PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Limbah adalah zat atau bahan buangan yang dihasilkan dari proses
kegiatan manusia (Ign Suharto, 2011 :226). Limbah dapat berupa tumpukan
barang bekas, sisa kotoran hewan, tanaman, atau sayuran. Keseimbangan
lingkungan menjadi terganggu jika jumlah hasil buangan tersebut melebihi
ambang batas toleransi lingkungan. Apabila konsentrasi dan kuantitas melibihi
ambang batas, keberadaan limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan
terutama bagi kesehatan manusia sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap
limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah bergantung pada
jenis dan karakteristik limbah.
1
1. Limbah padat, limbah padat adalah limbah yang berwujud padat. Limbah
padat bersifat kering, tidak dapat berpindah kecuali ada yang
memindahkannya. Limbah padat ini misalnya, sisa makanan, sayuran,
potongan kayu, sobekan kertas, sampah, plastik, dan logam
2. Limbah cair, limbah cair adalah limbah yang berwujud cair. Limbah cair
terlarut dalam air, selalu berpindah, dan tidak pernah diam. Contoh limbah
cair adalah air bekas mencuci pakaian, air bekas pencelupan warna
pakaian, dan sebagainya.
3. Limbah gas, limbah gas adalah limbah zat (zat buangan) yang berwujud
gas. Limbah gas dapat dilihat dalam bentuk asap. Limbah gas selalu
bergerak sehingga penyebarannya sangat luas. Contoh limbah gas adalah
gas pembuangan kendaraan bermotor. Pembuatan bahan bakar minyakjuga
menghasilkan gas buangan yang berbahaya bagi lingkungan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi
permasalahannya adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan limbah cair ?
2. Bagaimana cara untuk memperoleh limbah cair?
3. Bagaimana karakteristik dari limbah cair?
4. Bagaimana prinsip pengolahan limbah cair?
5. Bagaimana dampak pencemaran limbah cair?
C. Tujuan
Tujuan dari observasi ini sejalan dengan rumusan masalah. Adapun tujuannya untuk
mengetahui :
1. Limbah cair.
2. Cara untuk memperoleh limbah cair.
3. Karakteristik dari limbah cair.
4. Prinsip pengolahan limbah cair.
5. Dampak pencemaran limbah cair.
D. Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari observasi ini diantaranya :
1. Dapat menambah pengetahuan mengenai limbah cair seperti sumber dan
karakteristiknya.
2. Dapat memahami prinsip pengolahan limbah cair dan dampak pencemaran
limbah cair.
E. Sistematika
2
Bab I Pendahuluan
Bab II Isi
Kesimpulan
Saran
DaftarPustaka
BAB II
ISI
3
menurut Sugiharto (1987) air limbah (waste water) adalah kotoran dari
masyarakat, rumah tangga dan juga yang berasal dari industri, air tanah, air
permukaan, serta buangan lainnya.
4
1. Garam anorganik, seperti magnesium sulfat dan magnesium khlorida yang
berasal dari kegiatan pertambangan atau pabrik pupuk.
2. Asam anorganik, seperti asam sulfat yang berasal dari industri pengolah
bijih logam dan bahan bakar fosil yang mengandung kotoran berupa ikatan
belerang.
3. Senyawa organik, seperti pelarut dan zat warna yang berasal dari industri
penyamakan kulit dan industri cat.
4. Logam berat, seperti cadmium, air raksa (merkuri dan krom yang berasal
dari industri pertambangan, cat, zat warna, baterai dan penyepuhan logam.
1. Karakteristik Fisika
Merupakan padatan di dalam air yang terdiri dari bahan organik maupun
anorganik yang larut, mengendap, atau tersuspensi dalam air.
5
Merupakan jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang ada di dalam air
limbah setelah mengalami penyaringan dengan membran berukuran 0,45
mikron (Sugiharto, 1987). Total Suspended Solid atau Padatan tersuspensi adalah
padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat langsung
mengendap, terdiri dari partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil
dari sedimen.
c. Warna
Pada d asarnya air bersih tidak berwarna, tetapi seiring dengan waktu dan
meningkatnya kondisi anaerob, warna limbah berubah dari yang abuabu menjadi
kehitaman.Warna dalam air disebabkan adanya ion-ion logam besi dan mangan
(secara alami), humus, plankton, tanaman air dan buangan industri.Warna air
dibedakan atas dua macam, yaitu :
d. Kekeruhan
e. Temperatur
6
f. Bau
Minyak dan lemak yang mencemari air sering dimasukan ke dalam kelompok
padatan, yaitu padatan yang mengapung di atas permukaan air. Minyak dan lemak
merupakan bahan organis bersifat tetap dan sukar diuraikan oleh bakteri. Karena
berat jenisnya lebih kecil dari pada air maka minyak tersebut membentuk lapisan
tipis di permukaan air dan menutup permukaan yang mengakibatkan terbatasnya
oksigen masuk ke dalam air.
2. Karateristik Kimia
a. Biological Oxygen Demand (BOD)
BOD dapat diterima bilamana jumlah oksigen yang akan dihabiskan dalam
waktu lima hari oleh organisme pengurai aerobik dalam suatu volume limbah
pada suhu 200C. Hasilnya dinyatakan dengan ppm.
7
b. Chemical Oxygen Demand (COD)
COD Merupakan jumlah kebutuhan oksigen dalam air untuk proses reaksi
secara kimia guna menguraikan unsur pencemar yang ada. COD dinyatakan dalam
ppm (part per milion) atau ml O2/ liter.(Alaerts dan Santika, 1984). Pengukuran
kekuatan limbah dengan COD adalah bentuk lain pengukuran kebutuhan oksigen
dalam air limbah. Pengukuran ini menekankan kebutuhan oksigen akan kimia
dimana senyawa-senyawa yang diukur adalah bahan-bahan yang tidak dapat
dipecah secara biokimia.
Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat anorganik.
Dalam laboratorium, pengukuran COD dilakukan sesaat dengan membuat
pengoksidasi K2Cr2O7 yang digunakan sebagi sumber oksigen.
e. Logam Berat
8
bersifat toksik sehingga diperlukan pengukuran dan pengolahan limbah yang
mengandung logam berat.
Tembaga (Cu)
Pada manusia, efek keracunan utama yang ditimbulkan akibat terpapar oleh
debu atau uap logam Cu adalah terjadinya gangguan pada jalur penafasan sebelah
atas.
Cadmium (Cd)
9
elektroplating. Namun sebagian besar dari substansi logam cadmium ini juga
digunakan pada baterai.
3. Karakteristik Biologi
Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air yang
dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih. Parameter yang biasa digunakan
adalah banyaknya mikroorganisme yang terkandung dalam air limbah.
10
berikutnya. Flotasi juga dapat digunakan sebagai cara penyisihan bahan-bahan
tersuspensi (clarification) atau pemekatan lumpur endapan (sludge thickening)
dengan memberikan aliran udara ke atas (air flotation).
Proses filtrasi di dalam pengolahan air buangan, biasanya dilakukan untuk
mendahului proses adsorbsi atau proses reverse osmosis-nya, akan dilaksanakan
untuk menyisihkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi dari dalam air agar
tidak mengganggu proses adsorbsi atau menyumbat membran yang dipergunakan
dalam proses osmosa.
Proses adsorbsi, biasanya dengan karbon aktif, dilakukan untuk
menyisihkan senyawa aromatik (misalnya: fenol) dan senyawa organik terlarut
lainnya, terutama jika diinginkan untuk menggunakan kembali air buangan
tersebut.Teknologi membran (reverse osmosis) biasanya diaplikasikan untuk unit-
unit pengolahan kecil, terutama jika pengolahan ditujukan untuk menggunakan
kembali air yang diolah. Biaya instalasi dan operasinya sangat mahal.
11
misalnya) sehingga terbentuk endapan hidroksida logam-logam
tersebut atau endapan hidroksiapatit. Endapan logam tersebut
akan lebih stabil jika pH air > 10,5 dan untuk hidroksiapatit pada
pH > 9,5. Khusus untuk krom heksavalen, sebelum diendapkan
sebagai krom hidroksida [Cr(OH)3], terlebih dahulu direduksi
menjadi krom trivalent dengan membubuhkan reduktor (FeSO4,
SO2, atau Na2S2O5).
12
berlangsung dalam reaktor jenis ini. Proses lumpur aktif terus
berkembang dengan berbagai modifikasinya, antara lain:
oxidation ditch dan kontak-stabilisasi. Dibandingkan dengan
proses lumpur aktif konvensional, oxidation ditch mempunyai
beberapa kelebihan, yaitu efisiensi penurunan BOD dapat
mencapai 85%-90% (dibandingkan 80%-85%) dan lumpur yang
dihasilkan lebih sedikit. Selain efisiensi yang lebih tinggi (90%-
95%), kontak stabilisasi mempunyai kelebihan yang lain, yaitu
waktu detensi hidrolis total lebih pendek (4-6 jam). Proses
kontak-stabilisasi dapat pula menyisihkan BOD tersuspensi
melalui proses absorbsi di dalam tangki kontak sehingga tidak
diperlukan penyisihan BOD tersuspensi dengan pengolahan
pendahuluan.
a. trickling filter
b. cakram biologi
c. filter terendam
d. reaktor fludisasi
13
Ditinjau dari segi lingkungan dimana berlangsung proses
penguraian secara biologi, proses ini dapat dibedakan menjadi
dua jenis:
Limbah cair bisa berupa limbah yang yang terbentuk dari bahan organik
dan anorganik. Apabila meresap kedalam permukaan tanah, limbah cair dapat
merusak tanah terutama kesuburan tanah dan juga sumber air yang ada di
dalamnya. Bila kita hidup pada tanah yang telah tercemar dan mengkonsumsi
segala sesuatu darinya bisa membahayakan kesehatan tubuh dan berbagai
penyakit seperti diare, dan disentri dapat timbul di tengah tengah kita.
Limbah cair pada perairan atau sungai juga dapat merusak air sungai,
mengotori air sungai, mengganggu bahkan merusak ekosistem air yang dapat
berdampak kematian pada makhluk hidup yang ada, dan yang pasti dapat
menyebabkan banjir juga jiga limbah tersebut merupakan sampah yang dibuang
oleh masyarakat, dan bbisa menyebabkan penyakit jugabagi orang-orang yang
tinggal di sekitar perairan atau sungai.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
o Limbah cair yaitu Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk
cairan atau berada dalam fase cair (air seni atau urine, air pencucian alat-
alat) yang merupakan sisa buangan hasil suatu proses yang sudah tidak
dipergunakan lagi, baik berupa sisa industri, rumah tangga, peternakan,
pertanian, dan sebagainya
o Dampak yang disebabkan adanya limbah cair
Ada tiga cara mengolah limbah cair yaitu dengan cara biologi, kimia dan
fisika
o Hal hal harus di lakukan agar limbah cair tidak mencemari lingkungan
1. Kesadaran diri sendiri
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat dengan penyuluhan
3. Pembuatan saluran drainase sesuai dengan sumber limbah
4. Membuat instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
5. Memperbaiki peraturan dan perundang undangan di indonesia
15
B. Saran
Limbah cair merupakan limbah yang berbahaya bagi semua makhluk hidup
jika tidak di buang atau pun di olah psesuai dengan prosedur ynag benar, maka
kita sebagi warga negara yang baik harusnya mampu menjaga kelestarian
lingkungan dengan tidak membuang limbah secara sembarangan dan
pemerintahpun juga harus bersiikap tegas terhadap orang yang melanggar.
DAFTAR PUSTAKA
Udin Jabu, Dkk,. Pedoman Bidang Studi Pembuangan Tinja Dan Air Limbah
Pada Institusi Pendidikan Sanitasi/Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Pusdiknakes.
16
17