Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Haid
A. Definisi Haid

Haid adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai
pelepasan (deskuamasi) endometrium.1

B. Siklus Haid

Siklus haid tidak sama untuk setiap wanita. Siklus normalnya yaitu berada
pada interval 21-35 hari, dengan rata-rata panjang siklus 28 hari. Panjang siklus
haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya siklus haid
berikutnya, hari pertama pendarahan dikatakan hari pertama siklus haid. Siklus
menstruasi terdiri dari dua fase, fase di ovarium dan fase di endometrium . Siklus
menstruasi dibagi menjadi 5 fase, yaitu fase awal folikuler, fase akhir folikuler,
fase praovulasi dan ovulasi, fase awal luteal dan fase akhir luteal. Kelima fase ini
sudah mencakup fase di ovarium dan di endometrium.1

a. Fase awal folikel

Pada Setiap kali menstruasi, seluruh lapisan endometrium terlepas, kecuali


suatu lapisan dalam dan tipis yang terdiri dari sel-sel epitel dan kelenjar yang
menjadi bakal regenerasi endometrium. Prostaglandin uterus juga merangsang
kontraksi ritmik ringan endometrium. Prostaglandin uterus juga merangsang
kontraksi ritmik ringan miometrium. Kontraksi-kontraksi itu membantu
mengeluarkan darah dan debris endometrium dari rongga uterus melalui vagina
Pada saat seorang anak perempuan lahir, masing-masing ovum dikelilingi
oleh selapis sel granulose dan ovum dengan selubung sel granulosanya disebut
folikel primordial. Sesudah pubertas, hormon FSH dari kelenjar hipofisis anterior

7
Penanda yang jelas pada perkembangan folikel adalah meningkatnya
ukuran oosit dan sel granulosa menjadi kuboidal. Pada saat yang sama, taut rekat
yang kecil berkembang antara oosit dan sel granulose. Taut rekat ini berfungsi
sebagai pertukaran nutrisi, ion-ion, dan molekul-molekul, disamping itu taut rekat
ini membentuk saluran protein yang dikenal sebagai connexin yang berguna untuk
pertumbuhan dan multiplikasi dari sel granulose. Multiplikasi sel granulose ini
kira-kira 15 sel yang disebut folikel primer. Perkembangan menjadi folikel primer
dapat berlangsung tanpa keberadaan FSH, tetapi perkembangan melebihi titik ini
tidak mungkin terjadi tanpa kedua hormon ini.1
Fase awal folikuler berlangsung 1 sampai 6 hari. Pada fase ini terjadi dua
peristiwa yakni pertama menstruasi dan permulaan perkembangan folikel.
Penurunan estrogen dan progesteron akibat degenerasi korpus luteum sewaktu
tidak terjadi pembuahan terhadap ovum secara simultan menyebabkan terlepasnya
endometrium (menstruasi) dan perkembangan folikel-folikel baru diovarium
dibawah pengaruh FSH (follicle stimulating hormon)yang kembali meningkat.1

b. Fase Akhir Folikel

Fase akhir folikuler berlangsung 7 sampai 14 hari. Pada fase ini terjadi
pertumbuhan folikel dari folikel primer menjadi tahap antral. Pertumbuhan awal
dari folikel primer menjadi tahap antral dirangsang oleh FSH. Efek awalnya
adalah proliferasi yang berlangsung cepat dari sel granulose,menyebabkan lebih
banyak sel-sel granulose. Selain itu, banyak sel-sel berbentuk kumparan yang
dihasilkan dari interstitium ovarium yang berkumpul dalam beberapa lapisan
diluar sel granulose, membentuk kelompok sel kedua disebut teka. Teka menjadi
dua yaitu teka interna dan teka eksterna.1
Sel granulose dan sel teka, keduanya bekerja sama dalam menghasilkan
estrogen. Reseptor LH hanya ada pada sel teka, begitu juga reseptor FSH hanya
ada pada granulose. Pada teka interstisial, yang berlokasi di teka interna memiliki
kira-kira 20.000 reseptor LH di membran selnya yang merangsang jaringan teka

8
untuk menghasilkan androgen yang akan mengalami aromatisasi sehingga
menjadi estrogen melalui FSH disel granulose. Dibawah pengaruh estrogen dan
FSH terjadi peningkatan cairan folikel pada rongga interseluler granulose, cairan
folikuler ini mengandung estrogen konsentrasi tinggi. Pengumpulan cairan ini
menyebabkan munculnya antrum didalam massa sel granulose, sehingga sel teka
dan sel granulose akan berproliferasi lebih cepat dengan laju sekresinya
meningkat, dan masing-masing folikel akan tumbuh menjadi folikel antral.1
Di bawah pengaruh ekstrogen yang tinggi, sel-sel stroma dan sel epitel di
endometrium berproliferasi dengan cepat, permukaan endometrium akan
mengalami epitelisasi kembali dalam waktu 4 sampai 7 hari sesudah terjadinya
menstruasi. Sebelum terjadi ovulasi, ketebalan endometrium sangat meningkat
karena jumlah sel stroma bertambah banyak, dan karena pertumbuhan kelenjar
endometrium serta pembuluh darah baru yang progresif ke dalam endometrium
Ruang di folikel matang. Fase proliferasi ini berlangsung dari akhir menstruasi
sampai ovulasi.1

c. Fase Praovulasi dan ovulasi

Fase praovulasi dan ovulasi berlangsung 13 sampai 14 hari. Pada fase ini
terjadi pertumbuhan folikel yang cepat sebagai persiapan untuk terjadinya ovulasi.
Pertumbuhan yang cepat setelah terbentuk folikel antral meningkatkan diameter
ovum tiga sampai empat kali lipat menghasilkan peningkatan diameter total
sampai menjadi sepuluh kali lipat seratus kali lipat atau peningkatan massa
sebesar seratus kali lipat. Salah satu folikel biasanya tumbuh lebih cepat dari pada
folikel-folikel lain, berkembang menjadi folikel matang. Sebagian besar
pertumbuhan ini disebabkan oleh ekspansi antrum yang drastis, disamping itu
juga pertumbuhan sel teka, dan sel granulose. Antrum menempati sebagian besar
difolikel matang. Oosit, yang dikelilingi oleh zona pelusida dan selapis sel
granulose, tergeser secara asimetris kesalah satu sisi folikel yang sedang tumbuh
dalam suatu gundukan kecil yang menonjol ke dalam antrum kemudian menonjol
dari permukaan

9
ovarium, membentuk suatu daerah tipis yang mudah pecah (stigma) untuk
mengeluarkan oosit saat ovulasi.1
Folikel-folikel yang lain mulai mengalami atresia (apoptosis), dan hanya
satu folikel yang terus mengalami perkembangan. Folikel ini tumbuh lebih cepat
menyekresikan lebih banyak estrogen, sehingga menyebabkan suatu efek umpan
balik positif dalam folikel tunggal tersebut karena FSH meningkatkan proliferasi
sel granulose dan sel teka yang menimbulkan produksi estrogen lebih lanjut dan
siklus proliferasi sel yang baru, kombinasi dari FSH dan estrogen menyebabkan
peningkatan lebih banyak dan siklus proliferasi sel endometrium yang baru.2
Selama fase akhir folikuler, estrogen pertama sekali meningkat secara
lambat, kemudian secara cepat, mencapai puncak kira-kira 24-36 jam sebelum
ovulasi. Estrogen yang memuncak menyebabkan terjadinya lonjakan pengeluaran
LH, LH dalam jumlah besar disekresikan oleh kelenjar hipofisis anterior. (Speroff
and Fritz, 2005). LH ini mempunyai efek khusus terhadap sel granulose dan sel
teka yang mengubah kedua jenis sel tersebut menjadi lebih bersifat sel yang
menyekresikan progesteron dan sedikit estrogen. Oleh karena itu , kecepatan
sekresi estrogen mulai menurun kira-kira 1 hari sebelum ovulasi, sementara
sejumlah kecil progesteron mulai disekresikan. Sesaat sebelum ovulasi, oosit
menyelesaikan pembelahan meiosis pertamanya. Dalam waktu beberapa jam akan
berlangsung dua peristiwa yang dibutuhkan untuk ovulasi: (1) teka eksterna mulai
melepaskan enzim proteolitik dari lisozim yang mengakibatkan pelarutan dinding
kapsul dan akibatnya melemahnya dinding, menyebabkan makin membengkaknya
seluruh folikel dan degenerasi dari stigma. (2) secara bersama, juga akan terjadi
pertumbuhan pembuluh darah baru yang berlangsung cepat kedalam dinding
folikel, dan pada saat yang sama, prostaglandin (hormon setempat yang
mengakibatkan vasodilatasi) akan disekresi dalam jaringan folikuler. Kedua efek
ini selanjutnya akan mengakibatkan pecahnya folikel disertai dengan pengeluaran
ovum sehingga terjadilah ovulasi.2
Pada saat ovulasi, endometrium mempunyai ketebalan sekitar 3 sampai 4
mm. kelenjar endometrium, khususnya daerah serviks akan menyekresikan mucus

10
yang encer mirip benang. Benang mucus akan tersusun disepanjang kanalis
servikalis mengisi saluran yang membantu mengarahkan sperma kearah yang
tepat menuju ke dalam uterus.3

d. Fase Awal Luteal

Fase awal luteal berlangsung 14 sampai 21 hari ruptur folikel pada ovulasi
merupakan tanda berakhirnya fase folikel dan mulainya fase luteal. Folikel yang
ruptur dan tertinggal di ovarium mengalami perubahan cepat segera terisi darah
Pendarahan ringan dari folikel kedalam rongga abdomen dapat menimbulkan
iritasi peritoneum dan nyeri abdomen bawah singkat. Sel-sel granulose dan teka
yang melapisi folikel mulai berproliferasi dan bekuan darah cepat diganti oleh sel
luteal yang kaya lemak dan berwarna kekuningan,membentuk korpus luteum.
Lemak pada sel luteal ini berfungsi sebagai molekul precursor steroid.3
Sel granulose dalam korpus luteum mengembangkan sebuah retikulum
endoplasma halus yang luas, yang akan membentuk sejumlah besar hormone seks
wanita progesteron dan estrogen tetapi lebih banyak progesteron. Progesteron
bekerja pada endometrium tebal yang sudah dipersiapkan oleh estrogen untuk
mengubahnya menjadi jaringan yang kaya akan pembuluh darah dan glikogen.
Fase ini disebut sekretorik, karena kelenjar-kelenjar endometrium secara aktif
mengeluarkan glikogen, dalam kaitannya dengan pembentukan lapisan
endometrium subur yang mampu menunjang perkembangan mudigah.4

e. Fase Akhir luteal

Fase akhir luteal berlangsung 21 sampai 28 hari, estrogen dan progesteron


yang disekresi oleh korpus luteum mempunyai efek umpan balik yang kuat
terhadap hipofisis anterior dalam mempertahankan kecepatan sekresi FSH dan LH
yang rendah. Selain dari itu sel luteain juga menyekresi sejumlah kecil hormon
inhibin yang juga menghambat sekresi hipofisis anterior, khususnya sekresi FSH,
mengakibatkan konsentrasi FSH dan LH dalam darah menjadi rendah dan

11
hilangnya hormon ini menyebabkan korpus luteum berdegenerasi secara
menyeluruh, terjadi hampir tepat 12 hari setelah korpus luteum terbentuk, yaitu 2
hari sebelum dimulainya menstruasi.1
Proses tersebut menyebabkan penurunan progesteron dan estrogen secara
tajam sehingga menghilangkan rangsangan terhadap endometrium sehingga
endometrium mengalami involusi yakni kira-kira 65 % dari ketebalan semula.
Kemudian 24 jam sebelum menstruasi terjadi, pembuluh darah yang berkelok-
kelok yang mengarah ke lapisan mukosa endometrium akan menjadi vasoplastik,
mungkin disebabkan oleh efek degenerasi, seperti pelepasan vasokonstriktor
seperti prostaglandin yang terdapat dalam jumlah banyak saat ini, vasospasme dan
hilangnya rangsangan hormonal menyebabkan dimulainya proses nekrosis pada
endometrium, khususnya dari pembuluh darah.1

12
C. Gangguan Haid

Apabila siklus haid yang terjadi diluar keadaan normal, atau dengan kata lain tidak
berada pada interval pola haid pada rentang kurang dari 21 atau lebih dari 35 hari
dengan interval pendarahan uterus normal kurang dari 3 atau lebih dari7 hari disebut
siklus menstruasi/haid yang tidak teratur.3
Gangguan Haid dan siklusnya dapat digolongkan dalam:
1. kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid
a. Hipermenorea atau menoragia
b. Hipomenorea

2. kelainan siklus
a. polimenorea
b. oligomenorea
c. amenorea
3 perdarahan di luar haid
a. metroragia
4. gangguan haid yang ada hubungannya dengan haid
a. premenstrual tension (ketegangan prahaid)
b. mastodinia

c. Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi)

d. Dismenorea

Ada enam jenis gangguan menstruasi yang termasuk kedalam siklus


menstruasi yang tidak teratur adalah oligomenorea, polimenorea, menoragia,
metroragia, menometroragia, hipomenorea.3
Polimenorea adalah siklus haid yang lebih pendek dari biasa (kurang dari

21 hari). Pendarahan kurang lebih sama atau lebih banyak dari haid yang
biasa.polimenorea disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan
gangguan ovulasi, atau menjadi pendeknya masa luteal. Sebab lain ialah kongesti
ovarium karena peradangan,endometriosis dan sebagainya.3
Menoragia adalah pendarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau
lebih dari normal (lebih dari 8 hari). Menoragia disebabkan oleh kondisi didalam

13
uterus, misalnya adanya mioma uteri, polip endometrium, gangguan pelepasan
endometrium pada waktu haid.3
Oligomenorea adalah dimana siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari.
Dimana kesehatan wanita tidak terganggu dan fertilitas cukup baik. Hal ini
disebabkan karena masa proliferasi lebih panjang dari biasa.3
Metroragia adalah periode pendarahan menstruasi lebih dari 7 hari.
Kejadian ini dapat disebabkan oleh luka, karsinoma korpus uteri, peradangan,
hormonal,hipofisis, psikis, neurogoen, tumor atau ovarium yang polikistik dan
kelainan gizi, metabolic, penyakit akut maupun kronis.3

Menometroragia adalah pendarahan yang banyak lebih dari 80 ml dengan


perode pendarahan lebih dari 7 hari. Kejadian ini penyebabnya sama dengan
metroragia.3
Hipomenorea adalah pendarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih
kurang dari biasa. Hai ini disebabkan oleh gangguan endokrin dan sesudah
miomektomi.3
Amenorea dibagi menjadi 2 yaitu, amenorea primer dan amenorea
sekunder. Amenorea primer apabila seorang perempuan berumur 18 tahun ke atas
tetapi belum pernah mendapatkan haid, sedangkan amenorea sekunder pernah
mendapat haid tetapi kemudian sedikitnya 3 bulan berturut-turut tidak
mendapatkannya lagi. Amenorea primer umumnya penyebabnya lebih sulit untuk
diketahui, seperti kelainan kongenital dan kelainan-kelainan genetik. Amenorea
sekunder biasanya disebabkan karena kehidupan wanita, pada keadaan patologis
seperti gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumor-tumor dan penyakit infeksi,
sedangkan pada keadaan fisiologis pada saat menarche, hamil, menyusui dan
menopause.2
Sindroma Pramenstruasi adalah sindroma yang dialami sebelum terjadinya
menstruasi,biasanya ditandai dengan gejala-gejala fisik,emosional dan perilaku
dan berkurang pada saat menstruasi. Gejala fisik yang dapat ditemui seperti: nyeri
pada perut, sakit kepala,mual atau muntah, nyeri pada payudara,jerawat,dan
bengkak pada ekstremitas. Gejala emosional yang didapat seperti: mudah
tersinggung, pemarah, cemas atau gelisah, dan depresi. Gejala perilaku yang
didapat seperti: meningkat atau berkurangnya nafsu makan, mudah lelah dan
hipersomnia.3

14
Dismenorhea merupakan rasa sakit dibagian bawah abdomen pada saat
menstruasi yang mengganggu aktivitas wanita. Selama dismenorhea terjadi
kontraksi otot rahim akibat peningkatan prostaglandin sehingga menyebabkan
vasospasme dari arteriol urin yang menyebabkan terjadinya iskemia dan kram
pada abdomen bagian bawah yang akan merangsang rasa nyeri disaat menstruasi.3

D. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Gangguan Haid

Penyebab pendarahan yang tidak normal bisa disebabkan oleh berbagai


hal. Yang paling umum adalah ketidakseimbangan hormon. Menstruasi terjadi
karena adanya hormon FSH , LH, estrogen, progesteron, prolaktin dan testosteron.
Hormon FSH dan LH itu keluar atas perintah hipotalamus dan hipotalamus
memerintahkan indung telur untuk mengeluarkan estrogen dan progesteron.
Estrogen dan progesteron memiliki pengaruh terhadap selaput dalam rahim untuk
mengeluarkan darah mentruasi. Seandainya regulasi ini bermasalah, outputnya
jadi bermasalah juga.2
Panjang siklus haid tidak sama untuk setiap wanita. Perubahan pola haid
normalnya terjadi pada kedua ujung siklus haid ,yaitu waktu remaja dan
menjelang menoupase. rata-rata pada gadis usia 12 tahun ialah 25,1 hari, pada
wanita usia 43 tahun ialah 27,1 hari dan pada wanita usia 55 tahun ialah 51,9 hari.2
Kontrasepsi adalah suatu cara untuk mencegah kehamilan. Kontrasepsi
biasanya dipakai oleh wanita usia subur. Kontrasepsi mempengaruhi hormonal
dan hipotalamus. Dimana hipofisis mengeluarkan FSH dan LH. Hormon-hormon
ini dapat merangsang ovarium untuk membuat estrogen dan progesteron.2
Dua hormone ini menumbuhkan endometrium pada waktu daur haid,
dalam keseimbangan yang tertentu menyebabkan ovulasi, dan akhirnya penurunan
kadarnya mengakibatkan disintegrasi endometrium dan haid.2

Gangguan di hipofisis, hal ini dapat membuat nekrosis karena spasme atau
thrombosis arteriola-arteriola pada pars anterior hipofisis. Dengan nekrosis fungsi
hipofisis terganggu dan menyebabkan menurunnya pembuatan hormon-hormon
gonadotropin, tireotropin, kortikotropin, somatotropin, dan prolactin.3
Endometriosis atau adanya kelenjar atau stroma pada endometrium, hanya

10-20 % yang menyerang wanita yang aktif menstruasi.


15
Stres mempengaruhi fungsi normal menstruasi. Pada keadaan stres,
mengaktifkan hipotalamus menyekresikan CRH. CRH mempunyai pengaruh
negatif terhadap pengaturan sekresi GnRH. Pelepasan GnRH inilah
menyebabkan pengeluaran LH dan FSH sebagai hormon pengatur menstruasi.3
Stres diketahui merupakan faktor etiologi dari banyak penyakit salah
satunya menyebabkan stres fisiologis yaitu gangguan pada menstruasi.
Kebanyakan wanita mengalami sejumlah perubahan dalam pola menstruasi, stres
melibatkan sistem endokrinologi sebagai sistem yang besar peranannya dalam
reproduksi wanita.2

E. Penangganan Gangguan Haid

50 % dari kaum wanita pernah mengalami gangguan haid pada masa


remaja. Biasanya gangguan ini mencapai puncaknya pada umur 17-25 tahun.
Karena tingginya kejadian ini, berbagai pengobatan pun telah diberikan.1
Ketidakteraturan menstruasi biasanya tanpa sebab fisik dihubungkan
dengan disfungsi hipotalamus, yang dapat dikaikan dengan stres fisik (misalnya
cedera kepala ringan) atau stres emosional (misalnya ketika akan menghadapi
ujian). Ada beberapa cara untuk menghadapi keadaan ini secara medis. Cara
paling mudah adalah dengan memberikan pil KB, yang mengandung progesteron
dan estrogen dalam kadar tertentu. Berikan selama 10-12 hari. Dalam 7 hari
pasien akan mengalami perdarahan.1
Progesteron bekerja dengan memproduksi estrogen dari dalam tubuhnya
sendiri, membangun dan meluruhkan lapisan dalam rahim, melindunginya dari
overstimulasi endometrium.1
Cara lain untuk menanggani gangguan menstruasi yang tidak teratur
adalah mengobati akar permasalahannya dan ini memerlukan peran seorang
ginekolog.3
Terapi unruk hipermenorea (menoragia) khususnya pada mioma uteri
tergantung pada penangganan mioma uteri, sedangkan pada yang didiagnosis
menderita polip endometrium penangganannya adalah kuretase.2
Terapi untuk amenorea primer, jika amenorea menetap 9-12 bulan dan
anovulasi merupakan penyebab utama, dapat diberikan klomifen, terutama
Klomifen merupakan anti estrogen. Dengan pengobatan ini kira-kira 90 % wanita

16
amenorea dan 40 % wanita yang mengalami oligomenorea akan membaik. Terapi
amenorea sekunder perbaiki kebiasaan makan dan menjaga kebersihan diri.2
Untuk gangguan haid lainnya cukup diberikan keterangan bahwa hal
tersebut tidak mengganggu fertilitas/kesuburan dari wanita yang bersangkutan .3
Ada banyak cara untuk mengobati kram. Olahraga adalah terapi yang
sangat efektif, seperti juga diet yang bergizi. Kalsium dan vitamin B6 telah
dikaitkan sebagai pereda nyeri/kram. Obat antiprostaglandin seperti aspirin,
naproxen, ibuprofen merupakan obat ideal untuk kram menstruasi. Obat ini
diminum sejak terasa sakit selama 2-3 hari.
Kebanyakan dari mereka yang mengeluhkan rasa sakit tidak memerlukan
pengobatan, tetapi butuh pengertian dan penerangan. Jika sakit semakin parah
segeralah berobat ke dokter.3

17

Anda mungkin juga menyukai