Anda di halaman 1dari 13

Bab

3
3 METODOLOGI

Adapun langkah-langkah metodologi dalam menyelesaikan tugas akhir ini dapat dilihat
pada flow chart sebagai berikut.

Mulai

Pemilihan tema

Pengumpulan data Studi literatur

Menentukan
parameter tanah

Analisis Stabilitas
Terowongan

Metoda
konvensional Program PLAXIS

Output/Hasil

Desain Linning

Selesai

Gambar 3.1 Langkah Pengerjaan

Adi Kriswanto 15003028 III - 1


Reza Ardiansyah 15003072
3.1 PENGUMPULAN DATA
Data-data tanah dan geoteknik yang menunjang tugas akhir ini diperoleh dari hasil
pencarian di konsultan dan pelaksana Proyek Terowongan Irigasi Panti Rao di Sumatera
Barat. Adapun data-data yang dibutuhkan antara lain:

a. Data tanah, meliputi profil lapisan tanah beserta parameter-parameter tanah yang
didapat dari lapangan maupun dari tes laboratorium, dan tinggi muka air tanah.

Garvely Clay
N = 32 kN/m 2
sat kN/m 2
Garvely Tuff
kN/m 2
N = 47 sat kN/m 2
Garvely Tuff
kN/m 2
N = 50
sat kN/m 2

Garvely Clay
Garvely Sand N = 34 kN/m 2
N = 46 18 kN/m 2 sat kN/m 2
sat 18.5 kN/m 2

MAT

Garvely Tuff
N = 51 kN/m2
Andesit Lava sat kN/m2
kN/m
2

sat kN/m
2

RQD = 60%

N = 100

Center Line Of Tunnel N = 40

Garvely Clay
=kN/m 2
sat =kN/m2

Gambar 3.2 Data Lapangan dan Laboratorium

Adi Kriswanto 15003028 III - 2


Reza Ardiansyah 15003072
b. Data terowongan, meliputi dimensi terowongan (potongan melintang), kedalaman
terowongan dan material perkuatan yang digunakan untuk terowongan.

Gambar 3.3 Typical Potongan Melintang Terowongan

Adapun material perkuatan yang digunakan ada dua macam:


1. Untuk desain perkuatan sementara digunakan shotcrete yang memiliki densitas
2200 kg/m3, modulus elastisitas 30 x 109 Pa, dan poisson ratio 0,25.
2. Untuk desain perkuatan permanen digunakan beton bertulang yang memiliki
densitas 2400 kg/m3, modulus elastisitas 10,5 x 109 Pa, dan poisson ratio 0,25.

3.2 ANALISIS STABILITAS TEROWONGAN


Dalam Tugas Akhir ini analisis stabilitas terowongan dilakukan dengan 3 metode, yaitu
metode konvensional, PLAXIS 2D dan PLAXIS 3D.

Adi Kriswanto 15003028 III - 3


Reza Ardiansyah 15003072
3.2.1 Metoda Konvensional Single Tunnel
Metode konvensional yang digunakan adalah dengan cara membagi terowongan
kedalam tiga bagian (crown, dinding, dan invert). Dan perhitungan gaya dalamnya
dilakukan dengan cara menggunakan teori mekanika biasa (statika biasa). Langkah-
langkah yang dilakukan dalam perhitungan metode konvensional adalah:
1. Menghitung v, dan w
Berdasarkan data properties tanah, letak sumbu terowongan, letak m.a.t, maka
dihitung tegangan overburden (v), dan tekanan air (w), dengan persamaan berikut.
v = *kedalaman sumbu terowongan
w = w.*kedalaman sumbu terowongan

2. Menghitung h, av dan 0 berdasarkan data K o


3. Perhitungan gaya dalam dengan menggunakan teori mekanika

3.2.2 Langkah-langkah Pemodelan PLAXIS 2D Untuk Penggalian Single Tunnel


Setelah mendapat output dari metoda konvensional kemudian dilakukan pemodelan
dengan PLAXIS 2D melalui langkah-langkah sbb:
1. Model geometri tanah dibuat dengan lebar 20 meter dan kedalaman 30 meter.
2. Membuat model geometri terowongan.

Gambar 3.4 Model Geometeri Terowongan

Adi Kriswanto 15003028 III - 4


Reza Ardiansyah 15003072
3. Berikan kondisi batas (boundary condition) terhadap lapisan tanah gunakan standard
fixities. Maksud dari standard fixities adalah :
Batas kiri dan kanan bersifat horizontally fixed, artinya pada bagian ini lapisan
tanah tidak mengalami displacement dalam arah horizontal tetapi dalam arah
vertikal saja.
Batas bawah bersifat horizontally fixed dan vertically fixed, artinya pada bagian ini
tanah tidak mengalami deformasi vertical maupun horizontal
Batas atas bersifat free, artinya pada bagian ini dapat mengalami deformasi vertikal
maupun horizontal.
4. Input parameter tanah. Parameter tanah yang dimasukkan adalah parameter tanah
drained, karena stabilitas terowongan memilik nilai kritis pada saat kondisi drained.
Karena data yang dimiliki hanya data parameter tanah undrained maka perlu dilakukan
perhitungan dan korelasi untuk mendapatkan parameter drained (c, , dan E).
5. Input parameter lining. Dalam PLAXIS lining akan dimodelkan sebagai plate dengan
Parameter lining yang perlu dimasukan adalah nilai EI, EA, dan nilai Poisson ratio.
Lining yang dimodelkan ada dua yaitu:
Shotcrete
Shotcrete yang dimodelkan memiliki ketebalan 15 cm dengan nilai EA adalah
2953.125 kN/m dan nilai EI adalah 1.575 x 106 kNm2/m.
Inner Lining
Inner lining yang dimodelkan memiliki ketebalan 40 cm dengan nilai EA adalah
1.600 x 105 kN/m dan nilai EI adalah 1.200 x 107 kNm2/m.
6. Membentuk mesh lapisan tanah (mesh generation). Mesh Generated merupakan
pembagian struktur menjadi elemen-elemen cluster dan titik-titik nodal elemen
(nodes). Untuk tanah yang berada di sekitar terowongan dilakukan rifine cluster dan
refine line dengan tujuan membentuk mesh yang lebih rapat agar analisis yang
dilakukan dapat lebih akurat. Kegunaan mesh ini adalah untuk melakukan perhitungan
dalam metode elemen hingga. Mesh lapisan tanah dapat dilihat pada Gambar 3.5.
7. Menentukan tinggi muka air tanah 12 meter dibawah permukaan tanah ( groundwater
condition).
8. Menghitung tegangan-tegangan awal (initial stress). Tegangan efektif dan tekanan air
pori pada kondisi awal dihitung dahulu. Dalam kasus ini berat air diambil 10 kN/m3.
Tegangan air bersifat fully hidrostatic. Permukaan air tanah dimodelkan dengan
phreatic line.

Adi Kriswanto 15003028 III - 5


Reza Ardiansyah 15003072
Gambar 3.5 Generated Mesh 2D PLAXIS 2D

9. Selanjutnya proses perhitungan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:


Tahap ke-1 dengan menonaktifkan cluster material tanah dan water pressure yang
berada di dalam terowongan, untuk menggambarkan proses penggalian. Ilustrasi
tahap pertama ditunjukkan pada Gambar 3.6 bagian kiri.
Tahap ke-2 mengaktifkan dinding terowongan yang menggambarkan pemasangan
lining. Ilustrasi tahap pertama ditunjukkan pada Gambar 3.6 bagian kanan.

Gambar 3.6 Stage Construction Tahap Pertama dan Tahap Kedua pada PLAXIS 2D

Adi Kriswanto 15003028 III - 6


Reza Ardiansyah 15003072
3.2.3 Langkah-langkah Permodelan PLAXIS 3D Untuk Penggalian Single Tunnel
Adapun permodelan yang dilakukan dengan menggunakan PLAXIS 3D dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Dalam melakukan analisis menggunakan PLAXIS 3D pada proses penggalian
terowongan tunggal permodelan tanah dan geometri terowongan dilakukan cara yang
sama dengan PLAXIS 2D. Hanya saja dalam PLAXIS 3D dilakukan mesh 3D (mesh
lapisan tanah dalam arah sumbu-z) ditunjukkan dalam Gambar 3.7 Mesh dalam arah
sumbu-z dibuat model sepanjang 20 meter yang dibagi menjadi 10 slice (bagian),
dimana setiap slice menggambarkan proses penggalian tunnel sedalam 2 meter.

Gambar 3.7 Generated Mesh 3D PLAXIS 3D

2. Menentukan tinggi muka air tanah 12 meter dibawah permukaan tanah ( groundwater
condition).
3. Menghitung tegangan-tegangan awal (initial stress). Tegangan efektif dan tekanan air
pori pada kondisi awal dihitung dahulu. Dalam kasus ini berat air diambil 10 kN/m3.
Tegangan air bersifat fully hidrostatic. Permukaan air tanah dimodelkan dengan
phreatic line.

Adi Kriswanto 15003028 III - 7


Reza Ardiansyah 15003072
4. Proses perhitungan pada PLAXIS 3D dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Yang pertama adalah memodelkan proses penggalian secara bertahap setiap 2
meter. Proses perhitungan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Tahap ke-1 dengan menonaktifkan cluster material tanah dan water pressure
yang berada di dalam terowongan pada slice 1. Hal ini menggambarkan bahwa
proses penggalian dilakukan sedalam 2 meter dalam kondisi kering.
Tahap ke-2 mengaktifkan dinding terowongan pada slice 1 yang
menggambarkan pemasangan lining dilakukan setelah penggalian 2 meter
dilakukan.
Tahap ke-3 dengan menonaktifkan cluster material tanah dan water pressure
yang berada di dalam terowongan pada slice 2. Hal ini menggambarkan bahwa
proses penggalian dilakukan sedalam 4 meter dalam kondisi kering.
Tahap ke-4 mengaktifkan dinding terowongan pada slice 2 yang
menggambarkan pemasangan lining dilakukan setelah penggalian 4 meter
dilakukan.
Tahap selanjutnya dilakukan seperti pada tahap ke-1 dan tahap ke-2 sampai
kedalaman 20 meter.

Gambar 3.8 Stage Construction Tahap ke-2 dan Tahap ke-11 pada PLAXIS 3D

b. Yang kedua adalah memodelkan proses penggalian secara langsung 20 meter.


Proses penggalian ini dimaksudkan untuk membandingkan hasilnya pada proses
penggalian dengan menggunakan PLAXIS 2D secara planstrain.

Adi Kriswanto 15003028 III - 8


Reza Ardiansyah 15003072
Proses perhitungan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Tahap ke-1 dengan menonaktifkan cluster material tanah dan water pressure
yang berada di dalam terowongan pada slice 1 sampai slice 10. Hal ini
menggambarkan bahwa proses penggalian dilakukan sedalam 20 meter dalam
kondisi kering.
Tahap ke-2 mengaktifkan dinding terowongan pada slice 1 sampai slice 10
yang menggambarkan pemasangan lining dilakukan setelah penggalian 20
meter dilakukan.

Gambar 3.9 Stage Construction Penggalian Langsung 20 meter pada PLAXIS 3D

3.2.4 Langkah-langkah Permodelan PLAXIS 3D Untuk Penggalian Double Tunnel


Adapun permodelan yang dilakukan dengan menggunakan PLAXIS 3D dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Modelkan geometri tanah dengan lebar 80 meter dan kedalaman 40 meter dengan jarak
antar terowongan 15 meter dan 23 meter.
2. Membuat model geometri terowongan.
3. Berikan kondisi batas (boundary condition) terhadap lapisan tanah gunakan standard
fixities.
4. Membentuk mesh 2D lapisan tanah (mesh generation). Mesh Generated merupakan
pembagian struktur menjadi elemen-elemen cluster dan titik-titik nodal elemen
(nodes). Untuk tanah yang berada di sekitar terowongan dilakukan rifine cluster dan

Adi Kriswanto 15003028 III - 9


Reza Ardiansyah 15003072
refine line dengan tujuan membentuk mesh yang lebih rapat agar analisis yang
dilakukan dapat lebih akurat. Kegunaan mesh ini adalah untuk melakukan perhitungan
dalam metode elemen hingga.

Gambar 3.10 Generated Mesh 2D untuk Double Tunnel pada PLAXIS 3D

5. Membentuk Mesh 3D (mesh lapisan tanah dalam arah sumbu-z) ditunjukkan dalam
Gambar 3.11 Mesh dalam arah sumbu-z dibuat model sepanjang 20 meter yang dibagi
menjadi 10 slice (bagian), dimana setiap slice menggambarkan proses penggalian
tunnel sedalam 2 meter.

Gambar 3.11 Generated Mesh 3D untuk Double Tunnel pada PLAXIS 3D

Adi Kriswanto 15003028 III - 10


Reza Ardiansyah 15003072
6. Menentukan tinggi muka air tanah 12 meter dibawah permukaan tanah ( groundwater
condition).
7. Menghitung tegangan-tegangan awal (initial stress). Tegangan efektif dan tekanan air
pori pada kondisi awal dihitung dahulu. Dalam kasus ini berat air diambil 10 kN/m3.
Tegangan air bersifat fully hidrostatic. Permukaan air tanah dimodelkan dengan
phreatic line.
8. Proses perhitungan pada PLAXIS 3D dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Yang pertama adalah memodelkan proses penggalian secara bertahap setiap 2
meter, yang diselesaikan satu sisi terlebih dahulu (sisi kiri). Proses perhitungan
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Tahap ke-1 dengan menonaktifkan cluster material tanah dan water pressure
yang berada di dalam terowongan sisi kiri pada slice 1. Hal ini menggambarkan
bahwa proses penggalian pada terowongan sisi kiri dilakukan sedalam 2 meter
dalam kondisi kering.
Tahap ke-2 mengaktifkan dinding terowongan sisi kiri pada slice 1 sampai
kedalaman 2 meter , yang menggambarkan pemasangan lining dilakukan
setelah penggalian 2 meter selesai.
Tahap ke-3 dengan menonaktifkan cluster material tanah dan water pressure
yang berada di dalam terowongan sisi kiri pada slice 2. Hal ini menggambarkan
bahwa proses penggalian pada terowongan sisi kiri dilakukan sedalam 4 meter
dalam kondisi kering.
Tahap ke-4 mengaktifkan dinding terowongan sisi kiri pada slice 2 sampai
kedalaman 4 meter yang menggambarkan pemasangan lining dilakukan setelah
penggalian 4 meter dilakukan.
Kemudian tahap ke-5 sampai fase ke-10 dilakukan seperti pada tahap ke-1 dan
tahap ke-2 sampai kedalaman 20 meter untuk terowongan sisi kiri.
Tahap ke-11 dengan menonaktifkan cluster material tanah dan water pressure
yang berada di dalam terowongan sisi kanan pada slice 1. Hal ini
menggambarkan bahwa proses penggalian pada terowongan sisi kanan
dilakukan sedalam 2 meter dalam kondisi kering.
Tahap ke-12 mengaktifkan dinding terowongan sisi kanan pada slice 2 sampai
kedalaman 2 meter yang menggambarkan pemasangan lining dilakukan setelah
penggalian 2 meter dilakukan.

Adi Kriswanto 15003028 III - 11


Reza Ardiansyah 15003072
Tahap ke-13 dengan menonaktifkan cluster material tanah dan water pressure
yang berada di dalam terowongan sisi kanan pada slice 2. Hal ini
menggambarkan bahwa proses penggalian pada terowongan sisi kanan
dilakukan sedalam 4 meter dalam kondisi kering.
Tahap ke-14 mengaktifkan dinding terowongan sisi kanan pada slice 2 sampai
kedalaman 4 meter yang menggambarkan pemasangan lining dilakukan setelah
penggalian 4 meter dilakukan.

Gambar 3.12 Stage Construction Terowongan Secara Bertahap (Tahap ke-12)

b. Yang kedua adalah memodelkan proses penggalian secara bersamaan setiap


kedalaman 2 meter yang diselesaikan bersamaan pada terowongan sisi kiri maupun
terowongan sisi kanan. Proses perhitungan dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
Tahap ke-1 dengan menonaktifkan cluster material tanah dan water pressure
yang berada di dalam terowongan sisi kiri dan terowongan sisi kanan pada slice
1. Hal ini menggambarkan bahwa proses penggalian pada terowongan sisi kiri
dan terowongan sisi kanan dilakukan sedalam 2 meter secara bersamaan dalam
kondisi kering.
Tahap ke-2 mengaktifkan dinding terowongan sisi kiri dan terowongan sisi
kanan pada slice 1 sampai kedalaman 2 meter , yang menggambarkan
pemasangan lining dilakukan setelah penggalian 2 meter selesai.

Adi Kriswanto 15003028 III - 12


Reza Ardiansyah 15003072
Tahap ke-3 dengan menonaktifkan cluster material tanah dan water pressure
yang berada di dalam terowongan sisi kiri dan terowongan sisi kanan pada slice
2. Hal ini menggambarkan bahwa proses penggalian pada terowongan sisi kiri
dan terowongan sisi kanan dilakukan sedalam 4 meter secara bersamaan dalam
kondisi kering.
Tahap ke-4 mengaktifkan dinding terowongan sisi kiri dan terowongan sisi
kanan pada slice 2 sampai kedalaman 2 meter , yang menggambarkan
pemasangan lining dilakukan setelah penggalian 2 meter selesai.
Kemudian tahap ke-5 sampai fase ke-10 dilakukan seperti pada tahap ke-1 dan
tahap ke-2 sampai kedalaman 20 meter.

Gambar 3.13 Stage Construction Terowongan Secara Bersamaan

3.3 PERENCANAAN PERKUATAN STRUKTUR LINING


Dalam mendesain struktur lining digunakan bantuan Program PCACOL dimana lining
terowongan akan di modelkan sebagai kolom yang menerima beban aksial dan momen.
Adapun parameter-parameter yang dimasukan dalam Program PCACOL adalah:
1. Momen ultimit
2. Beban aksial ultimit
3. Konfigurasi tulangan
4. Dimensi kolom

Adi Kriswanto 15003028 III - 13


Reza Ardiansyah 15003072

Anda mungkin juga menyukai