Prolog:
Pagi yang cerah, secerah matahari yang tersenyum di balik awan yang memancarkan
terik sinarnya pagi itu. Pukul 08.30, seorang bapak tua jangkung sedang menemani anaknya
ke Apotek Putra Indonesia dengan tujuan untuk menanyakan obat apa yang digunakan untuk
menyembuhkan penyakit anaknya. Bapak jangkung itu dalam kesehariannya bekerja sebagai
buruh Pabrik Rokok, dan tiap harinya di bantu oleh anaknya lekas ia pulang sekolah.
Ketika sedang di Apotek
AA : Selamat pagi pak, sembari tersenyum. Mari bapak dan adik silahkan duduk dulu.
Bapak : Terimakasih mba.
AA : Ada yang bisa saya bantu pak ?
Bapak : Ooh iya mba. Begini mba, anak saya ini sudah beberapa hari ini sakit-sakitan karena
perih di belakang tulang dada. Sudah beberapa hari ini juga dia tidak masuk sekolah, saya
juga menyuruh dia untuk jangan membantu saya dulu bekerja di pabrik.
AA : Ooh begitu ya pak. Baik, sebelum saya menjelaskan tentang gejala yang anak bapak
rasakan dan obat apa yang bisa menyembuhkan gejala tersebut, saya mau tanya sama adik
dulu nih... Nama adik siapa ?
Adik : Joko mba dengan wajah malu-malu.
AA : Umur adik sekarang berapa ?
Adik : E.. ee.. eee... sambil terbata-bata dengan wajah di tekuk dan malu-malu.
Bapak : Maaf mba anak saya ini memang pemalu. Umurnya sekarang 11 tahun mba,
namanya Joko Saputro.
AA : Baik bapak. Selain gejala yang tadi, apakah ada gejala lain yang dirasakan oleh anak
bapak, atau mungkin adik nih bisa cerita sedikit ? Adik gak usah malu yaa, biar cepet
sembuh. Adik mau sembuh kan ?
Adik : Mau mba, (sambil mengangguk).
AA : Yang adik rasakan apa saja selain perih di belakang tulang dada ?
Adik : Lidah saya terasa pahit mba, saya juga sering sendawaan.
AA : Ooh jadi begitu ya dik. Nah adik... kalau sakit itu jangan malu-malu untuk ngomong
lagi yaa, supaya adik cepat sembuh.
Adik : Hanya menganggukkan kepala.
AA : Ooh iya bapak, sejak kapan anak bapak mulai merasakan gejalanya ?
Bapak : Empat hari yang lalu mba, saya sampai izinkan ke sekolah supaya tidak masuk dulu.
AA : Ooh begitu ya bapak. Mohon tunggu sebentar ya bapak, adik, saya ambilkan
obatnya dulu.
Bapak & Adik : Iya mba (serempak menjawab).
AA : Terimakasih bapak, adik sudah mau menunggu, sambil tersenyum.
Bapak : Iya tidak apa-apa mba.
AA : Jadi begini pak, sambil memperlihatkan obatnya (Antasida). Obat ini ada yang
bentuk tablet dan suspensi (cairan kental). Obat ini untuk mengobati penyakit pada saluran
pencernaan yang diakibatkan oleh asam lambung. Juga mengobati mual, nyeri lambung dan
rasa terbakar/ perih di belakang tulang dada yang anak bapak rasakan. Jadi obat ini bisa
diberikan kepada anak bapak. Obat ini bekerja selama 2 sampai 4 jam setelah minum obat.
Jika bapak membeli yang bentuk tablet, pada saat minumnya di kunyah dulu supaya
absorbsinya mudah di lambung. Tapi kalau bapak membeli yang bentuk cairan kental harus di
kocok terlebih dahulu. Obat ini baiknya di minum sebelum makan yaa dek.
Adik : Menganggukkan kepala.
Bapak : Lhoo mba, kok di minumnya sebelum makan ?
AA : Jadi begini bapak, obat ini (sambil memegang obatnya) diminum sebelum makan
karena untuk menetralkan asam lambung, juga daya larutnya tinggi.
Bapak : Ooh jadi begitu ya. Aduuh mba, saya bingung mba mesti pilih obat yang tablet ini
atau yang ini (sambil menunjuk pada obat yang berbentuk suspensi).
Adik : Ojok tablet pak, melihat ke arah bapaknya, (dengan wajah panik).
AA : Nah jadi begini ya bapak, adik. Kalau memang kesulitan menelan dalam bentuk
tablet, saya sarankan yang bentuk suspensi saja, supaya adik juga bisa meminumnya dengan
baik. Sebelum meminum obatnya harus di kocok terlebih dahulu.
Bapak : Ooh begitu ya mba. Baiklah mba, total harganya berapa mba ?
AA : Sebentar ya pak.
Bapak : Baik mba.
Beberapa menit kemudian....
AA : Terimakasih sudah menunggu pak. Jadi harga obatnya Rp. 3000, obat ini di minum
3 x sehari 1 sendok takar. Ooh iya bapak, nanti di sarankan kepada anaknya supaya tidak
minum minuman yang bersoda dan tidak minum minuman yang bersari buah dulu, karena
minuman tersebut yang membuat gejala anak bapak timbul seperti perih di belakang tulang
dada ataupun nyeri. Saya juga menyarankan buat anak bapak untuk mengkonsumsi makanan
yang mengandung fosfat seperti, telur, keju dan susu. Supaya ketika mencernanya bagus dan
tidak terjadi gejala yang anak bapak alami. Satu lagi ya bapak sarankan pada anak bapak, jika
hendak tidur sebaiknya menaikkan/ ditinggikan bagian kepala. Kalau sedang membaca atau
belajar, atau sedang membantu bapak bekerja di pabrik, sebaiknya jangan membungkukkan
badan ke depan. Jadi begitu yaa bapak supaya meringankan gejala yang di alami anak bapak.
Mungkin itu saja informasi yang saya sampaikan kepada bapak.
Bapak : Baik mba, terimakasih atas informasinya.
AA : Iya bapak, samasama. Terimakasih juga sudah mau berkunjung ke Apotek kami.
Jika gejala atau penyakit anak bapak bertambah parah, silahkan langsung hubungi dokter
supaya tidak berkelanjutan ya pak. Dan jika ada lagi yang mau di tanyakan, silahkan datang
ke Apoek kami, saya siap membantu bapak.
Bapak : Iya mba.
AA : Adik cepat sembuh yaa, ingat minum obat yang teratur.
Adik : Iya mba.
Bapak : Baik mba, terimakasih. Selamat pagi.
AA : Selamat pagi juga pak.
SKENARIO SIMULASI APOTEK
(DISPEPSIA)
Di suatu sore hari yang cerah di Apotek Putra Indonesia Malang saat Apotek tersebut
sepi pembeli, masuklah seorang mahasiswa kedalam Apotek itu. Mengetahui kedatangannya,
senyum Asisten Apoteker di Apotek itu seakan menyambut kedatangan mereka.
1. Khasiat Obat : Apoteker menerangkan dengan jelas khasiat obat disesuaikan dengan
indikasi atau gangguan kesehatan yang dialami.
3. Efek samping dan cara mengatasinya : pasien perlu diberi tahu efek samping yang
paling sering terjadi, serta apa yang harus dilakukan jika efek samping tersebut terasa
parah.
4. Cara pemakaian : cara pemakaian harus disampaikan dengan jelas dan meminta
pasien mengulangnya untuk menghindari salah pemakaian seperi ditelan, dihirup,
dioleskan, dimasukan dalam dubur, atau dengan cara lain.
5. Waktu pemakaian : diinformasikan dengan jelas kepada pasien, sebelum, sesaat atau
pada saat makan dan berikan informasi waktu yang paling tepat untuk meminum obat
yang diberikan.
6. Lama penggunaan : informasi yang diberikan adalah berapa lama obat dapat
diminum. Dihabiskan atau tidak.
7. Pantangan : mungkin hal ini sama seperti pada penjelasan kontraindikasi hanya saja
informasi ini lebih terkait pada apa saja yang tidak boleh diminum/dimakan pada saat
pasien sudah meminum obat.
8. Hal-hal yang perlu dilakukan jika lupa meminum obat dan cara penyimpanannya
Cara pemilihan obat untuk swamedikasi menurut Prof. Dr. Zulies Ikawati, Apt
2. Memperhatikan kondisi khusus misalnya hamil, menyusui, bayi, lanjut usia, diabetes,
hipertensi dan penyakit kronis lainnya
4. Memperhatikan nama obat, zat berkhasiat, kegunaan, cara pemakaian, efek samping,
dan interaksi obat yang dapat dibaca pada etiket atau brosur.
DIALOG SWAMEDIKASI
Di apotek, Jaya Farma
Pak Anjar : Siang bu, saya mau beli obat buat anak perempuan saya,
umurnya 8 bulan. Sepertinya diare.
Apoteker : Siang bapak, saya Nina apoteker di apotek ini.
Keluhannya bagaimana?
Pak Anjar : BABnya cair, berlemak, tanpa lendir dan darah, kadang
muntah. Badannya agak demam, tetapi tidak batuk atau
pilek.
Apoteker : Sudah berapa lama pak putrinya BAB cair?
Pak Anjar : Baru kemarin sih bu, sebelumnya dia itu saya kasih susu
instan. Biasanya pakai ASI bu, tapi akhir-akhir ini ASI dari
ibunya sedikit jadi kami tambah saja dengan minum susu
instan.
Apoteker : Oh begitu ya pak. Jadi begini pak, anak bapak memang
betul terkena diare. Diare pada bayi bapak ini termasuk
diare akut. Selain BAB cair dan agak demam apakah ada
gejala lain yang timbul pak?
Pak Anjar : Anak saya itu rewel sekali bu. Kulit nya juga agak keriput,
matanya cekung juga bu.
Apoteker : Iya jadi begini pak, dilihat dari gejala yang timbul pada
anak bapak, dia terkena diare akut dan dehidrasi ringan.
Diare ini disebabkan karena alergi pada susu formula/instan
yang bapak tambahkan yang memang sebelumnya anak
bapak hanya mengkonsumsi ASI.
Pak Anjar : Jadi anak saya baiknya dikasih obat apa ya bu?
Apoteker : Karena anak bapak masih bayi berumur 8 bulan, saya
tidak menyarankan untuk diberikan obat. Bapak cukup
memberi oralit saja. Caranya dengan melarutkan 1 sendok
makan garam dan 8 sendok makan gula dalam 1 liter air.
Diminum 1 gelas kecil (200cc) setiap setelah BAB.
Pak Anjar : Oh gitu ya bu.
Apoteker : Dari informasi yang telah saya berikan, apakah ada yang
hal ingin bapak tanyakan kembali?
Pak Anjar : Jadi bu, susu formulanya tidak usah diberikan lagi?
Apoteker : Susu formula masih boleh diberikan pak, hanya harus
dibuat lebih encer sampai dua kali lipat. Selain itu hindari
makanan padat dan diganti dengan bubur, roti ataupun
pisang.
Pak Anjar : Iya baiklah bu saya mengerti. Terima kasih bu apoteker
atas informasi yang diberikan.
Apoteker : Sama-sama bapak. Semoga putri bapak lekas sembuh