Disusun oleh:
Ir. Rudy Wawolumaja M.Sc
Rudianto Muis, ST, MT
Peta Kendali : suatu diagram yang menunjukkan batas-batas dimana hasil pengamatan
masih dapat ditolerir dengan resiko tertentu, yang menjamin bahwa proses
produksi masih berada dalam keadaan baik.
Peta Kendali dapat menunjukkan kapan tindakan koreksi harus dilakukan, tetapi tidak
menunjukkan letak dan penyebab kesalahan.
Karakteristik ??
Mutu Batas Kendali Atas ( BKA / UCL )
Garis Tengah ( GT / CL )
Catatan mengenai cara untuk mengambil keputusan dalam pemilihan Peta Kendali yang
sesuai dengan data, dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Rata-rata,
Rentang
n = 2 s/d 9
n=1
Data Non Grafik Run
Normal
Data Normal
Peta Grafik Kontrol X
Kendali
n tetap Grafik np
Perhitungan
satuan
n variasi
Grafik p
Perhitungan
(Atribut)
n tetap Grafik c
Perhitungan
Kejadian
n variasi
Grafik u
Source : Pyzdeck, Thomas T, The Six Sigma Hand Book, Panduan Lengkap untuk Greenbelts, Blackbelts,
& Managers pada semua tingkat
Secara Statistik, dalam produksi dikenal 2 macam variasi, yaitu :
1. Variasi Probabilistik ( Chance Causes ) :
Yaitu variasi yg terjadi secara kebetulan dan tidak dapat dihindarkan (penyebab sukar
untuk diidentifikasi) terjadi secara alamiah.
Jika dalam proses dipengaruhi oleh variasi probabilistik, maka masih dapat dikatakan
bahwa process in control.
2. Variasi Eratik ( Assignable Causes ) :
Yaitu variasi yang terjadi secara tidak menentu karena ada penyebab-penyebab tidak
menentu (tidak wajar) dalam proses (penyebab dapat diidentifikasi).
Sumber penyebab dapat berasal dari : proses, material, lingkungan, operator, dll.
Jika dalam proses dipengaruhi oleh variasi eratik, maka proses dikatakan process out
of control sehingga harus dicari penyebabnya lalu diperbaiki.
Gambaran mengenai pengendalian proses secara Statistik :
Input
T
Keluar
Batas?
Spec : Spesifikasi batasan dimana produk masih dapat diterima oleh konsumen ( toleransi )
Perbedaan antara Chance Causes dan Assignable Causes :
Jumlah penyebab Pengaruh masing 2 Apa perlu dicari ?
tidak ada
Chance Causes banyak sekali kecil
kecenderuangan
Assignable
sedikit besar perlu / harus
Causes
Peta X :
Grafik yang menggambarkan letak nilai-nilai X (rata-rata) suatu subgroup
(sampel) relatif terhadap batas kontrol atas dan bawahnya.
Tujuan untuk mengetahui apakah proses produksi dalam keadaan terkendali atau
tidak.
Dasar teori : Theorema Central Limit
Peta R :
Grafik yang menggambarkan letak nilai-nilai jangkauan / range anggota subgrup /
sampel relatif terhadap batas kontrolnya.
Peta X dan R :
Digunakan untuk membantu menentukan apakah nilai-nilai data dari proses dalam
keadaan normal atau tidak, sehingga dapat diambil kesimpulan dan tindakan.
Biasanya digunakan bersama, karena peta X untuk mengendalikan rata-rata, peta
r atau untuk mengendalikan sebaran proses.
(Tetapi peta jarang digunakan karena sulit dalam perhitungannya)
Langkah-langkah penggunaan Peta X dan R :
I. Persiapan pembuatan Peta X dan R :
1. Menentukan tujuan penggunaan Peta kontrol X dan R
2. Menentukan variabel yang akan dipetakan
karakteristik kualitas yang akan diperiksa (spt. kekuatan, ukuran, berat, dll)
3. Menentukan dasar pembentukan subgrup
a. Memilih subgrup dari produk yang diproduksi pada waktu yang sama atau
waktu yang sedekat mungkin (instant time method)
b. Memilih produk secara rutin dalam periode waktu (period of time method)
4. Menentukan ukuran dan frekuensi subgrup
a. Semakin besar ukuran subgrup semakin sensitif terhadap variasi
Semakin besar ukuran subgrup batas kontrol semakin sempit (semakin
mendekat Garis Tengah) peta semakin ketat kendali akan semakin
ketat peta akan semakin sensitif terhadap variasi
b. Semakin besar ukuran subgrup biaya inspeksi akan semakin besar pula
c. Jika test yang dilakukan bersifat merusak & mahal, maka ukuran subgrup
cukup kecil saja.
d. Untuk bentuk distribusi Normal minimal ukuran subgrup = 4
e. Jika ukuran subgrup > 10 lebih baik digunakan peta daripada peta R
5. Menyiapkan format untuk membuat data
6. Menentukan metoda pengukuran / pemeriksaan
X 1 X 2 X 3 ..... X n X i
X i 1
n n
3. Menghitung nilai R untuk setiap subgrup :
R = X maksimum X minimum
4. Menentukan jumlah subgrup yang diinginkan (k)
X 1 X 2 X 3 ..... X n
Xi
X i 1
k k
6. Menghitung nilai rata-rata jangkauan ( R ) :
k
R 1 R 2 R 3 ..... R n R i
R i 1
k k
7. Menghitung batas kontrol atas dan bawah X :
a. Bila diketahui :
BKA X = X + X Untuk 3 :
BKA X = X + A
GT X = X
GT X = X
BKB X = X X
BKA X = X A
'
X
n
Jadi : BKA X = X + A 2 . R
GT X = X
BKB X = X A 2 . R
1 2 3 ..... n i
i 1
k k
' X
c2 c2 n
' 3
X 3 X A1
n c2 n
Jadi : BKA X = X + A 1 .
GT X = X
BKB X = X A 1 .
Alasan penggunaan batas kendali sebesar 3 :
Secara empiris, batas kendali 3 adalah terbaik untuk memberikan
kesempatan agar variasi yang disebabkan oleh Chance Causes tidak
keluar, tapi Assignable Causes keluar.
Mempunyai luas daerah yang besar : probabilitas = 0,9973. Probabilitas yg
keluar = 0,0027 , dengan syarat bahwa proses tidak berubah.
Kemudahan untuk melakukan perhitungan karena tabel tersedia.
8. Menghitung batas kontrol atas dan bawah R
9. Memplot titik-titik harga X , R dan batas-batas kontrol
dan diketahui
GT = X GT = d 2 . GT = c 2 .
1. X
(diasumsikan) BKA = X + A . BKA = D 2 . BKA = B 2 .
BKB = X A . BKB = D 1 . BKB = B 1 .
GT = X GT = R
2. X dan diestimasi
BKA = X + A 2 . R BKA = D 4 . R
dari X dan R
BKB = X A 2 . R BKB = D 3 . R
GT =X GT =
3. X dan diestimasi
BKA = X + A 1 . BKA = B 4 .
dari X dan
BKB = X A 1 . BKB = B 3 .
X new X o
X - X d
R new R o
R - R d
new o - d
k - kd k - kd k - kd
GT = X o GT = d 2 . o = Ro GT = c 2 . o
BKA = X o + A . o BKA = D 2 . o BKA = B 2 . o
BKB = X o A . o BKB = D 1 . o BKB = B 1 . o
Ro o
o ' o '
d2 c2
Contoh Soal :
Diketahui data hasil pengukuran volume minuman botol 200 ml sbb :
Data ke -
No
1 2 3 4
1 200,5 197,5 196 196
2 192,9 194,5 196 197,5
3 192,9 194,5 194,5 196
4 191,4 189,9 189,9 196
5 196 197,5 199 197,5
6 192,9 196 197,5 194,5
7 197,5 197,5 200,5 202
8 194,5 197,5 197,5 197,5
9 196 196 196 199
10 196 196 196 196
Diketahui :
k k
i 1
X i = 1960,600 R
i 1
i = 36,40
k = 10 k = 10
n=4 n=4
k k
Xi 1960,600 R i
36,40
X i 1
196,06 R i 1
3,64
k 10 k 10
a. Peta Kendali yang sesuai : Peta Kendali Variabel ( Peta X dan R )
Peta X :
BKA X = X + A 2 . R = 196,06 + ( 0,729 * 3,64 ) = 198,714
GT X = X = 196,06
BKB X = X A 2 . R = 196,06 ( 0,729 * 3,64 ) = 193,406
Peta Kendali X
200,500
199,000
197,500
196,000
X
194,500
193,000
191,500
190,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Subgrup
Data yg keluar : data ke-4 dan 7
Peta R :
BKA = D 4 . R = 2,282 * 3,64 = 8,306
GT = R = 3,64
BKB = D 3 . R = 0 * 3,64 = 0
Peta Kendali R
9,0
7,5
6,0
R
4,5
3,0
1,5
0,0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Subgrup
b. Subgrup belum terkendali, masih ada 2 data yang diluar batas kontrol, yaitu data
ke-4 dan 7, sehingga perlu untuk direvisi (dimana, telah diasumsikan bahwa cacat
diakibatkan dari assignable causes).
c. Peta Kendali Variabel Revisi :
X new X o
X - X d
1960,600 - ( 191,800 199,375 )
196,178
k - kd 10 - 2
R new R o
R - Rd
36,40 - ( 6,1 4,5 )
3,225
k - kd 10 - 2
Ro 3,225
o ' 1,566
d2 2,059
Peta X - Revisi :
BKA = Xo + A . o = 196,178 + ( 1,5 * 1,566 ) = 198,528
GT = Xo
BKB = Xo A . o = 196,178 ( 1,5 * 1,566 ) = 193,829
199,500
198,000
196,500
X
195,000
193,500
192,000
1 2 3 4 5 6 7 8
Subgrup
Peta R Revisi :
BKA = D 2 . o = 4,698 * 1,566 = 7,358
GT = d 2 . o = Ro = 3,225
BKB = D 1 . o = 0 * 1,566 = 0
Peta Kendali R - Revisi
9,000
7,500
6,000
R
4,500
3,000
1,500
0,000
1 2 3 4 5 6 7 8
Subgrup
2. Sebuah mesin produksi tidak selamanya beroperasi dengan baik, sehingga perlu
disesuaikan. Untuk mengetahui apakah mesin berjalan dgn baik perlu dibuat
peta kendali. Dikumpulkan sampel (berukuran 5) sbb :
Subgrup X R Subgrup X R
1 35,4 3 7 34,0 4
2 34,0 4 8 35,1 3
3 36,4 4 9 33,7 7
4 34,9 4 10 32,8 8
5 33,5 5 11 33,5 3
6 31,1 6 12 34,2 9
Buat peta kontrolnya, apakah proses terkendali ? Kalo tidak terkendali, susunlah
peta revisinya (asumsi : cacat akibat assignable causes)!
4. Berikut ini data hasil pengukuran selama 10 hari terhadap 4 buah produk baja.
Subgrup Hasil Pengamatan Subgrup Hasil Pengamatan
1 77,4 77,8 66,1 89,1 6 75,4 76,0 82,8 83,4
2 72,6 74,0 79,2 70,6 7 71,1 75,6 81,6 86,1
3 67,4 70,4 86,4 89,4 8 76,6 77,4 81,8 82,6
4 70,6 74,0 79,2 82,6 9 75,3 78,0 79,6 82,3
5 73,5 75,0 79,0 80,5 10 72,2 75,2 81,2 84,2
Buat peta kontrolnya, apakah proses terkendali ? Kalo tidak terkendali, susunlah
peta revisinya (asumsi : cacat akibat assignable causes)!
Klasifikasi keadaan tak terkendali ( Lack of Control ) :
Ada 3 bentuk perubahan proses, yaitu :
1. Perubahan hanya pada rata-rata ( dilihat dari X )
2. Perubahan hanya pada sebaran ( dilihat dari R atau )
3. Perubahan pada rata-rata dan sebaran :
tetap
X bergeser sementara
tetap
X bergeser tidak tetap
tetap
X bergeser bertahap
bertambah besar
X tetap
Karakteristik BKA
Mutu
GT
BKB
No. Sampel
d. Terjepit :
BKA
Karakteristik
Mutu
GT
BKB
No. Sampel
BKA
Karakteristik
Mutu
GT
BKB
No. Sampel
e. Pelompatan :
Karakteristik BKA
Mutu
GT
BKB
No. Sampel
Karakteristik BKA
Mutu
GT
BKB
No. Sampel
b. Kecenderungan :
Karakteristik BKA
Mutu
GT
BKB
No. Sampel
Hubungan antara Penyebaran Proses dengan Batas Spesifikasi :
Spesifikasi adalah batas-batas ukuran hasil yang dapat diterima oleh konsumen.
Contoh : diketahui batas spesifikasi : 15,3 0,025
Spesifikasi Atas (SA) = 15,3 + 0,025 = 15,325
Spesifikasi Bawah (SB) = 15,3 0,025 = 15,275
Spesifikasi ditentukan oleh perancang produk untuk memenuhi fungsi tertentu,
ditentukan untuk masing-masing benda ( bukan untuk kelompok ).
Spesifikasi jarang digambarkan dalam peta kendali.
Hubungan antara Sebaran Proses dan Spesifikasi :
Jika spesifikasi ditentukan oleh perancang produk tanpa memperhatikan sebaran
prosesnya akan menimbulkan kesalahan
Ada 3 macam situasi yang mungkin terjadi :
Out of Control
1. KASUS I : 6 < SA SB
SA
BKA
SA SB 6 X0
BKB
kondisi yg tidak diinginkan,
kondisi yg diinginkan tetapi tidak ada Waste
SB
SA
SA SB 6 X0 B C
SB
Waste
Out of Control
SA
BKA
SA SB 6 X0 kondisi yg tidak
diinginkan, krn ada
Out of Control &
Waste
BKB
SB
Memuaskan
Rework
Waste
SA
B
A
SA SB 6 X0 C
SB
Scrap
Waste
Out of Control
SA
BKA
SA SB 6 X0
BKB
SB
kondisi yg tidak diinginkan,
Out of Control dan Waste
kondisi yg tidak diinginkan, dimana
proses In Control namun ada Waste
Rework
Rework
SA
SA SB 6 A B
SB
Scrap
Scrap Rework
SB SA
BSB - BSA -
Z1 Z2
' '
% Scrap = P (Z 1) % Rework = P (Z 2)
Contoh :
Diketahui sebuah produk pipa dibuat dengan diameter 12,5 mm dengan toleransi
0,05 mm. Bila garis tengah proses () = 12,5 mm dan simpangan bakunya adalah
0,02 mm (').
a. Berapa % produk yang scrap dan rework ?
b. Berapa nilai garis tengah proses jika % scrap dihilangkan? Berapa % rework?
Jawab :
Diketahui : SA = 12,5 + 0,05 = 12,55 mm
SB = 12,5 0,05 = 12,45 mm
a. % produk yang scrap dan rework :
BSB - 12,45 - 12,5
Z1 - 2,5 P (Z 1) = 0,0062 = 0,62 %
' 0,02
Produk Scrap = 0,62 %
- 2,5 2,5
b. Berapa nilai garis tengah proses jika % scrap dihilangkan? Berapa % rework?
Produk Scrap = 0 % P (Z 1) = 0,0000 Z 1 = - 3,59
BSB - 12,45 -
Z1 - 3,59 = 12,52 mm
' 0,02
BSA - 12,55 - 12,52
Z2 1,5 P (Z 2) = 1 - 0,9332 = 0,0668
' 0,02
Produk Rework = 0,0668 = 6,68 %
- 3,59 1,5
Process Capability :
Process Capability : adalah kemampuan dari proses untuk memenuhi spesifikasi
Proses terkendali setiap hasil selalu memenuhi spesifikasi
Spesifikasi distribusi X ()
Batas Kendali distribusi X ( X )
SB
Process Centered :
6
Cp = 1,33
Cpk = 1,33
SB X0 SA
Process Off Center 1 :
6
Cp = 1,33
Cpk = 1,00
SB X0 SA
Kasus II : BSA BSB = 6 Cp = 1
SA
BKA
Cp = 1, menunjukkan bhw BSA BSB = 6
SA SB 6 X0 (jadi hanya ada 0,27 % produk yang tidak
memenuhi spesifikasi)
BKB
SB
Memuaskan
BSA - BSB 6
Ilustrasi : C p = = 1,00
6' 6
Process Centered :
6
Cp = 1,00
Cpk = 1,00
SB X0 SA
Process Off Center 1 :
6
Cp = 1,00
Cpk = 0,67
SB X0 SA
Kasus III : BSA BSB < 6 Cp < 1
SA
BKA
BKB
SB
BSA - BSB 4
Ilustrasi : C p = = 0,67
6' 6
Process Centered :
6
Cp = 0,67
Cpk = 0,67
SB X0 SA
Process Off Center 1 :
6
Cp = 0,67
Cpk = 0,33
SB X 0 SA
Sebaiknya nilai : Cp 1 Cp semakin besar semakin baik
Secara umum, dalam proses, nilai Cp yang lebih baik apabila : Cp 1,33
Kelemahan dari Indeks Capability (Cp) adalah tidak memperhatikan letak Center
Line.
SA
A = B Cp sama
Padahal B lebih Capable dari A
B
SB
Indeks Cp hanya dapat dipakai jika Center Line ( X ) sudah berada di tengah-tengah
spesifikasi, karena itu dipakai indeks lain yaitu :
BSA - - BSB
C pk min ;
3 ' 3 '
dipakai nilai minimal karena ingin diambil resiko terburuk sebagai bahan
analisa
Catatan :
1. Nilai indeks Cp tidak akan berubah walau terjadi perubahan pada Center Line atau
Process Center.
2. Nilai Cp = Cpk ketika proses berada ditengah ( centered ).
3. Nilai Cpk selalu lebih kecil atau sama dengan nilai Cp. Nilai dari : Cpk Cp
4. Nilai Cpk secara de facto standard = 1 yang menunjukkan bahwa proses dapat
membuat produk yang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.
5. Jika nilai Cpk < 1 menunjukkan bahwa proses tidak dapat membuat produk
yang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.
6. Jika nilai Cp < 1 menunjukkan proses tidak mampu ( not capable ).
7. Jika nilai Cpk = 0 menunjukkan bahwa rata-rata proses sama dengan salah satu
batas spesifikasi.
8. Jika nilai Cpk negatif menunjukkan bahwa rata-rata proses berada di luar batas
spesifikasi.
Xi 8000 R i
900
X i 1
160 R i 1
18
k 50 k 50
Peta R :
BKA = D 4 . R = 2,282 * 18 = 41,076
GT = R = 18
BKB = D 3 . R = 0 * 18 = 0
BSA - - BSB
C pk min ;
3 ' 3 '
170 - 160 160 - 130
min ;
3 * 8,742 3 * 8,742
min 0,381 ; 1,144
C pk 0,381
Cpk < 1 menunjukkan bahwa proses tidak dapat membuat produk yang sesuai
dengan spesifikasi yang diinginkan
Soal-soal :
1. Sebuah msn produksi tidak selamanya beroperasi dengan baik, sehingga perlu
disesuaikan. Untuk mengetahui apakah mesin berjalan dengan baik perlu dibuat
peta kendali. Dikumpulkan sampel (berukuran 5) :
X 35,4 34,0 36,4 34,9 33,5 31,1 34,0 35,1 33,7 32,8 33,5 34,2
R 3 4 4 4 5 6 4 3 7 8 3 9
a. Buat peta kontrolnya, apakah data terkendali ? Kalo tdk, susun peta revisinya !
b. Jika batas spesifikasi 1,44, berapa % produk yg ditolak berdasarkan
data diatas ?
c. Dgn menggunakan batas spesifikasi diatas, hitung nilai Cp dan Cpk nya !
2. Suatu produk dibuat dengan SA = 32,67 cm dan SB = 30,21 cm. Jika produk
berdistribusi normal, dengan rata-rata 31,88 cm dan standar deviasi 0,83 cm, maka
tentukan :
a. Berapa % scrap dan % rework nya ?
b. Jika diinginkan hanya 0,19 % scrap, berapa nilai rata-rata proses baru-nya dan
berapa % rework yang diperoleh ?
3. Dlm proses pembuatan bearing, dibuat peta kendali unk diameter luar bearing,
dgn ukuran subgrup = 4. Dari 20 subgrup, diperoleh X = 41,283, R = 0,3.
Batas spesifikasi produk : 2,060 0,020. Biaya rework = Rp. 1000,-/pcs, biaya
scrap = Rp. 25.000,-/pcs. Proses diatas terkendali dan mempunyai dist. normal.
Hitunglah :
a. Cp dan Cpk.
b. Estimasi biaya rework dan scrap untuk proses diatas.
c. Apabila proses distel, sehingga = 2,06, sedangkan simp. bakunya tetap,
apakah proses ini akan lebih menguntungkan ?
4. Data yang diperoleh dari 40 kelompok sampel dengan masing-masing 5
pengukuran hasil pembubutan poros, diperoleh nilai X = 98,57 dan R = 0,312
a. Hitunglah batas kendali peta X dan R !
b. Berapa taksiran nilai dari proses ?
c. Bila spesifikasi yang diminta adalah 98,07 0,57,
5. Diketahui spesifikasi barang yang diinginkan adalah antara 12,5 s/d 16,7.
a. Jika diinginkan semua barang yang diproduksi memenuhi spesifikasi, maka
tentukan nilai dan nya !
b. Jika nilai rata-rata berubah menjadi 13,7, simpangan bakunya tetap (dari no.
a), maka berapa % kemungkinan perubahan ini masih dapat diterima ?
6. Suatu proses telah terkendali dng menggunakan peta kendali X dan R. Batas
spesifikasi : USL = X + 3 dan LSL = X - 3,2 . Tiba-tiba terjadi perubahan
proses, harga rata-rata populasi bergeser dari X menjadi X + 1,5 , tetapi nilai
standar deviasi-nya tetap. Bila distribusi populasi sebelum dan sesudah perubahan
adalah normal & ukuran subgrupnya 3, maka hitung :
a. Probabilitas dari hasil produksi keluar dari batas spesifikasi.
b. Cp dan Cpk sebelum dan sesudah terjadinya perubahan.
7. Suatu peta kendali telah digunakan untuk memonitor proses selama periode yang
cukup lama. Ukuran subgrup = 4 dengan interval waktu kira-kira 2 jam. Peta
kendali X dengan batas 3 adalah 121 dan 129 dengan rata-rata proses X 0 = 125.
a. Jika produk dijual kepada konsumen yang memiliki spesifikasi 127 8,
berapa % produk yang tidak memenuhi spesifikasi ini?
b. Jika rata-rata proses diubah tanpa mengubah standar deviasinya, berapa nilai
rata-rata proses baru yang harus ditargetkan untuk meminimasi jumlah produk
yang tidak memenuhi spesifikasi?
c. Dengan nilai rata-rata proses yang baru ini (dari no. b), berapa % produk yang
tidak memenuhi spesifikasi ?
8. Perusahaan yang memproduksi oil seal, menyatakan bahwa rata-rata oil seal yang
diproduksinya memiliki ketebalan 49,15 mm dan standar deviasi 0,51 mm. Data
berdistribusi Normal. Jika ketebalan seal dibawah BSB (yaitu : 47,8 mm), maka
produk itu harus diperbaiki (rework) ; jika ketebalan di atas BSA (yaitu 49,8 mm),
maka produk seal harus dibuang (scrap).
a. Berapa % seal yang harus diperbaiki dan berapa % seal yang dibuang ?
b. Bila ternyata nilai rata-rata proses telah berubah menjadi 48,5 mm, berapa %
kesalahan tipe 2 yang terjadi ?
c. Bila perbaikan lebih murah daripada dibuang, tindakan apa yg harus dilakukan
oleh perusahaan (jika dilihat dari keadaan semula) ?
Atribut : mengacu pada karakteristik kualitas yang memenuhi spesifikasi atau tidak.
Atribut produk bagus / baik atau produk defective
p
np
p
np
n n
dimana : p = proporsi defective
n = jumlah sampel per subgrup
np = jumlah defektif dalam subgrup
Tujuan Peta p :
a. Menentukan rata-rata kualitas.
b. Menarik perhatian manajemen tentang perubahan rata-rata
c. Memperbaiki kualitas
d. Evaluasi prestasi dari manajemen operasi dan personel
e. Memperkirakan pemakaian peta X dan R
f. Menentukan kriteria penerimaan
Peta p dapat digunakan untuk n tetap atau bervariasi
2. Tentukan subgrup :
Penentuan ukuran subgrup (n) perlu diadakan penelitian pendahuluan
terlebih dahulu supaya peta lebih baik
Pengelompokan data :
Untuk proses kontinu : sesuai urutan produksi
Untuk job order : sesuai jadwal produksi
p
np
p
np
n n
Standar deviasi untuk p : p = p (1- p )
n
Untuk 3 :
GT p
p (1- p )
BKA / BKB p 3
n
6. Jika ada data yang keluar dari Batas Kendali, perbaiki dan revisi.
p new po
np - np d
n - n d
po ( 1 - po )
BKA / BKB p o 3
n
p
np
120
0,04
n 3000
GT p 0,04
p (1- p ) 0,04 ( 1 - 0,04 )
BKA p 3 0,04 3 0,0816
n 200
p (1- p ) 0,04 ( 1 - 0,04 )
BKB p 3 0,04 3 - 0,0016 0
n 200
Peta p
0,120
0,100
0,080 BKA
p
0,060
0,040 GT
0,020
0,000 BKB
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Subgrup
Proses tidak terkendali, karena masih ada data yg keluar dari Batas
Kendali, yaitu data ke : 3 dan 5 revisi
Peta p - Revisi :
p new p o
np - np d
120 - ( 20 21 )
0,0304
n - n d 3000 - ( 200 200 )
p0 ( 1 - p0 ) 0,0304 ( 1 - 0,0304 )
BKA p 0 3 0,0304 3 0,0668
n 200
p0 ( 1 - p0 ) 0,0304 ( 1 - 0,0304 )
BKB p 0 3 0,0304 3 - 0,006 0
n 200
Peta p - Revisi
0,070
BKA
0,060
0,050
0,040
p
0,030 GT
0,020
0,010
0,000 BKB
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
S ubgrup
Peta kendali sudah di revisi.
Subgrup Jumlah diperiksa (n) Jumlah Defective (np) Bagian ditolak (p)
1 200 7 0,035
2 300 3 0,010
3 200 20 0,100
4 250 11 0,044
5 220 21 0,095
6 200 5 0,025
7 250 4 0,016
8 300 6 0,020
9 200 8 0,040
10 220 10 0,045
TOTAL 2340 95
Jawab :
p
np
95
0,0406 GT p 0,0406
n 2340
Karena soal diatas n bervariasi, maka nilai Batas Kendali Atas (BKA) dan
Batas Kendali Bawah (BKB) tiap subgrup berbeda.
Peta p
0,120
0,100
0,080 BKA
p
0,060
0,040 GT
0,020
0,000 BKB
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Subgrup
Proses tidak terkendali, karena masih ada data yg keluar dari Batas
Kendali, yaitu data ke : 3 dan 5 revisi
Peta p - Revisi :
p new p o
np - np d
95 - ( 20 21 )
0,0281
n - n d 2340 - ( 200 220 )
Karena soal diatas n bervariasi, maka nilai Batas Kendali Atas (BKA) dan
Batas Kendali Bawah (BKB) tiap subgrup berbeda.
Misalkan untuk n = 200, maka diperoleh nilai Batas Kendali sbb :
p0 ( 1 - p0 ) 0,0281 ( 1 - 0,0281 )
BKA p 0 3 0,0281 3 0,0632
n 200
p0 ( 1 - p0 ) 0,0281 ( 1 - 0,0281 )
BKB p 0 3 0,0281 3 - 0,0069 0
n 200
Jadi tabel data BKA dan BKB tiap subgrup hasil Revisi sbb :
Jumlah Jumlah Bagian
Subgrup BKA GT BKB
diperiksa (n) Defective (np) ditolak (p)
1 200 7 0,035 0,0632 0,0281 -0,0069 0
2 300 3 0,010 0,0568 0,0281 -0,0005 0
3 250 11 0,044 0,0595 0,0281 -0,0032 0
4 200 5 0,025 0,0632 0,0281 -0,0069 0
5 250 4 0,016 0,0595 0,0281 -0,0032 0
6 300 6 0,020 0,0568 0,0281 -0,0005 0
7 200 8 0,040 0,0632 0,0281 -0,0069 0
8 220 10 0,045 0,0616 0,0281 -0,0053 0
TOTAL 1920 54
Peta p - Revisi
0,070
0,060 BKA
0,050
0,040
p
0,030 GT
0,020
0,010
0,000 BKB
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Subgrup
Adaptasi Peta p :
Krn masalah praktis, maka ada 2 peta yang merupakan pengembangan Peta p :
a. Peta Persentase Defective ( 100 p chart ) :
Nilai-nilai pada peta ini sama seperti perhitungan pada peta p, hanya ada
perubahan skala, yaitu dengan mengalikan 100.
Rumus Batas Kendali :
GT 100 * p
p (1- p )
BKA / BKB 100 * p 3
n
Contoh Soal :
Dari contoh sebelumnya (n tetap), diketahui bahwa :
np = 120
n = 3000
n = 200
GT 100 * p 4
BKA 100 * p 3
p (1- p ) 100 * 0,04 3 0,04 ( 1 - 0,04 )
8,16
n 200
BKB 100 * p 3
p (1- p ) 100 * 0,04 3 0,04 ( 1 - 0,04 )
- 0,16 0
n 200
b. Peta np
II. Peta np :
Hampir sama dengan peta p, tetapi peta np lebih mudah dalam perhitungan
karena hasil-hasil inspeksi dapat langsung dipetakan tanpa dilakukan proses
perhitungan sebelumnya.
Peta np menunjukkan jumlah defektif dalam suatu populasi.
Peta np digunakan untuk n tetap.
Rumus Peta np :
GT n p
np ; atau : GT n p n p
k
BKA / BKB n p 3 n p ( 1 - p )
n p new n p o
np - np d
k - kd
atau : n p new n p o n p new n p o
BKA / BKB n po 3 n po ( 1 - po )
Contoh Soal :
Pada bulan Mei di pabrik garment HATEX dilakukan pemeriksaan dengan n =
200 dan frekuensi pengambilan subgrup 15 kali. Data yg diperoleh adalah sbb
:
Subgrup Jumlah diperiksa (n) Jumlah Defective (np)
1 200 7
2 200 3
3 200 20
4 200 11
5 200 21
6 200 5
7 200 4
8 200 6
9 200 8
10 200 10
11 200 4
12 200 3
13 200 8
14 200 8
15 200 2
TOTAL 3000 120
p
np
120
0,04
n 3000
GT = n p = 200 * 0,04 = 8
Peta np
24
20
16 BKA
np
12
8 GT
4
0 BKB
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Subgrup
Proses tidak terkendali, karena masih ada data yang keluar dari Batas Kendali,
yaitu data ke : 3 dan 5 revisi
Peta np - Revisi :
p new p o
np - np d
120 - ( 20 21 )
0,0304
n - n d 3000 - ( 200 200 )
Peta np - Revisi
15
BKA
12
9
np
6 GT
3
0 BKB
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Subgrup
GT c
c
k
BKA / BKB c 3 c
dimana : c = jumlah cacat
k = jumlah subgrup
Rumus Peta Kendali c Revisi :
c new c o
c - c d
k - kd
BKA / BKB c o 3 c o
Dalam hal tertentu, lebih tepat bekerja dengan menggunakan jumlah defect
daripada fraction defective.
Contoh : dalam pemeriksaan :
Kain jumlah benang yang timbu, dirty spot ( tiap m 2 )
Gelas jumlah gelembung / bubble ( tiap 10 m 2 )
Radio jumlah cacat ( per unit radio )
Contoh Soal :
1. Diketahui : jumlah cacat total = 141 ; k = 25.
Tentukan batas kendali peta c !
Jawab :
GT c c
141
5,64
k 25
BKA c 3 c 5,64 3 5,64 12,76
GT c
c
108
7,2
k 15
BKA c 3 c 7,2 3 7,2 15,2
Peta c
16,00
BKA
12,00
8,00
c
GT
4,00
0,00 BKB
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Subgrup
II. Peta u :
Peta u merupakan peta yang menunjukkan banyaknya cacat (jumlah defect)
per unit dalam subgrup.
c
Peta u merupakan modifikasi dari Peta c ; dimana : u
n
u new u o
c - c d
n - n d
uo
BKA / BKB u o 3
n
Contoh Soal :
Berikut ini adalah hasil penelitian terhadap cacat pada produk kain tekstil :
n c u BKA BKB
Jan 30 110 120 1,091 1,425 0,819
Jan 31 82 94 1,146 1,472 0,771
Feb 01 96 134 1,396 1,446 0,797
Feb 02 115 143 1,243 1,418 0,825
Feb 03 108 97 0,898 1,427 0,816
Feb 04 120 145 1,208 1,412 0,832
Feb 05 98 128 1,306 1,443 0,801
Feb 06 103 105 1,019 1,435 0,809
Feb 07 113 116 1,027 1,421 0,823
Feb 08 115 119 1,035 1,418 0,825
Feb 09 99 93 0,939 1,441 0,802
Feb 10 101 132 1,307 1,438 0,805
Feb 11 122 100 0,820 1,409 0,834
Feb 12 98 134 1,367 1,443 0,801
Apakah jumlah cacat tiap unit produk untuk data diatas terkendali ?
Dari data diatas, diketahui bahwa :
n = 1480
c = 1660
Karena n bervariasi, maka nilai BKA dan BKB untuk tiap subgrup
berbeda, disesuaikan dengan nilai n dari tiap subgrup.
Sehingga, dapat disusun Batas Kendali sbb : (contoh, untuk bulan Jan 30 )
GT u
c
1660
1,122
n 1480
u 1,122
BKA u 3 1,122 3 1,425
n 110
u 1,122
BKB u 3 1,122 3 0,819
n 110
Peta u
BKA
1,30
GT
u
1,00
BKB
0,70
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Subgrup
W C . U C W MA . U MA W MI . U MI
2 2 2
OU =
n
GT = D O
BKA = D O + 3 OU
BKB = D O 3 OU
SOAL SOAL :
1. Diketahui data-data hasil pengukuran 100 buah sampel sebagai berikut :
Subgrup 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ukr. sampel (n) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
defektif (np) 14 10 4 6 13 4 8 5 10 7
Tentukan apakah produk-produk tsb sudah terkendali ? (gunakan peta p dan np)
Subgrup 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ukr. sampel (n) 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
produk cacat 5 4 7 3 4 5 2 10 5 3
cacat warna 2 2 4 2 1 1 1 3 3 1
cacat pecah 4 1 2 1 2 5 1 3 1 2
cacat putus 0 1 2 1 3 1 2 6 3 2
cacat goresan 1 0 1 2 1 0 1 2 1 2
a. Buatlah peta kendali defektifnya, apakah produk msh dlm batas pengendalian
?
b. Apabila konsumen mau menerima max. 15% defektif, apakah produk ini
masih dapat diterima oleh konsumen ?
c. Apakah proses terkendali, dilihat dari segi jumlah cacat pd lampu senter tsb ?
d. Apakah jumlah cacat untuk tiap unit produk masih dalam batas pengendalian ?
Panjang Perjalanan
1.30
GT
u
1.00
0.70
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Subgrup
6 GT
4
Trend dari 5 penurunan
2
5 10 15 20