BAB III
ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN PELAYANAN KEPERAWATAN
A. ORGANISASI
1. Direktorat/Bidang Keperawatan
a. Pengertian
Direktorat/Bidang Keperawatan adalah suatu wadah struktural berfungsi
mengelola kelancaran pelayanan keperawatan di rumah sakit, dipimpin
oleh seorang perawat profesional yang memiliki kualifikasi pendidikan dan
keprofesian yang handal dibidang penatalaksanaan pelayanan serta
memiliki kemampuan manajerial di bidang keperawatan.
b. Struktur dan Kedudukan
Struktur Organisasi Keperawatan di rumah sakit (Direktorat /
bidang/ Kasi) Keperawatan terdiri dari Direktur keperawatan/Kepala
bidang/Kasi keperawatan, tergantung dari kelas dan besarnya rumah
sakit. Pimpinan keperawatan membawahi bidang/seksi/subsie yang
menjalankan fungsi perencanaan, penyelenggaraan, pengembangan,
pengendalian dan evaluasi pelayanan keperawatan.
Unit pelayanan non struktural (instalasi) yang memungkinkan
berada di bawah Pimpinan tertinggi Keperawatan adalah
instalasi/unit/ruang yang erat kaitannya dengan pelayanan keperawatan
seperti: rawat inap, rawat jalan, perawatan sehari (one day care), dan
melakukan koordinasi ke unit perawatan khusus.
Bagan struktur organisasi rumah sakit dapat diadaptasi sesuai
kelas RS.
DIREKTUR UTAMA
d. Kewenangan
1) Mengelola penyelenggaraan pelayanan keperawatan dengan
instalasi/unit/ruang pelayanan terkait, termasuk dengan Komite
Keperawatan.
2) Berperan dalam rekrutmen ketenagaan keperawatan, mengatur
penempatan perawat.
3) Mengatur anggaran yang di alokasikan untuk pengembangan
keperawatan.
4) Mengatur pengawasan, pengendalian dan penilaian penyelenggaraan
pelayanan keperawatan.
2. Komite Keperawatan
a. Pengertian
Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli
atau profesi dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada
pimpinan rumah sakit dalam rangka peningkatan dan pengembangan
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Komite Keperawatan merupakan perwakilan kelompok profesi
perawat, bertugas membantu direksi dalam melakukan kredensial,
B. KETENAGAAN KEPERAWATAN
2) Kriteria
Kriteria perawat di Rumah Sakit yaitu :
a. Perawat yang direkrut memiliki kompetensi yang diharapkan oleh
Rumah Sakit
b. Memiliki sikap yang positif.
c. Memenuhi syarat administrasi meliputi:
S1 Ners/D 3 keperawatan / kebidanan
Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR)
Lulusan dari Institusi Pendidikan Keperawatan yang
terakreditasi
Sehat fisik dan mental
Lebih diutamakan memiliki sertikat berkaitan dengan keahlian
keperawatan.
Surat lamaran
2) Metode Seleksi
Seleksi tenaga keperawatan di Rumah sakit dilakukan secara
sistimatis yang meliputi:
Seleksi administratif / telaah dokumen
Test Intelegensi / TPA (jika diperlukan)
Test Wawancara
Test Kompetensi
Psiko Test/ Test Minnesota Multiphasic Personality
Inventory/MMPI (jika diperlukan)
Test Kesehatan
3) Seleksi dokumen
Pada seleksi dokumen, staf SDM melakukan seleksi persyaratan
sesuai dengan kriteria tersebut diatas.
4) Test Wawancara
Test wawancara dilakukan oleh tim seleksi perawat yang ditetapkan
berdasarkan surat keputusan direktur Rumah Sakit/ Bupati /
Walikota/ Gubenur / Pejabat yang ditunjuk.
5) Asesmen Kompetensi
Asesment kompetensi dilakukan oleh tim seleksi perawat yang
ditetapkan berdasarkan surat keputusan Direktur rumah sakit.
Asesmen kompentensi dipersiapkan oleh Komite Keperawatan sub
Komite Kredential minimal mencakup materi dan instrumen
assesmen kompetensi (uji tulis, uji keterampilan, dan sikap).
Kompetensi kunci keperawatan meliputi :
a. Komunikasi interpersonal dalam melakukan intervensi
keperawatan
b. Implementasi prinsip etik keperawatan
c. Implementasi prinsip pengendalian infeksi nosokomial
d. Analisa, interpretasi dan dokumentasi data secara akurat
e. Menciptakan dan mempertahankan lingkungan keperawatan
yang aman melalui pengendalian mutu dan manajemen resiko
Hasil Konsinyasi Page 8
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT February 11, 2011
6) Psiko test
Psiko test (bila memungkinkan) yang dilakukan pada umumnya
mencakup penilain yang meliputi:
a. Kecerdasan : Intelegensi Umum, Logika
b. Sikap kerja : Kecepatan & Ketelitian, Ketekunan
c. Kepribadian : Stabilitas emosi, Kerja sama, Kepercayaan diri
7) Seleksi kesehatan
Seleksi kesehatan dilakukan oleh tim seleksi kesehatan yang terdiri
dari dokter dan perawat yang ditetapkan berdasarkan surat
keputusan. Seleksi kesehatan pada umumnya meliputi aspek :
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (pemeriksaan darah
rutin, Ro foto torak, EKG).
c. Orientasi
Setelah proses seleksi selesai, para calon perawat yang diterima
sebagai tenaga keperawatan diangkat menjadi staf keperawatan
setelah masa orientasi yang berlaku/ ditetapkan oleh rumah sakit
dilanjutkan dengan penugasan di unit-unit pelayanan keperawatan.
Orientasi terdiri dari program orientasi umum dan khusus, waktu
orientasi yang ideal selama 12 bulan.
2. Penempatan Staf
Penempatan staf disesuaikan dengan rencana kebutuhan satuan unit
pelayanan keperawatan dihubungkan dengan kompetensi dan
peminatan dari tenaga yang telah melalui proses kredensial.
Penempatan staf berpedoman pada pola jenjang karier perawat.
3. Pengembangan Staf
Pengembangan staf keperawatan merupakaan salah satu program
yang penting untuk mendukung pengembangan pelayanan
keperawatan guna mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri.
Pengembangan tenaga keperawatan diarahkan untuk menciptakan
tenaga keperawatan yang profesional dan kompeten dalam bidang
keahliannya sesuai perkembangan ilmu dan teknologi di bidang
keperawatan, pengembangan staf berpedoman pada pola jenjang
karier perawat dalam bentuk pendidikan formal maupun informal.
1. Pengertian
Manajemen logistik keperawatan adalah proses mengenai perencanaan,
penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran, dan
pemeliharaan serta penghapusan material/alat-alat kesehatan/keperawatan
yang diperlukan dalam penyelenggaraan pelayanan keperawatan.
2. Tujuan
Tujuan manajemen logistik keperawatan adalah menyampaikan barang jadi
dan bermacam-macam material dalam jumlah yang tepat pada waktu
dibutuhkan dan dengan total biaya yang terendah.
3. Fungsi
Fungsi manajemen logistik mencakup: perencanaan, penganggaran,
pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, penghapusan serta pengendalian.
4. Mekanisme Manajemen Logistik keperawatan
Manajemen logistik keperawatan dikelolaoleh pimpinan keperawatan/bidang
perawatan berdasarkan usulan dari unit pelayanan.Data kebutuhan logistik
yang diperoleh dari unit-unit kerja direkap dan diajukan kepada pimpinan
Rumah Sakit. Manajemen logistik pada unit ruang rawat minimal mencakup:
alat tenun, alat keperawatan dan kesehatan, alat rumah tangga, serta alat
komunikasi dan pencatatan pelaporan sesuai dengan kelas rumah sakit
e. Pengendalian (Controling)
Fungsi pengendalian dalam penerapan proses keperawatan meliputi
penilaian penampilan kerja dalam memberikan asuhan yang telah
diberikan, pertanggungjawaban terhadap kelayakan keuangan,
pengendalian mutu asuhan, pengendalian etika dan hukum, serta
pengendalian profesional dan kesejawatan. Evaluasi penilaian kinerja
dilaksanakan kepada seluruh perawat, pada setiap tahapan dari fungsi
manajemen.