MESIN
A.2 Fungsi
Jangka sorong berfungsi mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian sampai 0,1 mm.
(rahang tetap dan rahang geser bawah)
Rahang tetap dan rahang geser atas bisa digunakan untuk mengukur diameter benda yang
cukup kecil seperti cincin, pipa, dll.
Tangkai ukur di bagian bawah berfungsi untuk mengukur kedalaman seperti kedalaman
tabung, lubang kecil, atau perbedaan tinggi yang kecil.
Mengukur kedalaman :
Taruh benda yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak. Contoh gelas.
Putar jangka (posisi tegak) kemudian letakkan ujung jangka sorong ke permukaan tabung
yang akan diukur dalamnya.
Geser rahang jangka kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong menyentuh dasar
gelas.
Membaca dan mencatat hasil pengukuran
Setelah Pengukuran :
Dalam membaca skala nonius upayakan dilakukan setelah jangka sorong diangkat keluar
dengan hati-hati dari benda ukur, jika terdapat baut pengunci pada jangka sorong
Untuk mencegah salah baca, miringkan skala nonius dampai hampir sejajar dengan bidang
pandangan, sehingga akan memudahkan dalam melihat dan menentukan garis skala nonius
yang segaris dengan skala utama.
Untuk mencegah karat, bersihkan jangka sorong dengan kain yang dibasahi oleh oli setelah
dipakai.
Apabila panjang skala nonius 10 mm yang dibagi menjadi 20 bagian yang sama maka
mengakibatkan beda satu bagian skala nonius dengan skala utama sebesar 1/20 bagian atau
0,05 mm, sehingga ketelitiannya sebesar 0,05 mm.
Apabila panjang skala nonius sebesar 10 mm yang dibagi menjadi 50 bagian yang sama
mengakibatkan beda skala nonius dengan satu bagian skala utama 1/50 bagian atau 0,02mm,
dengan demikian ketelitian jangka sorong menjadi 0,02mm.
Prinsip kerja jam ukur secara mekanis, dimana gerak linier sensor diubah menjadi gerak rotasi
oleh jarum penunjuk pada piringan dengan perantaraan batang bergigi dan susunan roda gigi.
Pegas koil berfungsi sebagai penekan batang bergigi hingga sensor selalu menekan ke bawah.
Sedangkan pegas spiral berfungsi sebagai penekan sistem transmisi roda gigi sehingga permukaan
gigi yang berpasangan selalu menekan pada sisi yang sama untuk kedua arah putaran (untuk
menghindari backlash) yang mungkin terjadi karena profil gigi yang tidak sempurna atau sudah aus.
Jam ukur juga dilengkapi dengan jewel untuk mengurangi gesekan pada dudukan poros roda gigi.
Ketelitian dan kecermatan jam ukur berbeda beda ada yang kecermatannya 0,01 ; 0,02 ; 0,005 dan
kapasitas ukurnya juga berbeda beda , misalnya : 20, 10, 5, 2, 1 mm . Untuk jam ukur dengan
kapasitas besar, terdapat jam kecil dalam piringan yang besar dimana satu putaran jarum besar sama
dengan tanda satu angka jam kecil. Pada piringan terdapat skala yang dilengkapi dengan tandabatas
atas dan tanda batas bawah. Piringan skala dapat diputar untuk kalibrasi posisi nol.
Jam ukur (dial indicator) merupakan alat ukur berskala yang banyak digunakan dalam industri
pemesinan untuk mengetes penyimpangan-penyimpangan yang cukup kecil pada bidang datar, bulat
atau permukaan lengkung. Jam ukur mempunyai ketelitian mencapai 0,01 mm bahkan ada pula yang
sampai 0,005 mm dengan kapasitas yang berbeda-beda.
Daftar Pustaka :
- UNY, Fakultas Teknik. 2014. Mengukur Dengan Menggunakan Alat Ukur, Yogyakarta:
Departemen Pendidikan Nasional
Strain Gauge merupakan sensor yang digunakan untuk mengukur berat atau beban dari suatu
benda dalam ukuran besar. Sensor strain gauge ini banyak diaplikasikan pada jembatan timbang
mobil/truk atau alat ukur berat dalam skala besar. Sensor strain gauge adalah grid metal foil tipis yang
dilekatkan pada permukaan dari Load Cell. Apabila Load cell di beri beban, maka terjadi strain dan
kemudian ditransmisikan ke foil grid. Tahanan foil grid berubah sebanding dengan strain induksi
beban.
Sensor strain gauge pada umumnya adalah tipe metal foil, dimana konfigurasi grid dibentuk
oleh proses photoeching. Karena prosesnya sederhana, maka dapat dibuat bermacam-macam ukuran
gauge dan bentuk grid. Untuk macam gauge terpendek yang tersedia adalah 0.20mm, dan yang
terpanjang 102 mm. Tahanan gauge standar adalah 120 mm dan 350, bahkan untuk keperluan
khusus gauge ada juga yang tersedia dengan tahanan 500, 1000 dan 10k.
strain-gauge.jpg
Load Cell memiliki bermacam-macam karakteristik yang bisa diukur, tergantung pada jenis
logam yang dipakai, bentuk load cell, dan ketahanan dari lingkungan sekitar.
Untuk memilih Load Cell yang sesuai dengan kebutuhan anda, penting untuk mengetahui definisi
dari parameter berikut :
INPUT BRIDGE RESISTANCE : Resistansi Input daripada Load Cell. Diukur dengan Ohm meter
antara dua titik input atau Excitasi. Biasanya selalu lebih besar dari resistansi Output/sinyal karena
adanya resistor kompensasi pada jalur Excitasi.
INSULATION RESISTANCE : Pengukuran resistansi antara sirkuit Load Cell dengan strukturnya.
Pengukuran dilakukan dengan tegangan DC.
NON-LINEARITY : Penyimpangan maksimum pada grafik hasil kalibrasi terhadap garis lurus
(Ideal) antara tanpa beban dan beban penuh. Dinyatakan dengan persentase terhadap pengukuran pada
kapasitas maksimum, hanya diukur dari nol sampai maksimum. Umumnya Non-linearity sebesar
0.025FS dan 0.035FS.
OUTPUT : Sinyal yang dihasilkan oleh load cell dimana output berbanding lurus dengan eksitasi dan
beban yang diterapkan. Sinyal output load cell dalam satuan mV/V atau V/A
OUTPUT BRIDGE RESISTANCE : Hambatan keluaran dari Cell. Output Bridge Resistance adalah
350O, 480O, 700O, 750O dan 1000O.
OUTPUT RATE : Tngkat perbandingan antara output tanpa beban dengan output saat ada beban
REAPITIBILITY : Selisih bacaan output maksimum Load Cell untuk beban yang sama dan waktu
yang identik.
RESOLUTION : Perubahan terkecil di input mekanis yang menghasilkan perubahan yang terdeteksi
dalam sinyal output
SAFE OVERLOAD RATING : Beban maksimum (%) kapasitas beban, yang dapat diterapkan tanpa
menghasilkan pergeseran permanen dalam karakteristik kinerja luar yang spesifik.
Daftar Pustaka :
- http://www.kitomaindonesia.com/article/23/load-cell-dan-timbangan
4. Manometer
A. Pengertian
Manometer adalah alat ukur tekanan dan manometer tertua adalah manometer kolom cairan.
Alat ukur ini sangat sederhana, pengamatan dapat dilakukan langsung dan cukup teliti pada
beberapa daerah pengukuran. Manometer kolom cairan biasanya digunakan untuk pengukuran
tekanan yang tidak terlalu tinggi (mendekati tekanan atmosfir).
B. Fungsi manometer
Manometer adalah alat yang digunakan secara luas pada audit energi untuk mengukur
perbedaan tekanan di dua titik yang berlawanan. Jenis manometer tertua adalah manometer kolom
cairan. Versi manometer sederhana kolom cairan adalah bentuk pipa U (lihat Gambar 4-4) yang
diisi cairan setengahnya (biasanya berisi minyak, air atau air raksa) dimana pengukuran dilakukan
pada satu sisi pipa, sementara tekanan (yang mungkin terjadi karena atmosfir) diterapkan pada
tabung yang lainnya. Perbedaan ketinggian cairan memperlihatkan tekanan yang diterapkan.
Gambar a.
Merupakan gambaran sederhana manometer tabung U yang diisi cairan setengahnya, dengan
kedua ujung tabung terbuka berisi cairan sama tinggi.
Gambar b.
Bila tekanan positif diterapkan pada salah satu sisi kaki tabung, cairan ditekan kebawah pada kaki
tabung tersebut dan naik pada sisi tabung yang lainnya. Perbedaan pada ketinggian,
h, merupakan penjumlahan hasil pembacaan diatas dan dibawah angka nol yang menunjukkan
adanya tekanan.
Gambar c.
Bila keadaan vakum diterapkan pada satu sisi kaki tabung, cairan akan meningkat pada sisi tersebut
dan cairan akan turun pada sisi lainnya. Perbedaan ketinggian h merupakan hasil penjumlahan
pembacaan diatas dan dibawah nol yang menunjukkan jumlah tekanan vakum.
D. Penggunaan manometer
Selama pelaksanaan audit energi, manometer digunakan untuk menentukan perbedaan tekanan
diantara dua titik di saluran pembuangan gas atau udara. Perbedaan tekanan kemudian digunakan
untuk menghitung kecepatan aliran di saluran dengan menggunakan persamaan Bernoulli
(Perbedaan tekanan = v2/2g).
Rincian lebih lanjutpenggunaan manometer diberikan pada bagian tentang bagaiman a
mengoperasikan manometer. Manometer harus sesuai untuk aliran cairan.Kecepatan aliran cairan
diberikan oleh perbedaan tekanan = f LV2/2gD dimana f adalah factor gesekan dari bahan pipa, L
adalah jarak antara dua titik berlawanan 183 dimana perbedaan tekanan diambil, D adalah diameter
pipa dan g adalah konstanta gravitasi.
Manometer tersebut digunakan untuk mengukur tekanan tera yang terdiri dari sebuah tabung
yang berbentuk U yang berisi cairan, umumnya mercury (air raksa) atau air. Tekanan p yang
terukur adalah berhubungan dengan perbedaan tinggi permukaan air antara dua sisi tabung
merupakan penjumlahan hasil pembacaan diatas dan dibawah angka nol yang menunjukkan
adanya tekanan.
E. Penggunaan manometer
Selama pelaksanaan audit energi, manometer digunakan untuk menentukan perbedaan tekanan
diantara dua titik di saluran pembuangan gas atau udara. Perbedaan tekanan kemudian digunakan
untuk menghitung kecepatan aliran di saluran dengan menggunakan persamaan Bernoulli
(Perbedaan tekanan = v2/2g).
Rincian lebih lanjutpenggunaan manometer diberikan pada bagian tentang bagaimana
mengoperasikan manometer. Manometer harus sesuai untuk aliran cairan.Kecepatan aliran cairan
diberikan oleh perbedaan tekanan = f LV2/2gD dimana f adalah factor gesekan dari bahan pipa, L
adalah jarak antara dua titik berlawanan 183 dimana perbedaan tekanan diambil, D adalah diameter
pipa dan g adalah konstanta gravitasi.
Manometer tersebut digunakan untuk mengukur tekanan tera yang terdiri dari sebuah tabung
yang berbentuk U yang berisi cairan, umumnya mercury (air raksa) atau air. Tekanan p yang
terukur adalah berhubungan dengan perbedaan tinggi permukaan air antara dua sisi tabung.
Gambar 4.2 Monometer Tabung terbuka Gambar 4.3 Monometer air raksa
Tekanan atmosfir dapat diukur dengan alat jenis monometer air raksa dengan salah satu
ujung tabung tertutup, seperti pada gambar 5. Ruang di atas kolom air raksa hanya mengandung
uap air raksa, yang tekanannya begitu kecil pada temperature biasa sehingga tekanan tersebut dapat
daiabaikan besarnya. Dengan demikian dari persamaan diperoleh tekanan atmosfir adalah P 0=gh
Tekanan atmosfir disuatu titik secara numerik adalah sama dengan berat kolom udara
sebanyak satu satuan luas penampang yang membentang dari titik tersebut ke puncak atmosfir.
Maka tekanan atmosfir di suatu titik akan berkurang dengan ketinggian. Dari hari ke hari akan ada
variasi-variasi tekanan atmosfir karena atmosfir tersebut tidaklah static.
Kolom air raksa di dalam barometer akan mempunyai tinggi sebesar kia-kira 76 cm di
permukaaan laut yang berubah dengan tekanan atmosfir. Suatu tekanan yang ekuivalen dengan
tekanan yang dikeluarkan oleh persis 76 cm air raksa pada suhu 0oC di bawah grafitasi standar, g
= 980 cm2, dinamakan satu atmosfir (1 atm). Massa jenis air raksa pada temperature ini adalah 13,595
gram/cm3, maka satu atm adalah ekuivalen dengan :
1 atm = (13,595 gram/cm3)(980 cm/s2 (76 cm) = 1,013 x 105) N/m2)= 1,013 x 105 Pa.
Seringkali tekanan dispesifikasikan dengan memberikan tinggi kolom air raksa pada suhu 0 0)C,
sehinggga tekanan sering dinyatakan dalam sentimeter air raksa (cm-Hg).
Sumber Tekanan
Tekanan Statis
Dalam keadaan atmosfer titik tertentu, tekanan statis diberikan sama ke segala arah. Tekanan
statis adalah hasil dari berat semua molekul udara di atas titik jenuh.
Tekanan statis tidak melibatkan gerakan relatif udara.
2. Kerapatan udara. Tekanan dinamis bergantung juga padakerapatan udara. Jika mengikuti arus
udara, maka kerapatannya kecil, sehingga gayanya kecil dan maka tekanan dinamisnya akan kecil.
Tekanan Total
Di Atmosfir, beberapa tekanan statis selalu diberikan, tapi untuk tekanan dinamis akan
diberikan jika ada gerakan tubuh relatif terhadap udara. Tekanan Total adalah jumlah dari tekanan
statis dan tekanan dinamis.
Tekanan Total juga dikenal dan disebut sebagai dampak tekanan, tekanan pitot atau bahkan
tekanan ram.
Keuntungan
Murah
Rentang operasi lebar
Pengukuran tekanan langsung
Sensitifitasnya baik
Kekurangan
Hanya dimaksudkan untuk indikasi utama
Non transduser linier, dilinierkan oleh mekanisme gear
Histeresis pada peredaran
Sensitif terhadap variasi suhu
Terbatas ketika subjek terkena goncangan dan getaran
Kekurangan
Sangat mahal
Daftar Pustaka :
- http://teknikmesinzone.blogspot.co.id/2016/02/manometer-dan-pengukuran-tekanan.html
5. Anemometer
5.1 Pengertian Umum
Anemometer adalah sebuah perangkat untuk mengukur kecepatan angina dan untuk
mengukur arah angin. Anemometer merupakan salah satu instrument yang sering digunakan oleh
Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Kata anemometer ber asal dari Bahasa
Yunani anemos yang berarti angin, angin merupakan udara yang bergerak ke segala arah, angin
bergerak dari suatu tempat menuju ke tempat yang lain. Anemometer ini pertama kali
diperkenalkan oleh Leon Batista Alberti dari italia pada tahun 1450. Anemometer harus ditempatkan
di daerah terbuka. Pada saat tertiup angin, mangkok yang terdapat pada anemometer akan bergerak
sesuai arah angina. Makin besar kecepatan angin meniup mangkok tersebut, makin cepat pula
kecepatan berputarnya piringan mangkok tersebut, makin cepat pula kecepatan berputarnya
piringan mangkok. Dari jumlah putaran dalam satu detik maka dapat diketahui kecepatan anginnya.
Didalam anemometer terdapat alat pencacah yang akan menghitung kecepatan angin.
(sumber: wikimedia.org)
Gambar 5.3 Anemometer laser Doppler
Pada anemometer ini menggunakan sinar cahaya dari laser yang terbagi menjadi dua
balok, dengan satu disebarkan dari anemometer. Partikulat yang mengalir bersama dengan molekul
udara dekat tempat keluar balok mencerminkan, atau backscatter, lampu kembali ke detektor, di
mana ia diukur relatif terhadap sinar laser asli. Ketika partikel-partikel berada dalam gerakan yang
besar, mereka menghasilkan pergeseran Doppler untuk mengukur kecepatan angin di sinar laser,
yang digunakan untuk menghitung kecepatan partikel udara di sekitar anemometer.
Anemometer sonic
(sumber: www.rap.ucar.edu)
Gambar 5.4 Anemometer sonic
Pertama kali dikembangkan pada tahun 1950, menggunakan gelombang suara ultrasonik
untuk mengukur kecepatan angin. Mengukur kecepatan angin berdasarkan jam terbang sonic
pulses antara pasangan transduser .
Anemometer bola pingpong
Dibuat berdasarkan bola ping-pong yang melekat pada string. Ketika angin bertiup, ia
menekan dan menggerakan bola, karena bola ping- pong yang sangat ringan, dapat bergerak
dengan mudah dengan angina yang kecil.
Anemometer hot-wire
(sumber: wikipedia.org )
Gambar 5.5 Anemometer hot-wire
Anemometers kawat panas menggunakan kawat yang sangat halus yang dipanaskan. Udara
mengalir melewati kawat memiliki efek pendinginan pada kawat. Hot-wire Anemometer sangat
halus, memiliki frekuensi-respon yang sangat tinggi dan resolusi spasial baik dibandingkan dengan
metode pengukuran lainnya, dan dengan demikian hampir secara universal digunakan untuk studi
rinci arus turbulen.
5.4 Prinsip Kerja Anemometer
Gambar 5.6 Komponen anemometer
Cara kerja anemometer dari sudut pandang lain yaitu dengan memanfaatkan rotasi yang
terjadi saat angin menggerakan mangkok pada perangkat ini. Seperti yang sudah diketahui bahwa
anemometer mangkok adalah jenis yang paling banyak digunakan. Initer diri dari beberapa mangkok
yang menempel pada ujung lengan horizontal terpasang pada poros vertikal. Penangkapan dalam
mangkok angin menyebabkan mangkok berputar. poros yang
terhubung keperangkat yang memberikan kecepatan angin dalam mil per jam, kilometer per jam,
atau knot. Poros dihubungkan ke generator listrik, jumlah arus yang dihasilkan oleh generator
bervariasi dengan kecepatan angin.
Cara kerja anemometer pada jenis terbaru dapat diketahui melalui anemometer modern yaitu
anemometer kincir. Anemometer kincir angin, dalam hal ini harus sejajar dengan arah angin agar
berfungsi dengan benar. Sebuah baling-baling angin, melekat pada ekor anemometer, didorong
sampai baling-baling menghadap ke angin. Selain itu ada pula anemometer Hot-wire . Sebuah
anemometer Hot-wire menggunakan kawat sangat tipis yang dipanaskan sampai suhu yang lebih
tinggi dari suhu udara di sekitarnya. Elektronik dalam tubuh instrument menghitung kecepatan angin
berdasar kan hambatan listrik dari kawat. Anemometer jenis ini cuku pakurat untuk menentukan
kecepatan angin.
Daftar Pustaka :
- http://eprints.undip.ac.id/45586/3/BAB_II.pdf