Anda di halaman 1dari 4

III.

METODE PENYULUHAN
Adapun metode penyuluhan yang dilakukan yaitu dengan cara komunikasi
langsung kepada warga yang berada ditempat saat dilakukan penyuluhan dengan
materi penyuluhan yang sudah dipersiapkan sebelumnya dan memberi kesempatan
interaksi tanya jawab sesudah materi penyuluhan selesai disampaikan. Metode
kegiatan penyuluhan dibagi dalam 3 tahap yaitu :
a. Tahap pengenalan dan penggalian pengetahuan peserta

Setelah memberi salam dan perkenalan pemateri terlebih dahulu menyampaikan


maksud dan tujuan diberikan penyuluhan sebelum materi disampaikan.
b. Penyampaian Materi

Materi disampaikan dengan menggunakan alat bantu penyajian berupa leaflet.


Dan disela materi penyaji memberikan kesempatan bertanya jika ada materi
yang tidak dimengerti.
c. Penutup

Setelah penyampaian materi, penyaji memberikan kesempatan peserta untuk


bertanya.

IV. MATERI PENYULUHAN


1. Pengertian Difteri
Difteri adalah suatu penyakit infeksi bakteri akut yang yang disebabkan oleh
Corynebacterium diphtheria terutama menyerang tonsil, faring, hidung dan bahkan
bisa menyerang selaput lendir. Timbulnya lesi yang khas akibat pelepasan cytotoxin
spesifik oleh bakteri tersebut. Lesi tampak sebagai suatu membrane asimetrik keabu-
abuan yang dikelilingi dengan daerah inflamasi. Pada kasus-kasus yang berat dapat
dijumpai edema pada leher dengan pembentukan membrane pada trakea secara
ekstensif sehingga dapat menyebabkan obstruksi jalan napas.

2. Faktor Resiko dan Gejala Difteri


Penyebab suatu penyakit merupakan unsur yang keberadaannya jika terus menerus
terjadi kontak dengan manusia rentan dalam keadaan memungkinkan akan
menimbulkan suatu penyakit. Penyakit difteri merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh Corynebacterium diphtheriae. Beberapa karakteristik bakteri ini
antara lain :
Bakteri akan menghasilkan toksin bila bakteri terinfeksi oleh Coryne
Bacteriophage yang mengandung informasi genetik toksin. Bakteri ini merupakan
bakteri fakultatif anaerob, dan akan tumbuh optimal pada suasana aerob.
Corynebacterium diphtheriae tahan terhadap cahaya, pengeringan dan
pembekuan.
Pada pseudomembran bisa bertahan hidup selama 14 hari, pada suhu 58oC
bisa bertahan selama 10 menit sedangkan pada air mendidih hanya tahan 1 menit.
Bakteri ini akan mati jika kontak dengan desinfektan.
Menurut sebuah hasi penelitian, corynebacterium diphtheriae dapat bertahan
hidup di lingkungan dalam keadaan kering pada tekstil, kaca, dan di pasir dan
debu untuk jangka waktu hingga 7 bulan.

Secara epidemiologis, diketahui bahwa sumber penyakit difteri atau disebut juga
reservoir adalah manusia (baik penderita maupun karier). Menurut data di negara
endemis difteri 3%-5% individu sehat mengandung bakteri difteri di tenggorokan
mereka. Sementara cara penularan penyakit difteri melalui cara penularan tidak
langsung, antara lain merupakan salah satu jenis airborne diseaase, bakteri terpercik
terbawa dalam droplet ketika penderita atau karier bersin, batuk atau berbicara.
Sedangkan cara lain dapat terbawa beberapa peralatan, seperti ketika droplet terbawa
saluran pemanas atau pendingin ruangan dalam gedung atau disebarkan melalui kipas
angin ke seluruh bangunan atau kompleks bangunan.

faktor host
Menurut teori Achmadi, faktor host pada timbulnya suatu penyakit sangat luas.
Hubungan interaktif antara faktor penyebab, faktor lingkungan penduduk berikut
perilakunya dapat diukur dalam konsep yang diukur sebagai perilaku pemajanan.
Faktor host yang mempengaruhi kejadian penyakit pada umumnya adalah umur, jenis
kelamin, status imunisasi, status gizi dan staus sosial ekonomi, juga perilaku..

faktor kebiasaan

Kebiasaan yang dilakukan sehari-hari yang dapat mempengaruhi terjadinya penularan


atau penyebaran penyakit difteri adalah sebagai berikut : tidak menutup mulut bila
batuk atau bersin sehingga mempermudah penularan penyakit pada orang lain,
membuang ludah/dahak tidak pada tempatnya, tidak membuka jendela, mencuci alat
makan dengan bersih, memakai alat makan bergantian.

Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kejadian difteri antara lain meliputi
tingkat kepadatan hunian rumah, sanitasi rumah, serta faktor pencahayaan dan
ventilasi. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi munculnya penyakit seperti
kita ketahui ada lingkungan fisik biologi, social dan ekonomi. Faktor lingkungan fisik
yang meliputi kondisi geografi, udara, musim dan cuaca sangat mempengaruhi
kerentanan seseorang terhadap jenis penyakit tertentu. Hal ini berkaitan dengan
kebiasaan seseorang dalam adapatasi dengan lingkungannya tersebut

Adapun Gejala yang mengindikasikan difteri dalah:


Demam disertai menggigil
Nyeri tenggorokan dan suara serak
Terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan
dan tonsil
Pembesaran kelenjar limfe
Sulit bernapas
Kelumpuhan otot

Anda mungkin juga menyukai