Anda di halaman 1dari 4

Secara garis besar berbagai kendala tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu kendala

teknis dan non teknis. Kendala teknis berkaitan dengan keterbatasan lahan, serangan hama,
perubahan cuaca, minimnya pengetahuan warga mengenai teknik budidaya yang baik. Kendala
teknis ini berimplikasi pada kesulitan di lapangan serta kuantitas dan kualitas hasil panen yang
tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Sementara kendala non teknis terkait erat dengan kurangnya antusiasme dan respon masyarakat
miskin (gakin) yang menerima paket bantuan. Hal ini berimplikasi pada pemeliharaan dan
keberlanjutan kegiatan

Memberikan penyuluhan bagaimana caranya meningkatkan kualitas produk.

dengan cara membimbing dengan bekerja.

Transplantasi manajemen.

Jaminan pasar. Jaminan pasar kita melakukan sebisa mungkin untuk memenuhi spesifikasi
produk yang diberikan oleh swalayan.

Sektor pertanian di kota-kota besar seperti Surabaya, bandung, Makassar selama ini kurang
memberikan kontribusi pada ekonomi wilayah secara keseluruhan. Sektor ini masih kalah oleh
sektor lain yang dominan seperti sektor perdagangan, hotel dan restoran.

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi penurunan sektor pertanian. Penggunaan tanah
adalah salah satu faktornya dimana tanah di daerah kota semakin terbatas.

Kegiatan pertanian perkotaan juga memiliki manfaat posisif lainnya. Dampak Positif dari sektor
ini antara lain: peningkatan gizi dan kesehatan, perbaikan lingkungan untuk hidup, meningkatkan
kewirausahaan, dan peningkatan kesetaraan. Pada intinya Pertanian perkotaan adalah proses
utama pengentasan kemiskinan selama periode pemulihan ekonomi.

Hal ini juga meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan melalui penghijauan dan pengurangan
polusi dimulai di lingkungan berpenghasilan rendah. Sektor ini juga memperkuat basis ekonomi
suatu kota dengan menambahkan substitusi impor industri yang meliputi produksi,
pengolahan, pengemasan dan pemasaran dan akhirnya, pertanian perkotaan membuat kontribusi
besar untuk menyeimbangkan ekologi global (Smit,1992 dan Losada, 1998).

Adapun para pendukung dari pertanian perkotaan mengutarakan beberapa manfaat ke pertanian
perkotaan (Kaufman,2000), meliputi: (1) mengurangi lahan kota yang tidak produktif di bawah
manajemen dengan pemerintah daerah; (2) meningkatkan citra publik dari lingkungan
bermasalah; (3) meningkatkan jumlah kawasan ruang hijau; (4) memasok penduduk
berpenghasilan rendah dengan sehat dan lebih bergizi; (5) mengembangkan swasembada antara
penduduk dalam kota yang menanam makanan untuk diri mereka sendiri dan orang lain; (6)
revitalisasi lingkungan termiskin dengan menciptakan lapangan kerja berbasis pangan (terutama
bagi kaum muda), sehingga membawa lebih banyak pendapatan untuk penduduk; (7)
menyediakan kegiatan program non-tradisional yang baru untuk nirlaba berbasis organisasi
masyarakat; (8) mengkonversi limbah makanan dari supermarket menjadi kompos dan pupuk
yang digunakan dalam produksi pangan; (9) mengurangi transportasi makanan melalui
ketersediaan yang lebih besar dari produk lokal; dan (10) mendukung sistem pangan lokal dan
regional secara umum.

Manfaat yang dapat dirasa oleh warga kota dengan adanya pertanian perkotaan adalah satu
manfaatnya adalah menyediakan bahan pangan untuk konsumsi anggota keluarga sehingga dapat
meningkatkan gizi keluarga

Manfaat selanjutnya adalah dapat menambah penghasilan keluarga jika hasil bertani dijual. Jika
banyak keluarga yang melakukan usaha pertanian perkotaan dan hasilnya dijual ke pasar, maka
menambah pasokan bahan pangan bagi masyarakat di kota.

Dengan dijual ke pasar, pasokan akan bertambah sehingga kota dapat mencukupi kebutuhan
masyarakatnya akan pangan. Dengan kata lain ketahanan pangan di daerah perkotaan akan
terbantu dengan pertanian perkotaan. Kestabilan harga pangan juga akan terbantu oleh adanya
panen dari pertanian perkotaan. Serta yang juga penting adalah manfaat ekologis dengan
diterapkannya program ini yakni turut berkontribusi dalam meningkatkan proporsi Ruang
Terbuka Hijau (RTH) kota.

Pertanian perkotaan ini banyak memberikan mafaat yang dirasakan langsung oleh masyarakat
baik dalam hal pemenuhan kebutuhan gizi dalam makanan, peningkatan pendapatan keluarga,
estetika lingkungan dan sebagai ruang terbuka hijau perkotaan. Keberlanjutan gerakan pertanian
perkotaan di Surabaya masih harus dipertahankan melalui peningkatan pendekatan terhadap
keluarga miskin, meningkatkan kualitas hasil panen melalui peningkatan sarana dan prasarana
produksi, pelatihan dan intervensi teknologi, dan memperluas jangkauan pemasaran hasil panen.

esemuanya, apabila dikaitkan dengan konsepsi pembangunan kota yang berkelanjutan sangatlah
sesuai oleh karena tidak saja pertanian kota meningkatkan produktivitas kota, melainkan juga
mengatasi persoalan sosial dan lingkungan kota. Dengan kata lain, pertanian kota, apabila
dikembangkan secara terpadu merupakan alternatif penting dalam mewujudkan pembangunan
kota yang berkelanjutan.

Dari aspek sosial, pertanian kota mempunyai banyak keuntungan, antara lain: (1) meningkatkan
persediaan pangan; (2) meningkatkan nutrisi banyak kaum miskin kota; (3) meningkatkan
kesehatan masyarakat; (4) mengurangi pengangguran; (5) meningkatkan solidaritas komunitas;
(6) mengurangi kemungkinan konflik sosial; (7) dengan meningkatnya jumlah masyarakat
miskin kota, pertanian kota menjadi alternatif bagi sumber bahan pangan yang terjangkau; (8)
secara tidak langsung membantu terwujudnya keadilan sosial terutama dengan memberikan
kesempatan pada masyarakat miskin kota untuk memenuhi kebutuhan pangan serta
meningkatkan nutrisi dan kesehatannya.
Dari aspek ekonomi, pertanian kota juga mempunyai banyak keuntungan antara lain: (1)
membuka lapangan kerja; (2) peningkatan penghasilan masyarakat; (3) mengurangi kemiskinan;
(4) meningkatkan jumlah wiraswasta; dan (5) meningkatkan produktivitas lingkungan kota.

Dalam situasi krisis ekonomi sebagaimana dialami Indonesia, pengembangan pertanian kota
mempunyai manfaat yang sangat besar, tidak saja dari potensinya untuk menyerap tenaga kerja,
melainkan juga potensinya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat kota. Lebih lanjut,
apabila masyarakat miskin kota dapat memenuhi kebutuhan pangannya sendiri, akan lebih
banyak uang mereka yang dapat digunakan untuk kepentingan lain seperti kesehatan,
pendidikan, dan perumahan.

Bagi kota secara keseluruhan, pertanian kota sangat membantu ekonomi kota karena seluruh
rangkaian kegiatan tersebut, mulai dari persiapan, penanaman, prosesing, kemasan, dan distribusi
serta pemasaran membantu penciptaan lapangan kerja baru di kota.

Akhirnya, tidak kalah penting, dari aspek lingkungan, pertanian kota membawa beberapa
manfaat antara lain: (1) konservasi sumberdaya (tanah dan air); (2) daur ulang limbah kota
(pemanfaatan sampah untuk kompos, dan lain-lain); (3) efisiensi sumberdaya tanah; (4)
membantu menciptakan iklim mikro yang sehat; dan (5) meningkatkan kualitas lingkungan.

Pemanfaatan Pekarangan Terbatas Dalam Mendukung Longgar

Pekarangan merupakan sebidang tanah di sekitar rumah yang mudah diusahakan dengan tujuan
untuk meningkatkan pemenuhan gizi mikro melalui perbaikan menu keluarga. Pekarangan sering
juga disebut sebagai lumbung hidup, warung hidup atau apotik hidup.

Lahan pekarangan memiliki fungsi multiguna antara lain yaitu;

Selain untuk penghijauan, tanaman sayuran dapat menjadi sumber kebutuhan sayur;

Salah satu bentuk penyaluran hobi;

Timbulnya rasa bangga jika mampu memanen dan mengkonsumsi sayuran yang ditanam
sendiri ;

Diperolehnya sayuran yang lebih terjamin kebersihan dan mutunya, karena penggunaan pestisida
(zat beracun) dapat dihindari semaksimal mungkin;

Bertanam sayuran berarti melatih seluruh anggota keluarga untuk lebih mencintai Alam ;

Bahkan di tengah kondisi harga bahan kebutuhan pokok naik,menanam sayur-mayur di kebun
dapat turut membantu perekonomian dalam rumah tangga , bahkan kalau hasilnya lebih, bisa
dijual ke pasar.
Pekarangan bukan hanya untuk menciptakan keindahan dan kesejukan saja, tetapi lebih daripada
itu adalah guna meningkatkan perekonomian keluarga masing-masing. Jenis-jenis tanaman yang
bisa ditanam di pekarangan rumah masing-masing adalah jenis sayur-sayuran, buah-buahan,
obat-obatan, tanaman hias dan lain sebagainya yang kesemuanya itu dapat menunjang kebutuhan
sehari-hari dan selebihnya bisa dijual.

Pemanfaatan Pekarangan yang dikelola melalui pendekatan terpadu berbagai jenis tanaman,
ternak dan ikan, sehingga akan menjamin ketersediaan bahan pangan yang beranekaragam secara
terus menerus, guna pemenuhan gizi keluarga.

Anda mungkin juga menyukai