Anda di halaman 1dari 32

ORGANEL-ORGANEL SEL DAN FUNGSINYA

PAPER

DISUSUN OLEH :

NAMA : AGUS PERNANDO SIMANJUNTAK


NIM : 160301121
PRODI : AGROEKOTEKNOLOGI

FISIOLOGI TUMBUHAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Sel merupakan suatu sistem yang sangat kompleks dan memiliki
mekanisme kerja yang sangat canggih atau modern, dinamis dan hidup.
Mempelajari sel akan membawa kita pada suatu petualangan yang menarik dan
penuh kejutan. Misalnya pada saat sel menanggapi stimuli dari luar sel, maka sel
akan segera mengaktifkan reseptor pada membran sel untuk merespon stimuli
tersebut dengan kerjasama berbagai komponen pada membran dan ion-ion
tertentu.
Semua makhluk hidup tubuhnya tersusun dari sel, bisa terdiri dari satu sel
(uniselular) ataupun banyak sel (multiselular). Walaupun sel merupakan unit
terkecil dari penyusun makhluk hidup, mereka juga punya bagian-bagian khusus.
Berikut ini nama bagian-bagian sel dan fungsinya.

I. Membran Sel
Membran sel (bahasa Inggris: cell membrane, plasma membrane,
plasmalemma) adalah fitur universal yang dimiliki oleh semua jenis sel berupa
lapisan antarmuka yang disebut membran plasma, yang memisahkan sel dengan
lingkungan diluar sel (kecuali pada sel tumbuhan, bagian luarnya masih terdapat
dinding sel atau cell wall). Yang fungsinya untuk melindungi inti sel dan sistem
kelangsungan hidup yang bekerja di dalam sitoplasma.
Membran berupa struktur yang membatasi sel, terdiri atas lipid yang
mengandung gugus polar dan gugus yang bersifat hidrofob(yang tidak dapat larut
dalam air tetapi dapat larut dalam minyak) b. gugus polar mengarah ke bagian luar
dari bilayer, sedangkan gugus hidrofob (rantai asam lemak) berada di bagian
tengah dari lipid bilayer.

Gambar 1.1. Albert, et all. 2002


Berdasarkan analisis kimia, membran sel tersusun atas lipida dan
protein (lipoprotein). Lipidanya berupa fosfolipid, glikolipid dan sterol. Sterol
umumnya berupa kolesterol. Menurut Ardiyanto (2011:1) protein penyusun
membran sel terutama terdiri dari glikoprotein, Berikut adalah penyusun
membrane sel : 1. Lipid Membran sel terdiri dari tiga kelas lipid amphipathic:
fosfolipida, glikolipid, dan kolesterol. Jumlah dari masing-masing tergantung pada
jenis sel, tetapi dalam sebagian besar kasus fosfolipid yang paling berlimpah.
Terdapat 3 tipe lipid, yaitu:
a. Fosfolipid.
Molekul fosfolipid terdiri dari dua bagian, yaitu kepala dan ekor. Bagian
kepala memiliki muatan positif dan negatif serta bagian ekor tanpa muatan.
Bagian kepala karena bermuatan bersifat hidrofilik atau larut dalam air, sedangkan
bagian ekor bersifat hidrofobik atau tidak larut dalam air. Fosfolipid digolongkan
sebagai lipid amfipatik.
Gambar 1.2. Albert, et all. 2002
b. Kolesterol .
Banyak terdapat pada membran sel hewan (sekitar 50% dari molekul
lipid). Membran sel tumbuhan dan semua sel bakteri tidak banyak mengandung
kolesterol. Kolesterol lebih sedikit dibandingkan 4 lipida membran lainnya dan
tidak terlalu bersifat amfipatik. Gugus hidroksil dari kolesterol yang bersifat
hidrofilik menentukan orientasi molekul ini pada membran sel. Gugus hidroksil
berada pada bagian permukaan membran.Kolestrol pada membrane sel berfungsi
untuk mengatur fluiditas dan stabilitas mebran serta mencegah asam lemak lebih
merapat dan mengkristal dengan meningkatkan suhu pretransisi.
c. Glikolipid
Glikolipid ialah molekul molekul lipid yang mengandung karbohidrat,
biasanya pula sederhana seperti galaktosa atau glukosa. Akan tetapi istilah istilah
glikolipid biasanya dipakai untuk lipid yang mengandung satuan gula tetapi tidak
mengandung fosfor.Glikolipid dapat diturunkan dari gliserol atau pingosine dan
sering dimakan gliserida atau sebagai spingolipida.
1. Protein
Protein dalam membran merupakan kunci untuk fungsi membran secara
keseluruhan. Protein berguna terutama dalam transportasi bahan kimia dan sistem
informasi di seluruh membran. Setiap membran memiliki kandungan protein yang
berbeda-beda. Protein bisa dalam bentuk perifer atau integral. Jumlah protein
berbeda pada tiap spesies dan bergantung pada fungsinya bagi spesies tersebut.
Terdapat 4 kelompok protein:
a. Protein peripheral
Dapat ditemukan baik di dalam ataupun di luar permukaan membran yang
membentuk ikatan nonkovalen dengan permukaan membrane.
b. Protein integral
Dapat ditemukan di antara membran dan memiliki daerah hidrofobik yang
menempel di antara membran serta daerah hidrofilik yang menonjol dari dua
permukaan bilayer. berfungsi untuk memasukkan zat-zat yang ukurannya lebih
besar.
c. Protein transmembran
Protein ini terintegrasi pada lapisan lipid dan menembus 2 lapisan lipid /
transmembran. Bersifat amfipatik, mempunyai sekuen helix protein, hidrofobik,
menembus lapisan lipida, dan untaian asam amino hidrofilik. Banyak diantaranya
merupakan glikoprotein, gugus gula pada sebelah luar sel. Di sintesis di RE, gula
dimodifikasi di badan golgi. Protein yang berikatan dengan lipid dapat ditemukan
di luar membran lipid pada ekstraseluler atau sitoplasmik. Protein plasma
memiliki fungsi antara lain sebagai berikut: a. Protein pembawa (carrier) senyawa
yang melewati membran plasma,
b. Menerima isyarat (signal) hormonal,
c. Meneruskan isyarat tersebut ke bagian sel sendiri atau ke sel lainnya,
d. Sebagai pangkal pengikat komponen-komponen sitoskeleton dengan
senyawa-senyawa ekstraseluler.

Gambar. 1.3. Albert, et all. 2002


2. Karbohidrat
Karbohidrat pada membrane sel terdapat dalam bentuk yang berikatan
dengan lipid atau protein (glikolipid dan glikoprotein). Selain itu juga terdapat
pada permukaan sel dan berfungsi dalam interaksi sel dan sekitarnya. Pada sel
epitel glikolipid terdapat pada permukaan apical yang terpapar dan berfunsi untuk
melindungi dari pH rendah dan degradasi enzim.Karbohidrat pada membran
plasma terikat pada protein atau lipida dalam bentuk glikolipida dan glikoprotein.
Pada membran plasma terkandung 2 10% karbohidrat. Karbohidrat dalam lemak
berfungsi untuk meningkatkan hidrofisilitas lemak dan protein. Peran penting
karbohidrat dalam berbagai aktivitas sel :
a. Sistim kekebalan
Karbohidrat pada Molekul karbohidrat bertanggung jawab terhadap
kekhasan sifat antigenis membran sel. Sifat antigenis ini berkaitan dengan sistem
kekebalan (imun) tubuh dan kemampuannya membedakan sel sendiri dari sel
asing.
Sel asing dapat dikenali sebagai sel asing, karena glikoprotein pembentuk
membrannya memiliki karbohidrat yang berbeda dengan karbohidrat glikoprotein
pembentuk membran sel penerima. Keadaan seperti ini memacu tanggapan
kekebalan.
b. Pengenalan sel
Karbohidrat mampu membedakan sel yang satu dengan sel lainnya.
Penting pada perkembangan jaringan dan organ, Dasar pada penolakan sel asing
oleh sistem imun.
3. Kerangka Membran
Kerangka membran atau disebut juga sitoskeleton mempunyai tiga macam
jenis yaitu mikrotubulus, mikrofilamen, dan filamen intermediet).
a. Mikrofilamen
(Filamen aktin) Bersifat fleksibel, filamen aktin biasanya berbentuk jaring
atau gel. Aktin berfungsi membentuk permukaan membran.
b. Mikrotubula
Mikrotubula atau mikrotubulus adalah tabung yang disusun dari
mikrotubulin.
c. Filamen Intermediet Berbentuk serat mirip tali, filamen intermediet
memberi kekuatan mekanis pada membran sel .
Fungsi Membran Sel menjelaskan fungsi dari membran sel sebagai
berikut:
a. Kompertemenisasi
Membran sel merupakan selaput berkelanjutan dan tidak putus
yang membatasi dan menyelubungi suatu ruangan (kopertemen). Membran
sel menyelubungi isi seluruh sel, selain itu ada juga membran yang
membatasi nukleus dan ruang-ruang di sitoplasma. Ini kita ibaratkan
sebagai ruang-ruang yang ada di dalam gedung. ruang-ruang tersubut perlu
di batasi oleh partisi atau tembok. Sehingga kegiatan di masing - masing di
satu ruangan dengan ruang yang lain. Di dalam sel kompertemenisasi
mutlak perlu ada, karena ruang-ruang di dalam sel berisi cairan dan adanya
percampuran cairan dari ruang-ruang tersebut merupakan malapetaka bagi
sel tersebut.
b. Interaksi Antar Sel
Pada organisme bersel banyak, membran sel bertanggung jawab terhadap
interksi antara sel satu dengan yang lainnya. Alat tubuh pada umumnya terdiri dari
macam sel yang berbeda yang harus bekerja sama untuk melaksanakan fungsi
keseluruhan. Membran sel menyilahkan sel untuk saling mengenal kemudian
saling bertukar substansi dan informasi dengan tidak memandang apakah sel
sudah terpakai di tempat tertentu, seperti dari jaringan.
c. Perubahan Energi
Perubahan satu bentuk energi menjadi bentuk energi lain merupakan hal
yang sangat penting dalam proses hidup, dan membran sel sangat terlibat dalam
proses ini. Hal yang sangat mandasar bagi semua kehidupan adalah kemampuan
sel tumbuh-tumbuhan untuk mengubah energi cahaya matahari menjadi energi
kimia yang terkandung dalam karbohidrat. Sel hewan maupun tumbuh-tumbuhan
juga mampu untuk mengubah energi kimia dari karbohidrat tersebut manjadi ATP
atau senyawa lain berenergi tinggi. Proses pengikatan energi ini terjadi di dalam
mambran dari mitokondria dan kloroplas. Energi cahaya, termal, makanikal
diubah oloeh reseptor dari sistem saraf menjadi implus saraf yang merupakan cara
kumunikasi dalam sistem saraf tersebut. Meskipun mekanisme pengubahan ini
belum diketahui secara pasti, namun demikian membran sangat terlibat dalam
proses ini.
d. Transfer Informasi
Membran mempunyai peranan mentransfer informasi dari satu sel ke sel
yang lain. Di dalam membran teradapt reseptor yang mampu mengkombinasi
dengan mulekul tertentu dengan bentuk yang sesuai, seperti yang selalu
berkombinasi dengan suatu subtrat yang sesuai. Sel yang berbeda mempunyai
membran yang memiliki reseptor yang juga 9 berbeda, sehingga bermacam-macan
reseptor akan berkombinasi dengan bermacam-macam ligand. Ligand adalah
molekul atau ion yang dapat berkombinasi dengan reseptor yang terdapat dalam
membran. Ligand yang paling banyak dipelajari adalah hormon, faktor
tumbuhdan neurotrasmitter, semuanya terikat pada membran sel tampa
menembusnya.
e. Penyediaan Enzim
Banyak yang terdapat di dalam sel merupakan bagian dari membran.
Contoh dapat dikemukakan di sini bahwah Na-Kactivated ATPase yang berkaitan
dengan pompa sodium dan kalium terdapat di dalam membran sel . enzim
sitokrom yang terlibat dalam respirasi merupakan bagian dari membran dari
mitokondria. Sebaliknya enzim monoamin oksidase yang menyebabkan
katekolamin tidak aktif hanya terdapat di bagian luar membran mitokondria.
Sejumlah protein dan glikoprotein banyak terdapat di dalam membran sel,
bertindak sebagai reseptor dari hormon dan benda penolak atau terlibat dalam
pengangkutan substansi ke dalam sel. Ditempatkannya enzim di dalam membran
sel mempunyai beberapa tujuan. Pada proses fosforilasi oksidatif yang terjadi di
mitokondria, transpor elektron yang paling efisien tercapai apabila enzim berada
saling berdekatan.
f. Membran Sel
Sebagai Perantara Membran sel merupakan perantara bagi keluar
masuknya zat terlarut. Kemampuan membran plasma meluluskan substansi
tertentu masuk ke atau keluar dari sel, tetapi membatasi pergerakan substansi
tertentu disebut permeabilitas selektif. Suatu membran dikatakan permeabel
terhadap suatu substansi tersebut. Permeabilitas membran plasma tergantung dari :
1. Ukuran Sel
Molekul berukuran besar tidak dapat menembus membran plasma.
Molekul air dan asam amino berukuran kecil dengan mudah dapat menembus
membran plasma, tetapi kebanyakan protein yang merupakan gabungan dari
banyak asam amino tergolong molekul besar dan tidak dapat menembus membran
plasma.
2. Kelarutan Dalam Lemak Substansi yang larut dalam menembus
membran plasma dengan lebih mudah dibandingkan dengan substansi lain. Hal ini
sebabkan karena membran plasma terdiri lapisan lemak. Contoh substansi
yanglarut dalam lemak : O2, CO2 dan hormon steroid.
3. Muatan Ion
Muatan ion yang akan menumbus membran plasma sangat menentukan
susah mudahnya ion tersebut masuk ke atau keluar dari 11 sel. Zat yang
mempunyai muatan berlawanan dengan muatan membran plasma akan di tarik ke
arah membran plasma sehingga lebih muda menembus membran plasma,tetapi
bila ion mempunyai muatan sama dengan muatan membran plasma akan di tolak
oleh membran plasma dan pergerakan ion menembus mambran plasma sangat
terbatas. Gejala ini seuai dengan hukum fisika yang menyatakan bahwa dua
muatan yang sama akan saling tolak menolak dan dua muatan yang berbeda saling
tarik menarik.
4) Ada atau Tidak Adanya Molekul Pengangkut
Beberapa protein yang disebut carrier maupun untuk mengikat dan
mengangkut substansi melintasi membran plasma.
g. Pergerakan Substansi Melintasi Membran
Mekanisme bagaimana suatu substansi bergerak menembus membran sel
adalah sangat penting bagi hidup matinya sel. Substansi tertentu misalnya harus
bergerak masuk ke dalam seluntuk menyokong agar sel itu hidup, namun
sebaliknya zat-zat buangan yang di hasilkan oleh metabolisme sel harus di
keluarkan dari dalam sel untuk selanjutnya di buang keluar tubuh. Pergerakan
substansi dapat dilakukan dengan cara pasif maupun aktif.

II. Dinding Sel


Molekul-molekul glukosa akan disatukan menjadi selulosa melalui proses
metabolisme yang rumit. Banyak molekul selulosa akan bersatu dan membentuk
struktur mirip benang halus yang disebut mikrofibril. Mikrofibril-mikrofibril akan
saling melilit lagi membentuk benang yang lebih besar yang disbut makrofibril.
Pektin dan hemiselulosa berperan seperti semen yang digunakan untuk mengikat
serat-serat selulosa, semen tersebut akan menjadi pengikat bagi selulosa sehingga
dapat terbentuk dinding sel.
Komponen lain penyusun dinding sel adalah lignin, polimer ini akan
membuat dinding sel memiliki struktur kuat dan keras. Dinding sel tumbuhan
dapat dibedakan menjadi dinding sel primer dan dinding sel sekunder. Dinding sel
primer dimiliki oleh sel-sel yang masih aktif tumbuh dan membelah diri,
sedangkan dinding sel sekunder dimiliki oleh sel yang telah dewasa dan tidak
tumbuh lagi.
Gambar 2.1. Campbell, et all, 2002
Lapisan Dinding Sel
Dinding sel pada tumbuhan terdiri dari tiga lapisan yaitu:
1. Lamela tengah
Merupakan lapisan yang kaya pektin. Lapisan terluar ini berfungsi
sebagai penghubung antara sel-sel tanaman yang berdekatan dan saling
menempelkannya. apisan dinding sel yang memiliki fungsi sebagai lem
atau perekat untuk membentuk jaringan tumbuhan. Lamela tengah
tersusun dari zat kitin. Terjadi lignifikasi pada lamela tengah tumbuha
berkayu atau penambahan zat lignin yang akan menguatkan atau membuat
tumbuhan lebih kaku dan kokoh..
2. Dinding sel primer
Umumnya tipis dan fleksibel. Dinding sel primer terbentuk
sementara sel tumbuh. Dinding sel primer dibentuk setelah lamella tengah.
Dinding sel primer terdiri dari senyawa pektin, hemiselulosa dan
glikoprotein. Lapisan ini terdiri dari kerangka selulosa mikro-fibril, dalam
matriks gel. Dinding sel primer adalah lapisan fleksibel tipis dan lapisan
yang dapat diperluas.Dinding sel sekunder adalah lapisan tebal yang
terbentuk di dalam dinding sel primer. Perlu diketahui bahwa dinding sel
primer pada tumbuhan muda masih tipis dan belum terlalu kaku. Selama
pertumbuhan sel, dinding sel akan terus menebal membentuk dinding sel
sekunder yang lebih kaku. Pembentukan dinding sel sekunder dapat terjadi
melalui dua cara yaitu:
1. Penebalan dinding primer sel tumbuhan
2. Terjadi penambahan pada lapisan dibawah dinding primer yang
komposisi unsurnya berbeda dengan dinding primer.

3. Dinding sel sekunder, merupakan lapisan tebal yang terbentuk dalam


dinding sel utama setelah sel menjadi dewasa. Dinding sel sekunder tidak
ditemukan di dalam semua jenis sel dan hanya ditemukan di dalam
pembuluh kayu. tersusun atas selulosa yg lebih banyak daripada primer,
Juga hemiselulosa, lignin. Biasanya dinding sel yg tersusun selulosa
mengalami penambahan lignin yg keras & kaku. Contoh: Kumpulan yang
mati menjadi sel kayu Misalnya: sel xylem yg ada pada batang :
pengerasan pada sel sklerenkim yg membuat sel menjadi batu/ sklereid
Misalnya: batok kelapa.
Secara ringkas, fungsi dinding sel adalah sebagai berikut:
1. Mempertahankan dan menentukan bentuk sel (analog dengan
sebuah kerangka eksternal untuk setiap sel).

2. Membedakan sel tumbuhan dan sel hewan. Dimana pada sel hewan tidak
terdapat dinding sel.
3. Dukungan dan kekuatan mekanik (memungkinkan tanaman untuk dapat
tumbuh tinggi, membuat helaian daun yang tipis dapat diposisikan secara
baik untuk mendapatkan cahaya).
4. Dinding sel mengandung berbagai enzim dan memainkan peran penting
dalam penyerapan, transportasi, dan sekresi zat dalam tumbuhan.
5. Mengontrol tekanan turgor.
6. Mencegah membran sel meledak saat berada di dalam medium hipotonik
(yaitu, tahan tekanan air).
7. Penyimpan karbohidrat.
8. Dinding sel memainkan peran dalam pertahanan terhadap bakteri dan
jamur patogen dengan menerima dan pengolahan informasi dari
permukaan patogen dan mengirimkan informasi ini untuk membran
plasma sel inang.
9. Mengendalikan laju dan arah pertumbuhan sel dan mengatur volume sel.
10. Bertanggung jawab dalam desain dan mengendalikan morfogenesis
tanaman sejak dinding tanaman berkembang hingga penambahan sel.
11. Memiliki peran metabolisme (yaitu, beberapa protein di dinding sel adalah
enzim-enzim untuk transportasi, sekresi).
III. Nukleus
Nukleus, ditunjukkan pada gambar di bawah ini, hanya terdapat di sel
eukariotik. Merupakan lokasi untuk sebagian besar pembuatan asam nukleat sel,
seperti DNA dan RNA. Ahli biologi Denmark Joachim Hammerling
melaksanakan percobaan ekperimental pada tahun 1943. Pekerjaan yang
dilakukannya adalah menunjukkan peranan nukleus dalam mengatur bentuk dan
ciri-ciri sel.
Asam deoksiribosa, DNA, adalah pembawa fisik dari pewarisan dan
dengan perkecualian DNA plastid (cpDNA dan mDNA, berturut-turut ditemukan
dalam kloroplas dan mitokondria), semua DNA terbatas pada nukleus. Asam
ribonukleat, RNA, dibentuk dalam nukleus menggunakan sekuen basa DNA
sebagai template. RNA bergerak keluar ke dalam sitoplasma dan berfungsi dalam
perakitan protein. Nukleolus adalah wilayah dari nukleus (biasanya dua nukleoli
per nukleus) dimana ribosom dibangun.

Gambar 3.1. Wolfe, S.L. 1993


Fungsi nucleus :
Memuat dan menyimpan informasi genetik, DNA, yang mentukan
bagaimana sel akan berfungsi, sebagaimana struktur dasar dari sel.
(beberapa organela: mitokondria dan kloroplas, memiliki beberapa DNA,
tapi mayoritas sangat banyak DNA sel terdapat didalam nukleus .
Membuat semua RNA, termasuk RNA ribosomal, transfer dan
messenger.
Menyalin DNA sel utama melalui pembelahan sel.
Selubung Nukleus Nukleus dibatasi oleh selubung nukleus Struktur
membran ganda 3 Dilubangi dengan pori-pori, terdiri dari RNA dan protein,
dengan saluran untuk pertukaran substansi dengan sitoplasma sel. Pada elektron
scaning mikrograf, permukaan pori-pori dari selubung nukleus menarik perhatian.
Protein-protein melapisi pori-pori menentukan molekul mana yang dapat masuk
dan meninggalkan nukleus. Permukaan terluar dari selubung nukleus dilapisi
dengan ribosom. Gambar 3.2. Wolfe, S.L. 1993

IV. Retikulum Endoplasma


Retikulum Endoplasma (RE, atau endoplasmic reticula) adalah organel
yang dapat ditemukan pada semua sel eukariotik. Retikulum Endoplasma (RE)
merupakan labirin membran yang demikian banyak sehingga retikulum
endoplasma meliputi separuh lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik.
(kata endoplasmik berarti di dalam sitoplasma dan retikulum diturunkan dari
bahasa latin yang berarti jaringan). Pengertian lain menyebutkan bahwa RE
sebagai perluasan membran yang saling berhubungan yang membentuk saluran
pipih atau lubang seperti tabung di dalam sitoplasma. Lubang/saluran tersebut
berfungsi membantu gerakan substansi-substansi dari satu bagian sel ke bagian sel
lainnya

Gambar 4.1. Thorpe, N.O, 1984


Di sekitar Retikulum Endoplasma adalah bagian sitoplasma yang
disebut sitosol atau cairan sel. Retikulum Endoplasma sendiri terdiri atas ruangan-
ruangan kosong yang ditutupi dengan membran dengan ketebalan 4 nm
(nanometer, 10-9 meter). Pada bagian-bagian RE tertentu, terdapat ribuan
ribosom. Ribosom merupakan tempat dimana proses pembentukan protein terjadi
di dalam sel. Bagian ini disebut dengan Retikulum Endoplasma Kasar atau Rough
Endoplasmic Reticulum (RER). Kegunaan Retikulum Endoplasma Kasar adalah
untuk mengisolir dan membawa protein tersebut ke bagian-bagian sel lainnya.
Kebanyakan protein tersebut tidak diperlukan sel dalam jumlah banyak dan
biasanya akan dikeluarkan dari sel. Contoh protein tersebut adalah enzim dan
hormon. RE kasar banyak terkandung dalam sel-sel glandular yang mensekresi
protein.

Terdapat tiga jenis retikulum endoplasma:


1. Retikulum Endoplasma (RE) Kasar.
Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom.
Ribosom ini berperan dalam sintesis protein. Maka, fungsi utama RE kasar adalah
sebagai tempat sintesis protein yang akan dikirim ke membran. Selain itu juga
terjadi modifikasi protein seperti sulfatisasi, pelipatan, dan glikosilasi dalam RE
kasar. Sehingga protein-protein tersebut menjadi bahan untuk pembentukkan sel
integral dan lemak pada membran.
2. Retikulum Endoplasma (RE) Halus
RE halus tidak memiliki bintik-bintik ribosom di permukaannya. RE halus
berfungsi dalam beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme
karbohidrat dan konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat
melekatnya reseptor pada protein membran sel. RE halus berfungsi dalam
berbagai macam proses metabolisme, termasuk sintesis lipid, metabolisme
karbohidrat, dan menawarkan obat dan racun.
3. Retikulum Endoplasma (RE) Sarkoplasmik.
RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE sarkoplasmik ini
ditemukan pada sel-sel otot lurik. Yang membedakan RE sarkoplasmik dari RE
halus adalah kandungan proteinnya. RE halus mensintesis molekul, sementara RE
sarkoplasmik menyimpan dan memompa ion kalsium. RE sarkoplasmik berperan
dalam pemicuan kontraksi otot.
Fungsi Retikulum Endoplasma :
1. Menjadi tempat penyimpan Calcium, bila sel berkontraksi maka calcium
akan dikeluarkan dari RE dan menuju ke sitosol.
2. Memodifikasi protein yang disintesis oleh ribosom untuk disalurkan ke
kompleks golgi dan akhirnya dikeluarkan dari sel.
3. Mensintesis lemak dan kolesterol, ini terjadi di hati (RE kasar)
4. Menetralkan racun (detoksifikasi) misalnya RE yang ada di dalam sel-sel
hati (RE kasar dan RE halus)
5. Transportasi molekul-molekul dan bagian sel yang satu ke bagian sel yang
lain (RE kasar dan RE halus)

V. Ribosom
Pengerian Ribosom merupakan struktur atau kelompok multimolekular
yang berperan sebagai pabrik penghasil protein dan partiekl
nucleoprotein yang tersusun oleh ribonukleat ribosom (r-RNA).
Fungsi Ribosom
1. Sebagai tempat sintesis protein
2. Mesin yang mengatur dan memilih komponen-komponen yang terlibat
dalam sintesis protein.
3. Untuk mengikat asam-asam amino yang ada dalam sitoplasma.
Bentuk Ribosom berbentuk bulat atau lonjong, diameter 15-25 nm. Terdiri
dari dua subunit dapat dipisahkan dengan cara menurunkan konsentrasi ion Mg
medium.
Pada eukaryote subunit yang lebih kecil mengendap pada 40s, sedang
subunit yang besar mengendap pada 60s. Ribosom ada dua macam bentuk yaitu;
Ribosom bebas dalam matrik sitoplasma dan terdapat menempel pada
dinding/membrane gelembunggelembung terutama reticulum endoplasma.
Ribosom ini berfungsi untuk mengadakan sintesis protein yang akan digunakan
sendiri oleh sel yang nantinya akan digunkan untuk pertumbuhan sel dan
pembelahan sel. Ribosom terikat yang menempel pada reticulum endoplasma
berfungsi untuk mengadakan sintesis protein yang akan dikeluarkan dari sel
melalui organel yang mempunyai fungsi sekresi.
Struktur Ribosom Struktur Ribosom di bagi atas dua buah sub unit yaitu
sub unit besar dan sub unit kecil, yaitu sebagai berikut: Sub unit besar Sub unit
besar ribosom prokariotik mengandung dua buah molekul rRNA, masingmasing
23S dan 5S. Sub unit besar ini mengandung 31-34 jenis protein. pada eukariotik
memiliki sendimentasi 60S serta 45-49 jenis protein. Sub unit kecil Sub unit kecil
prokariotik hanya mengandung sebuah rRNA dengan koefisien sendimentasi 16S
dan 21 jenis protein. pada eukariotik hanya memili satu buah rRNA dengan
koefisien senddimentasi 18S dan 33 buah protein.

Gambar 5.1. White J. M. 2007.


Mekanisme sintesis protein Ada 3 proses dalam mekanisme sintesis
protein yaitu:
1. Pemrakarsaan (Initiation)
Menempelnya ribosom sub unit kecil pada mRNA tidak pada sembarang
tempat, melainkan pada pada tempat khusus sebelum kodon pemrakarsaan dari
gen yang akan di salin, tempat khusus ini disebut tempat pengikat ribosom. Pada
mRNA eukariotik tidak memiliki tempat pengikat ribosom, sebagai gantinya
mereka memiliki struktur tudung.
2. Perpanjangan (Elongation) EF-Tu dan EF-Ts.
GTP diperlujkan sebagai penghasil tenaga. dua buah tempat tRNA terisi
oleh tRNA yang bermuatan asam amino, dan kedua asam amino inio berada
sangat berdekatan, terjadilah ikatan peptida antara gugus karboksil dari Fmet dan
gugus amin dari asam amino yang kedua. Reaksi ini menggunakan katalisator
enzim transferase peptidil, yang kemungkinan merupakan kombinasi beberapa
jenis protein ribosomal.
3. Pemberhentian (Terminator)
Pemberhentian terjadi apabila kodon berhenti (UAA, UAG, atau UGA)
masuk ke tempat A. Tidak ada molekul tRNA satu pun yang memiliki anti kodon
yang dapat berpasangan basa dengan kodon-kodon penghenti. Sebagai ganti
molekuil tRNA, masuklah factor pembebas RF ke tempat A.

VI. Badan Golgi


Badan Golgi adalah sebutan terhadap kantong-kantong khas yang terdapat
hampir di semua sel eukariotik. Nama ini diberikan pertama kali oleh seorang
sitologiawan Italia bernama Camillo Golgi, yang pertama-tama menjelaskan
organel ini pada akhir abad sembilan belas. (Salisbury dan Ross, 1995).
Badan Golgi terbentuk oleh susunan lempengan kantong-kantong yang
khas dikelilingi membran. Lempengan kantong ini disebut sisterna. Dalam sel
tumbuhan, badan Golgi terdiri atas susunan dari beberapa sisterna. Pada
penghujung kantong terdapat kantong-kantong bulat kecil atau vesikula yang
menempel dan yang seolaholah terjentik dari ujung kantong yang berukuran lebih
besar (Sheeler and Bianchi, 1987).
Badan Golgi mempunyai bentuk yang berbeda pada sel eukariotik yang
berlainan. Perbedaan ini terlihat terutama dari bentuk susunan kantong-kantong
pipih yang masing-masing dikelilingi membran tunggal yang disebut sisterna.
Dalam sel tumbuhan, badan Golgi terdiri atas susunan dari beberapa sisterna. Pada
umumnya badan Golgi mempunyai 4 6 sisterna yang berjarak sekitar 10 nm
antara satu sama lain. Pada tanaman tertentu badan Golgi ini terbentuk dalam
jumlah yang lebih besar kadang-kadang 20 atau lebih. Lebar masing-masing
sisterna bervariasi antara 500 1000 nm (Lehninger, 1993).
Sisterna yang sedang tumbuh berada pada posisi terbawah dengan
pinggiran kantong yang mulai menggelembung disebut sebagai permukaan cis
badan Golgi. Sisterna yang sudah melalui pertumbuhan dengan pinggiran kantong
yang menggelembung lebih besar berada pada posisi teratas yang disebut
permukaan trans. Sisterna yang berada diantara permukaan cis dan trans
merupakan kantongkantong yang sedang tumbuh dan bergerak hingga mencapai
permukaan trans.

Gambar 6.1. Farabee, M.J Cells . 2007


Badan Golgi sebagai organel sel eukariotik mempunyai fungsi yang
beragam, antara lain 1) mengemas bahan-bahan sekresi yang akan dibebas-kan
dari sel, 2) memproses protein-protein yang telah disintesa oleh ribosom dari
retikulum endoplasma, 3) mensintesa polisakarida tertentu dan glycolipids, 4)
memilih protein untuk berbagai lokasi di dalam sel, 5) memperbanyak elemen
membran yang baru bagi membran plasma, dan 6) memproses kembali
komponen-komponen membran plasma yang telah memasuki sitosol selama
endositosis. Badan Golgi berperan dalam banyak proses selular yang berbeda
tetapi yang utama adalah dalam hal sekresi.
Badan Golgi menerima produk sel tertentu dari RE dan membawa produk
ini ke dalam vesikula sekretori yang akan meneruskan lintasannya menuju ke
bagian luar membran plasma sel, dan berdiffusi dengan membran. Bagian ini
dapat terbuka untuk membebaskan isi vesikula keluar. Proses ini disebut
eksositosis.
VII. Mitokondria
Mitokondria merupakan salah satu organel yang mempunyai peranan penting
dalam sel berkaitan dengan kemampuannya dalam menghasilkan energi bagi sel
tersebut. Disebut sebagai penghasil energi bagi sel karena dalam mitokondria
berlangsung proses oksidasi zat-zat dalam makanan yang menghasilkan energi
kimia dalam bentuk Adenosin Trifosfat (ATP).
Mitokondria berbentuk bulat panjang dengan berbagai ukuran, mempunyai
membran ganda, yaitu membran luar dan membran dalam. Membran dalam
mitokondria membentuk lipatan-lipatan yang disebut kristae dan pada kristae ini
terdapat enzim-enzim oksidase. Bagian dalam mitokondria terisi oleh zat kental
yang disebut matriks (di dalam matriks ini 5 terdapat suatu DNA yang berbeda
dengan DNA inti dan selanjutnya dikenal dengan DNA mitokondria (mtDNA).

Gambar 7.1. Solomon, E.P, et all 2002.


Fungsi mitokondria:
Mitokondria mengandung enzim-enzim yang diperlukan untuk memperoleh
energi yang tersimpan dalam bentuk karbohidrat dan molekul bahan bakar
yang lain dan menggunakan energi tersebut untuk membentuk ATP, suatu
molekul yang dibutuhkan sel untuk bekerja
Proses-proses ini merupakan bagian dari respirasi sel aerob, terutama
dikenal sebagai siklus Kreb dan transport elektron.

VIII. Lisosom
Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi
enzim hidrolitik yang berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada
berbagai keadaan. Lisosom ditemukan pada tahun 1950 oleh Christian de Duve
dan ditemukan pada semua sel eukariotik. Di dalamnya, organel ini memiliki 40
jenis enzim hidrolitik asam seperti protease, nuklease, glikosidase, lipase,
fosfolipase, fosfatase, ataupun sulfatase. Semua enzim tersebut aktif pada pH 5.
Lisosom berisi enzim yang dapat memecahkan (mencerna) polisakarida,
lipid, fosfolipid, asam nukleat, dan protein. Enzim itu dinamakan lisozim.
Lisosom berperan penting dalam pencernaan intra sel,contohnya pada protozoa
atau sel darah putih, juga dalam autofagus. Contoh nya pada amoeba dan banyak
protista lain makan dengan jalan menelan organisme atau partikel makanan lain
yang lebih kecil, suatu proses yang disebut fagositosis (berasal dari bahasa
Yunani, phagein yang berarti memakan dan kytos yang berarti wadah. Wadah
disini yang dimaksud adalah sel). Sebagian sel manusia juga melakukan
fagositosis, diantaranya adalah makrofage, sel membantu mempertahankan tubuh
dengan merusak bakteri dan penyerang lainnya. Lisosom hanya ditemukan pada
sel hewan saja. Lisosom merupakan struktur agak bulat yang dibatasi membran
tunggal, memiliki ukuran diameter 1,5 mikron.

Gambar 8.1. Stryer, L. 1988


Fungsi utama lisosom adalah endositosis, fagositosis, dan autofagi.
Endositosis ialah pemasukan makromolekul dari luar sel ke dalam sel melalui
mekanisme endositosis, yang kemudian materi-materi ini akan dibawa ke
vesikel kecil dan tidak beraturan, yang disebut endosom awal. Beberapa
materi tersebut dipilah dan ada yang digunakan kembali (dibuang ke
sitoplasma), yang tidak dibawa ke endosom lanjut. Di endosom
lanjut, materi tersebut bertemu pertama kali dengan enzim hidrolitik. Di
dalam endosom awal, pH sekitar 6. Terjadi penurunan pH (5) pada
endosom lanjut sehingga terjadi pematangan dan membentuk
lisosom.
Proses autofagi digunakan untuk pembuangan dan degradasi bagian sel
sendiri, seperti organel yang tidak berfungsi lagi. Mula-mula, bagian dari
retikulum endoplasma kasar menyelubungi organel dan membentuk
autofagosom. Setelah itu, autofagosom berfusi dengan enzim hidrolitik dari
trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (atau endosom lanjut). Proses ini
berguna pada sel hati, transformasi berudu menjadi katak, dan embrio manusia.
Fagositosis merupakan proses pemasukan partikel berukuran besar dan
mikroorganisme seperti bakteri dan virus ke dalam sel. Pertama, membran akan
membungkus partikel atau mikroorganisme dan membentuk fagosom.
Kemudian, fagosom akan berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan
berkembang menjadi lisosom (endosom lanjut).

IX. Sentriol
Sentriol merupakan salah satu bagian sel yang memiliki bentuk seperti
silinder yang terdiri dari tubulin, yang sebagian besar ditemukan pad a sel eukariot.
Sentriol terlibat dalam pembelahan sel dan pembentukan silia dan flagela. Sentriol
adalah perkembangan dari sentrosom, yakni sebagai pusat sel, daerah dari
sitoplasma yang letaknya berdekatan dengan inti sel. Sentriol terdapat di gamet
jantan charophytes, bryophytes, tumbuhan berpembuluh tanpa biji, sikas, dan
ginko. Ia tidak terdapat pada tumbuhan berpembuluh, berbunga dan jamur.
Sentriol pertama diteliti oleh Edouard van Beneden dan Theodor Boveri
masing-masing pada tahun 1883 dan 1888. Sedangkan untuk pola sentriol ketika
melakukan duplikasi pertama kali diteliti oleh Etienne de Haven dan Josep Gall di

tahun1950.
Gambar 9.1. Salisbury dan Rose. 1995
1. Struktur Sentriol
Sepasang sentriol yang saling terkait, yang dikelilingi oleh masayang padat,
itu yang biasa disebut dengan pericentriolar atau PCM, kemudian terbentuklah
sebuah senyawa yang biasa disebut dengan sentrosom.Umumnya sentriol terdiri
dari sembilan set mikrotubulus 3 buah yang kemudian membentuk silinder.
Penyimpangan dari struktur ini biasanya ada pada kepiting dan embrio Drsophila
melanogaster, dengan sembilan ganda, dan sel-sel sperma dan embrio awal
caenorhabditis elegans, dengan sembilan tunggal. Untuk melihat struktur ini, bisa
menggunakan dengan mikroskop elektron.
2. Peran Sentriol dalam Pembelahan Sel
Sentriol memiliki fungsi untuk membentuk kutub-kutub untuk pembelahan
sel. Sentriol juga terlibat dalam proses mitosis dan penyelesaian sitokinesis.
Sentriol sebelumnya sangat diperlukan untuk proses pembentukan mitosis pada
hewan. Namun setelah diteliti, sel-sel sentriol yang sudah dihapus dengan laser
masih bisa berkembang sebelum sentriol bisa disintesis. Sedangkan untuk mutan
lalat yang kekurangan sentriol dapat berkembang normal, walaupun sel-sel lalat
dewasa kekurangan flagela dan silia, yang akhirnya mereka mati segera setelah
lahir.
3. Peran Sentriol dalam Organisme Seluler
Sentriol merupakan salah satu bagian terpenting dari sentrosom, yang
terlibat dalam pengorganisiran mikrotubulus didalam sitoplasma. Posisi dari
sentriol menentukan posisi inti sel dan sangat membantu untuk memainkan peran
penting dalam susunan sel spasial. Buehler pernah mensugesti bahwa sentriol bisa
membentuk sebuah "mata" penunjuk arah, yang sifatnya sensitif terhadap panjang
gelombang tertentu pada spektrum inframerah. Ia telah menunjukkan bahwa sel
dapat bereaksi satu sama lain di kejauhan, meskipun dipisahkan oleh sebuah kaca
film.
4. Siliogenesis
Didalam organisme dengan flagela dan silia, posisi organel sangat
ditentukan oleh ibu sentriol yang menjadi tubuh basal. Ketidakmampuan sel untuk
menggunakan sentriol untuk membuat silia fungsional & flagela sudah dikaitkan
dengan beberapa penyakit genetik. Kalau dilihat secara khusus, ketidakmampuan
sentriol untuk bermigrasi sebelum perakitan siliaris baru-baru ini telah dikaitkan
sindromMeckel-Gruber.

5. Duplikasi Sentriol
Sel yang ada didalam G0 dan G1 biasanya memiliki dua centrioles yang
lengkap. Yang lebih tua dari kedua itu yang biasa disebut dengan ibu sentriol,
sedangkan untuk yang lebih muda disebut dengan putri sentriol. Selama siklus
pembelahan sel, sentriol baru tumbuh dari masing-masing sentriol yang ada.
Setelah sentriol tersebut berduplikasi, dua pasangan tadi tetap melekat satu sama
lain sampai mitosis, mereka akan berpisah menggunakan enzim separase.
Sentriol pada sentrosom terhubung satu sama lain oleh protein teridentifikasi.
Ibu sentriol sudah memancar di distal akhir dan melekat ke putri sentriol lain.
Setiap sel putri dibentuk setelah terjadi pembelahan sel dimana akan mewarisi
salah satu diantara pasangan ini(salah satu yang lebih tua dan yang lebih baru).
Proses duplikasi dimulai ketika transisi G1/s dan akan berakhir sebelum mitosis

6. Asal Sentriol
Asal dari semua makhluk hidup bersel satu adalah sel bersilia dengan sentriol.
Beberapa keturunan bersel satu seperti tumbuhan, tidak memiliki sentriol kecuali
pada gamet jantan. Sentriol benar-benar menghilang di semua sel tumbuhan
berpembuluh dan tumbuhan berbunga yang tidak memiliki silia atau gamet
berfagela.
Asal mula semua makhluk hidup bersel satu adalah sel bersilia dengan
sentriol. Beberapa keturunan bersel satu seperti tumbuhan, tidak mempunyai
sentriol, kecuali pada gamet jantan. Sel tidak dapat ditemukan pada semua sel
tumbuhan berpembuluh dan tumbuhan berbunga yang tidak mempunyai silia atau
gamet berfagela.

X. Plastida
Plastida adalah organel (benda di dalam sel) sel tumbuhan yang bersifat
hidup. Plastida umum terdapat pada sel-sel tumbuhan yang masih muda. Letaknya
di dalam sitoplasma di luar inti sel (nukleus).Plastida adalah organel sitoplasma
yang tersebar pada sel tumbuhan dan terlihat jelas di bawah mikroskop
sederhana. Plastida sangat bervariasi ukuran dan bentuknya, pada sel-sel
tumbuhan berbunga biasanya berbentuk piringan kecil bikonveks.
a. Plastida Kloroplas
Kloroplas sendiri tersusun atas tilakoid yang merupakan tempat terjadinya
fotosintesis karena mengandung klorofil.Kloroplas memiliki jumlah mulai dari
lebih dari satu, beberapa pada alga dan berkisar 75-125 pada sel tumbuhan
angiosperma.
Membran luar yang merupakan turunan dari retikulum endoplasma
tersusun atas 30 % protein dan 70 % lemak sementara membran dalam tersusun
atas 0% protein dan 40 % lipid (lemak) seperti halnya pada bakteri. (0 % artinya
ada tetapi dalam jumlah yang sangat sedikit).
Dengan adanaya membran luar kloroplas, plastida ini mampu melewatkan
molekul molekul berukuran kurang dari 10 kilodalton tanpa selektivitas.
Sedangkan dibagian membran dalam terjadi seleksi apa yang dapat masuk dan
keluar menggunakan transport aktif oleh karena itu membran dalam bersifat
selektif permeabel.
Dalam plastida khususnya kloroplas terdapat DNA atau materi genetik
yang berbentuk sirkular dan tidak mempunyai histon. Dalam satu kloroplas
terdapat 20-100 DNA sirkular. Selanjutnya, grana yang merupakan tumpukan
tilakoid berjumlah sekitar 40-60 grana untuk setiap sel tumbuhan dan tiap grana
mengandung 2-100 keping tilakoid bersusun.
Dalam plastida khususnya kloroplas mengandung banyak ribosom, oleh
karena itu plastida mampu melakukan sintesis asam amino dan protein. Selain itu
plastida juga mampu melakukan pembentukan RNA dan bersama sama dengan
CH-DNA berperan dalam produksi pigmen pigmen dan kloroplas yang baru.
b. Plastida kromoplas
Kromoplas merupakan hasil perubahan kloroplas yang disebabkan adanya
penyimpanan pigmen pigmen warna dalam kloroplas salah satunya adalah
karotenoid. Hal inilah yang menyebabkan anda dapat melihat warna yang berbeda
beda (bukan hanya hijau) dari daun daunan yang terjatuh dan buah buahan. Salah
satu fungsi plastida ini adalah untuk menarik serangga serangga untuk membantu
penyerbukan.
Menurut Camara B, Hugueney, dikatakan bahwa kromoplas dan bahkan
plastida jenis lainnya merupakan turunan atau evolusi dari prokariot. Kromoplas
dapat ditemukan pada buah buahan, bunga bungaan dan akar serta pada daun yang
mengalami stress (tekanan) dan penuaan dan bertanggung jawab terhadap
perbedaan warna pada tumbuhan. DNA yang ada dalam kloroplas dan kromoplas
identik kecuali pada bagian terjadi peningkatan metilasi sitosin.
c. Plastida Gerontoplas
Gerontoplas merupakan plastida yang berasal dari kloroplas akan tetapi
mengalami proses penuaan diakibatkan tidak terjadinya fotosintesis pada bagian
tersebut. Hal ini disebabkan adanya gangguan pada daun tumbuhan atau lokasi
kloroplas tersebut sehingga tidak mampu lagi melakukan fotosintesis (contohnya
pada musim tertentu atau tertutupi dibagian permukaan daun).
4. Plastida Leukoplas
Leukoplas adalah plastida yang tidak berpigmen. Tidak seperti plastida
lain yang tadi disebutkan, plastida yang satu ini tidak memiliki pigmen warna.
Mereka ditemukan dalam bagian tumbuhan yang tidak melakukan fotosintesis
seperti akar.
Tergantung pada jenis tumbuhannya dan apa yang dibutuhkannya, platida
leukoplas memiliki fungsi utama dalam penyimpanan amilum, lemak (lipid) dan
protein. Selain itu plastidak leukoplas juga berfungsi dalam sintesis asam amino
dan asam lemak.
Kemudian, leukoplas sendiri terbagi atas tiga jenis plastida lagi yaitu
amiloplas, proteinoplas dan elaioplas. Pembagian plastida leukoplas ini tentu saja
sesuai dengan namanya berdasarkan apa yang disimpan didalamnya.

Gambar 10.1. Kimball, J.W. 1983.


Fungsi plastida adalah sebagai berikut:
1. Fotosintesis. Fungsi plastida ini dilakukan oleh kloroplas sebagai unit yang
mengandung banyak pigmen klorofil untuk melakukan fotosintesis.
2. Perubahan warna. Fungsi plastida ini sangat erat pengaruhnya dalam
proses penyerbukan dan penyebaran biji pada tumbuhan. Dengan
terjadinya perubahan warna, organisme seperti serangga akan berminat
untuk melakukan penyerbukan. Oleh karena itu banyak juga ditemukan
plastida jenis kromoplas pada bunga.
3. Meningkatkan penyimpanan cadangan makanan. Fungsi plastida ini
diperankan oleh kromoplas dan leukoplas. Perubahan kloroplas menjadi
kromoplas mengakibatkan peningkatan kemampuan jaringan dan sel
dalam menyerap bahan bahan yang larut dalam air seperti karbohidrat.
4. Penyimpanan makanan. Fungsi plastida ini diperankan oleh kromoplas
dalam jumlah sedikit dan leukoplas seperti amiloplas untuk penyimpanan
amilum, elaioplas untuk lipid atau lemak dan proteinoplas untuk protein.
5. Produksi asam amino dan protein. Fungsi plastida ini dilakukan oleh
leukoplas.
6. Tempat terjadinya reaksi terang yang penting dalam proses pembentukan
makanan. Fungsi ini tentu saja terjadi utamanya di kloroplas.

XI. Vakuola
Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap dalam
bahasa Inggris). Cairan ini adalah air dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya,
yang dibatasi oleh suatu membran atau selaput. Selaput itu menjadi pembatas
antara vakuola dengan sitoplasma, disebut tonoplas. Cairan itu berisi berbagai
macam bahan organik dan anorganik seperti :
a)Gas
b) asam
c) garam-garam organik,
d) glikosidatanin (zat penyamak),
e) minyak eteris (misalnya jasmine pada melati, roseine pada mawar zingiberine
pada jahe),
f) alkaloid (misalnya kafein pada biji kopi, kinin pada kulit kina, nikotin pada
daun tembakau, tein pada daun teh, teobromin pada buah atau biji coklat, solanin
pada umbi kentang, likopersin dan lain-lain),
g) enzim, butir-butir pati.
Vakuola ditemukan pada semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai pada
sel hewan dan bakteri, kecuali pada hewan uniseluler tingkat rendah.
XI.1 Vakuola pada sel tumbuhan.
Vakuola menempati lebih dari 80% volume sel-sel dewasa pada tumbuhan.
Ada berbagai pandangan tentang asal mula terbentuknya vakuola besar (sentral)
pada tumbuhan, yaitu :
a. Dari vakuola yang bermula ada dan pembelahan ganda, dan setelah pembelahan
sel setiap sel anak memperoleh sejumlah vakuola.
b. Dengan proses de novo, yaitu dengan cara menarik air ke lokasi tertentu pada
sitoplasma dan membentuk membran di sekelilingnya,
c. Berasal dari vesikel golgi,
d. Dengan cara dilatasi sisterna RE atau dari vesikel yang diturunkan dari RE.
Vakuola ini menyimpan bahan kimiawi, memecah makromolekul, dan
dengan membesar, memainkan peran utama dalam pertumbuhan tanaman.
Membran vakuola (tonoplas) memisahkan sitosol dari larutan di dalam vakuola,
yang disebut getah sel. Seperti semua membran selular, tonoplas bersifat selektif
dalam menyalurkan bahan terlarutnya. Oleh sebab itu getah sel berbeda
komposisinya dari sitosol.
Gambar 11.1. Karp, G. 1999.
XI.2. Vakuola pada sel hewan
Umumnya kecil atau tidak tampak sama sekali. Pada hewan bersel satu terdapat:
a. Vakuola kontraktil atau vakuola berdenyut
Berfungsi untuk menjaga tekanan osmotik.
b. Vakuola nonkontraktil atau vakuola makanan.
Berfungsi untuk mencernakan makanan dan mengedarkan hasil
pencernaan.Amoeba dan banyak protista lain makan dengan jalan menelan
organisme dan partikel makanan lain yang lebih kecil, suatu proses yang disebut
fagositosis (bahasa Yunani, Phagein, berarti memakan, dan kyetos, berarti
wadah, yang dimaksud disini untuk sel).
Vakuola makanan yang terbentuk dengan cara ini kemudian bergabung
dengan lisosom, yang enzimnya mencerna makanan tadi.
Protozoa yang makan dengan cara menelan makanannya yang berupa partikel-
partikel padat melalui rongga mulut. Makanannya antara lain berupa bakteri,
ganggang, bahkan Protozoa jenis lain. Setelah ditelan, makanan tersebut akan
masuk/terkurung di dalam vakuola. Di sinilah makanan tersebut akan dirombak
oleh enzim-enzim dari substansi yang kompleks menjadi bentuk terlarut yang
dapat diasimilasi.
Ada beberapa bahan makanan setelah tertelan tidak terurai menjadi bentuk
yang terlarut dalam vakuola dan dapat dikeluarkan dari sel melalui pori anus atau
tetap berada di dalam vakuola yang akan bergerak di permukaan sel sehingga
vakuola akan pecah dan membuka untuk membuang kotoran-kotoran itu dari
dalam sel.
C. Fungsi Vakuola
Adapun fungsi vakuola di bagi menjadi dua yaitu fungsi vakuola sentral
pada tumbuhan dan fungsi fakuola yang terdapat pada hewan.
a. Secara umum fungsi vakuola sentral (vakuola pada tumbuhan)
adalah sebagai berikut :
1) Tempat cadangan makanan, amilum dan gula disimpan di dalam
vakuola dan jika diperlukan dapat digunakan kembali. Misalnya di akar ketela
pohon (tepung) dan di batang tebu (gula).
2) Menyimpan pigmen, Vakuola pada sel-sel mahkota bunga mengandung
pigmen-pigmen warna, yakni warna merah,biru, kuning, dan lain-lain. Itulah
sebabnya mahkota bunga berwarna warni. Fungsinya untuk menarik serangga
yang dapat membantu penyerbukan.
3) Menyimpan minyak atsiri, minyak atsiri adalah minyak yang tergolong
minyak eteris. Contohnya minyak kayu putih, pepermint, dan aroma wangi pada
bunga.
4) Menyimpan sisa metabolisme, sisa metabolisme disimpan di dalam
vakuola karena tidak dapat dikeluarkan oleh tumbuhan tersebut. Misalnya asam
oksalat, getah karet, dan alkaloid. Asam oksalat berbentuk kristal, banyak terdapat
pada sayuran, misalnya pada daun bayam dan daun pepaya. Alkaloid banyak
dijumpai pada tumbuhan untuk jamu tradisional. Contohnya alkaloid yang
terdapat di dalam kunyit, jahe, dan temulawak.
5) Membangun turgor sel dengan memasukkan air, Tekanan turgor adalah
tekanan yang mendorong membran sel terhadap dinding sel pada tumbuhan,
bakteria, dan fungi, serta pada selprotista yang tidak memiliki dinding sel.
Tekanan ini menyebabkan turgiditas sel dan disebabkan oleh timbulnya aliran
osmosis air dari bagian dengan konsentrasi terlarut rendah (hipotonik) di luar sel
ke dalam vakuola sel yang memiliki konsentrasi terlarut lebih tinggi. Sel
tumbuhan mengandalkan tekanan ini untuk mempertahankan bentuknya.
Sebaliknya, fenomena ini tidak ditemukan pada sel hewanyang tidak memiliki
dinding sel dan harus selalu memompa air keluar atau berada dalam larutan
isotonik yang tidak memiliki tekanan osmosis.
b. fungsi dari vakuola yang terdapat pada hewan secara umum antara
lain:
1) Dalam mengatur air dan kandungan larutan dalam sel. Misal :
pengaturan Osmosis ( osmoregulasi). Osmoregulasi adalah proses mengatur
konsentrasi cairan dan menyeimbangkan pemasukan serta pengeluaran cairan
tubuh oleh sel atau organisme hidup. Proses osmoregulasi diperlukan karena
adanya perbedaan konsentrasi cairan tubuh dengan lingkungan disekitarnya. Jika
sebuah sel menerima terlalu banyak air maka ia akan meletus, begitu pula
sebaliknya, jika terlalu sedikit air, maka sel akan mengerut dan mati.
Osmoregulasi juga berfungsi ganda sebagai sarana untuk membuang zat-zat yang
tidak diperlukan oleh sel atau organisme hidup.
2) Menjadi tempat menyimpan sisa-sisa metabolisme / alat pengeluaran
(Vakuola berdenyut . hewan uniselulair)
3) Sebagai tempat penyimpanan atau masuknya makanan (Vakuola
makanan) pada hewan uniseluler.
DAFTAR PUSTAKA
Albert, B., Johnson, A., Lewis, J. Raff, M., Roberts, K., Walter, P. 2002.
Molecular Biology of the Cell. 4 th ed. Garland Science. New York.

Campbell, N.A., J.B.Reece, L.G. Mitchell, 2002. Biologi. Erlangga. Jakarta

Farabee, M.J Cells . 2007. II: Cellular Organization. Wikibook. Diambil pada
tanggal 26 Februari 2017, dari
http://www.emc.maricopa.edu/BioBookglossN.html

Karp, G., 2007. Cell and Molecular Biology concept and experiments,
John Willey & Sons, Inc. (Asia).

Karp, G. 1999. Cell and Molecular Biology. Edisi dua. John Wiley and Sons, Inc.
New York.

Kimball, J.W. 1983. Biologi. Jilid 3. Penerbit Erlangga. Jakarta. Diterjemahkan


oleh Siti Sutarmi T. Dan Nawangsari Sugiri.Hal. 834,859.

Salisbury dan Rose. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Jilid 1. Diterjemahkan oleh Diah
R. Lukman dan sumaryono. Penerbit ITB Bandung.

Solomon, E.P, Berg, L.R, Martin, D.W. 2002. Biology. 6th Ed. Brooks/Cole
Thompson Learning. USA

Stryer, L. 1988. Biochemistry. 3rd ed. W.H. Freeman and Company. New York

Thorpe, N.O, 1984. Cell Biology. John Willey & Sons, Inc, New York.

White J. M. 2007. Cell Structure and Function. University of Virginia Health System.
Diambil pada tanggal 26 Februari 2017, dari http://www.w3.org/1999/xhtm.
Wolfe, S.L. 1993. Molecular and Cellular Biology. Wadsworth Publishing
Company. California

Anda mungkin juga menyukai