Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Luka bakar merupakan salah satu insiden yang sering terjadi di masyarakat
khususnya rumah tangga dan ditemukan terbayak adalah luka bakar derajat II (Nurdiana
dkk., 2008). Luka bakar merupakan cedera yang mengakibatkan morbiditas dan derajat cacat
yang relatif tinggi dibandingkan dengan cedera oleh sebab lain. Biaya yang dibutuhkan
untuk penanganan luka bakar pun ternyata cukup tinggi (Sjamsuhidajat & Jong, 2005).
Kurang lebih 2,5 juta orang mengalami luka bakar di A merika Serikat setiap tahunnya dari
kelompok ini 200.000 pasien memerlukan penanganan rawat jalan dan 100.000 pasien
dirawat di rumah sakit, sekitar 12.000 meniggal setiap tahunnya. Anak kecil dan orang tua
merupakan populasi yang beresiko tinggi untuk mengalami luka bakar, kaum remaja laki-laki
dan pria usia kerja juga lebih sering menderita luka bakar (Smeltzer, 2001). Kulit merupakan
organ kompleks yang memberikan pertahanan tubuh pertama terhadap kemungkinan yang
dapat merugikan. Kulit melindungi tubuh terhadap infeksi, mencegah kehilangan cairan
tubuh, membantu mengontrol suhu tubuh, berfungsi sebagai organ sensori, membantu dalam
proses aktivasi vitamin D. Luka 2 bakar merupakan bentuk cedera kulit yang sebagian besar
dapat dicegah (Home & Swearingen, 2000). Cedera mayor seperti luka bakar akan
mengakibatkan kerusakan pada kulit yang memerlukan pengobatan langsung untuk
membantu perbaikan dan regenerasi agar dapat mengembalikan fungsi kulit normal (Cuttle et
al., 2006). Ada banyak obat untuk penatalaksanaan dari luka bakar tersebut diantaranya
adalah hidrogel, silver sulfadiazine, MEBO dan lain-lain. Pengobatan gold standar untuk luka
bakar memiliki harga yang relatif mahal, para peneliti banyak mengembangkan suatu
eksperimen tentang obat herbal yang dapat menyembuhkan luka bakar tersebut, diantaranya
adalah madu dan daun binahong (Rochmawati, 2007).
Madu adalah cairan kental manis yang dihasilkan oleh lebah. Bahan ini telah lama
digunakan sebagai obat, dan penelitian yang dilakukan pada dekade terakhir telah
menunjukkan manfaat yang besar dari madu, dimana dunia kedokteran modern saat ini telah
banyak membuktikan madu sebagai obat yang unggul (Suranto, 2007). Sebuah laporan
menunjukkan luka yang dibalut dengan madu menutup pada 90% kasus. Pada luka bakar
derajat ringan, penyembuhan dengan olesan madu berlangsung lebih cepat. Pasien yang luka
bakar berat yang harus ditransplantasi kulit dipercepat penyembuhannya dengan madu
(Subrahmanyam, 1991). Selain memiliki efek anti mikroba, madu juga memiliki efek anti
inflamasi dan meningkatkan proses pembentukan fibroblas serta angioblas. Analisis
mengenai kandungan madu menyebutkan bahwa unsur terbesar komponen madu adalah
glukosa dengan kadar fruktosa paling besar (76,8%) disamping mineral dan vitamin. (Aljady
et al., 2004).
Madu memiliki manfaat dari zat dan sifat madu yang sangat efektif dan ekonomis
untuk perawatan luka. Hal ini sangat potensial dikembangkan di Indonesia yang memiliki
beragam jenis madu. Di beberapa rumah sakit di Indonesia, madu telah digunakan sebagai
terapi topikal, tetapi sampai saat ini belum ada hasil penelitian secara klinis dan laboratorium
yang melaporkan bahwa madu Indonesia efektif untuk perawatan luka. Untuk menyikapi hal
tersebut, kami berinisiatif untuk memberikan gagasan bahwa madu sebagai alternatif untuk
mempercepat pertumbuhan jaringan kulit pada luka setelah operasi dan luka bakar. Dengan
adanya gagasan ini diharapkan dapat memberikan pengaruh bagi ilmu kesehatan sehingga
masyarakat luas dapat memanfaatkannya. Nantinya, gagasan ini dapat digunakan masyarakat
luas khususnya dalam penyembuhan luka pada kulit.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Luka Bakar

Luka bakar menempati urutan ketiga penyebab kematian akibat kecelakaan, setelah
kecelakaan kendaraan bermotor dan senjata api (Yayasan Luka Bakar, 2009). Biaya yang
dibutuhkan untuk penanganan luka bakarpun cukup tinggi. Penyebab luka bakar selain
terbakar api langsung atau tidak langsung, juga pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik,
maupun bahan kimia. Luka bakar karena api atau akibat tidak langsung dari api, misalnya
tersiram air panas, banyak terjadi pada kecelakaan rumah tangga (Sjamsuhidajat, 2004;
DEPKES RI, 2007).

2.2 Definisi Madu


Madu adalah campuran dari gula yang disiapkan oleh lebah madu dari solusi gula
alami disebut nektar yang diperoleh dari bunga atau sekresi tanaman lainnya. Dengan
membalik sukrosa di nektar, lebah meningkatkan dan dicapai inti dari produk akhir, dengan
demikian meningkatkan efisiensi proses dalam hal kepadatan kalori. Dengan penambahan
enzim dan penguapan air yang terkandung di dalamnya, mengubahnya menjadi cairan manis,
Madu baik unifloral atau multifloral, tergantung apakah madu yang dikumpulkan dari sumber
tanaman yang sama atau dari sumber tanaman dari berbagai jenis. Warna dan ketebalan madu
tergantung pada sumber sehingga madu dapat gelap-coklat, hitam, dll Isi semua madu kurang
lebih sama: gula, misalnya sukrosa, fruktosa, minerals, dan vitamin selain berbagai enzim
seperti katalase, invertase, dan diastase.
Ada dua jenis utama dari madu, madu perlebahan dan madu hutan. Honeys
dihasilkan oleh lebah sarang India, Apis cerana indica, dan lebah Eropa, Apis millifera, di
apiaries dan dikumpulkan dengan metode ekstraksi yang modern disebut madu perlebahan.
Ini adalah transparan dan bebas dari bahan asing. Honeys dihasilkan oleh lebah rock, Apis
dorsata, atau dari sarang liar Apis indica cerana di hutan dan dikumpulkan dengan metode
mentah memeras sisir dikenal sebagai madu hutan.
BAB III

TABEL ANALISIS

No Masalah penelitian Sampel Instrument Analisa data Teknik sampling


1 Tujuan dari 511 pasien observasi Randomized controlled

penelitian ini adalah diobati clinical trials.

untuk mengevaluasi dengan double blind sampling

efektivitas aplikasi madu.

topikal madu dalam

studi pengamatan

serta uji klinis

terkontrol dalam

pengobatan

penyembuhan luka.
2 kesesuaian madu

dalam pengobatan

luka bakar ditinjau

dan disediakan satu

manfaat utama dari

pengobatan tersebut.

3 tujuan dari penelitian 10 sampel in-vitro

ini adalah untuk

mengevaluasi sifat

antibakteri potensi

Tualang madu rias

dan untuk
menentukan

efektivitasnya

sebagai ganti luka

parsial ketebalan

luka bakar.
4 untuk memberikan

pemahaman lebih

dekat ke dalam efek

imunomodulator

potensi madu dalam

penyembuhan luka
5

DAFTAR PUSTAKA

Christos Kazazis2,. John Panagos1 Alexandros Skourtis1 Penny Gounari . and Natalia G
Vallianou. 2014. Honey and its Anti-Inflammatory, Anti-Bacterial and Anti-Oxidant
Properties. Gen Med (Los Angel). review and publication processing. Volume 2 Issue 2
1000132. Page 1-5.
Topical Application of Honey in The
L Kaman,dkk.
Treatment of Wound Healing: A Metaanalysis. Journal
of Medical Education & Research is now also under Indexing Coverage
with MedLine LocatorPlus, IndexCopernicus International -IC Value 4.75 (2007),

Anda mungkin juga menyukai