Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini, semakin bertambahnya kebutuhan manusia banyak juga


diciptakan pemuas atau pemenuhan kebutuhan manusia. Untuk itu munculah
pabrik-pabrik industry sebagai pengolah bahan mentah untuk kemudian diolah
dengan sedemikian rupa menjadi barang setengah jadi maupun barang siap pakai,
untuk selanjutnya akan dikonsumsi masyarakat. Dalam jumlah produksi yang
sagat besar tiap harinya akan menghasilkan sisa-sisa hasil dari proses pengolahan
yang tidak terpakai.

Kemudian, masyarakat yang sebagai pelaku konsumsi pun akan


mengeluarkan limbah-limbah sebagai hasil penggunaan hasil barang produksi
tersebut. Limbah ini dinamakan limbah rumah tangga. Meskipun sedikit lebih
aman, bukan berarti dapat seenaknya saja membiarkan limbah ini dibuang
begitu saja. Karena limbah sekecil apapun bila dalam jumlah yang besar dapat
memberikan konstribusi besar dalam hal pengrusakan terhadap lingkungan. Untuk
itulah diperlukan penanganan yang tepat dalam pengolahan limbah-limbah
industry maupun limbah rumah tangga.

Limbah adalah zat atau bahan buangan yang dihasilkan dari proses
kegiatan manusia (Ign Suharto, 2011 :226). Limbah dapat berupa tumpukan
barang bekas, sisa kotoran hewan, tanaman, atau sayuran. Keseimbangan
lingkungan menjadi terganggu jika jumlah hasil buangan tersebut melebihi
ambang batas toleransi lingkungan. Apabila konsentrasi dan kuantitas melibihi
ambang batas, keberadaan limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan
terutama bagi kesehatan manusia sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap
limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah bergantung pada
jenis dan karakteristik limbah.

Berdasarkan Wujudnya menurut Ign Suharto, 2011, limbah dibedakan menjadi


tiga, yaitu:

1
1. Limbah padat, limbah padat adalah limbah yang berwujud padat. Limbah
padat bersifat kering, tidak dapat berpindah kecuali ada yang
memindahkannya. Limbah padat ini misalnya, sisa makanan, sayuran,
potongan kayu, sobekan kertas, sampah, plastik, dan logam
2. Limbah cair, limbah cair adalah limbah yang berwujud cair. Limbah cair
terlarut dalam air, selalu berpindah, dan tidak pernah diam. Contoh limbah
cair adalah air bekas mencuci pakaian, air bekas pencelupan warna
pakaian, dan sebagainya.
3. Limbah gas, limbah gas adalah limbah zat (zat buangan) yang berwujud
gas. Limbah gas dapat dilihat dalam bentuk asap. Limbah gas selalu
bergerak sehingga penyebarannya sangat luas. Contoh limbah gas adalah
gas pembuangan kendaraan bermotor. Pembuatan bahan bakar minyakjuga
menghasilkan gas buangan yang berbahaya bagi lingkungan

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi
permasalahannya adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan limbah cair ?
2. Bagaimana cara untuk memperoleh limbah cair?
3. Bagaimana karakteristik dari limbah cair?
4. Bagaimana prinsip pengolahan limbah cair?
5. Bagaimana dampak pencemaran limbah cair?

C. Tujuan
Tujuan dari observasi ini sejalan dengan rumusan masalah. Adapun tujuannya untuk
mengetahui :
1. Limbah cair.
2. Cara untuk memperoleh limbah cair.
3. Karakteristik dari limbah cair.
4. Prinsip pengolahan limbah cair.
5. Dampak pencemaran limbah cair.

D. Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari observasi ini diantaranya :
1. Dapat menambah pengetahuan mengenai limbah cair seperti sumber dan
karakteristiknya.
2. Dapat memahami prinsip pengolahan limbah cair dan dampak pencemaran
limbah cair.

E. Sistematika

2
Bab I Pendahuluan

Latar Belakang Masalah


Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
Manfaat Penulisan
Sistematika Penulisan

Bab II Isi

Pengertian Limbah Cair


Sumber Limbah Cair
Karakteristik Limbah Cair
Prinsip Pengolahan Limbah Cair
Dampak Pencemaran limbah cair

Bab III Penutup

Kesimpulan
Saran

DaftarPustaka

BAB II

ISI

A. Pengertian Limbah Cair

Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 10 tahun


2004 tentang baku mutu air limbah, yang dimaksud dengan limbah cair adalah
sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair yang dibuang ke
lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan. Sedangkan

3
menurut Sugiharto (1987) air limbah (waste water) adalah kotoran dari
masyarakat, rumah tangga dan juga yang berasal dari industri, air tanah, air
permukaan, serta buangan lainnya.

Begitupun dengan Metcalf & Eddy (2003), mendefinisikan limbah


berdasarkan titik sumbernya sebagai kombinasi cairan hasil buangan rumah
tangga (permukiman),instansi perusahaaan, pertokoan, dan industri dengan air
tanah, air permukaan, dan air hujan

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan limnah cair adalah


semua limbah yang berbentuk cairan atau berada dalam fase cair yang sudah tidak
dipergunakan lagi baik berupa sisa industri, rumah tangga, peternakan, pertanian,
dan sebagainya dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan.

B. Sumber Limbah cair


Berikut beberapa sumber limbah cair :
1. Kegiatan rumah tangga
2. Kegiatan industri
3. Kegiatan rumah sakit dan aktivitas yang bergerak di bidang kesehatan
4. Kegiatan pertanian, peternakan
5. Kegiatan pertambangan
6. Kegiatan transportasi

Berdasarkan sumber-sumbernya limbah cair dapat berasal dari limbah


infiltrasi, limbah industri, limbah domestik (rumah tangga).
Limbah infiltrasi adalah limbah yang meresap kedalam tanah dan mengandung
bahan-bahan pencemar. Pada areal perkebunan limbah hujan mencuci daun-
daunan yang terkena pestisida masuk kedalam tanah yang disebut juga sebagai
limbah infiltrasi. Limbah industri juga sering terinfiltrasi kedalam tanah bila air
limbah tersebut menggunakan kolam yang terbuat dari tanah.
Air limbah industri dapat mengandung berbagai jenis bahan organik maupun
anorganik, yaitu :

4
1. Garam anorganik, seperti magnesium sulfat dan magnesium khlorida yang
berasal dari kegiatan pertambangan atau pabrik pupuk.

2. Asam anorganik, seperti asam sulfat yang berasal dari industri pengolah
bijih logam dan bahan bakar fosil yang mengandung kotoran berupa ikatan
belerang.

3. Senyawa organik, seperti pelarut dan zat warna yang berasal dari industri
penyamakan kulit dan industri cat.

4. Logam berat, seperti cadmium, air raksa (merkuri dan krom yang berasal
dari industri pertambangan, cat, zat warna, baterai dan penyepuhan logam.

Zat-zat tersebut jika masuk ke perairan akan menimbulkan pencemaran yang


dapat membahayakan makhluk hidup, termasuk manusia.

C. Karakteristik Limbah Cair


Meliputi sifat sifat fisika, kimia dan biologi. Sifat-sifat tersebut dapat
dipahami dengan mempelajari konsentrasinya dan sejauh mana tingkat
pencemaran yang dapat ditimbulkan limbah terhadap lingkungan. Pemahaman
tentang karakteristik dapat diketahui melalui pengambilan sampel, misalnya :
limbah cair mempunyai tingkat keasaman, pH= 6 dan mengandung kadar besi 5
mg/l. Konsentrasi yang dikandung limbah akan menentukan beban limbah
terhadap lingkungan.

1. Karakteristik Fisika

Karakteristik fisika ini terdiri dari beberapa parameter, diantaranya :

a. Total Solid (TS)

Merupakan padatan di dalam air yang terdiri dari bahan organik maupun
anorganik yang larut, mengendap, atau tersuspensi dalam air.

b. Total Suspended Solid (TSS)

5
Merupakan jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang ada di dalam air
limbah setelah mengalami penyaringan dengan membran berukuran 0,45
mikron (Sugiharto, 1987). Total Suspended Solid atau Padatan tersuspensi adalah
padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat langsung
mengendap, terdiri dari partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil
dari sedimen.

c. Warna

Pada d asarnya air bersih tidak berwarna, tetapi seiring dengan waktu dan
meningkatnya kondisi anaerob, warna limbah berubah dari yang abuabu menjadi
kehitaman.Warna dalam air disebabkan adanya ion-ion logam besi dan mangan
(secara alami), humus, plankton, tanaman air dan buangan industri.Warna air
dibedakan atas dua macam, yaitu :

Warna sejati (true collor) yang diakibatkan oleh bahan-bahan terlarut.


Warna semu (apparent collor) yang selain disebabkan oleh bahan-
bahan terlarut, juga karena bahan-bahan tersuspensi, termasuk
diantaranya yang bersifat koloid.

d. Kekeruhan

Kekeruhan disebabkan oleh zat padat tersuspensi, baik yang bersifat


organik maupun anorganik yang mengapung dan terurai dalam air. Kekeruhan
menunjukan sifat optis air, yang mengakibatkan pembiasan cahaya kedalam air.
Kekeruhan membatasi masuknya cahaya dalam air

e. Temperatur

Merupakan parameter yang sangat penting dikarenakan efeknya terhadap


reaksi kimia, laju reaksi, kehidupan organisme air dan penggunaan air untuk
berbagai aktivitas sehari hari. Naiknya suhu atau temperatur air akan
menimbulkan akibat berikut :

Menurunnya jumlah oksigen terlarut dalam air.


Meningkatkan kecepatan reaksi kimia.
Mengganggu kehidupan organisme air.

6
f. Bau

Disebabkan oleh udara yang dihasilkan pada proses dekomposisi materi


atau penambahan substansi pada limbah. Sifat bau limbah disebabkan karena zat-
zat organik yang telah berurai dalam limbah dan mengeluarkan gas-gas seperti
sulfide atau amoniak yang menimbulkan penciuman tidak enak. Hal ini
disebabkan adanya pencampuran dari nitrogen, sulfur dan fosfor yang berasal dari
pembusukan protein yang dikandung limbah. Pengendalian bau sangat penting
karena terkait dengan masalah estetika.

g. Minyak dan Lemak

Minyak dan lemak yang mencemari air sering dimasukan ke dalam kelompok
padatan, yaitu padatan yang mengapung di atas permukaan air. Minyak dan lemak
merupakan bahan organis bersifat tetap dan sukar diuraikan oleh bakteri. Karena
berat jenisnya lebih kecil dari pada air maka minyak tersebut membentuk lapisan
tipis di permukaan air dan menutup permukaan yang mengakibatkan terbatasnya
oksigen masuk ke dalam air.

2. Karateristik Kimia
a. Biological Oxygen Demand (BOD)

Menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup


untuk menguraikan atau mengoksidasi bahanbahan buangan di dalam air. Jadi
nilai BOD tidak menunjukan jumlah bahan organik yang sebenarnya, tetapi hanya
mengukur secara relativ jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi
bahan-bahan buangan tersebut. Jika konsumsi oksigen tinggi, yang ditunjukan
dengan semakin kecilnya sisa oksigen terlarut didalam air, maka berarti
kandungan bahan buangan yang membutuhkan oksigen adalah tinggi.

BOD dapat diterima bilamana jumlah oksigen yang akan dihabiskan dalam
waktu lima hari oleh organisme pengurai aerobik dalam suatu volume limbah
pada suhu 200C. Hasilnya dinyatakan dengan ppm.

7
b. Chemical Oxygen Demand (COD)

COD Merupakan jumlah kebutuhan oksigen dalam air untuk proses reaksi
secara kimia guna menguraikan unsur pencemar yang ada. COD dinyatakan dalam
ppm (part per milion) atau ml O2/ liter.(Alaerts dan Santika, 1984). Pengukuran
kekuatan limbah dengan COD adalah bentuk lain pengukuran kebutuhan oksigen
dalam air limbah. Pengukuran ini menekankan kebutuhan oksigen akan kimia
dimana senyawa-senyawa yang diukur adalah bahan-bahan yang tidak dapat
dipecah secara biokimia.

Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat anorganik.
Dalam laboratorium, pengukuran COD dilakukan sesaat dengan membuat
pengoksidasi K2Cr2O7 yang digunakan sebagi sumber oksigen.

c. Dissolved Oxygen (DO)

DO adalah kadar oksigen terlarut yang dibutuhkan untuk respirasi aerob


mikroorganisme. DO di dalam air sangat tergantung pada temperatur dan salinitas.
Keadaan DO berlawanan dengan keadaan BOD. Semakin tinggi BOD semakin
rendah DO. Keadaan DO dalam air dapat menunjukan tanda-tanda kehidupan
organisme dalam perairan. Angka DO yang tinggi menunjukan keadaan air yang
semakin baik.

d. Derajat keasaman (pH)

Keasaman air diukur dengan pH meter.Keasaman ditetapkan berdasarkan


tinggi- rendahnya konsentrasi ion hidrogen dalam air. pH dapat mempengaruhi
kehidupan biologi dalam air. Bila terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat
mematikan kehidupan mikroorganisme. Ph normal untuk kehidupan air 6 8.

e. Logam Berat

Air sering tercemar oleh berbagai komponan anorganik, diantaranya berbagai


jenis logam berat yang berbahaya. Logam berat bila konsentrasinya berlebih dapat

8
bersifat toksik sehingga diperlukan pengukuran dan pengolahan limbah yang
mengandung logam berat.

Logam berat yang berbahaya dan sering mencemari lingkungan, yang


terutama adalah Merkuri (Hg), Timbal (Pb), Arsenik (As), Kadmium (Cd),
Tembaga (Cu), Kromium (Cr), dan Nikel (Ni). Logam- logam tersebut diketahui
dapat mengumpul di dalam tubuh suatu organisme dan tetap tinggal dalam tubuh
dalam jangka waktu yang lama sebagai racun yang terakumulasi.

Tembaga (Cu)

Tembaga dengan nama kimia cupprum dilambangkan dengan Cu. Unsur


logam ini berbentuk kristal dengan warna kemerahan.Unsur tembaga di alam,
dapat ditemukan dalam bentuk logam bebas, akan tetapi lebih banyak ditemukan
dalam bentuk persenyawaan atau senyawa padat dalam bentuk mineral, seperti
dari peristiwa pengikisan (erosi) dari batuan mineral.

Sesuai dengan sifat kelogamannya, Cu dapat membentuk alloy dengan


bermacam-macam logam. Dalam bidang industri, senyawa Cu banyak digunakan,
seperti pada industri cat sebagai antifoling, industri insektisida dan fungisida, dan
lain-lain.

Pada manusia, efek keracunan utama yang ditimbulkan akibat terpapar oleh
debu atau uap logam Cu adalah terjadinya gangguan pada jalur penafasan sebelah
atas.

Cadmium (Cd)

Logam Cd mempunyai penyebaran yang sangat luas di alam, namun hanya


satu jenis mineral Cd di alam, yaitu greennockite (CdS) yang selalu ditemukan
bersamaan dengan mineral spalerite (ZnS). Logam ini bersifat lunak, ductile,
berwarna putih seperti putih perak.

Prinsip utama dalam penggunaan cadmium adalah sebagai bahan


stabilisasi sebagai bahan pewarna dalam industri plastik dan pada

9
elektroplating. Namun sebagian besar dari substansi logam cadmium ini juga
digunakan pada baterai.

Keracunan yang diakibatkan oleh Cd dapat bersifat akut dan kronis.Keracunan


akut oleh logam Cd menimbulkan penyakit paru-paru. Sedangkan keracunan
kronik yang diakibatkan logam Cd adalah kerusakan pada banyak sistem
fisiologis tubuh.

3. Karakteristik Biologi

Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air yang
dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih. Parameter yang biasa digunakan
adalah banyaknya mikroorganisme yang terkandung dalam air limbah.

D. Prinsip Pengolahan Limbah Cair

Berbagai teknik pengolahan air buangan untuk


menyisihkan bahan polutannya telah dicoba dan dikembangkan
selama ini. Teknik-teknik pengolahan air buangan yang telah
dikembangkan tersebut secara umum terbagi menjadi 3 metode
pengolahan:

1. Pengolahan Secara Fisika


Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air
buangan, diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang
mudah mengendap atau bahan-bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu.
Penyaringan (screening) merupakan cara yang efisien dan murah untuk
menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang
mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan.
Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan ini adalah kecepatan
mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis di dalam bak pengendap.
Proses flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan bahan-bahan yang
mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses pengolahan

10
berikutnya. Flotasi juga dapat digunakan sebagai cara penyisihan bahan-bahan
tersuspensi (clarification) atau pemekatan lumpur endapan (sludge thickening)
dengan memberikan aliran udara ke atas (air flotation).
Proses filtrasi di dalam pengolahan air buangan, biasanya dilakukan untuk
mendahului proses adsorbsi atau proses reverse osmosis-nya, akan dilaksanakan
untuk menyisihkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi dari dalam air agar
tidak mengganggu proses adsorbsi atau menyumbat membran yang dipergunakan
dalam proses osmosa.
Proses adsorbsi, biasanya dengan karbon aktif, dilakukan untuk
menyisihkan senyawa aromatik (misalnya: fenol) dan senyawa organik terlarut
lainnya, terutama jika diinginkan untuk menggunakan kembali air buangan
tersebut.Teknologi membran (reverse osmosis) biasanya diaplikasikan untuk unit-
unit pengolahan kecil, terutama jika pengolahan ditujukan untuk menggunakan
kembali air yang diolah. Biaya instalasi dan operasinya sangat mahal.

2. Pengolahan Secara Kimia

Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan


untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah
mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa fosfor, dan zat
organik beracun; dengan membubuhkan bahan kimia tertentu
yang diperlukan. Penyisihan bahan-bahan tersebut pada
prinsipnya berlangsung melalui perubahan sifat bahan-bahan
tersebut, yaitu dari tak dapat diendapkan menjadi mudah
diendapkan (flokulasi-koagulasi), baik dengan atau tanpa reaksi
oksidasi-reduksi, dan juga berlangsung sebagai hasil reaksi
oksidasi.

Pengendapan bahan tersuspensi yang tak mudah larut


dilakukan dengan membubuhkan elektrolit yang mempunyai
muatan yang berlawanan dengan muatan koloidnya agar terjadi
netralisasi muatan koloid tersebut, sehingga akhirnya dapat
diendapkan. Penyisihan logam berat dan senyawa fosfor
dilakukan dengan membubuhkan larutan alkali (air kapur

11
misalnya) sehingga terbentuk endapan hidroksida logam-logam
tersebut atau endapan hidroksiapatit. Endapan logam tersebut
akan lebih stabil jika pH air > 10,5 dan untuk hidroksiapatit pada
pH > 9,5. Khusus untuk krom heksavalen, sebelum diendapkan
sebagai krom hidroksida [Cr(OH)3], terlebih dahulu direduksi
menjadi krom trivalent dengan membubuhkan reduktor (FeSO4,
SO2, atau Na2S2O5).

Penyisihan bahan-bahan organik beracun seperti fenol dan


sianida pada konsentrasi rendah dapat dilakukan dengan
mengoksidasinya dengan klor (Cl2), kalsium permanganat,
aerasi, ozon hidrogen peroksida.Pada dasarnya kita dapat
memperoleh efisiensi tinggi dengan pengolahan secara kimia,
akan tetapi biaya pengolahan menjadi mahal karena
memerlukan bahan kimia.

3. Pengolahan Secara Biologi

Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah


secara biologi. Sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara
biologi dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan
efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang berbagai
metode pengolahan biologi dengan segala modifikasinya.Pada
dasarnya, reaktor pengolahan secara biologi dapat dibedakan
atas dua jenis, yaitu:

a. Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth


reaktor);
b. Reaktor pertumbuhan lekat (attached growth reaktor).

Di dalam reaktor pertumbuhan tersuspensi,


mikroorganisme tumbuh dan berkembang dalam keadaan
tersuspensi. Proses lumpur aktif yang banyak dikenal

12
berlangsung dalam reaktor jenis ini. Proses lumpur aktif terus
berkembang dengan berbagai modifikasinya, antara lain:
oxidation ditch dan kontak-stabilisasi. Dibandingkan dengan
proses lumpur aktif konvensional, oxidation ditch mempunyai
beberapa kelebihan, yaitu efisiensi penurunan BOD dapat
mencapai 85%-90% (dibandingkan 80%-85%) dan lumpur yang
dihasilkan lebih sedikit. Selain efisiensi yang lebih tinggi (90%-
95%), kontak stabilisasi mempunyai kelebihan yang lain, yaitu
waktu detensi hidrolis total lebih pendek (4-6 jam). Proses
kontak-stabilisasi dapat pula menyisihkan BOD tersuspensi
melalui proses absorbsi di dalam tangki kontak sehingga tidak
diperlukan penyisihan BOD tersuspensi dengan pengolahan
pendahuluan.

Kolam oksidasi dan lagoon, baik yang diaerasi maupun


yang tidak, juga termasuk dalam jenis reaktor pertumbuhan
tersuspensi. Untuk iklim tropis seperti Indonesia, waktu detensi
hidrolis selama 12-18 hari di dalam kolam oksidasi maupun
dalam lagoon yang tidak diaerasi, cukup untuk mencapai kualitas
efluen yang dapat memenuhi standar yang ditetapkan. Di dalam
lagoon yang diaerasi cukup dengan waktu detensi 3-5 hari
saja.Di dalam reaktor pertumbuhan lekat, mikroorganisme
tumbuh di atas media pendukung dengan membentuk lapisan
film untuk melekatkan dirinya. Berbagai modifikasi telah banyak
dikembangkan selama ini, antara lain:

a. trickling filter
b. cakram biologi
c. filter terendam
d. reaktor fludisasi

Seluruh modifikasi ini dapat menghasilkan efisiensi penurunan


BOD sekitar 80%-90%.

13
Ditinjau dari segi lingkungan dimana berlangsung proses
penguraian secara biologi, proses ini dapat dibedakan menjadi
dua jenis:

a. Proses aerob, yang berlangsung dengan hadirnya


oksigen;
b. Proses anaerob, yang berlangsung tanpa adanya
oksigen.

Apabila BOD air buangan tidak melebihi 400 mg/l, proses


aerob masih dapat dianggap lebih ekonomis dari anaerob. Pada
BOD lebih tinggi dari 4000 mg/l, proses anaerob menjadi lebih
ekonomis.

E. Dampak Pencemaran Limbah Cair

Limbah cair bisa berupa limbah yang yang terbentuk dari bahan organik
dan anorganik. Apabila meresap kedalam permukaan tanah, limbah cair dapat
merusak tanah terutama kesuburan tanah dan juga sumber air yang ada di
dalamnya. Bila kita hidup pada tanah yang telah tercemar dan mengkonsumsi
segala sesuatu darinya bisa membahayakan kesehatan tubuh dan berbagai
penyakit seperti diare, dan disentri dapat timbul di tengah tengah kita.

Limbah cair pada perairan atau sungai juga dapat merusak air sungai,
mengotori air sungai, mengganggu bahkan merusak ekosistem air yang dapat
berdampak kematian pada makhluk hidup yang ada, dan yang pasti dapat
menyebabkan banjir juga jiga limbah tersebut merupakan sampah yang dibuang
oleh masyarakat, dan bbisa menyebabkan penyakit jugabagi orang-orang yang
tinggal di sekitar perairan atau sungai.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
o Limbah cair yaitu Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk
cairan atau berada dalam fase cair (air seni atau urine, air pencucian alat-
alat) yang merupakan sisa buangan hasil suatu proses yang sudah tidak
dipergunakan lagi, baik berupa sisa industri, rumah tangga, peternakan,
pertanian, dan sebagainya
o Dampak yang disebabkan adanya limbah cair

dampaknya akan berakibat pada kesehatan, kehidupan biotik, keindahan


dan kerusakan benda

o Cara pengolahan limbah cair.

Ada tiga cara mengolah limbah cair yaitu dengan cara biologi, kimia dan
fisika

o Hal hal harus di lakukan agar limbah cair tidak mencemari lingkungan
1. Kesadaran diri sendiri
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat dengan penyuluhan
3. Pembuatan saluran drainase sesuai dengan sumber limbah
4. Membuat instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
5. Memperbaiki peraturan dan perundang undangan di indonesia

15
B. Saran
Limbah cair merupakan limbah yang berbahaya bagi semua makhluk hidup
jika tidak di buang atau pun di olah psesuai dengan prosedur ynag benar, maka
kita sebagi warga negara yang baik harusnya mampu menjaga kelestarian
lingkungan dengan tidak membuang limbah secara sembarangan dan
pemerintahpun juga harus bersiikap tegas terhadap orang yang melanggar.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul.1995. Pengantar Imu Kesehatan Lingkungan.Jakarta : Mutiara


Sumber Widya.

Dinas Kebersihan Kotamadyia Padang.1990.Instalasi Pengolahan Lumpur


Tinja.Padang.

Djatmiko, Margono, Wahyono.2000.Pendayagunaan Industri


Managemen.Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.

Haudri Satriago.1996. Istilah Lingkungan Untuk Manajemen.Jakarta : PT.


Gramedia.

Notoatmodjo, Soekidjo.1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka cipta.

Udin Jabu, Dkk,. Pedoman Bidang Studi Pembuangan Tinja Dan Air Limbah
Pada Institusi Pendidikan Sanitasi/Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Pusdiknakes.

16
17

Anda mungkin juga menyukai