnya yang bermuara pada melaksanakan kegiatan yang telah
direncanakan sebelumnya (Marquis & Houston, 1998).
Dalam pengarahan, pekerjaan diuraikan dalam tugas-tugas yang mampu
kelola, jika perlu dilakukan pendelegasian. Untuk memaksimalkan
pelaksanaan pekerjaan oleh staf, seorang manajer harus melakukan
upaya-upaya (Marquis & Houston, 1998) sebagai berikut:
- Menciptakan iklim motivasi
- Mengelola waktu secara efisien
- Mendemonstarikan keterampilan komunikasi yang terbaik
- Mengelola konflik dan memfasilitasi kolaborasi
- Melaksanakan sistem pendelegasian dan supervisi
- Negosiasi
Di ruangan MPKP pengarahan diterapkan dalam bentuk kegiatan-
kegiatan sebagai berikut:
- Menciptakan budaya motivasi
- Manajemen waktu: Rencana Harian
- Komunikasi efektif melalui kegiatan:
- Operan antar shift
- Pre conference tim
- Post conference tim
- Manajemen konflik
- Pendelegasian dan supervisi
4. Supervisi
a. Pengertian
Supervisi atau pengawasan adalah proses memastikan kegiatan
dilaksanakan sesuai dengan tujuan organisasi dengan cara melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut. Supervisi dilakukan
untuk memastikan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan.
Supervisi dilaksanakan oleh orang yang memiliki kemempuan yang
mumpuni dalam bidang yang disupervisi. Dalam struktur organisisi,
supervisi biasanya dilakukan oleh atasan terhadap bawahan atau
konsultan terhadap pelaksana. Dengan supervisi diharapkan kegiatan
yang dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi, tidak menyimpang dan
menghasilkan keluaran (produk) seperti yang diinginkan.
Supervisi tidak diartikan sebagai pemeriksaan atau mencari kesalahan,
tetapi lebih kepada pengawasan partisipatif yaitu dalam proses
pengawasan dihargai dahulu pencapaian atau hal positif yang dilakukan
dan memberikan jalan keluar untuk hal yang masih kurang agar
meningkat. Dengan demikian bawahan tidak merasakan bahwa ia sekedar
dinilai akan tetapi dibimbing untuk melakukan pekerjaannya secara
benar.
5. Komunikasi efektif
a. Pengertian
Berkomunikasi merupakan salah satu fungsi pokok manajemen
khususnya pengarahan. Setiap orang berkomunikasi dalam suatu
organisasi. Komunikasi yang kurang baik dapat mengganggu kelancaran
organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Komunikasi adalah proses
tukar menukar pikiran, perasaan, pendapat dan saran yang terjadi antara 2
orang atau lebih yang bekerjasama.
6. Manajemen konflik
a. Pengertian
Konflik adalah perbedaan pandangan atau ide antara satu orang dengan
orang yang lain. Dalam organisasi yang dibentuk dari sekumpulan orang
yang memiliki latar belakang yang berbeda konflik mudah terjadi.
Demikian juga di ruang MPKP konflik pun bisa terjadi. Untuk
mengantisipasi terjadinya konflik maka perlu dibudayakan upaya-upaya
mengantisipasi konflik dan mengatasi konflik sedini mungkin di ruang
MPKP.
b. Cara-cara penanganan konflik ada beberapa macam, meliputi :
- Bersaing
Mengatasi konflik dengan bersaing adalah penanganan konflik dimana
seseorang atau satu kelompok berupaya memuaskan kepentingannya
sendiri tanpa mempedulikan dampaknya pada orang lain atau kelompok
lain. Cara inbi kurang sehat bila diterapkan karena bisa menimbulkan
potensi konflik yang lebih besar terutama pada pihak yang merasa
dikalahkan. Untuk itu organisasi sebaiknya menghindari metode
penyelesaian konflik jenis ini.
- Berkolaborasi
Berkolaborasi adalah upaya yang ditempuh untuk memuaskan kedua
belah pihak yang sedang berkonflik. Cara ini adalah salah satu bentuk
kerjasama. Berbagai pihak yang terlibat konflik didorong menyelesaikan
masalah yang mereka hadapi dengan jalan mencari dan menemukan
persamaan kepentingan dan bukan perbedaan. Situasi yang diinginkan
adalah tidak ada satu pihakpun yang dirugikan. Istilah lain cara
penyelesaian konflik ini disebut juga win-win solution.
- Menghindar
Menghindar adalah cara menyelesaikan konflik dimana pihak yang
sedang berkonflik mengakui adanya konflik dalam interaksinya dengan
orang lain tetapi menarik diri atau menekan konflik tersebut (seakan-akan
tidak ada konflik atau masalah). Cara ini tidak dianjurkan dalam upaya
penyelesaian konflik karena masalah mendasar tidak diselesaikan,
penyelasaian yang terjadi adalah penyelesaian semu. Untuk itu tidak
dianjurkan organisasi untuk menggunakan metode ini.
- Mengakomodasi
Akomodasi adalah upaya menyelesaikan konflik dengan cara salah satu
pihak yang berkonflik menempatkan kepentingan pihak lain yang
berkonflik dengan dirinya lebih tinggi. Salah satu pihak yang berkonflik
mengalah kepada pihak yang lain. Ini suatu upaya lose win solution.
Upaya penyelesaian konflik dengan akomodasi sebaiknya juga tidak
digunakan terlalu sering karena kepuasan tidak terjadi secara penuh dan
bisa menimbulkan potensi konflik di masa mendatang.
- Berkompromi
Kompromi adalah cara penyelesaian konflik di mana semua pihak yang
berkonflik mengorbankan kepentingannya demi terjalinnya
keharmonisan hubungan dua belah pihak tersebut. Dalam upaya ini tidak
ada salah satu pihak yang menang atau kalah. Ini adalah lose-lose
solution di mana masing-masing pihak akan mengorbankan
kepentingannya agar hubungan yang dijalin tetap harmonis.
d. Pengendalian.
Proses terakhir dari manajemen adalah pengendalian atau pengontrolan.
Fayol mendefinisikan kontrol sebagai Pemeriksaan apakah segala
sesuatunya terjadi sesuai dengan rencana yang telah disepakati, instruksi
yang dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang ditentukan, yang bertujuan
untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki dan
tidak terjadi lagi. Pengontrolan penting dilakukan untuk mengetahui
fakta yang ada, sehingga jika muncul isue dapat segera direspon dengan
cara duduk bersama.
Pengendalian adalah upaya mempertahankan kualitas, mutu atau standar.
Output (hasil) dari suatu pekerjaan dikendalikan agar memenuhi
keinginan (standar) yang telah ditetapkan. Pengendalian difokuskan pada
proses yaitu pelaksanaan asuhan keperawatan dan pada output (hasil)
yaitu kepuasan pelanggan (pasien), keluarga, perawat dan dokter.
Indikator mutu yang merupakan output adalah BOR, ALOS, TOI, audit
dokumen keperawatan. Survei masalah keperawatan diperlukan untuk
rencana yang akan datang.
Kepala Ruangan akan membuat laporan hasil kerja bulanan tentang
semua kegiatan yang dilakukan terkait dengan MPKP. Data tentang
indikator mutu dapat bekerja sama dengan tim rumah sakit atau ruangan
membuat sendiri.
Jadi pengendalian manajemen adalah proses untuk memastikan bahwa
aktifitas sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan dan
berfungsi untuk menjamin kualitas serta pengevaluasian penampilan,
langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengendalian/pengontrolan
meliputi :
- Menetapkan standar dan menetapkan metode mengukur prestasi
kerja
- Melakukan pengukuran prestasi kerja
- Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar
- Mengambil tindakan korektif
Peralatan atau instrumen dipilih untuk mengumpulkan bukti dan untuk
menunjukkan standar yang telah ditetapkan atau tersedia. Audit
merupakan penilaian pekerjaan yang telah dilakukan. Terdapat tiga
kategori audit keperawatan yaitu :
- Audit struktur
Audit Struktur berfokus pada sumber daya manusia; lingkungan
perawatan, termasuk fasilitas fisik, peralatan, organisasi, kebijakan,
prosedur, standar, SOP dan rekam medik; pelanggan.
- Audit proses
Audit Proses merupakan pengukuran pelaksanaan pelayanan
keperawatan untuk menentukan apakah standar keperawatan tercapai.
Pemeriksaan dapat bersifat retropektif, concurrent, atau peer review.
Retropektif adalah audit dengan menelaah dokumen pelaksanaan asuhan
keperawatan melalui pemeriksaan dokumentasi asuhan keperawatan.
Concurrent adalah mengobservasi saat kegiatan keperawatan sedang
berlangsung. Peer review adalah umpan balik sesama anggota tim
terhadap pelaksanaan kegiatan.
- Audit hasil
Audit hasil adalah audit produk kerja yang dapat berupa kondisi pasien,
kondisi SDM, dan indikator mutu.
Catatan :
- Jumlah hari perawatan adalah hasil penjumlahan lama hari rawat
pasien yang keluar hidup atau mati dalam satu periode waktu
- Jumlah hari per satuan waktu adalah jumlah hari dalam satu
periode waktu
Catatan :
- Jumlah hari perawatan pasien keluar adalah jumlah hari perawatan
pasien keluar hidup atau mati dalam satu periode waktu.
- Jumlah pasien keluar (hidup atau mati): jumlah pasien yang
pulang atau meninggal dalam satu periode waktu.
c. Survey Kepuasan
Menurut Philip Kotler, Survey kepuasan pelanggan adalah tingkat
keadaan yang dirasakan seseorang yang merupakan hasil dari
membandingkan penampilan atau outcome produk yang dirasakan dalam
hubungannya dengan harapan seseorang
Survey kepuasan yang akan dilakukan di ruang MPKP adalah kepuasan
pasien, keluarga, perawat dan tenaga kesehatan lain.
Di MPKP survey kepuasan pasien dilakukan setiap pasien pulang,
diberikan saat selesai menyelesaikan administrasi atau saat
mempersiapkan pulang dengan cara pasien dan keluarga mengisi angket
yang disediakan. Survey kepuasan dilakukan 6 bulan sekali.
d. Evaluasi Aktivitas Pengendalian
Di MPKP aktivitas pengendalian dievaluasi melalui self evaluasi terhadap Kepala
ruangan tiap satu semester dengan menggunakan instrumen/kuisioner sbb:
Evaluasi Aktivitas Pengendalian di MPKP
No Kriteria Sll Sr Kd Tp
1 BOR dihitung setiap satu bulan
2 ALOS diukur setiap bulan
3 TOI diukur setiap bulan
4 Angka Infeksi Nasokomial dicatat setiap bulan
5 Survey kepuasan pasien dilakukan setiap ada pasien
pulang atau meninggal
6 Survey kepuasan keluarga dilakukan setiap ada
pasien pulang atau meninggal
7 Survey kepuasan tenaga kesehatan dilakukan setiap
ada pasien pulang atau meninggal
8 Survey masalah keperawatan dilakukan tiap bulan
9 Audit dokumen dilakukan tiap bulan
Petunjuk :
Sll : selalu nilai 4
Sr : sering nilai 3
Kd : kadang-kadang nilai 2
Tp : tidak pernah nilai 1
Nilai :
Total nilai x 100%
b. Compensatory reward
1. Melakukan orientasi kepada perawat baru
2. Menilai kinerja Perawat Pelaksana
c. Hubungan Professional
1. Memimpin konfrensi kasus
2. Mengikuti visit dokter
d. Asuhan keperawatan
1. Menguasai asuhan keperawatan pada pasien sesuai masalah
keperawatan yang ada
3. Perawat Pelaksana
a. Membuat rencana jangka pendek (rencana harian) tindakan
keperawatan yang ditugaskan oleh perawat primer
b. Melaksanakan tindakan keperawatan
c. Melakukan evaluasi serta dokumentasi keperawatan
d. Mengikuti ronde keperawatan, konferensi kasus, dan pre dan post
conference.
e. Melakukan kerja sama dengan perawat pelaksana lain dibawah
timnya.
Selama masa orientasi, dilakukan evaluasi atau penilaian terhadap kinerja
perawat dalam melaksanakan budaya MPKP. Selanjutnya bagi perawat
yang telah menjalani masa orientasi dilakukan penentuan apakah perawat
tersebut diterima atau tidak di ruang MPKP. Penentuan dilakukan oleh
pimpinan keperawatan dan fasilitator (konsultan).
d. Penilaian kinerja
Penilaian kinerja di ruang MPKP ditujukan pada kepala ruangan, perawat
primer dan perawat asosiet. Kemampuan tiap SDM dievaluasi dengan
menggunakan supervisi baik secara langsung (observasi) maupun tidak
langsung (melalui dokumentasi). Kinerja kepala ruangan disupervisi/
dievaluasi oleh kepala bidang perawatan dan fasilitator/konsultan; kinerja
perawat primer disupervisi/ dievaluasi oleh kepala bidang perawatan,
fasilitator/konsultan dan kepala ruangan; kinerja perawat pelaksana
disupervisi/ dievaluasi oleh kepala ruangan dan perawat primer. Kepala
Bidang Perawatan bertanggung jawab mengobservasi dan menilai
keberlllangsungan seluruh aktivitas di ruang MPKP. Dalam supervisinya
didampingi oleh fasilitator atau konsultan.
D. KOMPONEN-KOPMPONEN MPKP
Terdapat 4 komponen utama dalam model praktek keperawatan
professional, yaitu sebagai berikut :
1. Ketenagaan Keperawatan
2. Metoda pemberian asuhan keperawatan
3. Proses Keperawatan
4. Dokumentasi Keperawatan
1. Ketenagaan Keperawatan
Menurut Douglas (1984) dalam suatu pelayanan profesional, jumlah
tenaga yang diperlukan tergantung pada jumlah pasien dan derajat
ketergantungan pasien.
Menurut Loveridge & Cummings (1996) klasifikasi derajat
ketergantungan pasien dibagi 3 kategori, yaitu :
1. Perawatan minimal : memerlukan waktu 1 2 jam/24 jam yang
terdiri atas :
a. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.
b. Makan dan minum dilakukan sendiri
c. Ambulasi dengan pengawasan
d. Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift.
e. Pengobatan minimal, status psikologis stabil.
f. Persiapan prosedur memerlukan pengobatan.
2. Perawatan intermediet : memerlukan waktu 3 4 jam/24 jam yang
terdiri atas :
a. Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
b. Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam
c. Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
d. Voley kateter/intake output dicatat
e. Klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan,
memerlukan prosedur
3. Perawatan maksimal/total : memerlukan waktu 5 6 jam/24 jam :
a. Segala diberikan/dibantu
b. Posisi yag diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
c. Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intravena
d. Pemakaian suction
e. Gelisah/disorientasi
Menurut Douglas (1984) ada beberapa kriteria jumlah perawat yang dibutuhkan
perpasien untuk dinas pagi, sore dan malam.
Waktu Pagi Sore Malam
Klasifikasi
Minimal 0,17 0,14 0,10
Partial 0,27 0,15 0,07
Total 0,36 0,30 0,20
Sebagai contoh :
Ruang perawatan bedah terdapat 30 pasien, yang terdiri dari 10 pasien minimal,
15 pasien partial, dan 5 pasien total. Maka jumlah perawat yang diperlukan untuk
jaga pagi adalah :
10 x 0,17 = 1,7
15 x 0,27 = 4,05
5 x 0,36 = 1,8
--------------------
Jumlah = 7,55 dan dibulatkan menjadi 8 orang perawat yang dibutuhkan untuk
dinas pagi.
Untuk mengetahui kebutuhan aktual tenaga keperawatan diruang perawatan
sebaiknya dilakukan setiap hari selama minimal 22 hari, dan dalam waktu yang
sama.
Misalnya rata-rata perawat yang diperlukan di Ruang Bedah menurut perhitungan
Douglas adalah 10 orang perawat, maka jumlah yang diperlukan pada ruang
tersebut adalah :
a. Perawat shift : 10 orang
b. Libur cuti : 5 orang
c. Ketua tim : 3 orang
d. Kepala Ruangan : 1 orang
Jumlah = 19 orang
Terdapat pula cara lain dalam perhitungan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan
yang diperlukan yaitu dengan menggunakan rumus yang dikembangkan Arndt dan
huckabay, 1975 (Gillies, 1994) yang selanjutnya secara populer disebut Formula
Gillies, yaitu dengan komponen yang dipertimbangkan dalam perhitungan :
a. Penentuan Rata-rata jam perawatan yang diperlukan pasien setiap hari
b. Rata-rata sensus harian pasien.
c. jumlah hari/tahun = 365 hari
d. Rata-rata hari libur perawat setiap tahun = 140 hari.
e. Jumlah jam kerja perawat setiap hari
f. Jam perawatan yang dibutuhkan pertahun
g. Jam perawatan yang diberikan oleh masing-masing perawat pertahun
h. Jumlah perawat yang dibutuhkan di ruang rawat.
Rumus :
AXBXC F
------------- = ----- = H.
(C-D) E G
Contoh :
A=4
B = 20
E=8
4 x 20 x 365 29.200
--------------- = ---------- = 16.20 dibulatkan 16 Perawat shift (pagi, sore, malam)
(365 140) 8 1800
Contoh :
Berdasarkan soal pada klasifikasi tingkat ketergantungan pasien pada Ruang
Rawat yaitu terdapat 30 orang pasien, yang terdiri dari 10 minimal care, 15 partial
care dan 5 total care. Maka jumlah rata-rata jam perawatan adalah :
Keuntungan :
a. Menyelesaikan banyak pekerjaaan dalam waktu singkat.
b. Tepat metoda ini bila ruang rawat memiliki keterbatasan/kurang tenaga
keperawatan professional.
c. Perawat lebih terampil, karena orientasi pada tindakan langsung dan selalu
berulang-ulang dikerjakan.
Kerugian :
a. Memilah-milah asuhan keperawatan oleh masing-masing perawat.
b. Menurunkan tanggung gugat dan tanggung jawab.
c. Hubungan perawat-pasien sulit terbentuk.
d. Pelayanan tidak professional.
e. Pekerjaan monoton, kurang tantangan.
Keuntungan :
a. Melibatkan semua anggota tim dalam asuhan keperawatan pasien.
b. Akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapaty dipertanggung
jawabkan.
c. Membutuhkan biaya lebih sedikit/murah, dibanding sistem penugasan lain.
d. Pelayanan yang diperoleh pasien adalah bentuk pelayanan professional.
Kerugian :
a. Dapat menimbulkan pragmentasi dalam keperawatan.
b. Sulit untuk menentukan kapan dapat diadakan pertemuan/konferensi, karena
anggotanya terbagi-bagi dalam shift.
c. Ketua tim lebih bertanggung jawab dan memiliki otoritas, dibandingkan
dengan anggota tim.
Keuntungan :
a. Otonomi perawat meningkat, karena motivasi, tanggung jawab dan
tanggung gugat meningkat.
b. Menjamin kontinuitas asuhan keperawatan.
c. Meningkatnya hubungan antara perawat dan pasien.
d. Terciptanya kolaborasi yang baik.
e. Membebaskan perawat dari tugas-tugas yang bersifat perbantuan.
f. Metoda ini mendukung pelayanan professional.
g. Penguasaan pasien oleh seorang perawat primer.
Kerugian :
a. Ruangan tidak memerlukan bahwa semua perawat pelaksana harus perawat
professional.
b. Biaya yang diperlukan banyak.
3. Proses Keperawatan
Proses keperawatan merupakan proses pengambilan keputusan yang dilakukan
perawat dalam menyusun kegiatan asuhan secara bertahap. Kebutuhan dan
masalah pasien merupakan titik sentral dalam pengambilan keputusan. Pendekatan
ilmiah yang fragmatis dalam pengambilan keputusan adalah :
1. Identifikasi masalah
2. menyusun alternatif penyelesaikan masalah
3. pemilihan cara penyelesaian masalah yang tepat dan melaksanakannya
4. evaluasi hasil dari pelaksanaan alternatif penyelesaian masalah.
4. Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan merupakan unsur penting dalam sistem pelayanan
keperawatan, karena melalui pendokumentasian yang baik, maka informasi
mengenai keadaan Kesehatan pasien dapat diketahui secara berkesinambungan.
Disamping itu, dokumentasi merupakan dokumen legal tentang pemberian asuhan
keperawatan. Secara lebih spesifik, dokumentasi berfungsi sebagai sarana
komunikasi antar profesi Kesehatan, sumber data untuk pemberian asuhan
keperawatan, sumber data untuk penelitian, sebagai bahan bukti pertanggung
jawaban dan pertanggung gugatan asuhan keperawatan.
Dokumen dibuat berdasarkan pemecahan masalah pasien. Dokumentasi
berdasarkan masalah terdiri dari format pengkajian, rencana keperawatan, catatan
tindakan keperawatan, dan catatan perkembangan pasien.
Berdasarkan MPKP yang sudah dikembangkan di berbagai rumah sakit, Hoffart &
Woods (1996) menyimpulkan bahwa MPKP tediri lima komponen yaitu nilai
nilai professional yang merupakan inti MPKP, hubungan antar professional,
metode pemberian asuhan keperawatan, pendekatan manajemen terutama dalam
perubahan pengambilan keputusan serta sistem kompensasi dan penghargaan.
Lima subsistem dalam pengembangan MPKP adalah sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
http://attakalya.wordpress.com/2010/04/28/pengembangan-model-praktek-
keperawatan-profesional-mpkp-jiwa/
http://abuddin.wordpress.com/2009/03/14/keperawatan/
http://justwanttosay-stephanie.blogspot.com/2011/09/mpkpmodel-praktek-
keperawatan.html
http://www.scribd.com/doc/49683208/modul-MPKP
Jenis-jenis perencanaan terdiri dari rencana jangka panjang, rencana jangka menengah
dan rencana jangka pendek. Perencanaan jangka panjang disebut juga perencanaan
strategis yang disusun untuk 3 sampai 10 tahun. Perencanaan jangka menengah dibuat
dan berlaku 1 sampai 5 tahun. Sedangkan perencanaan jangka pendek dibuat satu jam
sampai dengan satu tahun. Hirarki dalam perencanaan terdiri dari perumusan visi, misi,
filosofi, peraturan, kebijakan, dan prosedur (Marquis & Houston, 1998).
Kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi perumusan visi, misi, filosofi
dan kebijakan. Sedangkan untuk jenis perencanaan yang diterapkan adalah
perencanaan jangka pendek yang meliputi rencana kegiatan harian, bulanan dan
tahunan.
B. Tujuan
Setelah mengikuti pelatihan MPKP diharapkan perawat mampu:
1. Merumuskan visi ruang MPKP
2. Merumuskan misi ruang MPKP
3. Merumuskan filosofi ruang MPKP
4. Memahami kebijakan ruang MPKP
5. Menyusun perencanaan jangka pendek yang meliputi rencana harian, bulanan dan
tahunan
Contoh Rencana Harian Perawat Pelaksana dapat dilihat pada Tabel I.3.
Setiap Ketua Tim mempunyai instrumen dan mengisinya setiap hari. Pada akhir bulan
dapat dihitung presentasi pembuatan rencana harian masing-masing perawat.
2. Rencana bulanan
a. Rencana bulanan karu
Setiap akhir bulan Kepala Ruangan melakukan evaluasi hasil keempat pilar atau nilai
MPKP dan berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepala ruangan akan membuat rrencana
tindak lanjut dalan rangka peningkatan kualitas hasil. Kegiatan yang mencakup rencana
bulanan karu adalah:
Membuat jadual dan memimpin case conference
Membuat jadual dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
Membuat jadual dinas
Membuat jadual petugas TAK
Membuat jadual dan memimpin rapat bulanan perawat
Melakukan jadwal dan memimpin rapat tim kesehatan
Membuat jadwal supervisi dan penilaian kinerja ketua tim dan perawat pelaksana
Melakukan audit dokumentasi
Membuat laporan bulanan
Contoh Rencana Bulanan Kepala Ruangan dapat dilihat pada Tabel I.5.
8 9 10 11 12 13 14
Rapat koord Supervisi Audit dok Supervisi Audit dok Case Conf
Katim PA
15 16 17 18 19 20 21
Supervisi Audit dok Supervisi Audit dok Penkes
Katim PA Klp Klg
22 23 24 25 26 27 28
Menyusun Supervisi Audit dok Supervisi Audit dok Case Conf
jadwal Dinas Katim PA
29 30 31
Rapat Koord Supervisi Audit dok
Katim
Mengetahui
Kepala Ruangan
( ..)
( ..) ( )
3. Rencana tahunan
Setiap akhir tahun kepala ruangan melakukan evalusi hasil kegiatan dalam satu tahun
yang dijadikan sebagai acuan rencana tindak lanjut serta penyusunan rencana tahunan
berikutnya. Rencana kegiatan tahunan mencakup:
Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang kinerja MPKP baik proses kegiatan
(aktivitas yang sudah dilaksanakan dari 4 pilar praktek professional) serta evaluasi mutu
pelayanan
Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota masing-masing tim.
Penyegaran terkait dengan materi MPKP khusus kegiatan yang masih rendah
pencapaiannya. Ini bertujuan mempertahankan kinerja yang telah dicapai MPKP bahkan
meningkatkannnya di masa mendatang
Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan jenjang karir perawat
(pelaksana menjadi katim, katim menjadi karu), rekomendasi untuk
melanjutkan pendidikan formal, membuat jadual untuk mengikuti pelatihan-pelatihan.
PENGORGANISASIAN DI RUANG MPKP
A. Pendahuluan
B. Tujuan Pembelajaran
Keterangan :
Dilakukan :1
Tidak dilakukan : 0
a. Kepala Ruangan
1) Management Approach:
a) Perencanaan
Menyusun visi
Menyusun misi
Menyusun filosofi
Menyusun Rencana Jangka Pendek: Harian, Bulanan, Tahunan
b) Pengorganisasian
Menyusun struktur organisasi
Menyusun jadwal dinas
Membuat daftar alokasi pasien
c) Pengarahan
Memimpin operan
Menciptakan iklim motivasi
Mengatur pendelegasian
Melakukan supervisi
d) Pengendalian
Mengevaluasi indikator mutu
Melakukan audit dokumentasi
Melakukan survey kepuasan pasien, keluarga, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya
Melakukan survey masalah kesehatan/keperawatan
2) Compensatory reward
Melakukan penilaian kinerja ketua Tim dan Perawat Pelaksana
Merencanakan dan melaksanakan pengembangan staf
3) Professional relationship
Memimpin rapat keperawatan
Memimpin konferensi kasus
Melakukan rapat timkesehatan
Melakukan kolaborasi dengan dokter
b. Ketua Tim
1) Management Approach
a) Perencanaan
Menyusun rencana jangka pendek (Rencana Harian, Rencana Bulanan)
b) Pengorganisasian
Menyusun jadwal dinas bersama Kepala Ruangan
Membagi alokasi pasien kepada Perawat Pelaksana
c) Pengarahan
Memimpin pre conference
Memimpin post conference
Menciptakan iklim motivasi di timnya
Mengatur pendelegasian dalam timnya
Melaksanakan supervisi kepada anggota timnya
d) Pengendalian
Mengobservasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien yang dilakukan oleh
Perawat Pelaksana
Memberikan umpan balik pada Perawat Pelaksana
5) Compensatory reward
Menilai kinerja perawat pelaksana
6) Professional Relationship
Melaksanakan konfrensi kasus
Melakukan kolaborasi dengan dokter
d. Perawat pelaksana
1. Perencanaan
Menyusun rencana jangka pendek (Rencana Harian,)
Daftar dinas disusun berdasarkan Tim, dibuat dalam 1 minggu sehingga perawat sudah
mengetahui dan mempersiapkan dirinya untuk melakukan dinas. Pembuatan jadual
dinas perawat dilakukan oleh kepala ruangan pada hari terakhir minggu tersebut untuk
jadwal dinas pada minggu yang selanjutnya bekerja sama dengan Ketua Tim. Setiap tim
mempunyai anggota yang berdinas pada pagi, sore dan malam, dan yang lepas dari
dinas ( libur ) malam hari dan yang libur. Contoh Daftar Dinas seminggu dapat dilihat
pada table I.8.
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Karu P P P P P P L P
Tim I
2 Katim P P P P P P L P
3 PA. A M M M M - L P P
4 PA. B P P P P L S P S
5 PA. C S L S S S S S L
6 PA .D S* S* L M* M* M* M
S*
7 PA. E P S L S S S S S*
Tim II
8 Katim P P P P P P L P
9 PA. F S S S S* L P P P
10 PA G M* M* M* M* - L P P
11 PA H P P P P P L S S
13 PA I P P P L S* S* S* S
14 PA.J S S S L M M M M*
Pagi 7 6 6 5 4 4 4 6
Sore 4 3 4 3 3 5 4 4
Malam 2 2 2 2 2 2 2 2
Keterangan:
P : Pagi S : Sore M : Malam L: Libur * : Penanggung jawab
Daftar dinas dapat dievaluasi dengan menggunakan instrumen pada table I.9.
Tabel I.9. Evaluasi Kegiatan Penyusunan Daftar Dinas Ruangan
MPKP
3. Daftar Pasien
Daftar pasien adalah daftar sejumlah pasien yang menjadi tanggung jawab tiap Tim
selama 24 jam. Setiap pasien mempunyai perawat yang bertanggung jawab secara total
selama dirawat dan juga setiap shift dinas. Dalam daftar pasien tidak perlu
mencantumkan diagnosa dan alamat agar kerahasiaan pasien terjaga. Daftar pasien
dapat juga menggambarkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat atas
asuhan keperawatan pasien sehingga terwujudlah keperawatan pasien yang holistik.
Daftar pasien juga memberi informasi bagi kolega kesehatan lain dan keluarga untuk
berkolaborasi tentang perkembangan dan perawatan pasien. Daftar pasien di ruangan
diisi oleh Ketua Tim sebelum operan dengan dinas berikutnya dan dapat dimodifikasi
sesuai kebutuhan. Contoh daftar pasien dapat dilihat pada Tabel I.10.
Tabel I.10. Daftar Pasien Ruangan MPKP
No Tim II
Alokasi pasien terhadap perawat yang dinas pagi, sore atau malam dilakukan oleh Ketua
Tim berdasarkan jadwal dinas. Kegiatan ini dilakukan sebelum operan dari dinas pagi ke
dinas sore. Contoh di atas menunjukkan:
Dinas pagi tanggal 7 Februari 2006 adalah Tono, Henny, Tito, dan Hartini. Tono
merawat Ferri sebagai penanggung jawab dan merawat Zulkifli sebagai perawat asosiet
karena Ujang yang bertanggung jawab sedang dinas malam
Dinas sore tanggal 6 Februari 2006 adalah Ulfa dan Pustie
Dinas malam tanggal 6 Februari 2006 adalah Ujang
Daftar pasien dapat di observasi dengan menggunakan instrumen pada Tabel I.11.
Keterangan :
Dilakukan :1 Tidak dilakukan : 0
Nilai Aktivitas Penyusunan Daftar Pasien:
Jumlah nilai yang dilakukan x 100%
6
Dalam pengarahan, pekerjaan diuraikan dalam tugas-tugas yang mampu kelola, jika
perlu dilakukan pendelegasian. Untuk memaksimalkan pelaksanaan pekerjaan oleh staf,
seorang manajer harus melakukan upaya-upaya(Marquis & Houston, 1998) sebagai
berikut:
1. Menciptakan iklim motivasi
2. Mengelola waktu secara efisien
3. Mendemonstrasikan keterampilan komunikasi yang terbaik
4. Mengelola konflik dan memfasilitasi kolaborasi
5. Melaksanakan sistem pendelegasian dan supervisi
6. Negosiasi
B. Tujuan
Iklim motivasi dapat ditumbuhkan melalui kegiatan berikut ( Marquis & Houston, 1998):
a. Memberikan harapan yang jelas kepada staf dan mengkomunikasikan harapan
tersebut secara efektif
b. Bersikap fair dan konsisten terhadap semua staf
c. Membuat keputusan yang bijaksana
d. Mengembangkan konsep kerja kelompok
e. Mengintegrasikan kebutuhan dan keinginan staf dengan kebutuhan dan tujuan
organisasi
f. Mengenali staf secara pribadi dan membiarkan staf mengetahui bahwa pimpinan
mengetahui keunikan dirinya
g. Menghilangkan blok tradisionil antara staf dengan pekerjaan yang telah
dikerjakan
h. Memberikan tantangan kerja sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri
i. Melibatkan staf dalam pengambilan semua keputusan
j. Memastikan bahwa staf mengetahui alasan di belakang semua keputusan dan
tindakan
k. Memberikan kesempatan kepada staf untuk membuat penilaian sesering
mungkin
l. Menciptakan hubungan saling percaya dan saling tolong dengan staf
m. Memberi kesempatan staf untuk mengontrol lingkungan kerjanya
n. Menjadi role model bagi staf
o. Memberikan reinforcement sesering mungkin
No Kriteria 4 3 2 1
1 Anda memberi harapan yang jelas kepada staf
2 Anda bersikap fair dan konsisten terhadap semua
staf
3 Anda mengembangkan konsep kerja kelompok
4 Anda mengintegrasikan kebutuhan staf dengan
kebutuhan organisasi
5 Anda memberikan tantangan kerja sebagai
kesempatan untuk mengembangkan diri
6 Anda melibatkan staf dalam pengambilan keputusan
7 Anda memberikan kesempatan kepada staf menilai
dan mengontrol pekerjaannya
8 Anda menciptakan hubungan saling percaya dan
menolong dengan staf
9 Anda menjadi role model bagi staf
10 Anda memberikan reinforcement (pujian)
Sub total
Total
Total nilai
Nilai = -------------- X 100 Nilai: .
56
B. MANAJEMEN WAKTU
1. Pengertian
Manajemen waktu adalah penggunaan secara optimal waktu yang dipunyai. Tahapan
manajemen waktu meliputi tiga tahapan yaitu:
a. Membuat perencanaan waktu dan membuat prioritas
b. Melengkapi prioritas tertinggi kapan saja memungkinkan, menyelelesaikan tugas
sebelum memulai tugas yang lain
c. Membuat prioritas ulang berdasarkan informasi yang diterima
Dalam MPKP manajemen waktu diterapkan dalam bentuk penerapan rencana kerja
harian yaitu suatu bentuk perencanaan kerja melalui jadwal kerja yang disusun secara
berurutan yang disusun sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Rencana harian
dibahas secara detail dalam Modul Perencanaan.
C. PENDELEGASIAN
1. Pengertian
Pendelegasian adalah melakukan pekerjaan melalui orang lain. Dalam organisasi
pendelegasian dilakukan agar aktivitas organisasi tetap berjalan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan
Jakarta, . 2006
Yang mendelegasikan tugas Penerima Delegasi
( .) ( )
Skor
No Kriteria 4 3 2 1
1 Pendelegasian dilakukan kepada staf yang memiliki
kompetensi yang dibutuhkan dalam menjalankan
tugas
2 Tugas yang dilimpahkan dijelaskan sebelum
melakukan pendelegasian
3 Selain pelimpahan tugas, kewenangan juga
dilimpahkan
4 Waktu pendelegasian tugas ditentukan
5 Apabila yang melaksanakan tugas mengalami
kesulitan, Kasie, Karu, Katim memberikan arahan
untuk mengatasi masalah
6 Ada evaluasi setelah selesai tugas dilaksanakan
Sub Total
Total skor
Total skor
Nilai = ---------------------- X 100
24
D. SUPERVISI
1. Pengertian
Supervisi dilaksanakan oleh orang yang memiliki kemampuan yang mumpuni dalam
bidang yang disupervisi. Dalam struktur organisasi, supervisi biasanya dilakukan oleh
atasan terhadap bawahan atau konsultan terhadap pelaksana. Dengan supervisi
diharapkan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi, tidak menyimpang
dan menghasilkan keluaran (produk) seperti yang diinginkan.
Supervisi tidak diartikan sebagai pemeriksaan atau mencari kesalahan, tetapi lebih
kepada pengawasan partisipatif yaitu mendahulukan penghargaan terhadap pencapaian
atau hal positif yang dilakukan dan memberikan jalan keluar untuk hal yang masih belum
dapat dilakukan. Dengan demikian bawahan tidak merasakan bahwa ia sekedar dinilai
akan tetapi dibimbing untuk melakukan pekerjaannya secara benar.
Materi supervisi atau pengawasan disesuaikan dengan uraian tugas dari masing-masing
staf perawat yang disupervisi. Untuk Kepala Ruangan materi supervisi adalah
kemampuan manajerial dan kemampuan dalam asuhan keperawatan. Ketua Tim
disupervisi terkait dengan kemampuan pengelolaan di timnya dan kemampuan asuhan
keperawatan. Sedangkan perawat pelaksana disupervisi terkait dengan kemampuan
asuhan keperawatan yang dilaksanakan.
Agar supervisi dapat menjadi alat pembinaan dan tidak menjadi momok bagi staf maka
perlu disusun standar penampilan yang diharapkan dari masing-masing staf yang sudah
dipahami oleh staf dan jadwal pasti dalam supervisi. Contoh jadwal supervisidapat dilihat
pada Tabel 1.15
Aktivitas supervisi dievaluasi oleh Kepala Ruangan dan Ketua Tim yang melakukan
supervisi dengan self evaluation. Instrumen dapat dilihat pada Tabel 1.16.
Skor
No Kriteria 4 3 2 1
1 Supervisi disusun secara terjadwal
2 Semua staf mengetahui jadwal supervisi yang
dilaksanakan
3 Materi supervisi dipahami oleh supervisor maupun
staf
4 Supervisor mengorientasikan materi supervisi
kepada staf yang disupervisi
5 Supervisor mengkaji kinerja staf sesuai dengan
materi supervisi
6 Supervisor mengidentifikasi pencapaian staf dan
memberikan reinfrocement
7 Supervisor mengidentifikasi aspek kinerja yang
perlu ditingkatkan oleh staf
8 Supervisor memberikan solusi dan role model
bagaimana meningkatkan kinerja staf
9 Supervisor menjelaskan tindak lanjut supervisi yang
telah dilaksanakan
10 Supervisor memberikan reinforcement terhadap
pencapaian keseluruhan staf
Sub Total
Total
Total
Nilai aktivitas supervisi: ---------------------- X 100
40
D. KOMUNIKASI EFEKTIF
1. Pengertian
PEDOMAN OPERAN
Waktu Kegiatan : Awal pergantian shift (pukul 07.30, 14.00, 21.00)
Tempat : Nursing Station/Kantor Perawat
Penanggung Jawab : Kepala Ruangan/PJ Shift
Kegiatan :
1. Karu/Pj shift membuka acara dengan salam
2. PJ shift yang mengoperkan menyampaikan:
a. Kondisi/keadaan pasien: Dx keperawatan, Tuk yang sudah dicapai, tindakan yang sudah
dilaksanakan, hasil asuhan
b. Tindak lanjut untuk shift berikutnya
3. Perawat shift berikutnya mengklarifikasi penjelasan yang sudah disampaikan
4. Karu memimpin ronde ke kamar pasien
5. Karu merangkum informasi operan, memberikan saran tindak lanjut
6. Karu memimpin doa bersama dan menutup acara
7. Bersalaman
Aktivitas komunikasi di MPKP dievaluasi oleh seluruh staf perawat MPKP. Evaluasi
dilakukan tiap bulan dengan menggunakan format sesuai Tabel 1.20.
Skor
No Kriteria 4 3 2 1
1 Operan dilaksanakan setiap pergantian dinas
2 Pre conference dilakukan di tiap tim sebelum mulai
dinas
3 Post conference dilakukan setelah selesai
memberikan asuhan di tiap tim
Sub Total
Total
Total Skor
Nilai aktivitas komunikasi: ---------------- X 100
12
E. MANAJEMEN KONFLIK
1. Pengertian
Konflik adalah perbedaan pandangan atau ide antara satu orang dengan orang yang lain.
Dalam organisasi yang dibentuk dari sekumpulan orang yang memiliki latar belakang
yang berbeda konflik mudah terjadi. Demikian juga di Ruang MPKP konflik pun bisa
terjadi. Untuk mengantisipasi terjadinya konflik maka perlu dibudayakan upaya-upaya
mengantisipasi konflik dan mengatasi konflik sedini mungkin di ruang MPKP.
Cara-cara penanganan konflik ada beberapa macam, meliputi:
a. Bersaing
b. Berkolaborasi
c. Menghindar
d. Mengakomodasi
e. Berkompromi
Mengatasi konflik dengan bersaing adalah penanganan konflik di mana seseorang atau
satu kelompok berupaya memuaskan kepentingannya sendiri tanpa mempedulikan
dampaknya pada orang lain atau kelompok lain. Cara ini kurang sehat apabila diterapkan
karena bisa menimbulkan potensi konflik yang lebih besar terutama pada pihak yang
merasa dikalahkan. Untuk itu organisasi sebaiknya menghindari metode penyelesaian
konflik jenis ini.
Berkolaborasi adalah upaya yang ditempuh untuk memuaskan kedua belah pihak yang
sedang berkonflik. Cara ini adalah salah satu bentuk kerja sama. Berbagai pihak yang
terlibat konflik didorong menyelesaikan masalah yang mereka hadapi dengan jalan
mencari dan menemukan persamaan kepentingan dan bukan perbedaan. Situasi yang
diinginkan adalah tidak ada satu pihakpun yang dirugikan. Istilah lain cara penyelesaian
konflik ini disebut juga win-win solution.
Menghindar adalah cara menyelesaikan konflik di mana pihak yang sedang berkonflik
mengakui adanya konflik dalam interaksinya dengan orang lain tetapi menarik diri atau
menekan konflik tersebut (seakan-akan tidak ada konflik atau masalah). Cara ini tidak
dianjurkan dalam upaya penyelesaian konflik karena masalah mendasar tidak
diselesaikan, penyelesaian yang terjadi adalah penyelesaian semu. Untuk itu tidak
dianjurkan organisasi untuk menggunakan metode ini.
Akomodasi adalah upaya menyelesaikan konflik dengan cara salah satu pihak yang
berkonflik menempatkan kepentingan pihak lain yang berkonflik dengan dirinya lebih
tinggi. Salah satu pihak yang berkonflik mengalah kepada pihak yang lain. Ini suatu
upaya lose win solution. Upaya penyelesaian konflik dengan akomodasi sebaiknya juga
tidak digunakan terlalu sering karena kepuasan tidak terjadi secara penuh dan bisa
menimbulkan potensi konflik di masa mendatang.
Kompromi adalah cara penyelesaian konflik di mana semua pihak yang berkonflik
mengorbankan kepentingannya demi terjalinnya keharmonisan hubungan dua belah
pihak tersebut. Dalam upaya ini tidak ada salah satu pihak yang menang atau kalah. Ini
adalah lose-lose solution di mana masing-masing pihak akan mengorbankan
kepentingannya agar hubungan yang dijalin tetap harmonis.
Bila pendekatan internal yang telah dilakukan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi
belum berhasil maka Kepala Ruangan dapat berkonsultasi dengan Kepala Seksi
Perawatan atau Konsultan.
Aktivitas penyelesaian konflik dievaluasi oleh seluruh staf keperawatan MPKP. Evaluasi
dilakukan dengan menggunakan instrumen pada Tabel I.21.
Skor
No Kriteria 4 3 2 1
1 Komunikasi antar perawat terbuka
2 Konflik diungkapkan secara terbuka
3 Staf saling menghargai pendapat yang lain
4 Semua staf saling mencari solusi menyelesaikan
masalah
5 Solusi terbaik yang dipilih adalah yang terbaik
untuk semua
6 Bila konflik tidak selesai dikonsultasikan kepada
atasan atau konsultan
Sub Total
Total
Total nilai
Nilai aktivitas mengatasi konflik: ------------------- X 100
24