PENDAHULUAN
Umumnya yang berperan dalam pemilu dan menjadi peserta pemilu adalah
partai-partai politik. Partai politik yang menyalurkan aspirasi rakyat dan
mengajukan calon-calon untuk dipilih oleh rakyat melalui pemilihan itu. Dalam
ilmu politik dikenal bermacam-macam sistem pemilihan umum, akan tetapi
umumnya berkisar pada dua prinsip pokok, yaitu: singel member constituency
(satu daerah pemilihan memilih satu wakil, biasanya disebut sistem distrik). Multy
member constituenty (satu daerah pemilihan memilih beberapa wakil; biasanya
dinamakan proporsional representation atau sistem perwakilan berimbang).
PEMBAHASAN
Sebuah sistem pada dasarnya adalah suatu organisasi besar yang menjalin
berbagai subjek atau objek serta perangkat kelembagaan dalam suatu tatanan
tertentu. Subjek atau objek pembentuk sebuah sistem dapat berupa orang-orang
atau masyarakat. Kehadiran subjek atau objek semata belumlah cukup untuk
membentuk sebuah sistem, itu baru merupakan himpunan subjek atau objek.
Himpunan subjek atau objek tadi baru membentuk sebuah sistem jika lengkap
dengan perangkat kelembagaan yang mengatur dan menjalin tentang bagaimana
subjek-objek bekerja, berhubungan dan berjalan.
Makna pemilihan umum yang paling esensial bagi suatu kehidupan politik
yang demokratis adalah sebagai institusi pergantian dan perebutan kekuasaan
yang dilakukan dengan regulasi, norma, dan etika sehingga sirkulasi elite politik
dapat dilakukan secara damai dan beradab.
Lembaga itu adalah produk dari pengalaman sejarah umat manusia dalam
mengelola kekuasaan. Suatu fenomena yang mempunyai daya tarik dan pesona
luar biasa. Siapapun akan amat mudah tergoda untuk tidak hanya berkuasa, tetapi
akan mempertahankan kekuasaan yang dimilikinya. Sedemikian mempesonanya
daya tarik kekuasaan sehingga tataran apa saja kekuasaan tidak akan diserahkan
oleh pemilik kekuasaan tanpa melalui perebutan atau kompetisi.
Kerangka hukum perlu didukung niat politik yang sehat sehingga regulasi
bukan sekedar hasil kompromi politik oportunistik dari partai-partai besar untuk
menjaga kepentingannya. Bila hal itu yang terjadi, dikhwatirkan hasil pemilu akan
memperkuat oligarki politik. Karena itu, partisipasi masyarakat amat diperlukan.
Bahkan, tekanan publik perlu dilakukan agar kerangka hukum yang merupakan
aturan permainan benar-benar menjadi sarana menghasilkan pemilu yang
demokratis. Untuk itu, perlu diberikan beberapa catatan mengenai perkembangan
konsensus politik dari peraturan kepentingan di parlemen serta saran mengenai
regulasi penyelenggaraan pemilu yang akan datang.
Dalam banyak hal, hak untuk memilih bagi perwakilan pada lembaga
daerah terbatas pada satu orang yang merupakan warga daerah tersebut. Namun
pengecualiannya dapat dijumpai pada persemakmuran Inggris yang hukum
kewarganegaraannya menyatakan bahwa warga negara dalam persemakmuran
manapun dapat memilih di Inggris Raya, bila ia dinayatakan memenuhi syarat
(HMSO, 1965). Dewasa ini sudah menjadi fenomena yang umum untuk
memberikan hak pilih kepada seseorang yang sudah mencapai umur yang
bertanggung jawab. Ada dua persyaratan lain yang sering diungkapkan dalam
cara yang agak negatif. Diketahui bahwa sudah menjadi hal yang biasa disetiap
negara untuk menghapus hal pilih dari mereka yang tidak waras atau catat mental
dan mereka yang sedang menjalani hukuman penjara. Demikian pula, ada
beberapa negara yang tidak membolehkan warganya yang telah menjalani masa
tahanan dalam penjara selama waktu yang cukup lama untuk ikut memilih. Di
indonesia, mereka yang dihukum diatas lima tahun tidak diperkenankan mengikuti
pemilihan umum.
Dalam hal ini untuk kemauan dan kemampuan berpartisipasi berasal dari
dalam atau dari diri sendiri masyarakat tersebut. Artinya meskipun diberi
kesempatan oleh pemerintah atau Negara tetapi kalau kemauan ataupun
kemampuan tidak ada maka partisipasi tidak akan terwujud.
Berbagai kalangan menilai bahwa adanya Golput merupakan hal biasa dan
normal saja dalam penerapan system demokrasi karena mustahil untuk
meningkatkan partisifasi rakyat dalam Pemilu sampai 100%. Tetapi bilamana
Golput mencapai angka yang cukup besar bahkan sangat besar, hal inilah yang
perlu mendapat perhatian yangserius dari pemerintah. Untuk hal yang demikian
ini perlu adanya upaya dari pemerintah bagaimana meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam Pemilu sekaligus untuk menekan besarnya angka Golput yang
telah terjadi.
Kedua, yang tidak memilih karena tidak terdaftar dan tidak mendapat surat
panggilan untuk memilih . banyak factor kenapa hal ini sampai terjadi.
Ketiga, orang yang tidak memilih karena ada unsure keterpaksaan yang
berkaitan dengan aktivitasnya. Seperti pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan,
sedangkan lokasi sulit terjangkau, dalam perjalanan dimana waktunya tidak
dimungkinkan untuk memilih.
Seperti yang telah disebutkan bahwa ada tiga factor pendukung dalam
mewujudkan partisipasi, yaitu :
1. Adanya kemauan
2. Adanya kemampuan
3. Adanya kesempatan
tiga hal ini yang sangat penting dalam rangka mewujudkan atau meningkatkan
partisipasi masyarakat. Masyarakat dengan segala karakteristiknya akan
memberikan partisipasinya bilamana merasa dilibatkan dalam setiap kegiatan
tertentu. Untuk ini diperlukan adanya kemauan dan kemampuan masyarakat untuk
berpartisifasi dalam peilu. Sebaliknya pemerintah atau penyelenggara Pemilu juga
harus memberikan kesempatan pada masyarakat untuk berperan secara nyata dala
penelenggaraan Pemilu.
Dengan kemauan masayarakat dalam Pemilu lebih besar maka perlu
adanya motivasi bagi masyarakat. motivasi dapat diberikan dalam nbentuk
pendidikan politik seperti yang diamanatkan dalam UU No. 02 tahun 2008 dalam
pasal 3 disebutkan bahwa partai politik melakukan pendidikan politik bagi
masyarakat sesuai dengan ruang lingkup tanggung jawabnya dengan
memerhatikan keadilan dan kesetaraan gender.
Pemilu 2014 akan dilaksanakan dua kali yaitu Pemilu Legislatif pada
tanggal 9 April 2014 yang akan memilih para anggota dewan legislatif
dan Pemilu Presiden pada tanggal 9 Juli 2014 yang akan memilih Presiden dan
Wakil Presiden. Pemilu 2014 akan memakai e-voting dengan harapan menerapkan
sebuah sistem baru dalam pemilihan umum. Keutamaan dari penggunaan sistem
e-voting adalah Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) yang sudah mulai
dipersiapkan sejak tahun 2012 secara nasional.
Berikut adalah jadwal pemilu dan tahapannya yang sudah ditetapkan Komisi
Pemilihan Umum(KPU).
Jadwal 2013
Jadwal 2014
Nanma Keterangan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
www.pemilu presiden 2014
http//en.wikipidia.org/wiki/pemilu
NARA SUMBER
Pak zulherman sebagai ketua RT nagari simpang koto tingga kec pauh padang