Anda di halaman 1dari 7

BANK GARANSI

MENGENAL BANK GARANSI

Kata Garansi berasal dari bahasa Belanda Garantie yang artinya Jaminan. Di masyarakat Bank
Garansi lebih dikenal dengan singkatan BG.

Apa definisi dari Bank Garansi ?

Bank Garansi adalah jaminan pembayaran dari Bank yang diberikan kepada pihak penerima
jaminan (bisa perorangan maupun perusahaan dan biasa disebut Beneficiary ) apabila pihak
yang dijamin (biasanya nasabah bank penerbit dan disebut Applicant ) tidak dapat memenuhi
kewajiban atau cidera janji (Wanprestasi). Jadi artinya bank menjamin nasabahnya (si
terjamin/Applicant) memenuhi suatu kewajiban kepada pihak lain sesuai dengan persetujuan atau
berdasarkan suatu kontrak perjanjian yang disepakati.

Di dalam hal Bank mengeluarkan garansi bank artinya Bank membuat suatu pengakuan tertulis,
yang isinya Bank penerbitmengikat diri kepada penerima jaminan (Beneficiary) dalam jangka
waktu dan syarat-syarat tertentu apabila dikemudian hari ternyata nasabahnya (si
terjamin/Applicant) tidak memenuhi kewajibannya kepada si penerima jaminan
(Beneficiary). Di Bank Syariah Bank garansi disebut Al Kafalah yang artinya bank memberi
bank garansi sebagai jaminan pelaksanaan proyek. Pihak yang dijamin (Applicant) menyetor
sejumlah uang dengan prinsip Al Wadiah

Dasar hukum Bank Garansi, adalah perjanjian penanggungan (borgtocht) yang diatur dalam
KUH Perdata pasal 1820 s/d 1850.Untuk menjamin kelangsungan Bank Garansi, maka
penanggung mempunyai Hak istimewa yang diberikan undang-undang, yaitu untuk memilih
salah satu pasal ; menggunakan pasal 1831 KUH Perdata atau pasal 1832 KUH Perdata.

Pasal 1831 KUH Perdata: Si penanggung tidaklah diwajibkan membayar kepada si


berpiutang, selain jika si berutang lalai, sedangkan benda-benda si berutang ini harus lebih
dulu disita dan dijual untuk melunasi utangnya.

Sedangkan pasal 1832 KUH Perdata berbunyi: Si penanggung tidak dapat menuntut supaya
benda-benda si berutang lebih dulu disita dan dijual untuk melunasi utangnya.

Perbedaan dari kedua pasal tersebut adalah bahwa jika Bank menggunakan pasal 1831 KUH
Perdata, apabila timbul cidera janji, si penjamin dapat meminta benda-benda si berhutang disita
dan dijual terlebih dahulu. Sedangkan jika menggunakan pasal 1832 KUH Perdata, Bank wajib
membayar Garansi Bank yang bersangkutan segera setelah timbul cidera janji dan menerima
tuntutan pemenuhan kewajiban (klaim).

Bunyi Narasi (Wording) atau suatu pengikatan tertulis bank dalam Bank Garansi, Bank wajib
mencantumkan ketentuan yang dipilihnya dalam Bank Garansi yang bersangkutan, agar pihak
yang dijamin maupun pihak yang menerima garansi (Beneficiary) mengetahui dengan jelas
ketentuan mana yang dipergunakan.

Jadi dalam pemberian Bank Garansi ada tiga pihak yang terlibat , yaitu sebagai berikut :

1. Bank sebagai pihak pemberi jaminan disebut Penjamin( Bank penerbit / Issuing Bank )

2. Nasabah sebagai pemohon ( Applicant ) pihak yang dijamin disebut Terjamin

3. Pihak ketiga yang menerima jaminan disebut Penerima jaminan ( Beneficiary)

Kenapa si penerima jaminan (Beneficiary) percaya kepada Bank penerbit Bank Garansi (Issuing
Bank/Opening Bank)sebagai penjamin ? Jawabannya Kepercayaan masyarakat terhadap Bank
adalah modal utama bank, Bank yang menerbitkan Bank Garansi harus bank yang mempunyai
reputasi yang baik di mata masyarakat, sehingga si penerima jaminan percaya bahwa bank akan
mengganti kedudukan si terjamin (Applicant) untuk memenuhi kewajibannya. Dengan demikian
maka si penerima jaminan (Beneficiary) akan terhindar dari resiko yang timbul akibat kelalaian
si terjamin (Applicant).

Bagaimana Bank bisa mempercayai nasabahnya sebagai pemohon (Applicant) atas penerbitan
Bank Garansi dan berani mengambil resiko kerugian jika nasabahnya sebagai si terjamin
melanggar janji ? Untuk mengatasi resiko atas pengeluaran Bank Garansi, Bank terlebih dahulu
akan meminta Jaminan lawan (Counter Guarantee) kepada si pemohon (Applicant) sebagai calon
si terjamin yang nilai tunainya sekurang-kurangnya sama dengan nilai nominal yang tercantum
di dalam Bank Garansi. Counter Guarantee ini bisa berupa uang tunai atau simpanan giro,
deposito, surat berharga, atau harta kekayaan (Asset) milik si terjamin yang umumnya di
perbankan biasa disebut Collateral. Collateral ini akan di blokir oleh bank atau di disclaimer atau
di bekukan selama Bank Garansi tersebut berjalan dan belum jatuh tempo. Namun demikian ,
berdasarkan pengalaman, syarat-syarat persetujuan antara Bank dengan si pemohon (Applicant)
Bank Garansi sangat Fleksibel, penilaian Bank terhadap pemohon lebih tergantung kepada
reputasi atau Bonafiditas nasabahnya. Nasabah yang sudah bertahun-tahun menjadi nasabah
Bank-nya dengan reputasi yang baik sehingga bonafiditasnya tidak diragukan akan berbeda
dengan nasabah yang bonafiditasnya masih diragukan. Sehinga inti pemberian Bank Garansi
adalah kepercayaan Bank terhadap Nasabahnya dalam membantu kelancaran transaksi Bisnis
nasabahnya.

Apa keuntungan bank atas pemberian Bank Garansi ? Atas pemberian Bank Garansi terhadap
nasabahnya atau si terjamin, Bank akan menerima imbalan jasa dari si terjamin (Applicant)
berupa sejumlah uang tertentu yang disebut dengan provisi. Biasanya provisi dihitung atas
dasar persentase tertentu dari jumlah Nominal Bank Garansi dan untuk jangka waktu tertentu,
bisa triwulan, semester atau satu tahun dan sebagainya.

MANFAAT DAN KEGUNAAN BANK GARANSI


Bank Garansi diterbitkan atas permintaan nasabahnya (Applicant) yang akan digunakan untuk
keperluan beragam sesuai kebutuhan transaksi bisnis nasabahnya, manfaatnya secara umum
adalah Sebagai sarana untuk memperlancar lalu lintas barang dan jasa, meringankan Cash Flow
dll. Penerima jaminan (Beneficiary) tidak akan menderita kerugian bila pihak yang dijamin
(Applicant) melalaikan kewajiban karena penerima jaminan (Beneficiary) akan mendapat ganti
rugi (pembayaran) dari bank. Sedangkan ragam kegunaan Bank Garansi akan terlihat pada jenis-
jenis Bank Garansi seperti tersebut dibawah ini :

Jenis-jenis Bank Garansi

Bank Garansi untuk Tender (Bid Bond/Tender Bond)

Bank Garansi untuk Penerimaan Uang Muka Kerja (Advance Payment Bond)

Bank Garansi untuk Pelaksanaan Pekerjaan (Performance Bond)

Bank Garansi untuk Pemeliharaan (Retention Bond)

Bank Garansi kepada Maskapai Pelayaran (Shipping Guarantee)

Bank Garansi untuk Pita Cukai Tembakau

Bank Garansi untuk Perdagangan (Agen, Dealer)

Bank Garansi untuk Penangguhan Bea Masuk

Bank Garansi untuk Pembelian Aktiva Tetap

Bank Garansi kepada Departemen Pertambangan dan Energi

Bank Garansi untuk menjamin Pemberi Kredit

Bank Garansi untuk Pembelian/Pengadaan Bahan Baku

Sebagai contoh saya berikan ilustrasi sebagai berikut. Misalkan anda akan membuat sebuah
rumah yang baru, lalu anda akan mencari kontraktor atau pemborong untuk melaksanakan proses
pembangunan rumah anda, akan tetapi anda merasa ragu dengan si kontraktor tersebut, yang
anda takutkan jika anda memberikan uang untuk membangun rumah anda kepada si kontraktor
atau pemborong, si kontraktor tersebut tidak melaksanakan pembangunan rumah anda atau
berhenti di jalan, atau si kontraktor membawa lari uang yang anda berikan, sehingga anda akan
menanggung resiko. Dan sebaliknya si kontraktor juga misalkan ragu sama si pemilik
proyek atau anda, kontraktor ragu karena jika dia mengerjakan pembangunan rumah anda dan
setelah selesai dikhawatirkan ternyata anda tidak sanggup membayar pekerjaan pembangunan
yang telah diselesaikan oleh si kontraktor.
Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang mungkin terjadi tersebut, maka kedua pihak yaitu anda
dan si kontraktor bersepakat untuk menetapkan suatu Bank sebagai penjamin terhadap hal-hal
yang mungkin tidak diinginkan oleh kedua belah pihak. Bank yang harus dipilih oleh anda dan si
kontraktor adalah Bank yang dipercaya masyarakat dan sudah dikenal bonafiditasnya. Lalu anda
membuat kontrak perjanjian dengan si Kontraktor. Isi perjanjan, karena anda sebagai pemilik
proyek rumah anda dan anda akan mengeluarkan uang untuk pembangunan rumah anda, anda
meminta Jaminan Bank Garansi dari si kontraktor sebagai jaminan pelaksanaan pembangunan
rumah anda. Lalu si Kontraktor akan mengajukan permohonan penerbitan Bank Garansi
(Kontraktor sebagai Applicant) kepada Bank dimana dia menjadi nasabahnya, Bank Garansi
tersebut ditujukan atas nama Anda sebagai penerima jaminan (Beneficiary), kenapa? Karena
anda akan mengeluarkan uang dimuka sebelum pelaksanaan pembanguan dimulai oleh
kontraktor. Setelah anda memegang Bank Garansi dari si kontraktor maka tentu anda sudah tidak
akan ragu lagi untuk melepas uang anda kepada si kontraktor untuk melaksanakan pembangunan
rumah anda. Karena jika si kontraktor tidak melaksanakan kewajibannya sesuai dengan kontrak
pekerjaan, maka Bank yang menerbitkan Bank Garansi akan menangung kewajiban si
kontraktor.

Ilustrasi tadi bisa terjadi sebaliknya tergantung dari kesepakatan kedua belah pihak. Jika
misalkan pembangunan rumah anda dibangun melalui uang si kontraktor dan anda akan
membayar setelah si kontraktor menyelesaikan pekerjaannya, maka dalam hal ini andalah yang
harus memberikan jaminan kepada si kontraktor, anda yang harus mengajukan permohonan pada
bank anda untuk menerbitkan Bank Garansi atas nama si penerima jaminan si kontraktor
(beneficiary). Jadi dalam hal ini anda sebagai Applicant atau pemohon dan si kontraktor menjadi
Beneficiary atau penerima jaminan.

Hal penting yang harus di ingat adalah bahwa Bank akan memeriksa kesanggupan dari si
pemohon penerbitan Bank Garansi (Applicant), disamping si applicant harus mempunyai
Counter Garansi, Bank penerbit juga akan memeriksa Surat Kontrak antara si Applicant dengan
si Beneficiary. Isi Surat kontrak harus berbunyi sedetail mungkin, karena Kontrak tersebut akan
merupakan dasar daripada permohonan penerbitan Bank Garansi. Di dalam Surat Bank Garansi
dicantumkan berlakunya jangka waktu yaitu mulai tanggal penerbitan sampai tanggal jatuh
tempo atau berakhirnya masa berlaku Bank Garansi. Tanggal berakhirnya masa berlaku Bank
Garansi adalah hal yang harus selalu di ingat, supaya bilamana masa berlaku Bank Garansi akan
berakhir dan ternyata si Applicant menganggap masih membutuhkan, maka si Applicant dapat
mengajukan permohonan untuk perpanjangan, untuk hal tersebut Bank penerbit akan
memperbaharuinya dengan menerbitkan Bank Garansi yang baru. Jadi Bank harus selalu
mengetahui tanggal jatuh tempo Bank Garansi supaya dapat melakukan langkah sebelum masa
berlaku Bank Garansi berakhir. Setelah tanggal jatuh tempo Bank Garansi, maka si Applicant
harus menyerahkan Surat Bank Garansi tersebut kepada Bank penerbit. Dan Bank bersangkutan
akan menyerahkan kembali Collateral bersama bukti-bukti kepemilikan serta Surat Perjanjian
Bank Garansi yang telah diroya (aquit et de charge).

Hal penting yang harus di ingat ! *Dalam menerbitkan Garansi Bank, bank terikat oleh suatu
ketentuan-ketentuan maupun larangan-larangan yang ditaati, antara lain :
Untuk melindungi serta menjamin rasa kepastian terhadap masyarakat yang menerima
Garansi Bank, maka Garansi Bank tidak boleh memuat :

1. Syarat-syarat yang terlebih dahulu harus dipenuhi untuk berlakunya garansi bank
tersebut.

2. Ketentuan bahwa Garansi Bank boleh diubah atau dibatalkan secara sepihak
(Revocable/Irrevocable).

Bank dilarang memberikan Garansi Bank untuk kredit yang diberikan atau unuk dana
yang diterima oleh bank lain. Alasannya Garansi Bank sesungguhnya berfungsi pokok
sebagai alat untuk memperlancar lalu lintas barang_barang dan jasa.

Bank dilarang memberikan jaminan :

1. Dalam rupiah untuk kepentingan bukan penduduk.

2. Dalam valuta asing baik untuk penduduk maupun bukan penduduk.

Bank asing dilarang memberikan Garansi Bank untuk perusahaan yang diluar Jakarta.

Bank Umum dan Bank Pembangunan pemerintah dilarang memberikan Garansi Bank
jangka menengah dan panjang kepada pengusaha non pribumi dalam rangka pengadaan
barang modal. Sedangkan untuk pengusaha pribumi harus dengan izin B.I. Demikian
juga PMA dilarang.

Dalam memberikan Garansi Bank ini, Bank juga dikenakan pembatasan dalam hal jumlah
(nilai) yang bolah dikeluarkan. Maksimal pemberian Garansi Bank diambil dari jumlah yang
tertinggi dari perhitungan : 40% x dana pihak ketiga (giro, deposito, tabungan dalam rupiah
maupun valuta asingt), atau dari 2 X modal sendiri.

Untuk satu proyek, jumlah Garansi Bank tidak boleh melebihi 50% x modal sendiri. Untuk
memperoleh Garansi Bank, pihak pemohon juga diwajibkan memberikan kontrak jaminan yang
berupa jaminan kebendaan maupun perorangan (borgbtocbt). Sebab bagaimanapun juga bank
tetap memikl resiko untuk membayar tuntutan (Claim). Selama masa berlakunya Garansi Bank,
pada umumnya pemohon harus menyetor sejumlah uang yang di deponir, yang lazimnya kita
sebut sebagai setoran jaminan. Setoran jaminan umumnya 10% x nilai Garansi Bank yang
diminta. Selain itu pemohon dikenakan provisi.*(*Buku KELEMBAGAAN PERBANKAN edisi
ketiga hal 67)

Ketentuan Minimum Surat Bank Garansi : SK Direksi BI No. 23/88/KEP/DIR 18-3-1991

Mencantumkan Nama dan alamat Bank Penerbit


Mencantumkan Tanggal penerbitan
Mencantumkan Transaksi yang dijamin
Mencantumkan Jumlah uang yang dijamin bank
Mencantumkan Tanggal mulai berlaku dan berakhirnya Bank Garansi
Mencantumkan Penegasan batas waktu pengajuan klaim
Mencantumkan Judul Garansi Bank atau Bank Garansi
Mencantumkan Ketentuan Pasal 1831 atau Pasal 1832 KUHP

PERBEDAAN ANTARA BANK GARANSI DENGAN KREDIT

Perbedaan Bank Garansi dengan pemberian kredit yaitu :Bank tidak mengeluarkan uang
dalam pemberian Bank Garansi atau biasa disebut non cash loan artinya adalah kredit yang
tidak memungkinkan nasabah menarik dana tunai secara langsung tanpa adanya persyaratan-
persyaratan khusus tertentu dari bank. Sebagai contoh L/C, SKBDN, SBLC, dan Bank Garansi
(BG), sedangkan dalam pemberian kredit bank mengeluarkan uang atau biasa disebut cash
loan artinya kredit yang memungkinkan nasabah menarik dana tunai secara langsung tanpa
adanya persyaratan secara khusus.

Persamaannya adalah dalam hal pengawasan. Bila bank memberikan kredit, maka perlu
diawasi penggunaan kredit yang diberikan, demikian halnya dengan Bank Garansi. Bank akan
mengadakan pengawasan terhadap perusahaan terjamin (Applicant) dengan maksud agar setiap
saat bisa memperoleh gambaran kondisi keuangan, Asset, maupun jalannya perusahaan,
tujuannya agar bank bisa membantu si Applicant jika diperlukan, baik dalam hal Cash flow dan
lain-lain. Dalam hal tersebut si applicant harus mengizinkan bank yang bersangkutan untuk
melakukan pemeriksaan dan pengawasan atas administrasi dan pembukuannya. Si Nasabah
atau si terjamin wajib memberikan keterangan-keterangan tentang keuangan jika dibutuhkan
oleh Bank Penjamin.

Transaksi Bank Garansi biasa juga disebut transaksi off balance sheet artinya diluar neraca
karena transaksi ini belum secara langsung membawa perubahan terhadap posisi Aktiva maupun
pasiva neraca, akan tetapi baru menimbulkan suatu Komitment atau kontijensi. Di dalam
persamaan akutansi belum dilakukan posting ke dalam perkiraan-perkiraan neraca, tetapi hanya
dicatat secara administrative. Kontijensi adalah situasi hasil akhir berupa keuntungan atau
kerugian yang baru dapat dikonfirmasikan setelah terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa
yang akan datang. Kesimpulannya baik komitment maupun kontijensi akan menimbulkan
tagihan dan kewajiban pada waktu yang akan datang.

BANK GARANSI DALAM VALUTA ASING

Bank Devisa juga mengeluarkan Bank Garansi dalam transaksi perdagangan luar negeri,
berupa Bank Garansi dalam valuta asing. Bank Indonesia telah menetapkan ketentuan-
ketentuan sebagai berikut :

1. Bank devisa pemerintah diperkenankan memberikan Bank Garansi dalam valuta asing
kepada konsultan, kontraktor, dan eksportirIndonesia sehubungan dengan tender dan
pelaksanaan kontrak di Negara lain.
2. Bank Garansi dalam valuta asing hanya diberikan untuk memenuhi persyaratan
sebagai Bid bond, Advance payment guarantee, dan Performance bond.

3. Bank Garansi dalam valuta asing diberikan untuk kepentingan peserta tender di luar
negeri yang diadakan oleh pihak-pihak di Indonesia dalam rangka project aid dan
pembelian-pembelian pemerintah non-project aid atas permintaan dan tanggungan bank
di luar negeri yang bonafide.

4. Bank Garansi dalam valuta asing diberikan untuk kepentingan kontraktor dalam negeri
yang mengikuti tender dan melaksanakan pembangunan proyek yang dibiayai dengan
dana bantuan luar negeri atau dana sendiri.

Counter Guarantee untuk Bank Garansi dalam valuta asing, khusus untuk konsultan yang
Bonafide, diatur sebagai berikut :

1. Persyaratan mengenai uang jaminan yang harus dibekukan, tidak merupakan hal
yang mutlak, akan tetapi disesuaikan dengan kemungkinan terjadinya resiko.

2. Besarnya jaminan lawan (Counter guarantee) yang harus diserahkan oleh konsultan yang
bersangkutan tergantung kepada besarnya risiko kemungkinan timbul menurut penilaian
bank, dengan demikian Counter Guarantee itu dapat berupa materiil maupun immateriil.

Anda mungkin juga menyukai