SabarM,2016.Biodeversitas
M,2016.Biodeversitasdan
danAdaptasi
AdaptasiMakrozoobentos
Makrozoobentosdidiperairan
perairan ISSN :2301-4678
Mangrove
Mangrove
Vol 4 No (2) Maret 2016
Mesrawaty Sabar
Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Khairun (1)
Abstrak
Desa Madello Kecamatan Balusu Kabupaten Barru memiliki kawasan hutan
mangrove yang cukup luas, baik yang ada di pesisir pantai Palle, maupun di
pulau Pannikiang. Kawasan hutan mangrove tersebut memiliki potensi biota
seperti beragam, ikan, udang, kepiting, makrozoobentos, serangga, burung,
dan reptil. Makrozoobentos di hutan mangrove tersebut memiliki peran
ekologis sebagai sumber energi pada rantai makanan lingkungan aquatik.
Biodiversitas makrozoobentos di kawasan tersebut sangat tergantung pada
kemapuan adaptasi spesias dan kondisi lingkungan seperti kualitas perairan,
unsur hara, substrat dan predator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)
biodiverstas makrozobentos tertinggi pada stasiun IV di pulau Pannikiang. Hal ini
dapat dilihat nilai keanekaragaman yang lebih tinggi dan nilai dominansi lebih
rendah dibandingkan dengan stasiun pengamatan I, II, dan III, (2) Species utama
hutan bakau antara lain Terebralia palustris, Terebralia sulcata, Telescopium
telescopium, Saccostrea cucullata dan Saccostrea echinata dan species laut
dangkal seperti Pagurus bernhardus. mempunyai kelimpahan jenis yang
tinggi di semua stasiun, ini disebabkan karena spesies-spesies tersebut secara alami
memiliki kemampuan beradaptasi pada lingkungan mangrove, dan (3) Pagurus
bernhardus lebih dominan pada statiun II karena spesies ini memiliki
kemampuan bertahan dari tekanan arus dan bertahan di atas sedimen yang
cenderung bergerak karena memiliki ruas kaki yang panjang dan kuat.
Kata Kunci : Mangrove, Makrozoobentos, Desa Madello, Barru
529
Sabar M,2016.Biodeversitas dan Adaptasi Makrozoobentos di perairan ISSN :2301-4678
Mangrove
Vol 4 No (2) Maret 2016
5013
530
Sabar M,2016.Biodeversitas dan Adaptasi Makrozoobentos di perairan ISSN :2301-4678
Mangrove
Vol 4 No (2) Maret 2016
531
5014
Sabar M,2016.Biodeversitas dan Adaptasi Makrozoobentos di perairan ISSN :2301-4678
Mangrove
Vol 4 No (2) Maret 2016
Tabel 1. Parameter Kualitas Air pada Tiap terjadi pada stasiun I. Rendahnya suhu air
Staiun Pengamatan permukaan pada stasiun IV (pulau
Pannikiang) diduga disebabkan oleh
angin yang bertiup lebih kencang karena
Parameter Stasiun dua sisi pada stasiun tersebut (sisi sebelah
No (Satuan) Rata- timur dan sebelah barat) berhubungan
I II rata langsung dengan laut lepas. Disamping
III itu juga disebabkan lebih dalamnya
IV
perairan stasiun IV dibanding stasiun
1. Suhu air (oC) 30,60 30,07
lainnya.
2. Kekeruhan 30,20 11,79 Tingginya suhu air permukaan pada
3. (NTU) 30,00 7,16 stasiun I diduga disebabkan oleh
4. pH 29,50 3,62 penutupan pohon yang rendah dan
5. O2 terlarut 11,83 24,86 kedalaman air genangan yang rendah
(mg/L) 17,50
pula. Pengambilan sampel air pada
Salinitas (ppt) 11,17
6,67
genangan yang lebih dangkal dengan
7,17 7,37 penutupan pohon yang rendah pada saat
7,10 sinar matahari sedang terik menyebabkan
7,07 air mengalami pemanasan secara
3.03 2,57 langsung sehingga cepat menaikkan suhu.
3,60 Namun demikian, suhu perairan pada
5,30 empat stasiun pengamatan menunjukkan
25,17 nilai yang dapat ditolerir oleh
19,23 makrozoobentos. Hal ini sesuai dengan
25,23 pernyataan Sukarno (1988) bahwa suhu
29,80
perairan yang ditolerir oleh
Sumber : Data primer setelah diolah makrozoobentos yakni berkisar 23-35 oC.
Berdasarkan hasil pengukuran
Hasil pengukuran suhu air
kekeruhan menunjukkan nilai berkisar
permukaaan bervariasi pada empat stasiun
antara 5,5 sampai 18,5 NTU. Nilai
pengamatan yaitu berkisar 29,50 oC
kekeruhan rata-rata terendah terjadi pada
sampai 30 oC. Nilai rata-rata suhu
stasiun IV yakni 6,67 NTU. Sedangkan
perairan untuk empat stasiun pengamatan
nilai kekeruhan rata-rata yang tertinggi
adalah 30,07 oC, yang lebih tinggi dari
terjadi pada stasiun II yakni 17,50 NTU.
suhu rata pada permukaaan laut tropik 27-
Namun demikian secara rata-rata pada
28 oC. Hal ini sesuai pernyataan Whitten
empat stasiun pengamatan masih layak
dkk. (1984) bahwa suhu permukaan pada
untuk kehidupan biota perairan sesuai
perairan dangkal dan berlumpur dapat
dengan nilai yang dipersyaratkan oleh
mencapai 34 oC.
Baku Mutu Lingkungan perairan
Suhu rata-rata permukaan yang maksimum 25 NTU.
terendah terjadi pada stasiun IV,
sedangkan suhu rata-rata yang tertinggi
532
5015
Sabar M,2016.Biodeversitas dan Adaptasi Makrozoobentos di perairan ISSN :2301-4678
Mangrove
Vol 4 No (2) Maret 2016
533
5016
Sabar M,2016.Biodeversitas dan Adaptasi Makrozoobentos di perairan ISSN :2301-4678
Mangrove
Vol 4 No (2) Maret 2016
5017
534
Sabar M,2016.Biodeversitas dan Adaptasi Makrozoobentos di perairan ISSN :2301-4678
Mangrove
Vol 4 No (2) Maret 2016
dapat hidup pada hutan mangrove di cangkang bentos lain dan Balanus
lokasi penelitian karena mempunyai amaryllis yang cangkangnya menempel
kemampuan untuk menutup rapat pada akar-akar pohon, merupakan species
valvanya untuk mencegah kehilangan air dari kelas Crustacea yang lebih mudah
pada saat air surut. Beberapa species ditangkap saat pengambilan sampel
diantaranya dapat menempel di pohon makrozoobentos dilakukan.
untuk mendapatkan makanan seperti Kurangnya jumlah species dari kelas
Saccostrea echinata dan Saccostrea Holothuroidea, Echinoidea, Asteroidea
cucullatta yang ditemukan dalam jumlah dan Ophiuroidea yang ditemukan pada
individu yang relatif lebih banyak. lokasi penelitian kareana umumnya
Kelas Crustacea kurang mampu species dari kelas tersebut menyukai
beradaptasi dengan lingkungan yang substrat yang berpasir (substrat diamati
ekstrim, dan dapat bergerak cepat ketika secara visual), agar dapat membenamkan
akan ditangkap menyebabkan jumlah dirinya. Substrat berpasir di lokasi
species yang ditemukan dari kelas penelitian adalah jenis substrat yang
tersebut lebih sedikit dibandingkan kurang disukai oleh banyak species dari
jumlah species Gastropoda dan Bivalvia. kelas tersebut.
Hanya Pagurus bernhardus yang dapat
ditemukan hidup dan berlindung dalam
5355018
Sabar M,2016.Biodeversitas dan Adaptasi Makrozoobentos di perairan ISSN :2301-4678
Mangrove
Vol 4 No (2) Maret 2016
tinggi (5,30 mg/L). O2 terlarut yang merupakan nilai yang disukai oleh hampir
dibutuhkan makrozoobentos berkisar semua organisme akuatik termasuk oleh
1,00-3,00 ppm (0,7-2,1 mg/L), dan organisme makrozobentos. Disamping
semakin tinggi kadar O2 terlarut dalam karena kondisi perairan, banyaknya
suatu perairan semakin baik pula jumlah species makrozoobentos yang
kehidupan makrozoobentos yang penutupan yang lebih baik
mendiaminya. Selanjutnya, Swingle dibandingkan dengan stasiun I,II dan
(1969 dalam Effendi, 2000) menyatakan III.
bahwa kadar O2 terlarut >5,0 mg/L
Tabel 3. Sepuluh Species Makrozoobentos yang memiliki Kelimpahan (Y) Tertinggi
pada Tiap Stasiun Pengamatan.
Stasiun I Stasiun II
Species Y Species Y
536
5014
Sabar M,2016.Biodeversitas dan Adaptasi Makrozoobentos di perairan ISSN :2301-4678
Mangrove
Vol 4 No (2) Maret 2016
5375014
Sabar M,2016.Biodeversitas dan Adaptasi Makrozoobentos di perairan ISSN :2301-4678
Mangrove
Vol 4 No (2) Maret 2016
538
5014
Sabar M,2016.Biodeversitas dan Adaptasi Makrozoobentos di perairan ISSN :2301-4678
Mangrove
Vol 4 No (2) Maret 2016
Produktivitas Perikanan di
Perairan jepara, Perairan
Indonesia. LON-LIPI. Jakarta.
Supriharyono. 2000. Pelestarian dan
Pengelolaan Sumber Daya Alam di
Wilayah Pesisir Tropis. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Whitten, A.J., Damanik dan Hisyam.
1984. Ekologi Ekosistem Sumatera.
Gadjah Mada. University Press.
Jakarta.
5015
539