Komposisi Tubuh

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

KOMPOSISI TUBUH

A. Judul
Pengukuran berat dan tinggi badan
B. Tujuan
1. Menentukan berat badan ideal
2. Mencari luas permukaan tubuh dan indeks massa tubuh (IMT)
C. Dasar Teori
Kegemukan dan obesitas merupakan dua hal yang berbeda. Namun, keduanya
sama-sama menunjukkan adanya penumpukan lemak yang berlebihan di dalam
tubuh, yang ditandai dengan peningkatan nilai indeks masa tubuh di atas normal.
Microbial community atau komunitas mikrobia merupakan sekelompok mikroba
yangt hidup pada suatu bagian tubuh tertentu pada manusia. Keberadaan mikroba ini
dapat menyebabkan terjadinya obesitas. Contohnya serat didalam usus besar akan
terkonvensi menjadi glukosa dengan bantuan mikroorganisme yang menghasilkan
enzim selulase akan terurai menjadi SCFA (Sort Chain Fatty Acid), CO2 dan H2.
Keberadaan CO2 dan H2 ini akan menekan kadar SCFA. CO2 dan H2 ini dapat
meembentuk CH4 bila terdapat bakteri meatanoge Methanobacterium smithii. Bila
jumlah Methanobacterium smithii berlebih, maka produksi SCFA di dalam usus besar
akan meningkat karena sebagian besar CO2 dan H2 akan terkonvensi menjadi CH4.
Akibatnya SCFA akan tertimmbun di dalam tubuh dan teerjadilah obesitas. Jadi, tidak
menutup kemungkinan seseorang vegetarian dapat mengalami obesitas walaupun dia
hanya menkonsumsi seraat atau sayur bila jumlah Methanobacterium smithii berlebih
di dalam tubuh. Obesitas adalah penimbunan lemak yang berlebihan pada jaringan
tubuh. Obesitas dapat dikenali dengan tanda dan gejala sebagai berikut: dagu
rangkap, leher relative pendek, dada yang menggembung dengan payudara yang
membesar mengandung lemak, perut membuncit dan dinding perut berlipat-lipat seta
kedua tungkai umumnya berbentuk X dengan pangkal paha bagian dalam saling
menempel menyebabkan laserasi dan ulserasi yang dapat menimbulkan bau tak
sedap. Studi tentang pasien gemuk sekali menunjukkan bahwa suatu proporsi

1
kegemukan yang sangat besar diakibatkan oleh faktor pshychogenic. barangkali
faktor pshychogenic yang paling umum contributingto kemegukan menjadi gagasan
yang lazim yang sehat makan kebiasaan memerlukan tiga makanan [adalah] suatu
hari dan bahwa masing-masing makanan harus mengisi (Ganong, 1999.).
Penderita obesitas mengalami penumpukan lemak yang lebih banyak
dibandingkan dengan penderita kegemukan untuk jangka waktu yang lama, dan
beresiko lebih tinggi untuk terkena beberapa penyakit jantung, hipertensi, diabetes
mellitus tipe 2 dan sebagainya. Obesitas menyebabkan peradangan yang merusakkan
gondok, yang mana mengeluarkan hormon untuk mengatur metabolisme dan fungsi
penting lain. mereka mengevaluasi 186 di atas berat/beban dan anak-anak gemuk
sekali untuk sekitar tiga tahun, menguji thryoid hormon mengukur dan zat darah
penyerang kuman gondok dan imaging kelenjar/penekan yang gondok menggunakan
ultrasound. Penanganan obesitas mempunyai beberapa cara tatalaksana diet, adalah
tetap menyediakan makanan dengan nutrient yang cukup optimum (nutrisi seimbang),
serta yang perlu diperhatikan adalah membiasakan hidup sehat. Hanya dalam
mengeliminasi makanan kecil, mengurangi makanan mengandung tinggi gula / lemak
atau minum-minuman manis dapat menghasilakn penurunan berat badan. Cara
mengatur makanan lain yaitu dengan cara diet traffic light, makanan dibagi dalam
kelompok seperti warna traffic light. Makanan-makanan dikategorikan kedalam
makanan hijau yaitu makanan yan dapat dimakan dalam jumlah tanpa batas, sebagai
contoh makanan non fat/low fat adalah : ikan, sebagian besar buah-buahan dan sayur-
sayuran, susu rendah/bebas lemak, keju bebas lemak. Makanan kuning, seperti
gandum, ubi rambat. Makanan dalam kategori kuning boleh dikonsumsi secara
terbatas yaitu hanya dalam waktu makan. Yang termasuk makanan merah adalah
makanan yang tidak boleh dimakan atau boleh dimakan hanya seminggu sekali,
meliputi : makanan tinggi lemak, kacang-kacangan, margarine, cokelat, makanan
digoreng (Pearce, 2002).
Diet dengan cara mengurangi konsumsi makanan dalam kelompok makanan
merah menunjukkan keberhasilan bila dikombinasikan dengan komponen perubahan

2
perilaku dan aktifitas fisik. Diet tersebut sama dengan diet rendah lemak jenuh, gula
dan garam, serta makan banyak sayuran dan buah. Ketika di atas berat badan
mencoba untuk menyimpan semua untuk mampu memberi makan dirinya sendiri
lebih baik, tetapi yang semakin gemuk mengenakan semakin itu berpikir harus
mendukung berat/beban ekstra. ketika badan adalah di bawah berat/beban dan ilmu
gizi bukanlah suatu masalah sangat mencoba untuk menyimpan semua gemuk,
metabolisme adalah tinggi/kelebihan di dalam makanan dan kamu lewat segalanya
selain itu, yang gemuk ketika kamu mempunyai semua jenis ilmu gizi dan makanan
yang nampaknya tanpa akhir. Beberapa cara untuk menentukan obesitas diantaranya
desintrometri, pengukuran total kalium tubuh, total air tubuh, USG,CT,MRI,
pengukuran antropometri dengan mengkur berat badan total, tinggi badan, tebal
lemak subkutis, anjang lingkar bagian tubuh tertentu, dan perhitungan berdasarkan
nilai angka antropometri, diantaranya BMI,WHR, indeks ponderal, indeks broca,
v/s,w/sks/,tetapi semuanya belum dapat digunakan sebagai standar utama mengukur
total lemak tubuh. Cara yang paling sering digunakan diklinik dan dilapangan dalam
menetukan obesitas adalah mengukur berat badan relative (berat badan subyek dibagi
berat badan standar untuk tinggi tertentu), dan indeks masa tubuh (IMT/BMI), berat
dibagi kuadrat tinggi badan. Dari segi makanan, hendaknya untuk sementara
mengurangi atau sementara mmengurangi atau bahkan bahkan menghindari makanan
yang berlemak, begitu juga makanan yang manis-manis. Makanan sumber lemak
tinggi banyak terdapat makanan fast foot dan lain-lain yang memiliki kontribusi
terhaadap kegemukan. Sangat dianjurkan mengkonsumsikan makanaan bersderta
tinggi. Serat makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti sayuran dan buah-
buahan mempunyai efek mengenyangkan dan relative rendah kalori tetapi kaya akan
vitamin dan mineral.Satuan standard energi menjadi kalori, menggambarkan sebagai
temperatur 1 g air 1 derajat tingkat, dari 15 [bagi/kepada] 16 celcius, apakah unit
kalori gram, kalori kecil, atau kalori standard. unit yang biasanya yang digunakan di
dalam phsyology dan obat kedokteran menjadi kalori, atau kilokalori (Ganong: 2001).
D. Alat dan Bahan

3
1. Timbangan berat badan (Kg)
2. Alat pengukur tinggi badan
E. Prosedur Kerja

Praktikan
- Memilih 3 relawan dari kelompok anda, masing-masing yang
harus gemuk dan normal menurut penglihatan anda.
- Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan relawan,
kemudian menentukan berat badan menurut rumus berikut :
Berat badan ideal = (tinggi 100)(Kg)
- Menentukan apakah berat badan probandus ideal atau tidak.
- Menentukan luas permukaan tubuh dengan cara menghitung
Indeks Massa Tubuh/Bassa Metabolic Index (IMT/BMI)
masing-masing relawan dengan menggunakan rumus : IMT
BB (Kg) / TB2 (m)

Berat ideal tubuh, luas permukaan tubuh dan IMT


F. Hasil pengamatan
N Nama Umur Jenis Berat Tinggi Luas BMR
o kelamin badan badan permukaa
n tubuh
1. Very 21 Laki-laki 64 kg 160 cm 1,686 m2 1600
2. Sri 21 Perempua 44 kg 148 cm 1,34 m2 1245,1
n
3. Yuli 20 Perempua 62 kg 160 cm 1,65 m2 1444,2
n
4. Indah 20 Perempua 45kg 159 cm 1,40 m2 1279,2
n
5. Wana 21 Perempua 44 kg 153 1,36 m2 1254,1
n
G. Pembahasan

4
Pada praktikum ini kami melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan
dari setiap praktikan. Dari hasil pengukuran tersebut maka akan dihitung berat badan
ideal dan indeks massa tubuh setiap praktikan.
Perhitungan Berat Badan Ideal untuk setiap sampel yakni:
1. Berat badan ideal Very :
BBI = Tinggi badan 100 kg
= 160 100 kg
= 60 kg
2. Berat badan ideal Sri Mastuti :
BBI = Tinggi badan 100 kg
= 148 100 kg
= 48 kg
3. Berat badan Yuli:
BBI = Tinggi badan 100 kg
= 160 100 kg
= 60 kg
4. Berat badan ideal Indah :
BBI = Tinggi badan 100 kg
= 159 100 kg
= 59 kg
5. Berat badan ideal Wana:
BBI = Tinggi badan 100 kg
= 153 100 kg
= 53 kg
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa
beberapa praktikan ternyata memiliki berat badan yang tidak ideal atau lebih dari
berat badan yang seharusnya.
Kemudian penghitungan Indeks Massa Tubuh untuk masing-masing dari
setiap praktikan sebagai berikut:
1. Indeks Massa Tubuh Very:
BBI = Berat badan / (Tinggi badan)2
= 64 kg / (1,6 m)2
= 25 kg/m2
2. Indeks Massa Tubuh Sri:
BBI = Berat badan / (Tinggi badan)2
= 44 kg / (1,48 m)2
= 21,82 kg/m2
3. Indeks Massa Tubuh Yuli:
BBI = Berat badan / (Tinggi badan)2

5
= 62 kg / (1,6 m)2
= 24,21 kg/m2
4. Indeks Massa Tubuh Indah:
BBI = Berat badan / (Tinggi badan)2
= 45 kg / (1,59 m)2
= 17,79 kg/m2
5. Indeks Massa Tubuh Wana:
BBI = Berat badan / (Tinggi badan)2
= 44 kg / (1,53 m)2
= 18,79 kg/m2
Dari percobaan yang kami lakukan dengan pengukuran berat badan dengan
menggunakan timbangan berat badan dengan skala kilogram (kg) dan mengukur
tinggi badan menggunakan alat pengukur tinggi dengan skala centi meter (cm) diukur
dari ujung kaki hingga ujung kepala dengan kondisi badan tegak setiap praktikan
hasilnya berbeda otomatis luas permukaan tubuhnya juga berbeda yang dilakukan
dengan cara IMT/BMR. Selain itu di hitung pula Basa metabolic rate (BMR) setiap
praktikan dengan menggunakan rumus BMR berikut:

Laki-Laki: BMR = 66 + (13,7 x berat kg) + (5 x tinggi cm) (6,8 x umur th)
Perempuan : BMR = 655 + (9,6 x berat kg) + (1,8 x tinggi cm) (4,7 x umur
th)

Hasil perhitungan Basal Metabolic Rate (BMR) setiap praktikan didapatkan


pada very sejumlah (1600), yuli (1444,2), Indah (1279,2), sri (1245,1), dan wana
(1254,1). Dari hasil perhitungan tersebut bahwa kebutuhan kalori masing-masing
praktikan berbeda. Kebutuhan kalori minimal yang dibutuhkan untuk bertahan hidup
pada saat kondisi tubuh sedang beristirahat tanpa melakukan suatu kegiatan. Jumlah
tersebut merupakan jumlah kalori yang dibakar jika kita tidur selama 24 jam. Saat
beristirahat, tubuh tetap melakukan aktivitas pembakaran energi dalam tubuh untuk
kelangsungan hidup.
IMT Standar baru untuk IMT telah dipublikasikan pada tahun 1998
mengklasifikasikan IMT di bawah 18,5 sebagai kurus atau underweight, IMT

6
melebihi 23 sebagai berat badan lebih atau overweight, dan IMT melebihi 25 sebagai
obesitas. IMT yang ideal bagi orang dewasa adalah diantara 18,5-22,9. Obesitas
dikategorikan pada tiga tingkat: tingkat I (25-29,9), tingkat II (30-40), dan tingkat III
(>40). Dengan menghitung IMT maka akan terlihat kesesuaian antara berat badan
dengan tinggi badan setiap praktikan. Jika nilai IMT sudah didapat, hasilnya dapat
dibandingkan dengan ketentuan berikut yang merupakan kategori Indeks Massa
Tubuh (IMT) Berdasarkan Kriteria WHO tahun 2000.
Tabel 1. kategori Indeks Massa Tubuh (IMT)
Indeks Massa Tubuh (IMT) KATEGORI
< 18,5 Berat badan kurang
18,5 22,9 Berat badan normal
23,0 Kelebihan berat badan
23,0 24,9 Beresiko menjadi obes
25,0 29.9 Obes I
30,0 Obes II

Berdasarkan hasil pengamatan diatas di dapatkan Indeks Massa Tubuh pada


beberap praktikan yang berbeda-beda hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1. Usia
Semakin bertambah usia seseorang, mereka cenderung kehilangan massa otot
dan mudah terjadi akumulasi lemak tubuh. Kadar metabolisme juga akan menurun
menyebabkan kebutuhan kalori yang diperlukan lebih rendah
2. Jenis Kelamin
Secara rata-rata, lelaki mempunyai massa otot yang lebih banyak dari wanita.
Lelaki menggunakan kalori lebih banyak dari wanita bahkan saat istirahat karena otot
membakar kalori lebih banyak berbanding tipe-tipe jaringan yang lain. Dengan
demikian, perempuan lebih mudah bertambah berat badan dari pada laki-laki dengan
asupan kalori yang sama. Lebih banyak Pria yang termasuk kategori yang kelebihan
berat badan atau over weight di bandingkan wanita, sementara kebanyakan wanita
termasuk kategori obesitas. Distribusi lemak tubuh juga berbeda berdasarkan jenis
kelamin, pria cenderung mengalami obesitas visceral (abdominal) dibandingkan

7
wanita. Proses-proses fisiologi dapat berkontribusi terhadap meningkatnya
penyimpanan lemak pada wanita.
3. Genetik
Diperkirakan lebih dari 40% variasi IMT dijelaskan oleh vaktor genetic. IMT
sangat berhubungan erat dengan generasi pertama keluarga. Sebuah penelitian
menunjukan bahwa orang tua obesitas menghasilkan proporsi tertinggi anak-anak
yang terserang obesitas.
4. Pola Makan
Pola makan adalah pengulangan susunan makanan yang dapat dilihat ketika
makanan itu dimakan. Terutama berkenaan dengan jenis dan proporsinya, dan atau
kombinasi makanan yang di makan oleh individu.
Makanan siap saji juga berkonstribusi terhadap epidemic obesitas. Banyak
yang mengkonsumsi makanan siap saji yang mengandung tinggi lemak dan tinggi
gula. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengkonsumsi makanan tinggi
lemak lebih cepat mengalami peningkatan berat badan dibandingkan mereka yang
mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat dengan jumlah kalori yang sama.ukuran
dan frekuensi asupan makanan juga mempengaruhi peningkatan berat badan dan
lemak tubuh.
5. Aktifitas Fisik
Aktifitas fisik mencerminkan gerakan tubuh yang disebabkan oleh kontraksi
otot menhasilkan energy ekspenditur. Berjalan kaki atau menaiki tangga maupun
berolah raga merupakan aktivitas yang baik dilakukan karena dapat menurunkan
berat badan atau mencegah peningkatan berat badan.

H. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa setiap praktikan
memiliki indeks masa tubuh yang berbeda-beda, begitupun halnya dengan
perhitungan Basa metabolic rate (BMR). Setelah dilakukan penghitungan dapat
diketahui bahwa kebutuhan kalori dari masing-masing berbeda-beda pula

8
Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Basa metabolic rate (BMR) berbeda-beda hal
ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1. Usia: semakin bertambah usia seseorang, mereka cenderung kehilangan massa
otot dan mudah terjadi akumulasi lemak tubuh.
2. Jenis Kelamin: Secara rata-rata, lelaki mempunyai massa otot yang lebih banyak
dari wanita.
3. Genetik: Diperkirakan lebih dari 40% variasi IMT dijelaskan oleh vaktor genetic.
IMT sangat berhubungan erat dengan generasi pertama keluarga.
4. Pola Makan: Penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengkonsumsi makanan
tinggi lemak lebih cepat mengalami peningkatan berat badan dibandingkan
mereka yang mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat dengan jumlah kalori
yang sama.
Aktifitas Fisik: Aktifitas fisik mencerminkan gerakan tubuh yang disebabkan oleh
kontraksi otot menhasilkan energy ekspenditur.
I. Jawaban Tugas
1. Apakah yang dimaksud dengan berat badan ideal ?
Jawab: Berat badan ideal adalah seseorang yang mempunyai bentuk tubuhnya
tidak terlalu kurus, dan tidak terlalu gemuk terlihat serasi antara berat badan dan
tinggi badan.
2. Jelaskan fungsi pengukuran IMT ?
Jawab: Fungsi IMT adalah : Sebagai alternatif untuk tindakan pengukuran lemak
tubuh dan cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa

9
DAFTAR PUSTAKA

Ganong, William F. 1999. Buku Ajar Fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC.


Ganong, William F. 2001. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.
Pearce, Evelyn C. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia
Pustak Utama.

10

Anda mungkin juga menyukai