Anda di halaman 1dari 6

Tugas kliping

Kerajaan islam di indonesia

Disusun oleh :Dzaky Ziyad I.


Kelas : V. A

MI AL Muhajirien Bekasi
2017
A. Kerajaan Islam Samudra Pasai

Pada abad ke-13 berdirilah kerajaan Islam pertama di Indonesia yaitu Samudra Pasai. Pendiri
kerajaan ini sekaligus menjadi raja pertama bernama Sultan Malik al Saleh. Letak kerajaan
berada di daerah Aceh Utara di Kabupaten Lokseumawe.

Kemudian pada tahun 1297 Sultan Malik al Saleh wafat untuk melanjutkan pemerintahan ia
digantikan oleh putranya bernama Sultan Mahmud. Pada tahun 1326 Sultan Mahmud juga
wafat. Selanjutnya pemerintahan kerajaan Islam Samudra pasai dipimpin oleh Sultan Ahmad
yang bergelar Sultan Malik Al Tahir. Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad, kerajaan
Samudra Pasai mendapat kunjungan Ibnu Batuta, utusan Sultan Delhi. Ibnu Batuta
menceritakan bahwa Samudra Pasai merupakan bandar utama pelabuhan yang sangat
penting. Karena di pelabuhan ini menjadi tempat bongkar muat barang-barang dagangan yang
dibawa oleh para pedagang dari dalam dan luar negeri (India dan Cina).

B. Kerajaan Islam Mataram

Pada tahun 1586 berdiri kerajaan Islam Mataram. Pendiri kerajaan ini bernama Sutowijoyo
yang bergelar Panembahan Senopalti Ing Alaga Sayidin
Pantagama. Letak kerajaan ini berada di Kotagede, Sebelah tenggara kota Yogyakarta. Ketika
memerintah dikerajaan Mataram, banyak bupati yang ingin melepaskan diri dari
kekuasaannya. Diantara para bupati yang ingin melepaskan diri dari kekuasaannya adalah
bupati Ponogorogo, Madiun, Kediri, Pasuruan, Surabaya, Cirebon dan Galuh. Namun upaya
mereka untuk melepaskan diri tidak behasil karena Sutowijoyo dikenal memiliki keahlian di
bidang kemiliteran berhasil mengatasi semua pemberontakan tersebut.

Kemudian pada tahun 1601 Sutowijoyo wafat. Ia dimakamkan di kOtagede. Meskipun


demikian ia dinilai telah berhasil meletakan dasar-dasar yang kokoh bagi kerajaan Mataram.
Selanjutnya setelah Sutowijoyo wafat, kerajaan Mataram diperintah oleh Mas Jolang atau
Penembahan Seda ing Krapyak.

Pada awal pemerintahan terjadi lagi pemberontakan-pemberontakan yang masing-masing


dilakukan oleh Demak dan Ponorogo. Tetapi Mas Jolang berhasil memadamkan
pemberontakan tersebut. Pemberontakan terhadapnya tampaknya belum berakhir. Pda tahun
1612 Surabaya melakukan perlawanan. Mas Jolang kemudian mengirimkan tentaranya
berusaha menumpas pemberontakan. Sementara upaya memadamkan pemberontakan terus
berlangsung dan belum berhasil dipadamkan, Mas Jolang wafat. Ia dimakamkan di Kotagede.

Pengganti Mas Jolang bernama Adipati Martapura. Tetapi penggantinya ini tidak mampu
menjalankan tugas pemerintahan karena keadaan fisik yang lemah serta sakit-sakitan.

2
Selanjutnya untuk meneruskan pemerintahan Adipati Martapura diganti oleh Mas Rangsang.
Ia ternyata orang kuat yang mampu memimpin pemerintahan. Pada masa pemerintahannya
kerajaan Islam Mataram mencapai kemajuan yang pesat di bidang petanian, agama dan
kebudayaan, Mataram ketika itu merupakan kerajaan terhormat dan disegani tidak hanya di
pulau Jawa, tetapi juga di pulau-pulau lainnya
Karya sastra berupa buku berjudul Sastra Gending merupakan hasil karya yang ditulis oleh
Mas Rangsang sendiri. Wayang sebagai kesenian yang digemari rakyat berkembang pesat
pula.Pada masa pemerintahan Mas Rangsang (tahun 1633) ditetapkan perhitungan tahun
Islam didasarkan bulan. Oleh sebab itu Mas Rangsang sebagai raja yang lebih terkenal
dengan sebutan Sultan Agung.

C. Kerajaan Islam Pajang

Pada tahun 1568 berdiri kerajaan Islam Pajang. Pendiri kerajaan ini adalah Sultan Adiwijoyo
atau Joko Tingkir. Ia berhasil mengalahkan Arya penangsang raja Demak. Ia kemudian
menindahkan pusat kerajaan dari Demak ke Pajang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
berdirinya kerajaan Islam Pajang erat kaitannya dengan kerajaan Demak.

Sultan Adiwijoyo atau Joko Tingkir adalah seorang yang suka menghargai pendukung atau
pengikut yang turut bertempur bersamanya sewaktu menghadapi Arya Penangsang. Mereka
yang telah berjasa oleh Sultan Adiwijoyo diberi hadiah penghargaan. Kedua orang yang
dinilai sangat berjasa yaitu Kiai Ageng Pemanahan dihadiahi tanah di Mataram (sekitar
Kotagede, dekat Yogyakarta). Sedangkan Kiai Panjawi dihadiahi tanah di Daerah Pati.
Mereka sekaligus diangkat menjadi bupati di daerahnya masing-masing.

Bupati Surabaya diangkat sebagai wakil raja yang memiliki daerah kekuasaan meliputi
Sedayu, Gresik, Surabaya dan Panarukan.

Kiai Ageng Pemanahan yang menjadi Bupati Mataram mempunyai seorang putra bernama
Sutowijoyo. Ia memiliki bakat di bidang kemiliteran. Sutowijoyo lebih dikenal sebagai
Senapti Ing Alaga (Panglima Perang). Karena itu setelah Kiai Ageng Pemanahan wafat pada
tahun 1575, pemerintahan dilanjutkan oleh Sutowijoyo, putranya.

Dalam perkembangnya di Pajang terjadi pergolakan hebat. Setelah Sultan Adiwijoyo wafat
pada tahun 1582, maka Arya Pangiri putra Sunan Prawoto (dari Demak) mencoba merebut
kekuasaan dari Pangeran Benowo yang ketika itu menjadi penguasa Pajang menggantikan
ayahnya, Sultan Adiwijoyo. pangeran Benowo meminta bantuan Sutowijoyo dalam
menghadapi Arya Pangiri. Perebutan kekuasaan yang dilakukan Arya Pangiri tidak berhasil.
Kemudian Pangeran Benowo menyerahkan kekuasaan Pajang kepada saudara angkatnya
yang bernama Sutowojoyo karena tidak mampu lagi melanjutkan pemerintahan. Kemudian
oleh Sutowijoyo pusat pemerintahan dipindahkan ke Mataram. Dengan demikian tamatlah
kerajaan Pajang.

D. Kerajaan Islam Cirebon

3
Pada tahun 1522 berdiri kerajaan Islam Cirebon. Pendiri kerajaan yang sekaligus menjadi
rajanya bernama Fatahillah. Ia sangat berjasa dalam mengislamkan Jawa Barat. Di bawah
pemerintahannya kerajaan Islam Cirebon mencapai kejayaan. Daerah kekuasaanya bertambah
luas. Kerajaan Islam Cirebon menjalin hubungan yang baik dengan kerajaan Islam Mataram.
Pada thaun 1570 Fatahillah wafat. Selanjutnya ia digantikan oleh putranya bernama pangeran
Pasarean. Dalam perkembangannya kemudian pada tahun 1679 kerajaan Islam Cirebon
dibagi menjadi dua kerajaan yaitu Kasepuhan dan Kanoman.

Pada masa tersebut kedudukan VOC di Batavia semakin kuat. Mereka bermaksud meluaskan
kekuasaannya ke Cirebon. Maka Belanda dan VOC-nya mengatur siasat dengan menerapkan
politik adu domba atau Devide et Impera. Hal ini bertujuan untuk memperlemah kerajaan
Islam Cirebon. Kerajaan Islam Cirebon yang sudah dipecah menjadi dua, oleh Belanda VOC
dipecah lagi menjadi tiga masing-masing Kasepuhan, Kanoman dan Kacirebonan.Dengan
terpecahnya kerajaan Islam Cirebon menjadi tiga menyebabkan kerajaan Islam Cirebon
semakin lemah kedudukannya. Keadaan ini terus dimanfaatkan oleh Belanda dan VOC untuk
mengadu domba. Akhirnya padda abad ke-17 Cirebon berhasil dikuasai VOC

e. Kerajaan Islam Makassar


Pada abad ke-16 di Sulawesi Selatan telah berdiri beberapa kerajaan seperti Gowa, Bone,
Wajo, Luwu, dan Soppeng. Dalam perkembangannya kerajaan Gowa dan Tallo mengalami
kemajuan yang lebih pesat dibandingkan yang lainnya. Hal ini disebabkan letak kerajaan ini
sangat strategis dan menguntungkan yakni terletak di tengah-tengah lalu-lintas pelayaran
antara Malaka dan Maluku. Kedua kerajaan yaitu Gowa dan Tallo, yang rajanya telah
menganut agama Islam bersepakat menyatukan kerajaan mereka menjadi kerajaan Islam
Makassar. Rajanya bernama Sultan Alauddin. Ia semua bernama Daeng Manrabia, raja Gowa.
Sedangkan Mangkubumi bernama Sultan Abdullah. Ia semua bernama karaeng Matoaya, raja
Tallo.

Disamping memimpin pemerintahan, raja dan mangkubumi kerajaan Islam Makassar tersebut
sangat giat pula dalam menyiarkan agama Islam. Oleh karena usahanya itu, Maka Makassar
menjadi sebuah kerajaan Islam yang sangat kuat. Daerah kekuasaanya tidak hanya meliputi
sebagian besar Sulawesi dan Pulau-pulau sekitarnya, melainkan juga sampai di bagian timur
Nusa Tenggara.
Kerajaan Islam Makassar mencapai puncak kejayaannya ketika diperintah Sultan hasanuddin
berkuasa (tahun 1654-1669). Ia adalah salah seorang cucu Sultan Alauddin, pendiri kerajaan
Islam Makassar. Sultan Hasanuddin terkenal sangat gigih dalam menentang penjajah
Belanda. Ketika Belanda dengan VOC-nya meminta kepada Sultan Hasanuddin agar
melarang rakyatnya berdagang di Maluku, karena hal itu dianggap pelanggaran monopoli.
maka Sultan hasanuddin dengan tagas menjawab: "Tuhan menciptakan dunia ini untuk
kebahagiaan sekalian umat manusia. Ataukah tuan menyangka bahwa Allah mengecualikan
pulau-pulau Maluku yang jauh dari tempat bangsa tuan ini semata-mata untuk perdagangan
tuan".

4
Penjajahan belanda terus berupaya untuk menaklukan Sultan Hasanuddin. Pada waktu itu
sedang terjadi perselsihan antara Sultan Hasanuddin dengan Aru Palaka, raja Bone dan
Soppeng. Keadaan ini dimanfaatkan Belanda dengna menerapkan politik adu domba. Belanda
dalam hal ini memihak Aru Palaka dan secara bersama memerangi Sultan Hasanuddin.
Kemudian berkobar pertempuran hebat (tahun 1666-1669) antar Belanda (VOC) beserta Aru
Palaka di satu pihak dengan Sultan Hasanuddin, dan Malaka Sultan Hasanuddin terdesak dan
Makasar hampir jatuh ke tangan Belanda. Akhirnya Sultan Hasanuddin bersedia membuat
perjanjian damai yang dikenal dengna perjanjian Bongaya (1667).

Walaupun perjanjian telah disepakati, namun Belanda yang licik selalu melanggar perjanjian
dengan bertindak sewenang-wenang. Hal ini membangkitkan kembali kemarahan Sultan
Hasanuddin. Kemudian ia mengangkat senjata kembali memerangi Belanda.

Dalam peperangan ini Sultan Hasanuddin mendapat tekanan hebat dari pasukan Belanda,
maka akhirnya pada tahun 1669 Sultan Hasanuddin terpaksa menyerah dan Makassar pun
dikuasai penjajah Belanda. Meskipun demikian dalam diri orang-orang Makassar tetap
tumbuh semangat anti penjajahan. karena itu banyak diantara merek yang pergi merantau ke
Madura, Banten dan sebagainya membantu daerah-daerah yang masih berperang melawan
Belanda.
f. Kerajaan islam ternate tidore

Pada abad ke-13 di Maluku telah berdiri beberapa kerajaan seperti ternate, Tidore, Bacan, dan
Obi. Di antara kerajaan-kerajaan tersebut, ternyata kerajaan ternate dan Tidore yang
berkembang lebih maju. Hal ini disebabkan hasil buminya yang berupa rempah-rempah
terutama cengkeh. Banyak pedagang dari kepulauan Nusantara dan Timur tengah yang pergi
berlayar ke Ternate. Para saudagar membawa barang-barang dagangan berupa pakaian, beras
dan sebagainya untuk dipertukarkan dengan rampah-rempah

Pada abad ke-14 agama Islam berkembang pesat di Ternate. Dalam perkembangannya
kemudian Ternate berubah menjadi kerajaan Islam. Kerajaan ini dipimpin oleh Sultan Harun.
Pada masa pemerintahannya orang-orang Portugis banyak yang datang berdagang di Maluku.
Tetapi mereka sering berbuat onar seperti melakukan monopoli dagang secara paksa,
bertindak sewenang-wenang, mencampuri urusan pemerintahan dalam negeri. Akibatnya
sering terjadi pertempuran antara penduduk Maluku dengan orang-orang Portugis. Akhornya
pada tahun 1570 Portugis dengan Sultan Ternate sepakat untuk melakukan perjanjian damai
melalui perundingan. Sultan Harun wafat, ia digantikan oleh putranya bernama Sultan
Baabullah. Peristiwa pengkhiantan keji Portugis terhadap Sultan Harun menimbulkan
kemarahan rakyat Maluku. Terlebih lagi Sultan Baabullah sebagai putranya. Ia bersumpah
akan membalas dendam kematian ayahnya dengan mengenyahkan orang-orang Portugis dari
bumi Maluku. Denan semangat yang membara Baabullah memimpin pasukannya bertempur
melawan terntara Portugis. Perang berkobar selama 4 tahun lamanya (1570-1574. Akhirnya
benteng Portugis di Ternate berhasil dikuasai Baabullah dan pasukannya. Orang-orang
Portugis yang masih hidup menyerah. Kemudian mereka diperintahkan dengan segera angkat
kaki dari Maluku khususnya Ternate. Sehak itu daerah Maluku Utara bersih, tidak diganggu

5
lagi oleh orang-orang Portugis. Mereka tidak mau diadu domba dengan bangsa sendiri.
Kemudian kerajaan ini bersatu, bahu-membahu dalam menghadapi Portugis.

Anda mungkin juga menyukai