Anda di halaman 1dari 1

Kasus pembangunan pabrik semen oleh P.T.

Semen Indonesia di kawasan karst pegunungan Kendeng,


Kabupaten Rembang menjadi dilema tersendiri bagi pemerintah daerah setempat. Setidaknya itulah yang
dikatakan praktisi sekaligus pengamat Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Prof. FX Adji
Samekto.

Ia menjelaskan ada beberapa hal mendasar problema kasus yang juga menimpa Sedulur Sikep ini. Selain
ada pandangan pro dan kontra, kebijakan pembangunan ini diduga akan banyak mengurangi akses sumber
daya air, tuturnya kepada obsessionnews.com, Kamis (16/4) pagi.

Keberlanjutan dugaan itu membuat masyarakat disekitar wilayah karst merasa kebijakan dari pemerintah
bakal merugikan mereka. Disisi lain rencana pembangunan pabrik semen semakin menguat seiring
diturunkannya SK Gubernur Jateng 660.1/17 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan kegiatan pertambangan
P.T. Semen Indonesia di Rembang.

Menurut Adjie, Pemerintah setempat menghadapi dilema antara kesejahteraan masyarakat Sedulur Sikep
dengan masyarakat umum.

Harus ada harmonisasi kepentingan yakni pembangunan, perlindungan lingkungan dan perwujudan
keadilan sosial, tegas dosen aktif hukum lingkungan internasional tersebut.

Oleh sebab itu diperlukan penelitian objektif berbasis AMDAL serta konsistensi Penataan Ruang.
Pengecekan sejarah kawasan wajib hukumnya, apakah sejak dulu diproyeksikan untuk pabrik semen.
Jika ternyata ada perubahan tata ruang, maka masyarakat berhak mempertanyakan bagaimana
penyusunan Perda Tata Ruang itu. Sudah benar atau tidak?

Dokumen AMDAL dibuat sebelum kegiatan pembangunan berlangsung. Sifat AMDAL berupa prediksi
tetapi berbasis kajian ilmiah. Dalam hal ini tidak ada jaminan adanya AMDAL tidak akan merusak
lingkungan. Dalam realisasinya bisa saja terjadi bencana yang tidak diprediksi sebelumnya.

Ia juga menegaskan dalam berbagai sengketa lingkungan, ada tiga perkara yang tidak boleh dilakukan
tiap-tiap stakeholder yakni, memanipulasi dan menyiasati peraturan untuk kepentingan tidak adil,
melakukan penerbitan regulasi yang hanya pro investasi dan menimbulkan konflik horisontal.

Seperti yang diketahui berbagai permasalahan muncul akibat rencana pembangunan pabrik semen. Yang
paling utama tentu mengenai terganggunya kawasan Karst Cekungan Air Tanah (CAT) Watuputih dimana
area itu sebagai sumber air bagi irigasi pertanian warga setempat. (Yusuf IH)

Anda mungkin juga menyukai