KAJIAN PUSTAKA
pinggang bawah pada struktur anatomik normal yang digunakan secara berlebihan
(muscle strain), atau nyeri yang sekunder terhadap trauma stress yang abnormal
(Bradley. 2004)
dimana jumlah spine atau columna vertebralis terdiri dari 33-34 vertebra dan
kesatuan fungsional, letaknya satu di atas yang lain dengan keseimbangan terdapat
discus, menjaga tubuh tetap tegak dan menjaga keseimbangan gravitasi. Antara
intervetebralis ini menerima beban yang berlainan, beban pada lumbal spine
paling besar, secara anatomi kinesiologi mempunyai cirorsion arti spesifik, dan
berkaitan dengan hip complek dan lower complex dimana sikap atau posisi torsion
8
9
lumbal spine terdiri dari thorakal spine: merupakan perbatasan fungsi antar
lumbal dan thoracal spine dimana 12 arah superior facet pada bidang frontalis dan
diperkuat oleh costae bones sehingga gerak yang dominan adalah rotasi, sedang
arah inferior facet pada bidang gerak sagital gerakan utamanya fleksi spine,
spine mempunyai :
1. Postur
lengkungan dalam bidang sagital berupa lordosis pada servikal dan lumbal, kifosis
pada thorakalis dan sacrum, dalam bidang frontal lurus. Lengkung kolumna
vertebralis dipertahankan oleh kerja otot trunk otot stabilisator global (global
Peran otot stabilisator global (global muscle) dan otot inti (core muscle)
membentuk posisi tegak normal. Pada posisi tersebut gaya (force) yang bekerja
pada tiap bagian tubuh tidak menimbulkan cidera pada jaringan kolumna
Stabilitas trunk terbentuk oleh otot-otot global (superficial) dan otot-otot inti
(core) fungsi utamanya untuk mempertahankan postur. Otot-otot global terdiri dari
2003).
3. Gerakan
Gerak yang dibentuk oleh anggota atas maupun anggota bawah terjadi
dengan terkontrol bila stabilitas trunk baik antara otot global dan otot inti (core).
terhadap segmen gerak (movement segment) yang terdiri atas koordinasi gerakan
antara lumbal spine dan pelvis terjadi selama fleksi trunk sampai jari-jari tangan
mencapai tanah lubopelvic rhythm. Pada saat kepala dan upper trunk ( punggung
atas) mulai fleksi, maka pelvis akan bergeser ke posterior (backward tilt) untuk
trunk berlanjut fleksi maka dikontrol oleh otot ektensor spine sampai sekitar 45
facet dalam bidang frontal sehingga memberikan stabilitas pada vertebra dan otot
relaks.
Pada saat trunk ke posisi tegak diawali gerakan otot ekstensor hip
merotasikan pelvis kearah posterior (backward tilt) kemudian otot ektensor spine
memanjangkan spine (ekstensi trunk) pada posisi fleksi. Di bawah ini bisa dilihat
gambar columna vertebralis dilihat dari posisi depan, belakang dan samping
(Kulkarni,2006).
1
1
Vertebra lumbalis lebih besar dan tebal membentuk kurva lordosis dengan
puncak L3 sebesar 24 cm, menerima beban sangat besar dalam bentuk kompresi
ligament dan otot disamping corpus itu sendiri. Berdasarkan arah permukaan
facet joint maka facet joint cenderung dalam posisi bidang sagital sehingga pada
regio lumbal menghasilkan dominan gerak yang luas yaitu fleksi-ekstensi lumbal.
memungkinkan gerak yang luas pada vertebra (Kurnia. 2006). Setiap diskus terdiri
1. Nukleus pulposus
mengandung 90% air, dan sisanya adalah collagen dan proteoglycans yang
merupakan unsur-unsur khusus yang bersifat mengikat atau menarik air. Nukleus
mempunyai kandungan cairan yang sangat tinggi maka dia dapat menahan beban
2. Annulus fibrosus
o
saling menyilang secara vertikal sekitar 30 satu sama lainnya maka struktur ini
lebih sensitif pada strain rotasi daripada beban kompresi, tension, dan shear.
Secara mekanis, annulus fibrosus berperan sebagai coiled spring (gulungan pegas)
bersamaan melawan tahanan dari nukleus pulposus yang bekerja seperti bola.
postur tubuh. Tekanan intradiskal pada lumbal yaitu pada L3-L4 karena L3-L4
menerima beban intradiskal yang terbesar pada regio lumbal. Dari penelitian
1
3
25kp dan tidur miring menjadi 2 kali lebih besar dari berbaring. Pada saat berdiri
tekanan intradiskal sekitar 100kp dan tekanan tersebut menjadi lebih besar saat
duduk tegak yaitu 150kp. Peningkatan tekanan terjadi saat berdiri membungkuk
dari 100kp menjadi 140kp, begitu pula saat duduk membungkuk tekanan
lebih jika mengangkat barang dalam posisi berdiri membungkuk dan duduk
bawah dengan processus articularis inferior dari vertebra atas. Sendi facet
cavitas articular dan terbungkus oleh sebuah kapsul. Gerakan yang terjadi pada
sendi facet adalah gliding yang cukup kecil. Sendi facet dan diskus memberikan
sekitar 80% kemampuan spine untuk menahan gaya rotasi torsion dan shear,
dimana nya diberikan oleh sendi facet. Sendi facet juga menopang sekitar 30%
beban kompresi pada spine, terutama pada saat spine hiperekstensi. Gaya kontak
yang paling besar terjadi pada sendi facet L5-S1. Apabila discus intervertebralis
dalam keadaan baik, maka facet joint akan menyangga beban axial sekitar 20 %
sampai dengan 25%, tetapi ini dapat mencapai 70% apabila discus
Persendian antara facet joints tulang lumbal ke lima dengan tulang sakral
pertama merupakan persendian antara segmen yang bergerak dari lumbal kelima
dan segmen pertama dari tulang sakral yang tidak bergerak. Pada beberapa kasus
segmen yang bergerak. Pada kasus lain dapat juga tulang lumbal segmen kelima
bersatu dengan tulang sacrum atau illium dan ini disebut dengan sakralisasi
(sacralization) sehingga hanya ada empat segmen tulang lumbal yang bergerak.
(transitional vertebra) (Benzel. 2001). Bisa dilihat pada gambar 2.3 tempat
Ligament utama dari tulang lumbal (lumbar spine) sama seperti yang ada
pada servikal bawah dan tulang torakal, yaitu ligamen longitudinale anterior
merupakan ligamen yang tebal dan kuat, dan berperan sebagai stabilisator pasif
saat gerakan ektensi lumbal, ligamentum longitudinal posterior, ligamen ini sangat
sensitif karena banyak mengandung serabut saraf afferent nyeri (A delta dan tipe C)
dan memiliki sirkulasi darah yang banyak. Ligamen ini berperan sebagai
stabilisator pasif saat gerakan fleksi lumbal, ligamentum flavum ligamen ini
gerak tubuh yakni otot tranversus abdominus, otot multifidus, otot diafragma
dan diafragma pelvis. Sedangkan otot lapisan luar adalah otot rektus
abdominus, otot obliqus abdominus eksternus dan internus, dan otot quadratus
lumborum.
ilioinguinal, dan saraf genitofemoralis. Fungsi otot ini bila berkontraksi akan
menarik dan menegangkan di dinding perut maruk ke arah dalam (ke arah
c. Otot Multifidus
mendapat persarafan dari ramus dorsalis nervus spinalis. Fungsi otot ini bila
Otot ini berasal dari permukaan luar kartilago kostae 5-6-7, prosesus
xipoideus, dan ligamentum sipoidea. Insersio pada sisi kranial tulang pubis
interkostalis. Sedangkan fungsi otot ini adalah menarik thorak ke arah pelvis,
dan saraf ilioinguinal. Otot ini berfungsi menekan perut, menarik rangka tubuh
Berasal dari krista iliaka, fasia thorakolumbalis, dan pada dua pertiga
ligamen inguinal. Dan berinsersio pada ke-3 atau ke-4 kartilago kostalis dan
hipogastrikus, dan saraf ilio inguinal. Fungsi otot tersebut adalah rotasi ke sisi
yang sama, membantu otot oblikus abdominus eksternus pada sisi yang
struktur muskulo tendinous, bagian perifer berotot dan bagian tengah berupa
kubah di kanan dan kiri memisahkan rongga abdomen dengan rongga dada.
Serabut otot diafragma bertaut secara radial ke sentrum tendineum dan terdiri
a. Bagian sternalis diafragma: dibentuk oleh dua jurai otot yang melekat pada
b. Bagian diafragma kostalis: berupa jurai otot yang lebar berasal dari
kostalisnya.
dengan lumbal tiga (L3) dengan perantaraan dua kaki dari ligamentum
akruatum.
sensoris dari sentral saraf frenikus C3-5, sedangkan saraf perifer oleh saraf
Merupakan grup otot yang luas dan terletak dalam pada facia
lumbodorsal, serta muncul dari suatu aponeurosis pada sacrum, crista illiaca
dan procesus spinosus thoraco lumbal. Otot terdiri atas: m.tranverso spinalis,
b. Otot abdominal
dinding abdominal.Pada group otot ini ada 4 otot abdominal yang penting
internal dan m.transversalis abdominis. Grup otot ini merupakan fleksor trunk
yang sangat kuat dan berperan dalam mendatarkan kurva lumbal.Di samping
Merupakan grup otot intrinstik pada bagian lateral lumbal yang terdiri
dari m.quadratus Lumborum, m.Psoas. Grup otot ini berperan pada gerakan
lateral fleksi dan rotasi lumbal. Secara umum, segmen L5-S1 merupakan
segmen yang paling bawah dan menerima beban paling besar.Pusat gravitasi
jatuh tepat melewati segmen ini, yang mana ini bermanfaat dapat mengurangi
yang mobil yaitu L5 ke segmen yang stabil atau terfiksir yaitu S1 yang mana
dapat menambah tekanan pada area ini. Oleh karena sudut L5 dan S1 ini lebih
lebih besar untuk mendapatkan tekanan. Faktor lain yang menambah tekanan
pada segmen ini ialah gerakan pada segmen ini relatif lebih besar
utama yaitu rami posterior primer saraf spinal dan saraf sinus vertebralis.Saraf
spinal yang keluar dari foramen intervetebralis membagi 2 menjadi rami anterior
primer dan rami posterior primer. Ramus posterior berperan penting dalam back
cabang medial dan lateral. Cabang medial adalah penting karena cabang-
terbentuk dari cabang-cabang akar saraf spinal dan trunk simpatetic. Kemudian
saraf ini berjalan masuk kembali ke dalam canalis spinalis melalui foramen
Prevalensi Low Back Pain di Amerika Serikat cukup besar yaitu 75-93%
manusia dewasa sudah pernah mengalami low back painatau nyeri pinggang
semasa hidupnya, dan paling banyak usia 45-64 tahun 90% dan di atas 84 tahun
Dalam sebuah survey yang lain di beberapa negara, orang yang menderita
low back pain pada saat itu adalah 17-30% dalam sebulan mencapai 19-43% dan
yang pernah menderita low back painsemasa hidupnya mencapai 80% (Kambodji
et al., 2002).
kecacatan dari 50% penderita LBP membaik dalam satu minggu , sementara lebih
dari 90% merasa lebih baik dalam 8 minggu. Sisanya sekitar 7%-10% mengalami
mengalami sakit pinggang.Sekitar 150 juta hari kerja hilang setiap tahunnya yang
melibatkan 17% dari seluruh pekerja di Amerika. Angka kejadian LBP pada
mempunyai resiko paling tinggi untuk penderita sakit pinggang adalah yang
23
minimal untuk terkena sakit pinggang adalah yang tidak banyak melakukan
Low back pain (LBP) adalah keluhan yang berasal dari berbagai macam
jaringan dalam struktur vertebra.Sekitar 45% kasus LBP, nyeri berasal dari
discusnya. Sedangkan 13% nyeri berasal dari gangguan di sacroilliaca joint, dan
antara 15% sampai 40% nyeri berasal dari facet joint (Kalleward, 2010).
sebagai berikut:
Yang dimaksud dengan sikap tubuh yang jelek adalah adalah sikap berdiri
membungkuk ke depan, tidak tegak, kepala menunduk, dada datar, dinding perut
menonjol dan punggung bawah sangat lordotik. Keadaan ini akan membuat titik
berat badan akan jatuh ke depan. Sebagai kompensasi punggung harus ditarik
kebelakang dan akan menimbulkan hiperlirdosis lumbal. Hal ini bila berlangsung
jaringan ikat menjadi kurang baik, sehingga mudah sekali mengalami penarikan
Otot perut, otot punggung, gluteus maksimus dan iliopsoas adalah otot yang
lumbosakral. Hal ini juga dikenal sebagai punggung yang tidak baik (unstable
back).
pinggang bawah dan nyeri dapat menjalar ke lutut, paha dan pantat.
jaringan lunak, ketika jaringan lunak sekitar segmen lumbalis dalam posisi
teregang dalam waktu yang lama. Terlihat dalam posisi duduk yang salah
jika disebabkan oleh trauma sering dijumpai adanya postur yang buruk
25
dalam jangka waktu lama (lebih dari 10 tahun) dan berupa hasil akibat
penuh. Pada dasarnya, kondisi ini timbul karena gerakan yang dihasilkan
situasi di mana posisi istirahat yang normal dari dua permukaan artikular
berikut :
b. Sifat nyeri tajam atau mendadak, dipengaruhi oleh sikap atau gerakan yang
c. Membaik setelah istirahat dalam waktu yang cukup dan memburuk setelah
ataupun pembengkakan.
g. Nyeri terkadang bertambah hebat bila bergerak ekstensi, side fleksi, rotasi,
adalah degeneratif discus dan facet, proses yang berkaitan dengan usia dan otot,
atau cedera pada ligamen. Patologi ini terbatas pada penyebab muskuloskeletal,
yang dapat dibagi menjadi sindrom nerve root, sindroma nyeri muskuloskeletal,
Sindrom nerve root klasik ditandai dengan nyeri radikuler yang timbul dari
akar saraf pada diskus intervetbralis. Sebuah sindrom serupa juga dapat diproduksi
hal ini biasanya disebabkan oleh faktor usia. Trauma ringan juga dapat
bilateral pinggang
efektif bagi fisioterapi untuk lebih memahami keadaan dan disabilitas pasien dan
terintregrasi dengan baik rehabilitasi, dan Edward serta model ICD. Penelitian di
masa harus memeriksa hasil terkait dengan mpenggunaan model WHO_ICF yang
(1) Body structure adalah bagian anatomi tubuh seperti organ, anggota badan
dan komponennya, (2) Body Function adalah fungsi fisiologi dari sistim tubuh
sosialnya.
strain dan sprain lumbal (s7602), kiposis thoracal lower (s 76002), spasme
(s7608).
status sosial.
Red flag adalah suatu tanda-tanda atau gejala yang sering dikaitkan dengan
low back pain (LBP) spesifik.Tanda gejala bisa dilihat pada tabel 2.1 (Kisner,
2007).
Usia
< 20 tahun
> 55 tahun
2.2.1 Definisi
akibat dari adanya impairment untuk melakukan sebuah aktivitas dengan cara dan
Impairment adalah gangguan pada tingkat jaringan atau body function dan body
adalah masalah yang terjadi pada individu dalam menghadapi suatu kehidupan
(WHO, 2011).
barang, kehidupan sex, rekreasi bahkan tidur. Pasien dapat memberikan informasi
kuisioner.
penggunaan satu alat ukur diantara dua yang sudah dipercaya untuk mengukur
outcome disabilitas yang diakibatkan oleh low back pain (LBP), yaitu Oswestry
pengukuran ini adalah sangat kecil dan keduanya mempunyai isi yang hamper
sama. Kedua alat ukur ini sudah seringkali diuji dan sangat cocok untuk low back
pain (LBP).
pada pasien yang mengalami low back pain (LBP). Kesepuh pertanyaan tersebut
adalah:(1) intensitas nyeri, (2) perawatan diri (mandi, berpakaian, (3) aktivitas
mengangkat, (4) berjalan, (5) duduk, (6) berdiri, (7) tidur, (8) aktivitas seksual. (9)
Validitas dan reliabilitas alat ukur ODI pada 30 pasien low back pain
bahasa Tamil dan hasilnya adalah ODI dengan alfa Cronbach 0,92% dan memiliki
Oswestry disability Index (juga dikenal sebagai Oswestry Low Back Pain
Cacat Angket) adalah alat yang sangat penting bahwa peneliti dan evaluator cacat
digunakan untuk mengukur cacat fungsional permanen pasien. Tes ini dianggap
(ODI) kemudian dihitung dengan cara dijumlahkan setiap itemnya 0-5 jadi total
nilai maksimal adalah 50, kemudian dikalikan 100. Jika ada salah satu item
yangtidak di jawab, maka yang dihitung hanya yang di jawab saja. Jadi rentang
nilai akhir ODI adalah 0 sampai 100 (Fairbank dan pynsent, 2000).
50
45
Pasien merasa sakit dan kesulitan dengan duduk, mengangkat dan berdiri.
Travelling dan kehidupan sosial akan sulit dan mereka mungkin tidak kerja.
Perawatan pribadi, aktivitas seksual dan tidur yang tidak terlalu berpengaruh
Pasien pada kelompok ini nyeri menjadi keluhan utama pada setiap akfitas
4. 61%-80% (crippled)
Sakit punggung ini membebani pada semua aspek kehidupan pasien baik di
5. 81%-100%
lumbosacralis dan dapat mengurangi nyeri. Latihan ini diciptakan oleh Robin Mc
latihan untuk penguatan otot punggung bawah ditujukan untuk otot-otot fleksor
2008).
struktur jaringan yang mengalami pemendekan, yaitu antara 5-15 kali setiap satu
prosedur gerakan dan diulang antara 5-15 kali dalam satu seri pengobatan sesaui
dengan kondisi pasien sedangkan untuk home program dapat dilakukan dirumah 2
kali sehari, terutama sebelum bangun tidur harus terlebih dahulu latihan. Adapun
pemilihan jenis dan model gerakan harus disesuaikan dengan patologi dan hasil
pemeriksaan yang didapat serta arahan yang sudah diajarkan oleh fisioterapi.
klasifikasi untuk pasien dengan nyeri punggung bawah metode McKenzie adalah
tahun 1981 oleh Robin McKenzie ahli Fisioterapi dari Selandia Baru.
berkelanjutan. Dengan tujuan untuk memperoleh pola respon nyeri, yang disebut
Tujuan terapi ini adalah mengurangi rasa sakit, sentralisasi gejala (gejala
pencegahan terdiri dari mendidik dan mendorong pasien untuk berolahraga secara
teratur dan perawatan diri. Semua latihan untuk tulang belakang lumbal yang
berulang beberapa kali untuk mengakhiri jarak pada gejala tulang belakang dalam
satu arah. Ketika Anda melakukan hanya 1 pengulangan, ini akan menimbulkan
rasa sakit. Bila Anda mengulanginya beberapa kali rasa sakit akan berkurang.Juga
postur berkelanjutan mengarah pada penghapusan berurutan dan abadi dari semua
gejala disebut distal dan penghapusan berikutnya rasa sakit tulang belakang yang
menurunkan nyeri dan spasme otot melalui efek rileksasi, dapat memanjangkan
otot dengan adanya hda, perbaikan/koreksi tehadap posture yang buruk dengan
anterior sebagai akibat dai penekanan pada discus bagian dorsal dan peregangan
penderita nyeri pinggung mekanik antara lain bisa dilihat dalam tabel dibawah ini
36
c. Setiap jenis gerakan dikerjakan paling sedikit lima kali dan gerakan dilakukan
sebanyak 15 kali
dilakukan menambah rasa sakit, bahkan jika perlu latihan yang harus
dihentikan.
37
c. Lengkungkan badan ke
belakang sejauh
mungkin
d. Pertahankan kedua lutut
lurus
bagian anterior yaitu ligamen anterior sehingga akan mengembalikan posisi spine
pada posisi ekstensi. Hal ini merupakan suatu counter posisi yang menimbulkan
dorongan discus ke posterior. Pada otot yang spasme akan terjadi pelemasan
(rileksasi) oleh peregangan yang intermiten dan kontinyu terhadap otot antagonis
pelemasan ini terjadi karena adanya peregangan yang akan merangsang golgi
tendon sehingga terjadi reflek rileksasi otot yang bersanngkutan dan peregangan
mengurangi iritasi pada saraf afferent yang oleh menimbulkan reflek peningkatan
39
tonus otot. selanjutnya akan terjadi penekanan discus ke sisi posterior shingga
cairan discus dan corpus yang kemudian akan menurunkan viscositas nucleus
kemampuan dari lumbal spine dan pelvis dengan bantuan sendiri sesuai dengan
Core stability secara definisi adalah kemampuan untuk mengontrol posisi dan
gerak dari trunk atau batang badan melalui panggul atau pelvis sampai kaki yang
Core stability juga merupakan aktivasi sinergis dari otot-otot bagian dalam trunk
yakni otot tranversus abdominus, otot multifidus, otot diafragma, dan otot dasar
posisi dan gerakan pada bagian pusat tubuh. Target utama dari jenis latihan ini
adalah otot yang letaknya paling dalam dari otot perut yang terkoneksi dengan
mengontrol posisi dan gerak dari trunk sampai pelvis yang digunakan untuk
melakukan gerakan secara optimal dalam proses perpindahan, kontrol tekanan dan
gerakan saat aktifitas. Core stability merupakan salah satu komponen penting
Markwell dan Sapsford (1999), menjelaskan bahwa dua grup otot yakni
otot dasar panggul dan otot tranversus abdominus telah diketahui merupakan
bagian dari sistem otot lokal bagi stabilisasi lumbopelvis, untuk mengontrol posisi
dan gerak dari trunk sampai pelvis. Meningkatnya aktifitas otot tranversus
dinding perut,
kemampuannya
kekuatan core stability saat bergerak dan mengangkat beban (Ludmilla et al.
2003).
terletak di trunk. Fungsi core yang utama adalah untuk memelihara stabilisasi
posisi dan gerakan tubuh bahkan saat istirahat sekalipun otot core tetap bekerja.
Karena otot core merupakan satu kesatuan maka ketika melakukan kontraksi otot
4
1
dasar panggul ketiga otot yang lain secara bersamaan ikut berkontraksi. Oleh
karena itu, dalam pelatihan untuk meningkatkan kekuatan otot dasar panggul akan
selektif bila disertai kontraksi dari otot kelompoknya yakni otot tranversus
abdominus, otot multifidus, dan otot diafragma sehingga hasil yang dicapai lebih
optimal.
baik dalam melakukan gerak serta menjadi dasar untuk semua gerakan pada
lengan dan tungkai. Hal tersebut menunjukkan bahwa hanya dengan stabilitas
postur (aktivasi otot core stability) yang optimal, maka mobilitas pada ektremitas
dapat dilakukan dengan efisien (Kibler, 2006). Salah satu sumber dari otot-otot
core adalah diafragma, kontraksinya terjadi secara simultan dari diafragma. Otot-
otot pelvic floor dan abdominal diperlukan untuk meningkatkan Intra Abdominal
dari ekstremitas atau anggota gerak, sehingga trunk menjadi stabil. Pada akhir
komponen yang terpenting pada trunk terhadap otot core adalah otot pelvic floor
karena kesulitan untuk menilai otot ini secara langsung sehingga sering
diabaikan..
Secara klinis dapat dilihat bahwa dengan hanya sebuah peningkatan kecil
5% dan 10% sebagai maksimal kontraksi volunteer untuk aktivitas tertentu). Pola
4
2
aktivasi sinergis yang meliputi otot-otot abdominus, diafragma dan pelvic floor
Pada pelatihan core stability exercise dikenal ada yang disebut dengan
a. Kontrolsecara optimal
g. Kontrol neuromuskular
melakukan gerak kesalah satu bidang gerak tubuh maka otot yang bekerja tidak
hanya pembentukan gerakan tersebut tapi dibantu oleh otot yang berada disekitar
bidang gerak tersebut. dan bukan itu saja dalam core stability exercise ini pada
penguluran begitu juga sebaliknya pada saat ekstensi trunk otot antagonisnya
stability exercise harus menempatkan tulang punggung dalam posisi netral untuk
memastikan kemampuan semua otot yang terlibat. Pelatihan mulai dengan latihan
statik untuk daya tahan otot, latihan dilakukan secara bertahap dan berulang-
ulang, latihan meningkat kesulitannya dengan sendi dan otot lainnya yang terlibat
43
sampai pada level pelatihan core stability exercise yang dinamis. Dalam
Metode latihan pada core stabilization diberikan dalam bentuk : prone plank,
o Bentuk latihan
1. Prone Plank
Penguatan m. gluteus
3. Bridging
maksimus,m. hamstring, m.
erector spine, m. multifidus
dan untuk stabilisasi tulang
belakang
normal dari fungsi otot agonis dan antagonis yang mana akan meningkatkan
2006).
Pada saat latihan terjadi kerja pada otot dimana intra abdominal pressure
Obliques internus, m. diafragma dan otot pelvic floor. Efek dari latihan core
kontraksi yang terkoordinasi dan bersamaan (ko-kontraksi) dari otot tersebut akan
kerja dari otot lumbal,ketegangan otot yang abnormal akan berkurang, dan otot-
otot, kelemahan otot abdominal dan otot mutifidus mengalami kelemahan dengan
tension pada otot kontraksi otot tersebut disertaipula dengan adanya peningkatan
motor rekrutmen yang selanjutnya akan menghasilkan output tenaga yang berasal
terdepolarisasi selama latihan. Hal ini akan merupakan mechanism selama 2-6
menghasilkan kekuatan otot yang besar dan modulasi yang pada gilirannya
menghasilkan suatu perasaan yang subyektif yang dikenal dengan persepsi nyeri.
joint yang mempunyai efek gapping bilateral sendi intervetebra. PACPV ditujukan
didaerah sekitar nyeri dan koreksi postur sehingga dapat meningkatkan lingkup
dan beberapa lower lumbal yang diberikan dengan gerakan ekstensi lumbal
menggunakan lengan dan/atau kaki pasien, suspensi terbalik yaitu, traksi yang
diberikan oleh gaya gravitasi, melalui berat badan pasien dengan.Ia telah
4
7
menipulasi tersebut. Bunyi click yang muncul saat manipulasi traksi lumbal dapat
Rileksasi otot
Pada saat traksi lumbal akan disertai terjadinya penguluran pada otot-otot
paralumbal. Hal ini akan merangsang golgi tendon organ sehingga spasme otot
akan berkurang dan efek rileksasi dapat tercapai. Selain itu, akibat terjadinya
rileksasi otot maka proses viscous circle pada otot akan terputus sehingga
a. Mengurangi Nyeri
Pemberian traksi lumbal dimana terdapat gerak kejut atau thrust akan
akan berkurang.
4
8
c. Facet gapping
regang. Selain itu, adanya thrust atau gerak kejut pada saat dilakukan traksi
3. Efek fisik
sinovial meningkat.
4. Efek neurologis
5. Efek stretching
lingkup gerak sendi sampai mencapai tahap fungsional dari sendi dan dapat
49
periartikular.
6. Efek mekanik
pergerakan cairan sinovium yang akan membawa nutrisi pada bagian yang
bersifat avaskular dari kartilago sendi dan fibrokartilago, menurunkan nyeri dan
efek degenerasi statis saat nyeri dan tidak dapat melakukan gerakan dalam
mobilisasi.
b. Derajat II: Staccato (ditarik berhenti, kembalikan, tarik lagi) pada mid
mobilisasi sendi (traksi mobilisasi) dan untuk tes joint play movement
(traction test).
a. Derajat I atau II
detik.
tersebut.
berulang-ulang.
51
1. Posisi tangan
menahan gerakan tangan yang memobilisasi dengan arah berlawanan atau melalui
2. Arah gerakan
Arah gerakan harus bebas dari adanya nyeri sampai batas tahanan
sesatu perubahan mekanik dalam kapsul sendi dan jaringan yang ada
mengalami perlengketan.
Arah gerakan yang diberikan tidak boleh melampaui batas normal gerak
memposisikan diri sedekat mungkin dengan pasien, tangan dan lengan terpis
bertindak sebagai fulcrum dan levers serta posisi terapis harus mengikuti gerakan
No Bentuk Latihan
Pinggang Bawah
pada otot yang spasme akan terjadi pelemasan (rileksasi) oleh peregangan yang
peregangan yang akan merangsang golgi tendon sehingga terjadi reflek rileksasi
Afferent yang menimbulkan reflek peningkatan tonus otot. selanjutnya akan terjadi
penekanan diskus ke sisi posterior sehingga akan didapat gaya tangesial yang
atau mreposisi nucleus ke posisi anterior dan dapat mengurangi iritasi terhadap
jaringan sekitarnya. Traksi manipulasi juga dapat memperbaiki posture tubuh yang
jelek akibat adanya tightness dan kontraktur dari otot yang spasme. Bila spasme
otot menurun aktivitas fungsional seperti duduk, berdiri dan berjalan dapat