Anda di halaman 1dari 1

Para ulama menyatakan suatu kaidah yang agung hasil kesimpulan dari Al-

Quran dan As-Sunnah bahwa pada asalnya tidak dibenarkan menetapkan


disyariatkannya suatu perkara dalam agama yang mulia ini kecuali berdasarkan
dalil dari Al-Quran dan As-Sunnah. Allah l berfirman:

"Apakah mereka memiliki sekutu-sekutu yang mensyariatkan bagi mereka suatu


perkara dalam agama ini tanpa izin dari Allah?" (Asy-Syura: 21)

Jadi pada asalnya tidak ada kewajiban atas seseorang untuk membayar zakat
dari suatu harta yang dimilikinya kecuali ada dalil yang menetapkannya.
Berdasarkan hal ini jika yang dimaksud dengan zakat profesi bahwa setiap
profesi yang ditekuni oleh seseorang terkena kewajiban zakat, dalam arti uang
yang dihasilkan darinya berapapun jumlahnya, mencapai nishab1 atau tidak, dan
apakah uang tersebut mencapai haul atau tidak2 wajib dikeluarkan zakatnya,
maka ini adalah pendapat yang batil. Tidak ada dalil dari Al-Quran dan As-
Sunnah yang menetapkannya. Tidak pula ijma umat menyepakatinya. Bahkan
tidak ada qiyas yang menunjukkannya.

Al-Lajnah Ad-Daimah menyebutkan dalam Fatawa Al-Lajnah (9/281):


"Tidak samar lagi bahwa di antara jenis harta yang terkena kewajiban zakat
adalah emas (dinar) dan perak (dirham)4, dan bahwasanya di antara syarat
wajibnya zakat pada harta tersebut adalah sempurnanya haul. Berdasarkan hal
ini uang yang dikumpulkan dari gaji hasil profesi wajib dikeluarkan zakatnya di
akhir tahun apabila jumlahnya mencapai nishab, atau mencapai nishab bersama
uang yang lain yang dimilikinya dan telah sempurna haul yang harus
dilewatinya. Zakat uang gaji hasil profesi tidak boleh diqiyaskan (disamakan)
dengan zakat hasil tanaman (biji-bijian dan buah-buahan yang terkena zakat)
yang wajib dikeluarkan zakatnya saat dihasilkan (dipanen). Karena persyaratan
sempurnanya haul yang harus dilewati oleh nishab yang ada pada zakat emas
(dinar) dan perak (dirham) adalah persyaratan yang tetap berdasarkan nash, dan
tidak ada qiyas yang dibenarkan jika bertentangan dengan nash. Dengan
demikian, uang yang terkumpul dari gaji hasil profesi tidaklah terkena kewajiban
zakat kecuali di akhir tahun saat sempurnanya haul."

Anda mungkin juga menyukai