GD3103 FOTOGRAMETRI I
TAHUN 2016/2017
Disusun oleh :
1. Stereoskop Cermin
2. Empat buah pasang foto / citra
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
C. Klasifikasi (Clasification)
Tahap klasifikasi ini merupakan tahapan yang tidak dapat dipisahkan dari tahap
sebelumnya. Melalui tahap klasifikasi ini semua obyek yang sudah diidentifikasi pada
tahap sebelumnya diklasifikasi lebih mendetail. Misalnya untuk jalan harus dibedakan
jalan utama, jalan kelas dua, dan jalan penghubung. Untuk bangunan dapat
diklasifikasi lebih mendetail menjadi : bangunan rumah tinggal, bangunan
perkantoran, bangunan pertokoan, bangunan pasar tradisional, bangunan ibadah
maupun klasifikasi lain, seperti bangunan satu lantai, bangunan bertingkat dua, dan
bangunan bertingkat banyak. Dari hasil interpretasi foto udara akan diperoleh
informasi yang mendetail dan sudah diklasifikasi sedemikian rupa sehingga dapat
dipergunakan untuk keperluan tertentu. Misalnya untuk melengkapi peta dengan
membuat simbol sesuai obyek yang akan digambar. Beberapa unsur interpretasi tidak
selalu digunakan dalam identifikasi setiap obyek, untuk pengenalan obyek pada foto
udara dilakukan melalui pendekatan bentang lahan yaitu berupa kenampakan bentang
budaya, dimana fungsi dari obyek dilacak berdasarkan ciri-ciri bentang budaya
tersebut.
Size (ukuran)
Ukuran merupakan bagian informasi konstektual selain bentuk dan letak. Ukuran
merupakan atribut obyek yang berupa jarak, luas, tinggi, lereng dan volume (Sutanto,
1986). Ukuran merupakan cerminan penyajian suatu luasan. Ukuran dapat digunakan
sebagai patokan dalam interpretasi foto udara karena setiap benda mempunyai ukuran
yang berbeda. Setiap interpreter harus mengetahui dengan pasti skala foto udara yang
digunakan sehingga dapat diketahui hubungan ukuran foto udara dengan ukuran
sebenarnya di lapangan.
Shape (bentuk).
Bentuk menunjukkan kerangka atau konfigurasi umum suatu obyek baik bentuk
umum (shape) maupun bentuk rinci (form) untuk mempermudah interpretasi. Jalur
kereta api misalnya, dapat dibedakan jelas dengan jalan raya karena bentuknya terdiri
atas garis lurus panjang yang membentuk lengkung lemah dan berbeda dengan bentuk
lengkung jalan raya.
Shadow (bayangan)
Bayangan dapat terjadi apabila ada obyek dengan ketinggian tertentu mendapatkan
cahaya matahari. Dengan memperhatikan bayangan, seorang interpreter dapat
membedakan tinggi rendahnya atau profil suatu obyek.
Site (lokasi/situs)
Lokasi topografi atau situasi dapat membantu interpreter dalam mengidentifikasi
obyek pada foto udara. Merupakan tempat kedudukan suatu obyek terhadap obyek
lain di sekitarnya. Situs bukan merupakan ciri obyek secara langsung, melainkan
dalam kaitannya dengan lingkungan sekitarnya. Sebagai contoh, suatu bangunan di
pinggir jalur kereta api sesuai dengan ukurannya dapat kita identifikasikan sebagai
stasiun kereta api atau pos penjagaan pintu kereta api.
Pattern (pola)
Di dalam interpretasi kita dapat memperhatikan pola-pola tertentu dari suatu obyek.
Suatu obyek memiliki pola yang biasanya berbeda seperti keteraturan dan coraknya.
Dari sini kita dapat melihat bahwa unsur-unsur alam biasanya memiliki pola yang
lebih tidak teratur daripada unsur-unsur buatan manusia.
Asosiasi (korelasi )
Asosiasi dapat diartikan sebagai keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek
lain. Adanya keterkaitan ini maka terlihatnya suatu obyek pada citra sering merupakan
petunjuk bagi adanya obyek lain.
2.1.4. Stereoskop
Stereoskop ialah suatu alat yang digunakan untuk dapat melihat sepasang
gambar/foto secara stereoskopis. Menurut Paine (1993) Stereoskopi adalah ilmu
pengetahuan tentang stereoskop yang menguraikan penggunaan penglihatan binocular
untuk mendapatkan efek tiga dimensi (3D). Stereoskop biasanya digunakan untuk
melihat bentuk tiga dimensi pasangan foto udara. Fungsinya adalah mengatur agar
mata kiri hanya melihat pasangn foto sebelah kiri dan mata kanan hanya melihat
pasangan foto sebelah kanan.
Salah satu jenis stereoskop yang paling sederhana adalah steroskop saku. Ukuran
foto yang dapat dilihat bentuk tiga dimensinya terbatas sekitar 6 cm x 10 cm
stereoskop saku mempunyai lensa positif. Lensa-lensanya biasanya mempunyai
perbesaran 2,5 kali. Stereoskop ini memiliki kelemahan yang sama seperti
pemakaian mata telanjang, yaitu jarak antar titik yang berpasangan tak boleh
melebihi panjang basis mata (basis mata rata rata = 64 mm).
Selain stereoskop saku, terdapat pula jenis stereoskop lainnya, antara lain
steroskop cermin . Memiliki ukuran yang lebih besar daripada stereoskop saku
otomatis bisa melihat foto udara dengan ukuran yang lebih besar pula. Daerah
yang dapat dilihat secara stereoskop lebih luas jika dibandingkan dengan
menggunakan stereoskop lensa. Namun, karena bentuknya agak besar maka agak
lebih sukar dibawa ke lapangan .
Stereoskop kembar, memiliki dua lensa di sisi kanan kirinya sehingga
pengamatan dapat dilakukan oleh dua orang. Bagian bagian dari stereoskop ini
adalah dua set lensa pada bagian kanan dan kirinya, tiang penyangga. Kelebihan
dari stereoskop ini adalah pengamatan dapat dilakukan oleh dua orang secara
bersamaan, daerah pengamatan besar. Sedangkan kekurangan dari stereoskop ini
adalah tidak praktis, perbesarannya tidak cukup besar karena hanya 1,5 kali
hingga 3 kali.
Stereoskop prisma tunggal, hanya dilengkapi oleh lensa prisma tunggal. Bagian
bagian dari stereoskop ini adalah tiang penyangga, lembaran penyangga, lensa
cembung dan prisma. Kelebihan dari stereoskop ini adalah dapat melihat gambar
yang perpisahannya besar dari jarak interocular. Sedangkan kekurangannya adalah
perbesarannya kurang.
Stereoskop mikroskopik, mempunyai perbesaran yang sangat besar dan hampir
sama dengan mikroskop. Stereoskop ini dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Stereoskop zoom, lensanya dapat diganti ganti untuk perbesaran yang
berbeda beda. Bagian bagian stereoskop ini adalah sepasang
cermin/prisma, sepasang lensa, cermin pada tiap kaki. Kelebihan stereoskop
ini adalah perbesaran sangat besar, pasangan foto stereonya dapat diputar
sejauh 360, dan bila terkena cahaya akan lebih memperjelas gambar.
Sedangkan kekurangan dari stereoskop ini adalah bila tidak terkena cahaya
gambar yang dihasilkan akan tidak kelihatan.
2. Interpretoskop, yaitu stereoskop modern yang sudah menggunakan
komputer. Kelebihan dari interpretoskop adalah hasil lebih akurat karena
terkomputerisasi. Kekurangan pada interpretoskop adalah ukurannya yang
besar dan membutuhkan listrik disaat pemakaiannya.
Hal khusus yang terdapat pada A: warna yang lebih gelap dan bentuk yang
memanjang
Objek yang melintas di bawah jembatan L: Jalan
Perbedaan utama persilangan pada M dan N: M berada di sebelaha atas N
Untuk skala 1:100.000 (skala kecil, tinggi terbang tinggi): Hutan, pantai, bibir
pantai
Untuk skala 1:10.000 (skala besar, tinggi terbang rendah): Rumah, Jalan, Sungai,
Rawa, Lahan Kosong
Gambaran di sekitar J: Memiliki ketinggian lebih rendah dibanding dengan
daerah di sekitarnya. Objek J merupakan lahan terbuka dengan sedikit pohon.
2.4. Analisis
Dari hasil interpretasi keempat foto / citra, didapat beberapa objek diantaranya:
Jalan
Bentuknya lurus dan memanjang. Ronanya terang karena jalan bersifat solid dan
menyerap cahaya. Selain itu, terdapat ukuran objek jalan yang lebar (biasanya
jalan utama) dan kecil (bukan jalan utama). Dari Bayangan pada objek jalan
dapat dibedakan objek jalan layang dan objek jalan biasa. Hal tersebut dapat
dilakukan karena bayangan dapat menentukan ketinggian objek.
Sungai
Memiliki Bentuk yang melengkung dan tidak teratur. Ronanya lebih gelap karena
cahaya dipantulkan oleh air di sungai. Selain itu, bayangan dapat menentukan
ketinggian sungai yang lebih rendah dari jalan dan objek lain.
Bendungan
Dalam hal ini, objek bendungan terlihat lebih tinggi dari objek lain di sekitarnya.
Apabila dilihat dari lokasinya, objek bendungan ini berada bersebelahan dengan
air bendungan. Objek bendungan juga memiliki bayangan yang menunjukkan
ketinggiannya.
Air Bendungan
Memiliki rona yang gelap karena air akan memantulkan cahaya. Dapat dikatakan
air bendungan karena letaknya yang bersebelahan langsung dengan bendungan.
Dalam hal ini, air bendungan dapat pula diinterpretasi sebagai waduk atau danau
buatan.
Terasering
Pola yang terlihat pada objek terasering berupa kotak-kotak panjang yang cukup
teratur. Rona pada terasering lebih terang karena bersifat solid atau padat.
Lembah
Memiliki kadalaman dibandingkan objek objek di sekitarnya. Dapat terlihat
bahwa objek di sekitarnya adalah tebing tebing terjal karena memiliki ketinggian
tertentu.
Jembatan
Dalam hal ini, objek jembatan terlihat memiliki ketinggian berdasarkan bayangan
yang terbentuk pada foto atau citra. Bentuk objek jembatan ialah lurus
memanjang. Selain itu, terlihat juga terlihat adanya jalan raya yang melintas di
bawahnnya
Ladang
Objek ladang memiliki pola yang teratur pada citra atau foto. Rona pada ladang
terlihat cukup terang dibanding dengan air atau sungai yang ada pada citra.
Bentuknya berupa kotak
Hutan
Memiliki rona yang gelap dan jelas sekali terdiri dari banyak pohon di wilayah
objek tersebut. Teksturnya juga terbentuk cukup kasar.
Pohon
Objek pohon memiliki rona yang gelap. Dalam citra atau foto terlihat ketinggian
masing-masing pohon karena adanya bayangan yang terbentuk
Rel Kereta Api
Dalam hal ini, rel kereta api memiliki bentuk kotak-kotak memanjang. Ukurannya
cukup kecil. Rona yang ada pada objek ini juga cukup gelap.
Atap Bangunan
Memiliki pola kotak-kotak yang teratur. Dari kunci interpretasi bayangan dapat
diketahui ketinggian atap bangunan yang lebih tinggi dibanding dengan objek
yang lain.
Aliran air/irigasi
Memiliki bentuk yang memanjang dan teratur. Dapat diketahui bahwa objek
aliran air atau irigasi ini terlihat lebih rendah dibanding objek lainnya karena
bayangan yang ada.
Perkebunan
Dalam objek perkebunan, rona yang terbentuk cukup gelap. Tekstur yang
terbentuk cukup kasar. Selain itu terdapat pula pepohonan yang berada di sekitar
objek perkebunan
Kolam
Pada objek kolam, terlihat rona yang gelap. Selain itu,ukuran objek kolam
tidaklah besar dan lokasinya dekat dengan jalan raya.
Lahan kosong
Dalam hal ini, rona yang terbentuk cukup terang. Tekstur yang terbentuk juga
kasar. Selain itu, terlihat pula pada citra atau foto bahwa objek lahan kosong ini
berada di sekitar hutan / pepohonan yang cukup rindang. Dapat diinterpretasi
bahwa lahan kosong ini erupakan suatu lapangan
Pantai
Memiliki rona yang lebih gelap akibat adanya pantulan cahaya dari permukaan a
Bibir Pantai
Melintang di sepanjang pesisir pantai pulau tersebut. Garis tersebut membantasi
bagian yang memiliki rona yang terang dan gelap menandakan perbatasan antara
daratan dan air.
Landasan Pesawat
Memiliki topografi dengan relief sangat halus. Berona sangat terang di wilayah
tersebut. Ukurannya lebih besar dibandingkan dengan jalan pada umumnya.
Bangunan
Bentuknya seperti huruf U serta memiliki sudut dan memiliki sedikit bayangan di
sekitarnya menandakan objek tersebut memiliki ketinggian beberapa meter di atas
permukaan tanah. Panjang bangunannya sekitar 200 m menandakan objek
tersebut merupakan bangunan yang cukup besar.
Lereng Bukit
Memiliki ketinggian yang lebih rendah dibandingkan daerah di
sekitarnya. Merupakan perbatasan antara tebing tebing yang cukup tinggi
dengan daerah penduduk.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Pada praktikum modul 2 ini, dilakukan pengamatan interpretasi foto dengan
menggunakan alat stereoskop cermin. Dalam interpretasi foto secara manual dengan
stereoskop cermin dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan 9 kunci inerpretasi
menurut Estes da Simonet, yaitu: Rona dan warna, Bentuk, Ukuran, Tekstur, Pola,
Bayangan, Situs, Tinggi, dan Keterkaitan. Dengan karakteristik dasar citra foto, dapat
membantu serta membedakan penafsiran objek objek yang tampak pada foto udara.
Agar objek yang diinterpretasi sesuai dengan objek sebenarnya di lapangan maka
diperlukan konsentrasi, latihan dan pengalaman interpretasi yang tinggi.
3.2. Saran
Pada praktikum modul interpretasi foto kali ini sebaiknya diberi penjelasan
mengenai kunci interpretasi apa saja yang bisa digunakan pada suatu objek agar lebih
mudah dalam proses penginterpretasiannya. Selain itu, pemberian warna pada foto /
citra juga akan lebih memudahkan praktikan dalam membedakan objek satu, dengan
yang lainnya.
Daftar Pustaka
Latihan 3 no.1
Latihan 3 no.2
Latihan 3 no.3
Latihan 3 no.4