Anda di halaman 1dari 11

TUGAS RESUME

PENGANTAR TEKNIK PEMBORAN

Oleh :

HARMAIN SAKA GEA


115.150.043
KELAS A

MATA KULIAH TEKNIK PEMBORAN


PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2017
PENGANTAR TEKNIK PEMBORAN
Selain untuk keperluan produksi minyak dari reservoir ke permukaan,
kegiatan pemboran juga digunakan untuk eksplorasi suatu area yang diperkirakan
mengandung minyak bumi sehingga dilakukan pemboran eksplorasi (wild cat).
Tujuan pada suatu proyek pemboran ada dua hal pokok (goals) yaitu;

Melaksanakan pemboran dengan sukses dan aman

Melakukan pemboran dengan cost yang seminim mungkin (minimum


cost)
Berikut Tahapan Pemborang Sumur baik untuk sumur minyak maupun sumur gas
yaitu:

1. PEMBORAN EKSPLORASI
Pemboran eksplorasi adalah pemboran sumur-sumur yang dilakukan untuk
membuktikan ada tidaknya hidrokarbon serta untuk mendapatkan data-data
bawah permukaan sebanyak mungkin. Langkah-langkah di dalam pemboran
eksplorasi adalah sebagai berikut :

a) Pembuatan rencana pemboran : titik koordinat, elevasi, perkiraan lithologi


dan tekanan formasi, program lumpur, konstruks i sumur, program coring,
analisa cutting, logging dan testing.
b) Persiapan pemboran : Pembuatan jalan, jembatan, pemilihan menara bor
dan peralatan yang sesuai, pemasangan alat pembantu
(jaringan telekomunikasi, air, listrik dsb), perhitungan perkiraan biaya
pemboran
c) Pemboran eksplorasi sekaligus mengumpulkan data-data formasi melalui
coring dan pemeriksaan cutting.
d) Test produksi dengan Drill Stem Test (DST) dan survey lubang bor dengan
logging

2. PEMBORAN DELINIASI
Pemboran deliniasi adalah pemboran sumur-sumur yang bertujuan untuk
mencari batas-batas penyebaran migas pada lapisan penghasilnya. Langkah-
langkah pada pemboran deliniasi adalah sebagai berikut :
Pemboran deliniasi (biasanya 3 atau 4 buah sumur, masing-
masing disebelah utara, selatan, timur, barat dari antiklinnya).
Analisa data.
Perhitungan perkiraan besarnya cadangan dengan metoda volumetrik.
Perencanaan jumlah dan letak sumur pengembangan yang harus
dibor untuk mengeksploitasi lapisan tersebut
3. PEMBORAN PENGEMBANGAN
Pemboran pengembangan adalah pemboran sumur yang akan difungsikan
sebagai sumur-sumur produksi. Pada awal pengembangan jarak/spasi sumur
masih lebar yang selanjutnya diperkecil sesuai kemampuan
pengurasannya. Langkah-langkah di dalam pemboran pengembangan adalah :

Perencanaan dan persiapan pemboran.


Pemboran sumur-sumur pengembangan.
Penyelesaian sumur-sumur pengembangan.
Perencanaan dan persiapan pemasangan fasilitas produksi.
Kegiatan memproduksikan dan transportasi.

4. PEMBORAN SUMUR-SUMUR SISIPAN


Pemboran sumur sisipan (Infill Well) adalah pemboran sumursumur yang
letaknya diantara sumur-sumur yang telah ada, dengan tujuan untuk
mengambil hidrokarbon dari area yang tidak terambil oleh sumursumur yang
sebelumnya telah ada. Fungsi sumur-sumur sisipan ini adalah sebagai projek
percepatan pengurasan reservoar.

Sumber:
Pengantar Teknik Perminyakan UPN, 2004
Drilling Engineering, HWU

Pada kegiatan pemboran peralatan pemboran (drilling Rig) dibagi menjadi


beberapa bagian sistem yaitu sebagai berikut:
1. Hoisting System
2. Rotating System
3. Circulating System
4. Power System
5. BOP System
Gambar 1. Sistem Pemboran

1. Sistem Pengangkat (Hoisting System)


Hoisting System atau Sistem pengangkat adalah sistem katrol besar yang
digunakan untuk menurunkan dan menaikkan peralatan masuk dan keluar dari
sumur. Secara khusus, sistem pengangkat digunakan untuk menaikan dan
menurunkan drillstring dan casing ke dalam dan keluar dari sumur. Berikut ini
gambaran dari hoisting system:
Gambar 2. Sistem Pengangkat

2. SISTEM PEMUTAR (ROTARY SYSTEM)


Seluruh peralatan yang digunakan untuk mentranmisikan putaran dari
permukaan (mejaputar/rotary table) hingga ke dasar sumur (matabor/bit) disebut
dengan rotary system.
Komponen komponen yang termasuk sistem pemutar diantaranya (dari atas ke
bawah) :
1. Swivel,
2. Kelly and accessories,
3. Rotary table and components,
4. Drillstring tubulars (drill pipe, drill collars, etc.)
5. Drill bit
3. SISTEM SIRKULASI (CIRCULATION SYSTEM)
Pada dasarnya sistem sirkulasi sangat erat kaitannya dengan fluida pemboran
(drilling fluids) yang fungsi utamanya adalah mengangkat material pahatan
(cutting) hasil dari mata bor (drillbits) dari dasar sumur ke atas permukaan melalui
anulus, selain itu fluida pemboran juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan
antara tekanan hidrostatik (hidrostatic pressure) dengan tekanan formasi
(formation pressure) agar fluida reservoir tidak masuk kedalam lubang bor selama
kegiatan pemboran.
Berikut ini adalah beberapa fungsi utama lainnya dari fluida pemboran yaitu:
Membersihkan lubang bor dari fragmen hasil dari pahatan (bit) kemudian
membawanya ke permukaan
Menjaga stabilitas dari dinding lubang pemboran

Mendinginkan dan melumasi drillstring dan bit selama kegiatan pemboran

Komponen Sistem Sirkulasi :


(1) mud pumps,
(2) flowlines,
(3) drillpipe,
(4) nozzles,
(5) mud pids and tanks (settling tank, mixing tank, suction tank),
(6) mud mixing equipment (mud mixing hopper) and
(7) contaminant removal equipment (shale shaker, desander, desilter, degasser)
Fluida Pemboran
Fluida pemboran adalah merupakan suatu campuran cairan (liquid) dari
beberapa komponen yang terdiri dari : air(tawar atau asin), minyak, tanah
liat(clay), bahan-bahan kimia(chemical additives), gas, udara, busa maupun
detergen. Di lapangan, fluida pemboran dikenal sebagai lumpur (mud).
Ada tiga jenis fluida pemboran :
1. Waterbased mud, lumpur pemboran yang paling banyak digunakan
adalah water-base mud(80%). Komposisi lumpur ini terdiri dari air tawar
atau air asin, clay dan chemical additives. Komposisi ini ditentukan oleh
kondisi lubang bor.
2. Oilbased mud, digunakan pada pemboran dalam, hotholes, formasi shale
dan sebagainya. Lumpur ini lebih mahal, tetapi mengurangi terjadinya
korosi pada rangkaian pipa bor, dsb.
3. Air or gasbased mud, keuntungan dari lumpur jenis ini terutama adalah
dapat menghasilkan laju pemboran yang lebih besar. Karena digunakan
kompressor, kebutuhan peralatan dan ruang lebih sedikit.
Source:
Catatan Kuliah

Drilling Engineering Fundamentals, Jorge H.B. Sampaio

4. SISTEM TENAGA (POWER SYSTEM)


Sebagian besar sistem tenaga dibutuh pada dua sistem utama pemboran yaitu
untuk pengangkatan (Hoisting System), dan sirkulasi lumpur pemboran
(Circulation System) selain itu juga digunakan untuk sistem penerangan disekitar
lokasi pemboran. Total tenaga yang dibutuhkan pada sebuah rig pemboran secara
umum berkisar dari 1000 3000Hp.
Karakteristik performance dari sistem tenaga secara umum dinyatakan
dengan Output Horse Power, torsi (torque) dan konsumsi bahan bakar (fuel
consumption) untuk berbagai kecepatan mesin.
Tenaga yang dihasilkan dari prime mover atau power system (output horse
power) dihasilkan dari Angular Velocity () dan Torsi (T).
P = .T
Sistim tenaga dalam suatu operasi pemboran terdiri dari dua sub komponen
utama, yaitu :

4.1 POWER SUPPLY EQUIPMENT


Tenaga yang dibutuhkan pada suatu operasi pemboran dihasilkan oleh mesin-
mesin besar, yang dikenal dengan prime mover unit (penggerak utama).
4.2 DISTRIBUTION (TRANSMISSION) EQUIPMENT
Berfungsi untuk meneruskan atau menyalurkan tenaga dari
penggerak utama, yang diperlukan untuk suatu operasi pemboran.
Sistim distribusi (transmisi) yang biasa digunakan ada dua macam, yaitu
sistim transmisi mekanis dan sistim transmisi listrik (electric). Rig tidak
akan berfungsi dengan baik bila distribusi tenaga yang diperoleh tidak
mencukupi. Oleh sebab itu diusahakan tenaga yang hilang karena adanya
transmisi atau distribusi tersebut dikurangi sekecil mungkin, sehingga kerja mesin
akan lebih efisien.
Sumber:
Pengantar Teknik Perminyakan UPN, 2004
Bourgoyne, A, Applied Drilling Engineering, SPE 1986

5. BOP (SISTIM PENCEGAHAN SEMBURAN LIAR)


Fungsi utama dari sistim pencegahan semburan liar (BOP System)adalah
untuk menutup lubang bor ketika terjadi kick. Blowout terjadi karena masuknya
aliran fluida formasi yang tak terkendalikan ke permukaan. Blowout biasanya
diawali dengan adanya kick yang merupakan suatu intrusi fluida formasi
bertekanan tinggi kedalam lubang bor. Intrusi ini dapat berkembang menjadi
blowout bila tidak segera diatasi. Rangkaian peralatan sistim pencegahan
semburan liar (BOP System) terdiri dari tiga sub komponen utama yaitu
Rangkaian BOP Stack, Accumulator dan Penunjang.

5.1 RANGKAIAN BOP STACK


Rangkaian BOP Stack ditempatkan pada kepala casing atau kepala sumur
langsung dibawah rotary table pada lantai bor. Rangkaian BOP Stack (lihat
Gambar 2.15) terdiri dari peralatan sebagai berikut :
Annular Preventer.
Ditempat paling atas dari susunan BOP Stack. Annular preventer berisi
rubber packing element yang dapat menutup lubang annulus baik lubang
dalam keadaan kosong ataupun ada rangkaian pipa bor.
Ram Preventer.
Ram preventer hanya dapat menutup lubang annulus untuk ukuran
pipa tertentu, atau pada keadaan tidak ada pipa bor dalam lubang.
Jenis ram preventer yang biasanya digunakan antara lain adalah :
o Pipe ram
Pipe ram digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu
rangkaian pipa bor berada pada lubang bor.
o Blind or Blank Rams
Peralatan tersebut digunakan untuk menutup lubang bor pada
waktu rangkaian pipa bor tidak berada pada lubang bor.
o Shear Rams
Shear rams digunakan untuk memotong drill pipe dan seal
sehingga lubang bor kosong (open hole), digunakan terutama pada
offshore floating rigs.
Drilling Spools.
Drilling spools adalah terletak diantara preventer. Drilling spools
berfungsi sebagai tempat pemasangan choke line (yang
mensirkulasikan kick keluar dari lubang bor) dan kill line (yang
memompakan lumpur berat). Ram preventer pada sisa-sisanya
mempunyai cutlets yang digunakan untuk maksud yang sama.
Casing Head (Well Head).
Merupakan alat tambahan pada bagian atas casing yang berfungsi
sebagai fondasi BOP Stack.
5.2. ACCUMULATOR
Biasanya ditempatkan pada jarak sekitar 100 meter dari rig. Accumulator
bekerja pada BOP stack dengan high pressure hydraulis (saluran hidrolik
bertekanan tinggi). Pada saat terjadi kick Crew dapat dengan cepat menutup
blowout preventer dengan menghidupkan kontrol pada accumulator atau pada
remote panel yang terletak pada lantai bor.
Unit accumulator dihidupkan pada keadaan darurat yaitu untuk menutup BOP
Stack. Unit ini dapat dihidupkan dari remote panel yang terletak pada lantai bor
atau dari accumulator panel pada unit ini terdiri dalam keadaan crew harus
meninggalkan lantai bor.

5.3. SISTIM PENUNJANG (SUPPORTING SYSTEM)


Peralatan penunjang yang terpasang rangkaian peralatan sistim pencegahan
semburan liar (BOP System) meliputi choke manifold dan kill line.
a) Choke Manifold.
Choke Manifold merupakan suatu kumpulan fitting dengan beberapa outlet
yang dikendalikan secara manual dan atau otomatis. Bekerja pada BOP Stack
dengan high presure line disebut Choke Line. Bila dihidupkan choke
manifold membantu menjaga back pressure dalam lubang bor untuk
mencegah terjadinya intrusi fluida formasi. Lumpur bor dapat dialirkan dari
BOP Stack kesejumlah valve (yang membatasi alirandan langsung ke reserve
pits), mud-gas separator atau mud conditioning area back pressure dijaga
sampai lubang bor dapat dikontrol kembali.
b) Kill Line.
Kill Line bekerja pada BOP Stack biasanya berlawanan berlangsung dengan
choke manifold (dan choke line). Lumpur berat dipompakan melalui kill line
kedalam lumpur bor sampai tekanan hidrostatik lumpur dapat mengimbangi
tekanan formasi.
Sumber:
- Pengantar Teknik Perminyakan UPN, 2004
- https://ngelmumigas.wordpress.com/2013/08/13/5-sistem-pengendalian-
semburan-liar-bop-system/

Anda mungkin juga menyukai