Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan adalah proses menjadi terintegrasi dan dapat mencapai
tujuan untuk hidup, pertumbuhan, reproduksi dan penguasaan. Hal tersebut dapat
ditunjang dengan adanya perawatan yang baik dalam menjaga kesehatan hidup. Salah
satu penunjang tersebut dapat dilihat dari tujuan keperawatan yaitu meningkatkan respon
adaptasi yang berhubungan dengan adaptasi mode, informasi tentang tingkat adaptasi
manusia dan stimulus fokal, konstektual dan residual.

Penerapan konsep model praktek bagi para perawat dapat diambil atau diadaptasi
dari berbagai sember model yang telah berkembang sejak dahulu, yang sudah
dikembangkan dan dikombinasikan oleh para pakar keperawatan. Konsep dan teori dari
pakar keperawatan ini bisa dimanfaatkan sebagai panduan dan acuan dalam dunia
keperawatan serta untuk mengetahui bagaimana batasan dan kewenangan yang
diperbolehkan bagi perawat.

Menjadi seorang perawat tidak hanya terampil dalam edukatif dan promosi
kesehatan saja tetapi perlu adanya 4 macam elemen penting, seperti yang diungkapkan
oleh Sister Callista Roy dalam teori dan model keperawatan yaitu : keperawatan,
manusia, kesehatan dan lingkungan. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai teori dan
model keperawatan menurut Roy akan dibahas pada bab berikutnya.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan pengertian dan konsep dasar model keperawatan Imogene King dan
Callista Roy
2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan konsep dan teori model praktek Imogene King
dan Callista Roy.

BAB II
1
PEMBAHASAN

2.1 Imogene M. King

A. Riwayat Hidup Imogene M. King

Imogene M. King lahir pada tanggal 30 Januari 1923 di West Point,Iowa.


Karir keperawatan Imogene dimulai pada tahun 1945 setelah lulus dari St John's
Hospital School of Nursing, St Louis, Missouri. Ia bekerja sebagai staf perawat medis
bedah sambil kuliah di Bachelor of Science dalamKeperawatan di St Louis University
pada tahun 1948. Dia menyelesaikan Master of Science dalam Keperawatan di St
Louis University.
Pada tahun1959 Dr. King melanjutkan pendidikan di Columbia University,
New York,Dr. Montag sebagai ketua, dan mendapatkan gelar Doktor Pendidikan
padatahun 1961. Pada tahun 1972 ia kembali ke Loyola University of Chicago
mengajar mahasiswa pascasarjana dan menerbitkan teori tentang keperawatan:
Sistem, Konsep, Proses (1981). Dr. King dikenal pada tahun 2005, dengan
kepeloporannya dalam gerakan teori keperawatan. Dr. King memiliki artikel berjudul
Perawatan Teori: Masalah dan Kemajuan dalam jurnal diedit oleh Dr. Rogers.
Buku-buku karya King yang diterbitkan sejak tahun 1961 s.d. 1981yaitu :
Toward a theory for nursing: General Concept of Human Behavior (1961-1966), A
Theory for Nursing: System, Concept, Process (1981),Curriculum and Instruction In
Nursing (1986).

B. Konsep Interaksi Imogene M. King

King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa


manusia seutuhnya ( Human Being) sebagai sistem terbuka yang secarakonsisten
berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi dasar King tentangmanusia seutuhnya
( Human Being) meliputi sosial, perasaan, rasional, reaksi,kontrol, tujuan, orientasi
kegiatan dan orientasi pada waktu. Dari keyakinannya tentang human being ini, King
telah menderivatasumsi tersebut lebih spesifik terhadap interaksi perawat klien:

1. Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.

2. Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klienmempengaruhi


interaksi

3. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.

4. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.

5. Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran informasi.

6. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan.

7. Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan kesehatan
dapat berbeda.

2
Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai
sembilan konsep utama, dimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan dalam
setiap situasi praktek keperawatan (Christensen J.P,2009), meliputi:

1. Interaksi, King mendefenisikan interaksi sebagai suatu proses dari persepsidan


komunikasi antara individu dengan individu, individu dengankelompok, individu
dengan lingkungan yang dimanifestasikan sebagai perilaku verbal dan non verbal
dalam mencapai tujuan.

2. Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi


berhubungan dengan pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi,genetika
dan latarbelakang pendidikan.

3. Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari seseorang


kepada orang lain secara langsung maupun tidak langsung.

4. Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentudalam


pencapaian tujuan. Yang termasuk dalam transaksi adalah pengamatan perilaku
dari interaksi manusia dengan lingkungannya.

5. Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi pekerjaannya


dalam sistem sosial. Tolok ukurnya adalah hak dankewajiban sesuai dengan
posisinya.

6. Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibatinteraksi


manusia dengan lingkungannya. Stress melibatkan pertukaranenergi dan informasi
antara manusia dengan lingkungannya untuk keseimbangan dan mengontrol
stressor.

7. Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri individu.Tumbuh


kembang mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilakuyang kondusif
untuk membantu individu mencapai kematangan.

8. Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang akandatang.


Waktu adalah perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwayang lain sebagai
pengalaman yang unik dari setiap manusia.

9. Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama.

Ruang adalah area dimana terjadi interaksi antara perawat dengan


klien.Konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari komponen :

1. Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku,dalam


memahami atau mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan yang
digambarkan melalui hubungan perawat dan klien untuk melakukankontrak untuk
pencapaian tujuan.

3
2. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat adanya aksi
danmerupakan respon individu.

3. Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhiantara


perawat dan klien, yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi.

4. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadisuatu


persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akandilakukan (Murwani
A, 2009).

C. Kelebihan dan Kekurangan Teori Imogene King

Kelebihan

1 Teori ini dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, teori ini dapatdipergunakan
dan menjelaskan atau memprediksi sebagian besar phenomena dalam
keperawatan.

2 Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungandengan jelas


dan dapat diamati dalam praktek keperawatan.

3 Mengedepankan partisipasi aktif klien dalam penyusunan tujuan


bersama,mengambil keputusan , dan interaksi untuk mencapa tujuan klien.

4 Teori King dapat dipakai pada semua tatanan pelayanan keperawatan,

5 Teori keperawatan King dapat dikembangkan dan diuji melalui riset.

6 Teori ini sangat penting pada kolaborasi antara tenaga kesehatan

Kekurangan

1 Beberapa definisi konsep dasar kurang jernih. Misalnya konsep mengenaistres


yang kurang jelas karena ia menyatakan bahwa stres memilikikonsekuensi positif
dan menyarankan para perawat harus menghapus pembuat stress dari lingkungan
rumah sakit.

2 Teori ini berfokus pada sistem interpersonal. Sehingga tujuan yang akan dicapai
sangat bergantung pada persepsi perawat dan klien yang terlibat dalam hubungan
interpersonal dan hanya pada saat itu saja.

3 Teori King belum menjelaskan metode yang aplikatif dalam penerapan konsep
interaksi, komunikasi, transaksi dan persepsi, misalnya pasien- pasien tidak dapat
berinteraksi secara kompeten dengan perawat, seperti bekerja dengan pasien
koma, bayi yang baru lahir, dan pasien psikiatrik.

4
2.2 Calista Roy
A. Riwayat Calista Roy

Suster Calista Roy adalah seorang suster dari Saint Joseph of Carondelet. Roy
dilahirkan pada tanggal 14 oktober 1939 di Los Angeles California. Roy
menerima Bachelor of Art Nursing pada tahun 1963 dari Mount Saint Marys
College dan Magister Saint in Pediatric Nursing pada tahun 1966 di University of
California Los Angeles.
Roy memulai bekerja dengan teori adaptasi keperawatan pada tahun 1964
ketika dia lulus dari University of California Los Angeles. Dalam Sebuah seminar
dengan Dorrothy E. Johnson, Roy tertantang untuk mengembangkan sebuah
model konsep keperawatan. Konsep adaptasi mempengaruhi Roy dalam kerangka
konsepnya yang sesuai dengan keperawatan. Dimulai dengan pendekatan teori
sistem. Roy menambahkan kerja adaptasi dari Helsen (1964) seorang ahli
fisiologis psikologis.
B. Konsep Dasar dan Model Keperawatan Callista Roy

Sebelum mengenal konsep dasar keperawatan Callista Roy akan lebih baik jika
mengetahui filosofi, falsafah keperawatan. Filsafah keperawatan mengkaji penyebab dan
hukum-hukum yang mendasari realitas serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang
lebih berdasarkan pada alasan logis dan metode empiris.
Contoh dari falsafah keperawatan menurut Roy ( Mc Quiston, 1995 ) : Roy memiliki
delapan falsafah yang kemudian dibagi menjadi dua yaitu empat berdasarkan falsafah
humanisme dan empat yang lainnya berdasarkan falsafah veritivity.
Falsafah humanisme / kemanusiaan berarti bahwa manusia itu memiliki rasa ingin
tahu dan menghargai, jadi seorang individu akan memiliki rasa saling berbagi dengan sesama
dalam kemampuannya memecahkan suatu persoalan atau untuk mencari solusi, bertingkah
laku untuk mencapai tujuan tertentu, memiliki holism intrinsik dan selalu berjuang untuk
mempertahankan integritas agar senantiasa bisa berhubungan dengan orang lain.
Falsafah veritivity yaitu kebenaran , yang dimaksud adalah bahwa ada hal yang
bersifat absolut. Empat falsafah tersebut adalah :
a) tujuan eksistensi manusia
b) gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia
c) aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan umum.
d) nilai dan arti kehidupan.

5
Roy kemudian mengemukakan mengenai konsep mayor, berikut beberapa definisi
dari konsep mayor Callista Roy,
a. sistem adalah kesatuan dari beberapa komponen atau elemen yang saling berhubungan
sehingga membentuk suatu kesatuan yang meliputi adanya input, control, proses, output dan
umpan balik.
b. derajat adaptasi adalah perubahan tetap sebagai hasil dari stimulus fokal, konsektual dan
residual.
c. problem adaptasi adalah kejadian atau situasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
d. stimulus fokal adalah stimulus yang mengharuskan manusia berespon adaptif.
e. stimulus konsektual adalah seluruh stimulus yang memberikan kontribusi perubahan tingkah
laku yang disebabkan oleh stimulus fokal.
f. stimulus residual adalah seluruh faktor yang memberikan kontribusi terhadap perubaha
tingkah laku tetapi belum dapat di validasi.
g. regulator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon otomatik melalui neural,
cemikal dan proses endokrin.
h. kognator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon melalui proses yang
komplek dari persepsi informasi, mengambil keputusan dan belajar.
i. model efektor adaptif adalah kognator yaitu fisiological, fungsi peran, interdependensi dan
konsep diri.
j. respon adaptif adalah respon yang meningkatkan integritas manusia dalam mencapai tujuan
manusia untuk mempertahankan kehidupan.
k. fisiologis adalah kebutuhan fisiologis termasuk kebutuhan dasar dan bagaimana proses
adaptasi dilakukan.
l. konsep diri adalah seluruh keyakinan dan perasaan
m. penampilan peran adalah penampilan fungsi peran dalam hubungannya di dalam
hubungannya di lingkungan sosial.
n. interdependensi adalah hubungan individu dengan orang lain sebagai support sistem.

C. Kelebihan dan Kelemahan Teori Callista Roy


Kelebihan dari teori dan model konseptualnya adalah terletak pada teori praktek dan
model adaptasi yang dikemukakan oleh Roy perawat bisa mengkaji respon perilaku pasien
terhadap stimulus yaitu mode fungsi fisiologis, konsep diri, mode fungsi peran dan mode
interdependensi. selain itu perawat juga bisa mengkaji stressor yang dihadapi oleh pasien

6
yaitu stimulus fokal, konektual dan residual, sehingga diagnosis yang dilakukan oleh perawat
bisa lebih lengkap dan akurat.
kelemahan dari model adaptasi Roy ini adalah terletak pada sasarannya. Model
adaptasi Roy ini hanya berfokus pada proses adaptasi pasien dan bagaimana pemecahan
masalah pasien dengan menggunakan proses keperawatan dan tidak menjelaskan bagaimana
sikap dan perilaku cara merawat ( caring ) pada pasien. Sehingga seorang perawat yang tidak
mempunyai perilaku caring ini akan menjadi sterssor bagi para pasiennya.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan
dapat diamati dalam praktek keperawatan. Manfaat dari teori ini adalah: mengkontribusi pada
pengembangan tubuhilmu pengetahuan (Body of Knowledge), dapat dijadikan sebagai
rujukan dalam memperbaiki praktek keperawatan, konsep teori ini dapat dimanfaatkan oleh
pelajar, guru dan juga peneliti. Teori ini dapat menyesuaikan pada setiap perubahan,
perkembangan iptek, sosial,ekonomi dan politik.

Konsep-konsepnya tentang person (Roy menjelaskan bahwa person bisa berarti


individu, keluarga, kelompok atau masyarakat luas dan masing-masing sebagai sistem
adaptasi holistik. Roy memandang person secara menyeluruh atau holistik yang merupakan
suatu kesatuan yang hidup secara konstan dan berinteraksi dengan lingkungannya. Antara
sistem dan lingkungan terjadi pertukaran informasi bahan dan energi. Interaksi yang konstan
antara orang dan lingkungannya akan menyebabkan perubahan baik internal maupun
eksternal. Dalam menghadapi perubahan ini individu harus memelihara integritas dirinya dan

7
selalu beradaptasi ) dan proses kontribusi perawat terhadap ilmu pengetahuan dan seni
merawat.

Anda mungkin juga menyukai