TINJAUAN PUSTAKA
1. Haid
A. Definisi Haid
Haid adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai
pelepasan (deskuamasi) endometrium.1
B. Siklus Haid
Siklus haid tidak sama untuk setiap wanita. Siklus normalnya yaitu berada
pada interval 21-35 hari, dengan rata-rata panjang siklus 28 hari. Panjang siklus
haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya siklus haid
berikutnya, hari pertama pendarahan dikatakan hari pertama siklus haid. Siklus
menstruasi terdiri dari dua fase, fase di ovarium dan fase di endometrium . Siklus
menstruasi dibagi menjadi 5 fase, yaitu fase awal folikuler, fase akhir folikuler,
fase praovulasi dan ovulasi, fase awal luteal dan fase akhir luteal. Kelima fase ini
sudah mencakup fase di ovarium dan di endometrium.1
7
Penanda yang jelas pada perkembangan folikel adalah meningkatnya
ukuran oosit dan sel granulosa menjadi kuboidal. Pada saat yang sama, taut rekat
yang kecil berkembang antara oosit dan sel granulose. Taut rekat ini berfungsi
sebagai pertukaran nutrisi, ion-ion, dan molekul-molekul, disamping itu taut rekat
ini membentuk saluran protein yang dikenal sebagai connexin yang berguna untuk
pertumbuhan dan multiplikasi dari sel granulose. Multiplikasi sel granulose ini
kira-kira 15 sel yang disebut folikel primer. Perkembangan menjadi folikel primer
dapat berlangsung tanpa keberadaan FSH, tetapi perkembangan melebihi titik ini
tidak mungkin terjadi tanpa kedua hormon ini.1
Fase awal folikuler berlangsung 1 sampai 6 hari. Pada fase ini terjadi dua
peristiwa yakni pertama menstruasi dan permulaan perkembangan folikel.
Penurunan estrogen dan progesteron akibat degenerasi korpus luteum sewaktu
tidak terjadi pembuahan terhadap ovum secara simultan menyebabkan terlepasnya
endometrium (menstruasi) dan perkembangan folikel-folikel baru diovarium
dibawah pengaruh FSH (follicle stimulating hormon)yang kembali meningkat.1
Fase akhir folikuler berlangsung 7 sampai 14 hari. Pada fase ini terjadi
pertumbuhan folikel dari folikel primer menjadi tahap antral. Pertumbuhan awal
dari folikel primer menjadi tahap antral dirangsang oleh FSH. Efek awalnya
adalah proliferasi yang berlangsung cepat dari sel granulose,menyebabkan lebih
banyak sel-sel granulose. Selain itu, banyak sel-sel berbentuk kumparan yang
dihasilkan dari interstitium ovarium yang berkumpul dalam beberapa lapisan
diluar sel granulose, membentuk kelompok sel kedua disebut teka. Teka menjadi
dua yaitu teka interna dan teka eksterna.1
Sel granulose dan sel teka, keduanya bekerja sama dalam menghasilkan
estrogen. Reseptor LH hanya ada pada sel teka, begitu juga reseptor FSH hanya
ada pada granulose. Pada teka interstisial, yang berlokasi di teka interna memiliki
kira-kira 20.000 reseptor LH di membran selnya yang merangsang jaringan teka
8
untuk menghasilkan androgen yang akan mengalami aromatisasi sehingga
menjadi estrogen melalui FSH disel granulose. Dibawah pengaruh estrogen dan
FSH terjadi peningkatan cairan folikel pada rongga interseluler granulose, cairan
folikuler ini mengandung estrogen konsentrasi tinggi. Pengumpulan cairan ini
menyebabkan munculnya antrum didalam massa sel granulose, sehingga sel teka
dan sel granulose akan berproliferasi lebih cepat dengan laju sekresinya
meningkat, dan masing-masing folikel akan tumbuh menjadi folikel antral.1
Di bawah pengaruh ekstrogen yang tinggi, sel-sel stroma dan sel epitel di
endometrium berproliferasi dengan cepat, permukaan endometrium akan
mengalami epitelisasi kembali dalam waktu 4 sampai 7 hari sesudah terjadinya
menstruasi. Sebelum terjadi ovulasi, ketebalan endometrium sangat meningkat
karena jumlah sel stroma bertambah banyak, dan karena pertumbuhan kelenjar
endometrium serta pembuluh darah baru yang progresif ke dalam endometrium
Ruang di folikel matang. Fase proliferasi ini berlangsung dari akhir menstruasi
sampai ovulasi.1
Fase praovulasi dan ovulasi berlangsung 13 sampai 14 hari. Pada fase ini
terjadi pertumbuhan folikel yang cepat sebagai persiapan untuk terjadinya ovulasi.
Pertumbuhan yang cepat setelah terbentuk folikel antral meningkatkan diameter
ovum tiga sampai empat kali lipat menghasilkan peningkatan diameter total
sampai menjadi sepuluh kali lipat seratus kali lipat atau peningkatan massa
sebesar seratus kali lipat. Salah satu folikel biasanya tumbuh lebih cepat dari pada
folikel-folikel lain, berkembang menjadi folikel matang. Sebagian besar
pertumbuhan ini disebabkan oleh ekspansi antrum yang drastis, disamping itu
juga pertumbuhan sel teka, dan sel granulose. Antrum menempati sebagian besar
difolikel matang. Oosit, yang dikelilingi oleh zona pelusida dan selapis sel
granulose, tergeser secara asimetris kesalah satu sisi folikel yang sedang tumbuh
dalam suatu gundukan kecil yang menonjol ke dalam antrum kemudian menonjol
dari permukaan
9
ovarium, membentuk suatu daerah tipis yang mudah pecah (stigma) untuk
mengeluarkan oosit saat ovulasi.1
Folikel-folikel yang lain mulai mengalami atresia (apoptosis), dan hanya
satu folikel yang terus mengalami perkembangan. Folikel ini tumbuh lebih cepat
menyekresikan lebih banyak estrogen, sehingga menyebabkan suatu efek umpan
balik positif dalam folikel tunggal tersebut karena FSH meningkatkan proliferasi
sel granulose dan sel teka yang menimbulkan produksi estrogen lebih lanjut dan
siklus proliferasi sel yang baru, kombinasi dari FSH dan estrogen menyebabkan
peningkatan lebih banyak dan siklus proliferasi sel endometrium yang baru.2
Selama fase akhir folikuler, estrogen pertama sekali meningkat secara
lambat, kemudian secara cepat, mencapai puncak kira-kira 24-36 jam sebelum
ovulasi. Estrogen yang memuncak menyebabkan terjadinya lonjakan pengeluaran
LH, LH dalam jumlah besar disekresikan oleh kelenjar hipofisis anterior. (Speroff
and Fritz, 2005). LH ini mempunyai efek khusus terhadap sel granulose dan sel
teka yang mengubah kedua jenis sel tersebut menjadi lebih bersifat sel yang
menyekresikan progesteron dan sedikit estrogen. Oleh karena itu , kecepatan
sekresi estrogen mulai menurun kira-kira 1 hari sebelum ovulasi, sementara
sejumlah kecil progesteron mulai disekresikan. Sesaat sebelum ovulasi, oosit
menyelesaikan pembelahan meiosis pertamanya. Dalam waktu beberapa jam akan
berlangsung dua peristiwa yang dibutuhkan untuk ovulasi: (1) teka eksterna mulai
melepaskan enzim proteolitik dari lisozim yang mengakibatkan pelarutan dinding
kapsul dan akibatnya melemahnya dinding, menyebabkan makin membengkaknya
seluruh folikel dan degenerasi dari stigma. (2) secara bersama, juga akan terjadi
pertumbuhan pembuluh darah baru yang berlangsung cepat kedalam dinding
folikel, dan pada saat yang sama, prostaglandin (hormon setempat yang
mengakibatkan vasodilatasi) akan disekresi dalam jaringan folikuler. Kedua efek
ini selanjutnya akan mengakibatkan pecahnya folikel disertai dengan pengeluaran
ovum sehingga terjadilah ovulasi.2
Pada saat ovulasi, endometrium mempunyai ketebalan sekitar 3 sampai 4
mm. kelenjar endometrium, khususnya daerah serviks akan menyekresikan mucus
10
yang encer mirip benang. Benang mucus akan tersusun disepanjang kanalis
servikalis mengisi saluran yang membantu mengarahkan sperma kearah yang
tepat menuju ke dalam uterus.3
Fase awal luteal berlangsung 14 sampai 21 hari ruptur folikel pada ovulasi
merupakan tanda berakhirnya fase folikel dan mulainya fase luteal. Folikel yang
ruptur dan tertinggal di ovarium mengalami perubahan cepat segera terisi darah
Pendarahan ringan dari folikel kedalam rongga abdomen dapat menimbulkan
iritasi peritoneum dan nyeri abdomen bawah singkat. Sel-sel granulose dan teka
yang melapisi folikel mulai berproliferasi dan bekuan darah cepat diganti oleh sel
luteal yang kaya lemak dan berwarna kekuningan,membentuk korpus luteum.
Lemak pada sel luteal ini berfungsi sebagai molekul precursor steroid.3
Sel granulose dalam korpus luteum mengembangkan sebuah retikulum
endoplasma halus yang luas, yang akan membentuk sejumlah besar hormone seks
wanita progesteron dan estrogen tetapi lebih banyak progesteron. Progesteron
bekerja pada endometrium tebal yang sudah dipersiapkan oleh estrogen untuk
mengubahnya menjadi jaringan yang kaya akan pembuluh darah dan glikogen.
Fase ini disebut sekretorik, karena kelenjar-kelenjar endometrium secara aktif
mengeluarkan glikogen, dalam kaitannya dengan pembentukan lapisan
endometrium subur yang mampu menunjang perkembangan mudigah.4
11
hilangnya hormon ini menyebabkan korpus luteum berdegenerasi secara
menyeluruh, terjadi hampir tepat 12 hari setelah korpus luteum terbentuk, yaitu 2
hari sebelum dimulainya menstruasi.1
Proses tersebut menyebabkan penurunan progesteron dan estrogen secara
tajam sehingga menghilangkan rangsangan terhadap endometrium sehingga
endometrium mengalami involusi yakni kira-kira 65 % dari ketebalan semula.
Kemudian 24 jam sebelum menstruasi terjadi, pembuluh darah yang berkelok-
kelok yang mengarah ke lapisan mukosa endometrium akan menjadi vasoplastik,
mungkin disebabkan oleh efek degenerasi, seperti pelepasan vasokonstriktor
seperti prostaglandin yang terdapat dalam jumlah banyak saat ini, vasospasme dan
hilangnya rangsangan hormonal menyebabkan dimulainya proses nekrosis pada
endometrium, khususnya dari pembuluh darah.1
12
C. Gangguan Haid
Apabila siklus haid yang terjadi diluar keadaan normal, atau dengan kata lain tidak
berada pada interval pola haid pada rentang kurang dari 21 atau lebih dari 35 hari
dengan interval pendarahan uterus normal kurang dari 3 atau lebih dari7 hari disebut
siklus menstruasi/haid yang tidak teratur.3
Gangguan Haid dan siklusnya dapat digolongkan dalam:
1. kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid
a. Hipermenorea atau menoragia
b. Hipomenorea
2. kelainan siklus
a. polimenorea
b. oligomenorea
c. amenorea
3 perdarahan di luar haid
a. metroragia
4. gangguan haid yang ada hubungannya dengan haid
a. premenstrual tension (ketegangan prahaid)
b. mastodinia
d. Dismenorea
21 hari). Pendarahan kurang lebih sama atau lebih banyak dari haid yang
biasa.polimenorea disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan
gangguan ovulasi, atau menjadi pendeknya masa luteal. Sebab lain ialah kongesti
ovarium karena peradangan,endometriosis dan sebagainya.3
Menoragia adalah pendarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau
lebih dari normal (lebih dari 8 hari). Menoragia disebabkan oleh kondisi didalam
13
uterus, misalnya adanya mioma uteri, polip endometrium, gangguan pelepasan
endometrium pada waktu haid.3
Oligomenorea adalah dimana siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari.
Dimana kesehatan wanita tidak terganggu dan fertilitas cukup baik. Hal ini
disebabkan karena masa proliferasi lebih panjang dari biasa.3
Metroragia adalah periode pendarahan menstruasi lebih dari 7 hari.
Kejadian ini dapat disebabkan oleh luka, karsinoma korpus uteri, peradangan,
hormonal,hipofisis, psikis, neurogoen, tumor atau ovarium yang polikistik dan
kelainan gizi, metabolic, penyakit akut maupun kronis.3
14
Dismenorhea merupakan rasa sakit dibagian bawah abdomen pada saat
menstruasi yang mengganggu aktivitas wanita. Selama dismenorhea terjadi
kontraksi otot rahim akibat peningkatan prostaglandin sehingga menyebabkan
vasospasme dari arteriol urin yang menyebabkan terjadinya iskemia dan kram
pada abdomen bagian bawah yang akan merangsang rasa nyeri disaat menstruasi.3
Gangguan di hipofisis, hal ini dapat membuat nekrosis karena spasme atau
thrombosis arteriola-arteriola pada pars anterior hipofisis. Dengan nekrosis fungsi
hipofisis terganggu dan menyebabkan menurunnya pembuatan hormon-hormon
gonadotropin, tireotropin, kortikotropin, somatotropin, dan prolactin.3
Endometriosis atau adanya kelenjar atau stroma pada endometrium, hanya
16
amenorea dan 40 % wanita yang mengalami oligomenorea akan membaik. Terapi
amenorea sekunder perbaiki kebiasaan makan dan menjaga kebersihan diri.2
Untuk gangguan haid lainnya cukup diberikan keterangan bahwa hal
tersebut tidak mengganggu fertilitas/kesuburan dari wanita yang bersangkutan .3
Ada banyak cara untuk mengobati kram. Olahraga adalah terapi yang
sangat efektif, seperti juga diet yang bergizi. Kalsium dan vitamin B6 telah
dikaitkan sebagai pereda nyeri/kram. Obat antiprostaglandin seperti aspirin,
naproxen, ibuprofen merupakan obat ideal untuk kram menstruasi. Obat ini
diminum sejak terasa sakit selama 2-3 hari.
Kebanyakan dari mereka yang mengeluhkan rasa sakit tidak memerlukan
pengobatan, tetapi butuh pengertian dan penerangan. Jika sakit semakin parah
segeralah berobat ke dokter.3
17