Pidana Khusus Narkotika
Pidana Khusus Narkotika
Disusun Oleh :
Kelompok 7
- 150911 (Ketua)
- 150911 (Wakil )
- (Anggota )
Fakultas Hukum
Universitas Riau
1
Kelas :E
Ruang :O
2
Kata Pengantar
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha
Esa , karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan
sesuai yang diharapkan.Dalam makalah ini kami membahas Narkotika,
suatu hal yang penting bagi masyarakat dalam mendapatkan kepastian
hukum, yang mana tanah merupakan suatu aspek penting dan utama dalam
kehidupan masyarakat .
- Dr. Rudi Pardede, selaku dosen mata kuliah Hukum Pidana Khusus
- Rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk
makalah ini.
Pekanbaru,26 Februari
2017
Penyusun
1
Daftar Isi
Kata Pengantar............................................................................... i
Daftar Isi........................................................................................ ii
Bab I Pendahuluan....................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................. 2
Bab II Pembahasan....................................................................3
2.1 Sejarah Peraturan Narkotika di Indonesia.............................3
2.1 Defenisi Narkotika................................................................. 4
2.2 Pengaturan Pidana Dalam Penangulangan T.Pidana
Narkotika ................................................................................... 4
2.3 Penggolongan Narkotika.......................................................5
2.3. Tipologi Kejahatan Dalam UU No. 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika.................................................................................... 5
2.4. Pelaku Penyalahgunaan Menurut Undang-undang No. 35
tahun 2009................................................................................. 9
2.4. Sanksi Bagi Pecandu Narkotika..........................................10
2.5. Rehabilitasi........................................................................10
2.6 Badan Narkotik Nasional.....................................................11
BAB III Penutup............................................................................ 13
3.1 Kesimpulan.........................................................................13
3.2 Saran.................................................................................. 13
Daftar Pustaka............................................................................. 13
2
3
Bab I Pendahuluan
1
kesehatan dan ilmu pengetahuan, mencegah penyalahgunaan narkotika,
serta pemberantasan peredaran gelap narkotika. Tindak pidana narkoba
atau narkotika berdasarkan undang-undang nomor 35 tahun 2009 (UU
No.35 tahun 2009), memberikan sanksi pidana yang cukup berat, di
samping dapat dikenakan hukuman penjara dan juga dikenakan pidana
denda, tapi dalam kenyataanya para pelakunya justru semakin
meningkat. Hal ini disebabkan oleh faktor penjatuhan sangsi pidana tidak
memberikan dampak atau efek preventif terhadap para pelakunya.
1.3 Tujuan
2
3. Untuk mengetahui perbuatan-perbuatan yang digolongkan sebagai tindak pidana
di dalam UU No. 35 Tahun 2009.
Bab II Pembahasan
4
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan
sebagaimana terlampir dalam Undang-undang ini.
5
Narkotika Golongan I adalah Narkotika yang hanya dapat
digunakan untuk tuuan pengembangan ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat
tinggi mengakibatkan ketergantungan.
6
b) Tindak Pidana dibidang Produksi Narkotika serta ilmu
pengetahuan.
7
- Pimpinan rumah sakit, pusat kesehatan masyarakat, sarana
penyimpanan sediaan farmasi milik pemerintah, dan apotek yang
mengedarkan Narkotika golongan II dan III bukan untuk
kepentingan pelayanan kesehatan.
8
- Pengangkutan adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan
memindahkan Narkotika dari satu tempat ke tempat lain dengan
cara, moda, atau sarana angkutan apapun. (Pasal 1 angka 9,
selanjutnya diatur dalam Bab V bagian ketiga) Transito Narkotika
adalah pengangkutan Narkotika dari satu Negara ke Negara lain
dengan melalui dan singgah di wilayah Negara Republik
Indonesia yang terdapat kantor pabean dengan atau tanpa
berganti sarana angkutan. (Pasal 1 angka 12, selanjutnya diatur
dalam Bab V bagian keempat)
9
e) Tindak Pidana dibidang Labeling dan Publikasi Narkotika.
10
untuk pembuatan Narkotika; c) Menawarkan untuk dijual, menjual,
membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau
menyerahkan Prekursor Narkotika untuk pembuatan Narotika. d)
Membawa, mengirim, mengangkut, atau mentransito precursor
Narkotika untuk pembuatan Narkotika.
11
apabila penggunaannya dikurangi dan/atau dihentikan secara tiba-tiba,
menimbulkan gejala fisik dan psikis yang khas. Kewajiban bagi orang
tua atau wali dari pecandu Narkotika yang belum cukup umur wajib
melaporkan kepada pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit,
dan/atau lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi social yang
ditunjuk oleh pemerintah untuk mendapatkan pengobatan dan/atau
perawatan melalui rehabilitasi medis dan rehabilitasi social. Pecandu
Narkotika yang sudah cukup umur wajib melaporkan diri atau
dilaporkan oleh keluarganya kepada pusat kesehatan masyarakat,
rumah sakit, dan/atau lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi
social yang ditunjuk oleh pemerintah untuk mendapatkan pengobatan
dan/atau perawatan melalui rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.
Telah jelas bahwa bagi pecandu Narkotika dan korban penyalahgunaan
Narkoba wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi social.
2.5. Rehabilitasi
Rehabilitasi Medis
12
Ketentuan ini menegaskan bahwa rehabilitasi bagi Pecandu
Narkotika dilakukan dengan maksud memulihakn dan/atau
mengembangkan kemampuan fisik, mental, social penderita yang
bersangkutan.
Rehabilitasi Sosial
13
penaganan narkotik diperlukan peningkatan koordinasi antara instansi
pemerintah.
14
h.Mengembangkan laboratorium Narkotika dan Prekursor Narkotika;
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
Sasangka, Hari. Narkotika dan Psikotropika Dalam Hukum Pidana, Bandung : CV Mandar Maju,
2003.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, Lembar Negara
Nomor 143.
15
Bakhri, Syaiful. Kejahatan narkotik dan psikotropika suatu pendekatan melalu
kebijakan hukum pidana, Jakarta, Gramata Publishing, 2012
http://youthproactive.com/201503/speak-up/permasalahan-penyalahgunaan-
narkoba-di-indoneisa/ ,diakses pada februari 2017
16