Abstract The high cost of instant media such as nutrient agar encourage researchers to find an alternative media from
raw materials that are easily available and cheap. This study aims to determine of using a source of
carbohydrates to used as an alternative media. The source of carbohydrates that can be used is Canna edulis,
Dioscorea esculenta, and Maranta arundinaceae and the results were compared with nutrient agar. The
sample used are 300 gr of tubers with addition 10 gr of sugar and 15 gr of agar in 1000 ml of destilled water.
This study used a Completely Randomized Design (CRD) two factors. The first factor is a type of bacteria:
Escherichia coli and Staphylococcus aureus and the second factor is the types of alternative media: Canna
edulis, Dioscorea esculenta, and Maranta arundinaceae. The bacteria were inoculated with a spread plate
method and incubated at 37 C for 24 hours. the parameters are a number of population and the size of the
bacterial colonies.The result showed that in Escherichia coli, the highest population is in the Canna edulis
(7.56x107CFU/ml), Dioscorea esculenta (6,86x107CFU/ml), nutrient agar media (6.21x107CFU/ml), and the
last is Maranta arundinaceae (5.49x107CFU/ml) while in the the Staphylococcus aureus, the highest
population is in the Canna edulis (8.17x107CFU/ml), Maranta arundinaceae (5.13x107CFU/ml), Dioscorea
esculenta (4.08x107CFU/ml), and the last is nutrient agar media (4.02x107CFU/ml). Based on the size of the
bacteria, the best result is in the Dioscorea esculenta, because the bacterial colonies are large and looks more
clear. The results showed that the media of Canna edulis, Dioscorea esculenta, and Maranta arundinaceae
can be used as an alternatives media for bacterial growth and the most optimal media is Dioscorea esculenta.
Keywords: bacterial growth media, bacteria, the source of carbohydrates, nutrient agar.
Sumber karbohidrat lain yang dapat ditemui kepustakaan, dan dokumentasi. Untuk mengetahui
dengan mudah adalah dari jenis umbi-umbian seperti kualitas medium pertumbuhan bakteri dilakukan
garut, ganyong, gembili, dan lain sebagainya. Umbi- pengamatan tentang pertumbuhan bakteri pada
umbi tersebut memiliki berbagai nutrisi cukup medium yang digunakan. Pengamatan yang
sehingga memungkinkan untuk digunakan sebagai dilakukan meliputi jumlah koloni bakteri dan ukuran
media pertumbuhan bakteri. Berdasarkan uraian koloni bakteri. Analisis data dilakukan secara
diatas, maka peneliti bermaksud mengkaji berbagai deskriptif kualitatif.
macam media alternatif untuk pertumbuhan bakteri
gram positif yaitu Staphylococcus aureus maupun 3. HASIL PENELITIAN DAN
bakteri gram negatif yaitu Escherichia coli PEMBAHASAN
menggunakan berbagai sumber karbohidrat yang
berbeda yaitu umbi ganyong, umbi gembili, dan umbi Berdasarkan hasil penelitian tentang media
garut. pertumbuhan bakteri alternatif menggunakan sumber
karbohidrat yang berbeda, didapatkan hasil sebagai
2. METODE PENELITIAN berikut:
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi Tabel 1. Hasil pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Staphylococcus aureus
Muhammadiyah Surakarta pada bulan Januari 2015.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen Populasi Bakteri
menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan Perlakuan (CFU/ml)
2 faktor perlakuan. Faktor 1 adalah jenis bakteri yaitu
B1M0 6,21 x 107
bakteri Escherichia coli (bakteri gram negatif) dan B1M1 7,53 x 107
bakteri Staphylococcus aureus (bakteri gram positif). B1M2 6,86 x 107
Factor 2 adalah jenis media yaitu media dari umbi B1M3 5,49 x 107
garut, umbi gembili, umbi ganyong, dan media B2M0 4,02 x 107
nutrient agar sebagai media kontrol. B2M1 8,17 x 107
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini B2M2 4,26 x 107
adalah umbi ganyong, umbi gembili, dan umbi garut B2M3 5,13 x 107
yang didapat dari perkebunan daerah Purwodadi, Keterangan:
agar, gula, media nutrient agar, strain bakteri (B1) Bakteri Escherichia coli, (B2) Bakteri Staphylococcus
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus, alcohol, aureus, (M0) media nutrient agar, (M1) media umbi
kapas, pH stik indicator dan aquades. Alat yang ganyong, (M2) media umbi gembili, (M3) media umbi garut.
digunakan adalah kompor, panci, pisau, petridisk,
tabung reaksi (Pyrex), hot plate, magnetic stirer, Berdasarkan hasil diatas, menunjukkan bahwa
erlenmayer (Pyrex), sprayer, spatula, batang jumlah populasi tertinggi pada perlakuan
pengaduk, timbangan digital, autoclave, drigalski, menggunakan umbi ganyong baik itu pada bakteri
pembakar spirtus, gelas ukur (Pyrex), mikropipet, Escherichia coli maupun Staphylococcus aureus.
inkubator, senter, counter dan alat tulis. Untuk lebih jelasnya, perbedaan pertumbuhan bakteri
Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan disajikan dalam bentuk grafik (Gambar 1).
pembuatan ekstrak umbi ganyong, umbi gembili, dan Jenis Bakteri
Escherichia coli
7.91
7.87
spread plate kemudian diinkubasi pada suhu 37oC nutrient agar umbi ganyong umbi gembili umbi garut
Media Alternatif
selama 24 jam. Setelah inkubasi dihitung total jumlah
bakteri dengan metode TPC (Total Plate Count) Gambar 1. Grafik log pertumbuhan bakteri Escherichia coli
secara langsung. dan Staphylococcus aureus
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
dengan menggunakan metode eksperimen,
Tabel 2 Kandungan Gizi umbi ganyong, umbi gembili, dan umbi garut dalam100 g sampel
Berdasarkan Tabel 2, umbi ganyong memiliki 0,096 0,109%. Pada penelitian yag dilakukan, umbi
kadar nutrisi terendah namun menunjukkan hasil yang digunakan sudah mengalami masa
yang lebih baik untuk pertumbuhan bakteri. Hal penyimpanan terlebih dahulu pada suhu ruang selama
tersebut dapat dikarenakan karena umbi ganyong dan 7 hari sehingga sudah terjadi peningkatan kadar
umbi gembili yang digunakan lebih matang dari umbi gula reduksi pada umbi.
garut. menurut Maulana (2012) Perbedaan kadar Selain dari kadar gula reduksi pada umbi, kadar
karbohidrat pada umbi sangat berhubungan dengan serat pada umbi juga dapat mempengaruhi hasil
tingkat kematangan umbi sebagai tempat penelitian. Umbi yang memiliki kadar serat lebih
penyimpanan cadangan makanan. Umbi yang masih banyak akan sulit jika di ekstrak (Koswara, 2010).
muda memiliki nutrisi yang lebih rendah dari umbi Umbi yang memiliki kadar serat lebih banyak adalah
yang sudah matang. umbi garut sehingga pada saat pembuatan ekstrak
Perbedaan pertumbuhan bakteri juga dapat nutrisi yang terlarut tidak begitu optimal sehingga
dipengaruhi oleh masa penyimpanan umbi sebelum pertumbuhan bakteri kurang optimal.
digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri. Seperti yang dijelaskan diatas, jika dilihat dari
Menurut Kusdibyo (2004) karbohidrat dalam umbi jumlah populasi bakteri yang tumbuh, hasil terbaik
berpotensi mengalami perubahan selama adalah pada media dari umbi ganyong. Akan tetapi,
penyimpanan berupa peningkatan kadar gula reduksi, jika dilihat dari ukuran koloni bakteri, kedua jenis
Penyimpanan selama 8 hari mengakibatkan kenaikan bakteri menunjukka hasil optimal pada media nutrient
kadar gula reduksi tertinggi yaitu berkisar antara
Media nutrient agar Media umbi ganyong Media umbi gembili Media umbi garut
Gambar 2 Pertumbuhan koloni bakteri Escherichia coli
Media nutrient agar Media umbi ganyong Media umbi gembili Media umbi garut
Gambar 3 Pertumbuhan koloni bakteri Staphylococcus aureus
Pada penelitian yang dilakukan, perlakuan nutrient agar dalam hal ukuran koloni bakteri. Koloni
menggunakan media nutrient agar koloni yang yang terbentuk terlihat lebih besar dan mudah diamati
terbentuk terlihat lebih besar dan nyata serta mudah jika dibandingkan dengan media dari umbi ganyong
diamati. Hal ini dikarenakan media nutrient agar dan umbi garut. Hal tersebut dapat dikarenakan oleh
merupakan media yang sudah teruji secara klinis baik kandungan nutrisi pada media dari umbi ganyong.
untuk pertumbuhan bakteri, sehingga proses Dengan kandungan nutrisi yang melimpah, proses
metabolism bakteri berlangsung optimal, sedangkan metabolisme bakteri akan berlangsung optimal
pada media dari umbi ganyong, umbi gembili, dan sehingga proses pembelahan sel berjalan baik yang
umbi garut masih memiliki nutrisi yang lebih dapat menyebabkan ukuran koloni semakin besar.
kompleks sehingga pertumbuhannya tidak seoptimal Perlakuan menggunakan umbi gembili, koloni bakteri
pada media nutrient agar. Ganjar, et al (2006) yang terbentuk lebih mudah diamati karena warna
menyatakan bahwa kandungan yang kompleks dalam media yang berasal dari umbi gembili lebih
media dapat menyebabkan pertumbuhan transparan seperti media nutrient agar. Pada umbi
mikroorganisme membutuhkan waktu yang lebih ganyong, pertumbuhan koloni juga dapat dikatakan
lama untuk menguraikan komponen-komponen optimal, namun karena warna media dari umbi
sederhana yang dapat diserap sel dan digunakan ganyong sedikit kemerahan sehingga dalam
untuk sintesis sel dan energi. pengamatannya memerlukan ketelitian yang lebih
Dalam kondisi nutrisi yang baik waktu yang karena koloni sulit diamati. Warna media yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri relatif cepat, kemerahan dapat menyebabkan perubahan warna
sebaliknya jika nutrisi yang dibutuhkan tidak koloni bakteri. Berbeda dengan umbi garut, koloni
melimpah,sel-sel harus menyesuaikan dengan bakteri umumnya lebih sulit untuk diamati karena
lingkungan dan pembentukan enzim-enzim untuk tidak begitu terlihat jelas. Hal ini disebabkan warna
mengurai substrat membutuhkan waktu yang lebih media dari umbi garut putih keruh sehingga
lama (Madigan et al, 2011). Pada penelitian yang mengakibatkan koloni yang terbentuk sulit untuk
dilakukan, pertumbuhan bakteri pada media alternatif diamati.
dari umbi ganyong, umbi gembili, dan umbi garut Berdasarkan uraian diatas, media alternatif dari
memerlukan waktu inkubasi yang lebih lama untuk berbagai sumber karbohidrat yang berbeda yaitu dari
dapat melihat pertumbuhan koloni dengan jelas jika umbi ganyong, umbi gembili, dan umbi garut
dibandingkan dengan media nutrient agar. berpotensi digunakan sebagai media pertumbuhan
Pada media dari umbi gembili, menunjukkan bakteri. Media alternatif yang paling efektif adalah
hasil cukup optimal dan sebanding dengan media media dari umbi gembili karena pertumbuhan
populasi bakteri dikatakan baik dan koloni cukup Deivanayaki, M., & Iruthayaraj, P. A. (2012).
besar serta mudah diamati, sedangkan pada media Alternative vegetable nutrient source for
dari umbi ganyong dan umbi garut koloni sulit microbial growth. International Journal of
diamati. Selain itu, umbi gembili lebih mudah untuk Biosciences (IJB), 2 (5): 47-51.
di ekstrak jika dibandingkan dengan umbi garut Famurewa, O., & David, O.M. (2008). Formulation
maupun umbi ganyong sehingga media dari umbi and Evaluation of Dehirated Microbiological
gembili lebih direkomendasikan sebagai media Media from Avocado Pear (Peasea Americana
alternatif untuk pertumbuhan bakteri. Cmill). Research Journal of Microbiology, 3
(5): 326-330.
4. KESIMPULAN DAN SARAN Koswara, S. (2010). Teknologi Pengolahan Umbi-
Umbian Bagian 7: Pengolahan Umbi Garut.
Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat Tropical Plant Curriculum (TPC) Project.
diambil kesimpulan sebagai berikut: Media dari umbi Bogor: IPB.
ganyong, umbi gembili, dan umbi garut dapat Kusdibyo & Asandhi, A.A. (2004). Waktu Panen
digunakan sebagai media alternatif untuk Dan Penyimpanan Pasca Panen Untuk
pertumbuhan bakteri gram positif dan gram negatif Mempertahankan Mutu Umbi Kentang
dan media alternatif yang paling baik adalah media Olahan. Jurnal Ilmu Pertanian, 11 (1): 51 62.
dari umbi gembili. Kwoseh, C.K., Darko. M. A., & Adubofour , K.
Saran dari penelitian ini perlu memperhatikan (2012). Cassava Starch-Agar Blend as
tingkat kematangan umbi dan masa penyimpanan Alternative Gelling Agent for Mycological
umbi pasca panen dan menghaluskan umbi terlebih culture media. Bots. J. Agric Appl Sci, 8 (1): 8-
dahulu sebelum dibuat media agar proses ekstraksi 15.
lebih optimal. Selain itu, perlu adanya penelitian lebih Madigan, M. T., Clarck, D. P., Stahl, D., Martinko, J.
lanjut tentang media pertumbuhan bakteri alternatif M. (2011). Brock Microbiology of
dari umbi yang berbeda dan dari bakteri uji yang microorganisms. San Francisco: Benjamin
berbeda. Media alternatif dari umbi ganyong, umbi Cummings publishing.
gembili, dan umbi garut juga dapat di aplikasikan Martyniuk, S., Oro, & Jadwiga. (2011). Use of
sebagai media alternatif dalam penelitian Potato Extract Broth for Culturing Root-Nodule
laboratorium, terutama bidang mikrobiologi. Bacteria. Polish Journal of Microbiology, 60
(4): 323327.
5. UCAPAN TERIMA KASIH Maulana, R. R., Budiasih, R., & Immaningsih, N.
(2012). Karakterisasi Fisik Dan Kimia Rimpang
Dan Pati Garut (Marantha Arundinacea L.)
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Prodi
Pada Berbagai Umur Panen. Proceeding
Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Seminar Nasional Kedaulatan Pangan Dan
pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Energi. Eds: Subari, Slamet et al. Fakultas
dan seluruh staf pengajar pendidikan biologi.
Pertanian Universitas Trunojoyo Madura.
Ravimannan, N., Revathie, A., Sevvel, P., &
6. DAFTAR PUSTAKA Kularajani, N. (2014). Alternative Culture
Media For Fungal Growth Using Different
Al-azzauy, Ahmed A.M., & Salman, A.M.H. (2011). Formulation Of Protein Sources. Annals of
The Beetroot Juice As A Bacterial Growth And Biological Research, 5 (1):36-39.
Maintenance Medium For Many Pathogenic Slamet, D. S. & Ignatus, T. (1980). Komposisi zat
Bacteria. Gizi Makanan Indonesia. Jurnal Penelitian
Arulanantham, R., Pathmanathan, S., Ravimannan , Gizi dan Makanan (ISSN: 0125-96950125-
N., & Kularajany. (2012). Alternative Culture 9695. EISSN: 2338-3453).
Media for Bacterial Growth Using Different Tharmila, S., Jeyaseelan, E.C., & Thavaranjit , A. C.
Formulation of Protein Sources. Journal of (2011). Preliminary Screening Of Alternative
Natural Product and Plant Resourse, 2 (6):697- Culture Media For The Growth Of Some
700. Selected Fungi. Archives of Applied Science
Atlas, Ronald M. (2004). Handbook of Research, 3 (3):389-393.
Microbiological Media fourth Edition Volume 1.
United States Of America: CRC Press. Penaya:
Cappuccino, J. G & Natalie, S. (2013). Manual Ambarwati
Laboratorium biologi; alih bahasa, Nur
Miftahurrahmah. Jakarta: EGC. Pertanyaan:
Jawaban:
Secara ekonomis belum melakukan akumulasi
anggaran.
Saran:
Sebaiknya dilakukan kalkulasi biaya sehingga dapat
dibandingkan antara penggunaan penggunaan bajhan
alternative dengan yang biasa unruk media tanam
bkteri. Untuk Na sekitar 1, 5 juta.