Anda di halaman 1dari 8

Tugas 7 GENETIKA I Soyadesita Lilik Hidayatul M Off G (120342422490) (1203424001

74)
Resume Cytoplasmic Inheritance Cytoplasmic Inheritance / Extrachromosomal Inheri
tance Genetika ekstranuklear mempelajari bagaimana fungsi dari genom organisme y
ang terdapat diluar inti, dalam hal ini yang lebih ditekankan adalah pada genom
ekstranuklear dari organisme eukariot. Genome ekstrakromosomal pada eukariot ada
lah berupa Mitochondria dan Chloroplast (plastida), yang
sering disebut dengan mtDNA dan cpDNA. Pewarisan ektrakromosomal didefinisikan s
ebagai pewarisan nonmendelian, biasanya mencakup organel-organel seperti mitokon
dria dan plastida. Ada sejumlah sifat genetik pada eukariot yang pewarisannya di
atur oleh unsurunsur di luar nukleus. Pewarisan ekstranukleus, atau dikenal pula
sebagai pewarisan sitoplasmik, ini tidak mengikuti pola Mendel. Pewarisan sifat
sitoplasmik diatur oleh materi genetik yang terdapat di dalam organel-organel s
eperti mitokondria, kloroplas (pada tumbuhan), dan beberapa komponen sitoplasmik
lainnya. Begitu juga virus dan partikel mirip bakteri dapat bertindak sebagai p
embawa sifat herediter sitoplasmik.
Organel Sitoplasmik Pembawa Materi Genetik Di dalam sitoplasma antara lain terda
pat organel-organel seperti mitokondria dan kloroplas, yang memiliki molekul DNA
sendiri. Kedua organel ini dapat mengadakan pembelahan subseluler sendiri, sehi
ngga kedua organel ini disebut organel otonom. Mitokondria, yang dijumpai pada s
emua jenis organisme eukariot membawa hingga lebih kurang 50 gen di dalam moleku
l DNAnya. Gen-gen ini di antaranya bertanggung jawab atas struktur mitokondria d
an pengaturan berbagai
bentuk metabolisme. Enzim-enzim untuk keperluan respirasi sel dan produksi energ
i terdapat di dalam mitokondria. Kloroplas merupakan organel fotosintetik pada t
umbuhan dan beberapa mikroorganisme yang membawa sejumlah materi genetik yang di
perlukan bagi struktur dan fungsinya dalam melaksanakan proses fotosintesis. Pad
a alga hijau plastida diduga membawa mekanisme genetik lainnya, misalnya mekanis
me ketahanan terhadap antibiotik streptomisin pada Chlamydomonas. Ada perbedaan
karakter antara sifat yang dipengaruhi olah gen dalam kromoson dan gen-gen dilua
r kromosom, diantaranya ialah : 1. Perbedaan dalam hasil persilangan resiprok ya
ng diperkirakan merupakan suatu deviasi dari pola transmisi gen autosomal untuk
mengatur persilangan resiprok. Betina dari strain A dikawinkan dengan jantan dar
i strain B dan jantan dari strain A dikawinkan dengan betina dari strain B. Jika
sex linkage mengalami perputaran, perbedaan pada hasil persilangan resiprok men
unjukkan bahwa satu induk (biasanya induk betina)memiliki pengaruh yang lebih be
sar daripada yang lainnya pada sidfat tertentu. 2. Sel reproduksi betina biasany
a membawa banyak sitoplasma dan organel sitoplasmik daripada sel jantan, hal ini
akan mempengaruhi sifat organel dan simbion di dalam sitoplasma. 3. Gen dalam k
romosom menempati lokus tertentu yang berhubungan dengan gen lain, kegagalan dal
am menemukan keterkaitan kemungkinan disebabkan pengaruh gen diluar nukleus. 4.
Kekurangan pada segregasi Mendel dan karakteristik Mendelian tergantung pada tra
nsmisi kromosomal dalam meiosis yang menunjukkan transmisi ekstrakromosomal. 5.
Eksperimen substitusi nukleus mungkin memperjelas pengaruh relatif nukleus dan s
itoplasma. Perubahan sifat tanpa transmisi gen kromosomal menunjukkan pewarisan
ekstranuklear. Organel Sitoplasma dan Simbion Organel sitoplasma membawa DNA yan
g berkembang dari simbion prokaryot yang mampu bertahan selama evolusi. Mitokond
ria diduga merupakan bakteri yang hidup bebas yang bersimbiosis dengan sel eukar
yot dan berevolusi
menjadi organel di dalamnya, sedangkan kloroplas diduga merupakan evolusi dari a
lga yang hidup bebas yang bersimbiosis dengan sel eukariot atau sel tumbuhan. DN
A Mitokondria DNA mitokondria merupakan DNA genom berbentuk sirkuler double heli
x yang ditemukan pada organel sel respiratori yaitu pada mitokhondria. Organel i
ni mengandung beberapa komponen-komponen untuk berlangsungnya proses replikasi,
transkripsi dan translasi yaitu tRNAs, aminoasil, rRNAs dan beberapa subunit pol
ipeptida penyusun protein sitokrom oksidase, NADHdehidrogenase, dan ATP-ase.
Gambar : Bentuk mtDNA Manusia Organisasi dari genom mitokhondria sangat unik, ya
itu ribosomnya terdiri dari 16S rRNA (subunit besar) dan 12S rRNA (subunit kecil
) yang berbeda dengan ribosom pada genom inti. Keunikan yang lainnya adalah, ter
dapatnya beberapa bagian dari genom sirkular ini daerah pengkode resistensi terh
adap antibiotik seperti streptomycin, neomycin dan chloramphenicol. Gen-gen ini
biasanya hanya ditemukan pada Plasmid dari bakteri. Intron hanya ditemukan pada
mtDNA dari yeast, tumbuhan dan beberapa jenis organisme lainnya, tapi tidak pern
ah ditemukan pada mtDNA dari manusia (primata). Dibutuhkan paling sedikit 22 tRN
A untuk membaca keseluruhan kodon
dari mRNA dan dalam pembacaan mRNA dari mtDNA oleh tRNA terdapat beberapa perbed
aan dengan mRNA dari genom inti. DNA Kloroplas Chloroplast umumnya ditemukan pad
a organel seluler dari tumbuhan
hijau dan protista fotosintetik. cpDNA mempunyai struktur organisasi replikasi y
ang sama dengan mtDNA. Berbentuk sirkuler, double strand, supercoil. Ukurannya s
edikit lebih besar dibandingkan dengan mtDNA dari hewan, yaitu 80 600 kb. Contoh
nya pada tembakau yaitu 155.844 bp dan pada padi adalah 134.525 bp. Sebagian bes
ar genom cpDNA mengandung sangat banyak sekuen DNA yang tidak dikodekan (non cod
ing sequence).
Gambar : DNA Kloroplas
Tipe-tipe Pewarisan Ekstrakromosomal: Segregasi Vegetatif : dihasilkan dari repl
ikasi acak dan pembagian organelorganel sitoplasmik. Hal ini terjdi saat kloropl
as dan mitokondria selama pembelahan sel mitotik dan dihasilkan pada sel betina
yang mengandung sampel acak dari organel sel induk. Pewarisan Uniparental : hany
a mengambil sifat dari salah satu tetua (parental). Contoh klasik dari penyalura
n gen uniparental adalah pewarisan maternal dari mitokondria manusia. Pewarisan
Biparental : terjadi pada gen ekstraselular ketika kedua induk mewariskan DNA or
ganel pada sel anak.
Kriteria Pewarisan Ekstrakromosomal: Perbedaan hasil perkawinan resiprok merupak
an penyimpangan dari pola Mendel. Rasio penurunan dari hasil segregasi Mendel (h
ukum segregasi bebas) tidak ditemukan pada penurunan sifat dari genom ekstrakrom
osomal. Persilangan resiprok (persilangan dengan sifat berbeda) dari genom ekstr
akromosomal tidak sama rasio hasilnya dengan persilangan genom inti. Mempunyai k
ecendrungan yang sangat tinggi terhadap penurunan fenotip secara Uniparental, ya
itu hanya mengambil sifat dari salah satu tetua (parental). contohnya pada penur
unan sifat fenotip yang menyerupai induk, yang lebih dikenal sebagai Maternal in
heritance. Pewarisan sifat ini muncul karena jumlah sitoplasma dari genom atau g
amet betina selalu jauh lebih besar dibandingkan pada gamet jantan. Sehingga zig
ot akan lebih banyak mengandung genom ekstrakromosomal dari induk betina dan ter
ekspresikan sebagai fenotip induk betina. Gen-gen ekstrakromosomal (ekstranuklea
r) tidak dapat dipetakan
sebagaimana gen-gen pada genom inti. Penurunan sifat ekstranuklear ini tidak dip
engaruhi oleh pergantian inti dengan genotip lain yang berbeda.
Pertanyaan dan Jawaban Cytoplasmic Inheritance 1. Mengapa transmisi yang terjadi
umumnya melalui induk betina? Jawab : Transmisi yang terjadi umumnya melalui in
duk betina, karena gametnya
mengandung produk gen maternal sehingga mempengaruhi perkembangan atau sumber tu
nggal kloroplas dan mitokondria yang mempengaruhi fenotip anakannya. Sel reprodu
ksi betina biasanya membawa banyak sitoplasma dan organel sitoplasmik daripada s
el jantan, hal ini akan mempengaruhi sifat organel dan simbion di dalam sitoplas
ma. 2. Bagaimana cara membedakan antara sifat bawaan yang dikontrol oleh gen nuk
lear dan yang dikontrol oleh gen ekstranuklear? Jawab: Untuk membedakannya dapat
dilihat dari lima kriteria diantaranya adalah perbedaan hasil pada persilangan
resiprok menunjukkan penyimpangan pola transmisi gen Mendel, Jika DNA ekstranukl
ear dapat dihubungkan dengan transmisi sifat turunan tertentu, kegagalan dalam m
encari kaitan untuk mengetahui jenis gen inti akan mengesampingkan kemungkinan a
danya pewarisan kromosom, dan pewarisan ekstranuklear dapat berlangsung jika dat
a cukup, kurangnya segregasi Mendel dan rasio karakteristiknya (yang bergantung
pada transmisi kromosom dalam proses meosisnya) mengarah pada transmisi ekstrakr
omosom, transmisi sifat turunan tanpa perpindahan gen-gen inti akan mengarah pad
a pewarisan ekstranuklear, Gen dan virus banyak yang serupa sehingga dbutuhkan g
aris pemisah untuk memilah infeksi persisten dan sitoplasmik DNA dan fenotip dar
i salah satunya bisa memenuhi syarat terjadinya pewarisan ekstranuklear. 3. Baga
imana Paramecium? Jawab: Beberapa strain dari P.aurelia dapat menghasilkan sebua
h substansi yang berefek mematikan untuk anggota strain jenis yang lain di dalam
spesies yang sama. Paramecia dari strain yang mampu memproduksi substansi berac
un disebut dengan killer / pembunuh. Jika killer ditempatkan dalam temperatur efek
ekstranuklear yang terus bertahan di dalam
rendah, kapasitas membunuhnya perlahan-lahan menghilang. Efek toksiknya juga men
urun setelah terjadi divisi sel yang berulang-ulang. Elemen terpisah dalam sitop
lasma dibentuk untuk memproduksi substansi beracun. Lewat perhitungan matematis
setidaknya dibutuhkan 400 partikel untuk membuat killer menjadi efektif. Lalu ki
ller diobservasi secara mikroskopis dan partikel yang disebut kappa diteliti dalam j
umlah yang sudah ditentukan. partikel ini tampak berbentuk bakteri simbiotik, dan
bernama Caedobacter taeniospriralis (bakteri pembunuh dengan pita spiral). Saat
killer
diperbolehkan tetap bertahan dalam media selama beberapa waktu dan kemudian baru
diganti dengan bakteri senstif, bakteri sensitif lalu akan mati. Paramecin, yan
g terbukti tidak berefek pada killer, dihubungkan dengan jenis kappa tertentu ya
ng muncul sebanyak 20 % dari total populasi kappa. Jenis bakteri kappa tertentu
ini memiliki protein reflaktil mengandung badan R yang disebut dengan brights kare
na mereka sudah terinfeksi virus yang mengontrol proses sintesis beberapa protei
n tertentu. Virus ini bersifat toksik / beracun untuk paramecia yang sensitif da
n tak mematikan untuk bakteri non bright.
DAFTAR PUSTAKA Gardner, E.J., dkk. 2000. Principle of Genetic. New York: Chiches
ter-BrisbaneToronto-Singapore: John Wiley and Sons Inc.

Anda mungkin juga menyukai