Anda di halaman 1dari 3

Penyakit diare menduduki urutan ketiga penyebab kematian setelah perinatal (23%) dan infeksi

saluran pernafasan akut (18%). Kematian akibat diare mengalami peningkatan pada tahun 2002
sebanyak 15% dibandingkan tahun 2000 dan 2001 yang hanya 13%. Di Indonesia sebanyak
8,4/1.000 balita meninggal pada tahun 2002 (WHO, 2004). Pada tahun 2003 sebanyak 14.378
balita di Yogyakarta menderita diare, 3.074 diantaranya berasal dari Kota Yogyakarta.

Pengertian dan Tanda-tanda

Tanda dari diare adalah adanya frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali sehari dengan
konsistensi lebih cair sampai seperti air. Adapun tanda lainnya adalah seperti: kehilangan cairan
dan elektrolit, mata cekung, haus, mulut kering, demam, letargis, dan kadang-kadang disertai
muntah. Beberapa pengertian lain diare menurut beberapa ahli adalah keluarnya tinja air dan
elektrolit yang hebat. Bayi dikatakan diare bila volume tinja lebih dari 15 gram/kg/24 jam dan
pada anak usia 3 tahun volume tinja lebih dari 200 gram/24 jam. Volume tinja anak usia 3 tahun
sama dengan volume tinja orang dewasa.( Nelson, 2000). Sedangkan ahli lain Robbins (1999)
memberi batasan kasar diare sebagai produksi tinja harian melebihi 250 gram, mengandung
70%-90% air, yang menyebabkan bertambahnya volume tinja dan frekuensi buang air besar.

Faktor Penyebab

Berbagai faktor penyebab diare seperti: faktor infeksi, malabsorbsi, makanan, dan psikologis.
Diare disebabkan oleh infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak. Infeksi enteral ini meliputi: infeksi bakteri, virus, dan parasit.
Malabsorbsi yang dapat menyebabkan diare adalah malabsorbsi karbohidrat, lemak, atau
protein. Alergi terhadap makanan, makan makanan basi atau beracun juga dapat menyebabkan
diare. Kondisi psikologis yang dapat menyebabkan diare adalah rasa takut dan cemas, tetapi hal
ini jarang menimbulkan diare pada anak-anak.
Klasifikasi

Diare biasanya diklasifikan berdasarkan ada tidaknya infeksi serta lamanya diare. Diare
berdasarkan akut dan kronisnya, diare akut yaitu diare karena infeksi usus yang bersifat
mendadak, berhenti secara cepat atau maksimal berlangsung sampai 2 minggu, namun dapat pula
menetap dan melanjut menjadi diare kronis. Hal ini dapat terjadi pada semua umur dan bila
menyerang bayi biasanya disebut gastroenteritis infantil. Penyebab tersering pada bayi dan anak-
anak adalah intoleransi laktosa. Diare kronis yaitu diare yang berlangsung selama 2 minggu atau
lebih. Sedangkan berdasarkan ada tidaknya infeksi, dibagi diare spesifik dan non spesifik. Diare
spesifik adalah diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau parasit. Diare yang
disebabkan oleh makanan disebut diare non spesifik. Berdasarkan organ yang terkena, diare
dapat diklasifikasikan menjadi diare infeksi enteral dan parenteral.

Penatalaksanaan

Menurut Whaley and Wong (1996) penatalaksanaan diare pada balita difokuskan pada penyebab,
keseimbangan cairan dan elektrolit, serta fungsi normal perut. Prinsipnya adalah mengganti
cairan yang hilang (rehidrasi), tetap memberikan makanan, tidak memberikan obat anti diare
(antibiotik hanya diberikan atas indikasi), dan penyuluhan. Penderita diare kebanyakan dapat
sembuh tanpa pengobatan khusus. Serangan diare yang berulang akan mendorong penderita ke
dalam keadaan malnutrisi oleh karena itu penatalaksanaan yang benar sangat dibutuhkan karena
dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian, apalagi pada anak-anak. Selain itu keluarga
dapat menjaga balita atau anak-anak dari diare dengan menjaga kebersihan lingkungan serta
makanan. Selain itu bila sudah terkena maka keluarga dapat melakukan pertolongan dengan
memberikan oralit atau campuran gula dan garam. Adapun cara membuatnya, yaitu: tuangkan air
matang ke dalam gelas bersih (200 ml), ditambah 1 sendok teh munjung gula pasir dan sendok
teh garam dapur, aduk sampai larut benar (Depkes RI, 1990). Cairan rumah tangga adalah cairan
yang berasal dari makanan seperti bubur encer dari tepung, sup, air tajin, air kelapa muda, dan
makanan yang diencerkan.
Akibat dan Komplikasi

Diare dapat menyerang siapa saja tetapi yang paling berisiko tinggi: bayi, balita, dan anak yang
dapat terjadi malnutrisi dan bila dehidrasi lebih berbahaya jika tidak diberikan cukup cairan
untuk menggantikan cairan yang hilang yang berakibat kematian. Diare dapat mengakibatkan
hilangnya sejumlah air dan elektrolit, terutama natrium dan kalium. Kebanyakan penderita diare
dapat sembuh tanpa mengalami kesulitan, tetapi apabila tidak dirawat dengan benar akan
mengalami komplikasi.

Menurut Broyles (1997) komplikasi diare ialah: dehidrasi, hipokalemia, hipokalsemia, disritmia
jantung (yang disebabkan oleh hipokalemia dan hipokalsemia), hiponatremia, dan shock
hipovolemik.

Pencegahan dan Penularan

Diare dapat ditularkan secara fekaloral, yaitu diare dapat dipindahkan ke mulut melalui cairan
atau benda yang tercemar oleh kotoran (misalnya: air minum yang kotor, tangan kotor, makanan
yang disiapkan dalam panci yang dicuci dengan air yang tercemar, dan sebagainya). Tindakan
pencegahan terhadap diare dan penularannya yaitu dengan menjaga kebersihan perorangan
ataupun umum terutama makanan serta lingkungan sekitar bagi keluarga dan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai