Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap orang memiliki tingkat keterampilan berbahasa yang berbeda-beda. Ada orang
yang memiliki keterampilan berbahasa tinggi, sedang, dan rendah. Orang yang keterampilan
berbahasanya tinggi akan mudah mencapai tujuan komunikasi yang ia lakukan. Begitu juga
sebaliknya, orang yang keterampilan berbahasanya sedang atau rendah, kualitas pencapaian
tujuan komunikasi yang ia lakukan lebih rendah daripada orang berketerampilan berbahasa
tinggi. Kondisi tersebut tidak terlepas dari pembawaan manusia sejak lahir. Namun, tidak
berarti keterampilan berbahasa seseorang tidak bisa berkembang. Keterampilan berbahasa
seseorang dapat berkembang dengan cara berlatih.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apakah keterampilan berbahasa itu.
2. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk keterampilan reseptif dan produktif.
3. Untuk mengetahui hubungan antar aspek keterampilan berbahasa.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keterampilan Bahasa


Ketrampilan berbahasa merupakan sesuatu yang penting untuk di kuasai setiap orang.
Dalam suatu masyarakat, setiap orang saling berhubungan dengan orang lain dengan cara

1
berkomunikasi. Tidak dapat di pungkiri bahwa ketrampilan berbahasa ialah salah satu unsur
penting yang menentukan kesuksesan mereka dalam berkomunikasi.
Menurut Hoetomo MA terampil adalah cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu
dan cekatan. Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. atau kecakapan
yang disyaratkan. Dalam pengertian luas, jelas bahwa setiap cara yang digunakan untuk
mengembangkan manusia, bermutu dan memiliki pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan sebagaimana diisyaratkan

2.2 Aspek Keterampilan Bahasa


Keterampilan bahasa (language skills) mencakup empat keterampilan berikut.
1. Keterampilan menyimak (listening skills)

2. Keterampilan berbicara (speaking skills)

3. Keterampilan membaca (reading skills)

4. Keterampilan menulis (writing skills)

Tabel 1: Empat Aspek Keterampilan Bahasa

Ciri-ciri Lisan Tulisan

Reseptif Mendengarkan Membaca

Produktif Berbicara Menulis

1. Keterampilan menyimak (listening skills)


Menyimak merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam lisan yang
bersifat reseptif. Dengan demikian, menyimak tidak sekadar kegiatan mendengarkan tetapi
juga memahaminya. Ada dua jenis situasi dalam menyimak, yaitu situasi menyimak secara
interaktif dan situasi menyimak secara noninteraktif. Menyimak secara interaktif terjadi

2
dalam percakapan tatap muka dan percakapan di telepon atau yang sejenisnya. Dalam
menyimak jenis ini, kita bergantian melakukan aktivitas menyimak dan berbicara. Oleh
karena itu, kita memiliki kesempatan untuk bertanya guna memperoleh penjelasan, meminta
lawan bicara mengulang apa yang diucapkan olehnya atau mungkin memintanya berbicara
agak lebih lambat. Kemudian, contoh situasi-situasi mendengarkan noninteraktif, yaitu
mendengarkan radio, TV, film, khotbah, atau menyimak dalam acara-acara seremonial.
Dalam situasi menyimak noninteraktif tersebut, kita tidak dapat meminta penjelasan dari
pembicara, tidak bisa pembicara mengulangi apa yang diucapkan, dan tidak bisa meminta
pembicaraan diperlambat.

Berikut ini adalah keterampilan-keterampilan mikro yang terlibat ketika kita berupaya
untuk memahami apa yang kita dengar, yaitu pendengar harus mampu menguasai beberapa
hal berikut:

a. menyimpan/mengingat unsur bahasa yang didengar menggunakan daya ingat jangka


pendek (short-term memory);

b. berupaya membedakan bunyi-bunyi yang membedakan arti dalam bahasa target;

c. menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara, intonasi, dan adanya
reduksi bentuk-bentuk kata;

d. membedakan dan memahami arti kata-kata yang didengar;

e. mengenal bentuk-bentuk kata khusus (typical word-order patterns);

f. mendeteksi kata-kata kunci yang mengidentifikasi topik dan gagasan;

g. menebak makna dari konteks;

h. mengenal kelas-kelas kata (grammatical word classes);

i. menyadari bentuk-bentuk dasar sintaksis;

j. mengenal perangkat-perangkat kohesif (recognize cohesive devices);

k. mendeteksi unsur-unsur kalimat seperti subjek, predikat, objek, preposisi, dan unsur-
unsur lainnya.

3
2. Keterampilan berbicara (speaking skills)

Berbicara merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam lisan yang
bersifat produktif. Sehubungan dengan keterampilan berbicara ada tiga jenis situasi berbicara,
yaitu interaktif, semiinteraktif, dan noninteraktif. Situasi-situasi berbicara interaktif, misalnya
percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya
pergantian antara berbicara dan menyimak, dan juga memungkinkan kita meminta klarifikasi,
pengulangan atau kita dapat meminta lawan bicara memperlambat tempo bicara dari lawan
bicara. Kemudian, ada pula situasi berbicara yang semiinteraktif, misalnya alam berpidato di
hadapan umum secara langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan
interupsi terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari
ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka. Beberapa situasi berbicara dapat dikatakan betul-
betul bersifat noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio atau televisi.

Berikut ini beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki dalam berbicara.
Seorang pembicara harus dapat:

a. mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar dapat


membedakannya;

b. menggunakan tekanan dan nada serta intonasi yang jelas dan tepat sehingga
pendengar dapat memahami apa yang diucapkan pembicara;

c. menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat;

d. menggunakan register atau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi komunikasi,
termasuk sesuai ditinjau dari hubungan antara pembicara dan pendengar;

e. berupaya agar kalimat-kalimat utama (the main sentence constituents) jelas bagi
pendengar;

f. berupaya mengemukakan ide-ide atau informasi tambahan guna menjelaskan ide-ide


utama;

g. berupaya agar wacana berpautan secara selaras sehingga pendengar mudah mengikuti
pembicaraan.

4
3. Keterampilan membaca (reading skills)

Membaca merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam tulis yang
bersifat reseptif. Keterampilan membaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari
keterampilan menyimak dan berbicara. Tetapi, pada masyarakat yang memiliki tradisi literasi
yang telah berkembang, sering kali keterampilan membaca dikembangkan secara terintegrasi
dengan keterampilan menyimak dan berbicara.

Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses membaca yang harus


dimiliki pembaca adalah:

a. mengenal sistem tulisan yang digunakan;

b. mengenal kosakata;

c. menentukan kata-kata kunci yang mengidentifikasikan topik dan gagasan utama;

d. menentukan makna-makna kata, termasuk kosakata split, dari konteks tertulis;

e. mengenal kelas kata gramatikal: kata benda, kata sifat, dan sebagainya;

f. menentukan konstituen-konstituen dalam kalimat, seperti subjek, predikat, objek, dan


preposisi;

g. mengenal bentuk-bentuk dasar sintaksis;

h. merekonstruksi dan menyimpulkan situasi, tujuan-tujuan, dan partisipan;

i. menggunakan perangkat kohesif leksikal dan gramatikal guna menarik kesimpulan-


kesimpulan;

j. menggunakan pengetahuan dan perangkat-perangkat kohesif leksikal dan gramatikal


untuk memahami topik utama atau informasi utama;

5
k. membedakan ide utama dari detail-detail yang disajikan;

l. menggunakan strategi membaca yang berbeda terhadap tujuan-tujuan membaca yang


berbeda, seperti skimming untuk mencari ide-ide utama atau melakukan studi secara
mendalam.

4. Keterampilan menulis (writing skills)

Menulis merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam tulis yang
bersifat produktif. Menulis dapat dikatakan keterampilan berbahasa yang paling rumit
di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Ini karena menulis bukanlah
sekadar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat; melainkan juga mengembangkan dan
menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur.

Berikut ini keterampilan-keterampilan mikro yang diperlukan dalam menulis,


penulis perlu untuk:
a. menggunakan ortografi dengan benar, termasuk di sini penggunaan ejaan;

b. memilih kata yang tepat;

c. menggunakan bentuk kata dengan benar;

d. mengurutkan kta-kata dengan benar;

e. menggunakan struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca;

f. memilih genre tulisan yang tepat, sesuai dengan pembaca yang dituju;

g. mengupayakan ide-ide atu informasi utama didukung secara jelas oleh ide-ide atau
informasi tambahan;

h. mengupayakan terciptanya paragraf dan keseluruhan tulisan koheren sehingga


pembaca mudah mengikuti jalan pikiran atau informasi yang disajikan;

i. membuat dugaan seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca sasaran
mengenai subjek yang ditulis dan membuat asumsi mengenai hal-hal yang belum
mereka ketahui dan penting untuk ditulis.

2.3 Hubungan Antar aspek Keterampilan berbahasa

6
1. Hubungan antara Menyimak dan Berbicara

Menyimak dan Berbicara merupakan dua kegiatan yang saling terkait dan
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam kegiatan sehari-hari
Menyimak(mendengarkan) dan berbicara berlangsung dalam waktu yang bersamaan.
Kedua kegiatan ini merupakan proses yang terjadi antara dua orang atau lebih dengan
sebuah media yang disebut Bahasa yang dimiliki dan dipahami bersama.

Hubunganya adalah:

1. keduanya merupakan kegiatan komunikasi tatap muka langsung dua arah

2. ujaran biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru (imitasi)

3. kata-kata anak biasanya ditentukan oleh stimulan yang ditemui (misal kehidupan desa
tau kota)

4. ujaran anak mencerminkan pemakaian bahasa disekitarnya baik di rumah, sekolah


atau lingkungan masyarakat

5. anak dapat memahami kalimat lebih panjang dan rumit daripada kalimat yang
diucapkannya

6. meningkatkan menyimak berarti meningkatkan kualitas keterampilan berbicara

7. ujaran anak baik dan benar bila terbiasa menyimak ujaran yang baik dan benar

8. berbicara dengan alat peraga membantu penyimak menangkap informasi

2. Hubungan antara Menyimak dan Membaca

1. Keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi

2. Perbedaan keduanya, menyimak menerima informasi dari sumber lisan, membaca dari
sumber tertulis

3. Keterampilan menyimak mempengaruhi keberhasilan membaca efektif

4. Pengajaran membaca disampaikan oleh guru secara lisan

7
5. Anak yang kesulitan membaca lebih banyak belajar dengan menyimak

6. Menyimak pemahaman lebih mudah diikuti oleh anak daripada membaca pemahaman

7. Anak membutuhkan bimbingan dalam menyimak

8. Kosakata simak yang terbatas berkaitan dengan kesukaran membaca

9. Ada korelasi antara kosakata baca dan kosakata simak

10. Pendengaran yang kurang baik merupakan salahsatu penyebab ketidakpahaman dalam
membaca

11. Menyimak sesuatu secara mendadak tidak lebih baik daripada membaca

12. Terdapat hubungan antara tujuan menyimak dan kegiatan membaca

3. Hubungan antara Menyimak dan Menulis

1. Bahan informasi yang digunakan dalam menulis didapatkan melalui kegiatan


menyimak.

2. Menyimak dapat menimbulkan kreatifitas menulis

3. Dengan melakukan kegiatan menyimak dengan baik maka seseorang akan memiliki
pengetahuan yang luas sehingga dengan mudah penyimak dapat menulis dengan baik

4. Keterampilan menulis mendorong seseorang untuk menggunakan kaidah berfikir


dalam kegiatan menyimak

4. Hubungan antara Berbicara dan Membaca

1. Performansi atau penampilanmembaca berbeda dengan kecakapan bahasa lisan

2. Ujaran tunaaksara/buta huruf dapat mengganggu pelajaran membaca bagi anak

8
3. Ujaran membentuk suatu dasar bagi pembelajaran membaca dan membaca membantu
meningkatkan bahasa lisan

4. Kosakata khusus mengenai bahan bacaan perlu dipahami sebelum memulai aktifitas
membaca

5. Hubungan antara Berbicara dan Menulis

1. Keduanya merupakan alat untuk mengekspresikan makna

2. Ujaran merupakan dasar bagi ekspresi tulis

3. Diskusi dapat dilakukan sebelum seseorang menulis tentang topik yang belum
dikuasainya

4. Ekspresi tulis lebih terstruktur, tetap, dan jelas dibandingkan ekspresi lisan

5. Membuat catatan dan bagan atau kerangka ide yang akan disampaikan dalam suatu
pembicaraan akan membantu seseorang dalam mengutarakan idenya kepada
pendengar

6. Hubungan antara Membaca dan Menulis

Hubungan antara membaca dan menulis yaitu membaca adalah merupakan proses
awal yang melatih dan meningkatkan keterampilan bahasa lisan sehingga mampu
mengembangkan keterampilan bahasa tulis dalam bentuk karya sastra. Secara garis besar
hubungan antara membaca dan menulis adalah sebagai berikut :

1. Membaca (reseptif) dan menulis (produktif)

2. Menulis adalah kegiatan menyampaikan gagasan, pesan, informasi, sedangkan


membaca adalah kegiatan memahami gagasan, perasaan, informasi dalam tulisan

3. Sebelum menulis, seringkali peulis melakukan aktifitas membaca

4. Dalam kegiatan membaca, seringkali pembaca menulis atau membuat catatan, bagan,
rangkuman, atau komentar

9
5. Seringkali kita menulis apa yang kita baca dan membaca apa yang kita tulis.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam memperoleh keterampilan berbahasa biasanya kita melalui suatu
hubungan urutan yang teratur: mula-mula, pada masa kecil, kita belajar
menyimak/mendengarkan bahasa, kemudian berbicara, membaca, dan menulis. Dengan
demikian, rangkaian pemerolehan keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak,
berbicara, membaca, kemudian menulis. Keterampilan menyimak dan berbicara kita pelajari
sebelum memasuki sekolah, sedangkan keterampilan membaca dan menulis pada umumnya
dipelajari di sekolah. Keempat aspek keterampilan bahasa berhubungan satu sama lain.

10

Anda mungkin juga menyukai