Riyantono1
Indah Wahyuni Abida2
Akhmad Farid2
1
Alumni Jurusan Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo
2
Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo
.
ABSTRAK
Salah satu potensi hayati sumber perikanan yang ada di wilayah perairan Indonesia adalah ikan mas.
Permasalahan yang sering dihadapi pada saat pasca panen ikan mas adalah banyaknya tingkat kerusakan
(pembusukan ikan) karena kurangnya tingkat pemahaman tentang kualitas ikan. Asap cair (Bio-Awet)
merupakan produk penemuan yang digunakan sebagai pengganti formalin, borak, H2O2 Antisept, dan lain
sebagainya yang selama ini masih banyak digunakan masyarakat. Dari hasil pengamatan dengan uji
organoleptik dapat dilihat bahwa ikan mas menggunakan asap cair bertahan hingga jam ke-28, Sedangkan
ikan mas tanpa menggunakan asap cair hanya bertahan sampai jam ke-20. Lama waktu berlangsungnya proses
prorigor motis adalah kurang dari 1jam. Fase rigor motis ikan mas tanpa menggunakan asap cair hanya jam
ke-8, sedangkan ikan mas menggunakan asap cair bertahan hingga ke-16. Untuk ikan mas tanpa
menggunakan asap cair fase autolisis dimulai jam ke-12, sedangkan fase autolisis pada ikan mas dengan
menggunakan asap cair dimulai diatas jam ke 16. Perbedaan lamanya waktu fase penurunan mutu ikan mas
tanpa menggunakan asap cair dengan ikan mas menggunakan asap cair, karena adannya kandungan karbonil,
fenol, asam pada kandungan asap cair yang berperan sebagai antioksidan sehingga dapat memperpanjang
masa simpan produk asapan atau pun ikan.
Kata Kunci : Asap cair, Ikan Mas dan Tingkat Kesegaran ikan.
pertama kali ikan mati. Pada fase ini sifat mempertahankan kekenyalannya.
dari ikan masih menyerupai ikan Waktu yang diperlukan ikan untuk
hidup/masih bersifat segar. masuk dan melewati fase rigor motis ini
Ciri-ciri dari ikan segar itu sendiri berbeda-beda. Hasil pengamatan
yakni bola mata yang menonjol, warna bola organoleptik pada lampiran 3 terlihat bahwa
mata cerah dan bening, insang berwarna ikan mas menggunakan asap cair bertahan
merah cemerlang, tekstur daging elastis, hingga jam ke-16. Sedangkan ikan mas
sedikit lendir pada tubuh ikan, serta baunya tanpa menggunakan asap cair hanya
spesifik jenis. Lama waktu berlangsungnya bertahan sampai jam ke-12. Hal ini
proses ini adalah kurang dari 1jam. dikarenakan asap cair mengandung senyawa
Perubahan ini ditandai dengan peristiwa fenol dan formaldehide dengan gugus
terlepasnya lendir dari kelenjar dibawah amino yang terdapat pada ikan yang
permukaan kulit. Perbedaan fisik ikan mas berperan sebagai anti oksidan sehingga
yang menggunakan asap cair dengan ikan dapat memperpanjang masa simpan produk
mas tanpa asap cair dapat dilihat dari bau asapan atau pun ikan.
dan warna. Ikan mas dengan menggunakan Ikan mas dengan perlakuan asap cair
asap cair memiliki bau sedikit asap dan mengalami penyerapan terhadap zat-zat
memiliki warna agak kecoklatan. Hal ini aldehid fenol maupun asam organik.
dikarenakan adannya senyawa karbonil Senyawa phenol merupakan senyawa
didalam asap cair. aromatik dengan satu atau beberapa gugus
Menurut Darmaji (1997) untuk hidroksil yang terikat secara langsung pada
perubahan warna tampilan ikan dari warna cincin benzena (C6H5OH). Senyawa ini
asli menjadi kekuning kuningan dan bau mudah mengalami oksidasi sehingga dapat
seperti asap adalah disebabkan oleh bereaksi dan membentuk senyawa alkhol
kelompok karbonil yang terdapat pada yang dapat menghambat pertumbuhan
kayu. Kelompok karbonil dari senyawa gula bakteri. Senyawa-senyawa fenol yang
dan kabohidrat bereaksi dengan asam-asam terdapat dalam asap kayu umumnya
amino pada protein, sehingga menghasilkan hidrokarbon aromatik yang tersusun dari
warna colat. Senyawa fenol dan oksigen cincin benzena dengan sejumlah gugus
yang terdapat dalam sebuah substrat atau hidroksil yang terikat (Fessenden dan
bahan akan mengakibatkan proses Fessenden, 1992).
pencoklatan. Fase rigor motis dimulai setelah ikan
mati hingga mulai busuk. Ciri dari fase ini
B. Rigor motis adalah tekstur ikan yang utuh hingga mulai
Perubahan rigor motis merupakan lunak, bau spesifik ikan sampai mulai
akibat dari suatu rangkaian perubahan kimia berbau amoniak, mata yang masih cembung
yang kompleks di dalam otot ikan sesudah hingga mulai cekung.
kematiannya. Setelah ikan mati, sirkulasi Perubahan tekstur ikan dan bau tersebut
darah terhenti dan suplai oksigen berkurang disebabkan pada fase ini pH ikan menurun
sehingga terjadi perubahan glikogen menjadi 6,2 6,5 dari pH sebelumnya 6,9
menjadi asam laktat. Sehingga pH tubuh 7,2. Tinggi rendahnya pH ikan tergantung
ikan menurun, diikuti pula dengan dari kekuatan penyangga (buffering power)
penurunan jumlah Adenosin TriPhosfat pada daging ikan. Setelah fase rigormotis
(ATP) serta ketidakmampuan jaringan otot mulai berakhir maka pH ikan akan naik
70
Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.1 April 2009 ISSN : 1907-9931
perlahan hingga menjadi basa. Hal ini dibuat perlakuan pada ikan adalah tingginya
dikarena adanya penguraian senyawa dalam daya tahan ikan sehingga awet dalam
tubuh ikan akibat menurunya kekuatan penyimpanan akibat adanya senyawa
penyangga. Selain itu kelenturan pada karbonil dan fenol. Karbonil dan fenol
tekstur ikan dikarenakan terputusnya bersifat anti oksidan yang dapat berperan
jaringan pengikat daging dan dinding selnya sebagai donor hidrogen dan efektif untuk
banyak yang rusak. Perubahan warna insang menghambat oksidasi lemak. Sedangkan
menjadi kecoklatan disebabkan oleh ikan mas tanpa menggunakan asap cair
terhentinya peredaran darah dan suplai lebih cepat karena aktivitas enzim
oksigen dari insang, sehingga terjadi reaksi berlangsung cepat akibat kekuatan
reduksi oksidasi. penyangga sangat cepat kehilangan
kekuatannya.
C. Proses perubahan karena aktivitas
enzim (Autolisis) D. Perubahan karena aktivitas mikroba
Autolisis adalah proses penguraian Fase pembusukan berikutnya ialah
organ-organ tubuh ikan oleh enzim-enzim perubahan yang disebabkan oleh aktivitas
yang terdapat didalam tubuh ikan sendiri. mikroorganisme, terutama bakteri. Dalam
Proses ini biasanya terjadi berlangsung keadaan hidup bakteri tidak bisa memasuki
setelah ikan melewati fase rigor motis. organ-organ penting tubuh ikan. Hal ini
Setelah ikan mati, enzim masih mempunyai disebabkan organ-organ penting tubuh ikan
kemampuan untuk bekerja secara aktif. tersebut mempunyai batas pencegah
Namun, sistem kerja enzim menjadi tidak terhadap penyerangan bakteri. Setelah ikan
terkontrol karena organ pengontrol tidak mati, kemampuan bertahan terhadap bakteri
berfungsi lagi. Akibatnya, enzim dapat tadi hilang sehingga bakteri segera masuk
merusak organ tubuh ikan lainnya, seperti organ-organ penting tubuh ikan melalui
dinding usus, otot daging dan insang. insang, kulit dan saluran pencernaan.
Ciri yang terjadi perubahan secara Akibat serangan bakteri, ikan
autolisis ini adalah dengan dihasilkannya menggalami berbagai perubahan yaitu
amoniak sebagai hasil akhir. Penguraian lendir menjadi pekat, bergetah, amis, mata
proteiidrogen dan lemak dalam autolisis terbenam dan pudar sinarnya, serta insang
menyebabkan perubahan rasa, tekstur, dan berubah warna dengan susunan tidak teratur
penampilan ikan. Dari hasil pengamatan dan bau menusuk. Hasil pengamatan
terlihat bahwa ikan mas tanpa menggunakan organoleptik terlihat bahwa tingkat
asap cair, fase autolisis dimulai jam ke-12 kesegaran ikan mas dengan menggunakan
warna insang agak kusam, dengan sedikit asap cair jauh lebih lama hingga jam ke-28
lendir, Bola mata agak cekung, daging dari pada ikan mas segar tanpa
Lunak, bekas jari terlihat bila ditekan dan menggunakan asap cair yang hanya tahan
daging mudah disobek serta bau amoniak sampai jam ke-20. Hal tersebut dikarenakan
mulai tercium. adanya perlakuaan pengawetan dengan
Fase autolisis pada ikan mas dengan mengunakan asap cair yang memiliki
menggunakan asap cair dimulai jam ke-20. kandungan fenol, karbonil pada saat fase
Waktu memasuki fase ini lebih lambat dari prorigormotis.
ikan mas tanpa menggunakan asap cair.
Salah satu sifat penting dari asap cair yang
71
Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.1 April 2009 ISSN : 1907-9931
72