Bab Iv
Bab Iv
PEMBAHASAN
4.1.1 Lintasan A
4.1.2 Singkapan B
Bagian bawah terdapat sekuen Bouma lengkap (Ta, Tb, Tc, Td, Te)
(Bouma, 1962). Secara keseluruhan penampang merupakan fasies D 2 (Mutti
dan Ricci Luchi, 1972) yang dapat diinterpretasikan batuan pada singakapan B
terbentuk pada lower fan, lobe fringe (Mutti dan Ricci Luchi, 1972).
Gambar 4.2
Penampang Stratigrafi Terukur Lintasan A
Gambar 4.3
Penampang Stratigrafi Terukur Singkapan B
4.1.3 Singkapan C
4.1.4 Singkapan D
4.1.6 Singkapan F
Pada singkapan ini, tersingkap lapisan batupasir yang menyisip diantara
batulempung yang menunjukkan struktur slump serta konglomerat (lihat
gambar 4.7). Tersingkap dengan tebal kurang lebih 250 meter.
Bagian bawah tersingkap konglomerat berarna kemerahan, berfragmen
dengan ukura krikil membulat, terdapat rafted mud clasts berupa batulempung
keabuan, masif. Diinterpretasikan sebagai hasil dari proses liquified dan debris
flow yang merupakan fasies A submarine fan (Mutti dan Ricci Luchi, 1972).
Bagian tengah dan sedikit di atas terdapat batupasir keabuan berbutir pasir
Gambar 4.6 Gambar 4.7
Penampang Stratigrafi Terukur Singkapan E Penampang Stratigrafi Terukur Singkapan F
sedang yang membentuk struktur slump, digolongkan kedalam fasies F
submarine fan (Mutti dan Ricci Luchi, 1972). Bagian atas singkapan ini
terdapat batulempung kebiruan masif, berbutir lempungan, sortasi baik,
digolongkan kedalam fasies G submarine fan (Mutti dan Ricci Luchi, 1972).
Secara keseluruhan singkapan diinterpretasikan terendapkan pada
lingkungan slope (Mutti dan Ricci Luchi, 1972) berdasarkan penggolongan
fasies pada singkapan dengan ciri penguat hadirnya fasies G berupa
batulempung masif.