Anda di halaman 1dari 19

PEMBAHASAN

PENGELOLAAN TENAGA KERJA KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT


(KLARIFIKASI KETERGANTUNGAN KLIEN)

Ketenagaan merupakan salah satu sumber daya yang diperlukan dalam sistem
kesehatan suatu negara untuk meningkatkan kesehatan hidup masyarakat. Ketenagaan
membutuhkan masa persiapan yang terpanjang dibandingkan dengan sumber daya yang lain
dan tergantung yang menyalurkan mobilisasi atau usaha-usaha untuk pemerataan pelayanan.
Dalam merencanakan kebutuhan tenaga kesehatan, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia telah menyusun modul dasar susunan personalia (DSP) yang memuat tentang
metode perhitungan tenaga kesehatan yaitu estimasi beban kerja. Dalam metode ini tiap-tiap
pegawai dapat dihitung beban kerjanya berdasarkan tugas dan fungsinya.
Efektifitas dan efisiensi ketenagakerjaan merupakan salah satu indicator keberhasilan
rumah sakit bila didukung oleh ketersediaan jumlah sumberdaya manusia yang cukup dengan
kualitas yang tinggi professional sesuai dengan fungsi dan tugas setiap pegawai. Pelayanan
keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan dirumah sakit, begitu
pentingnya pelayanan dirumah sakit, bahkan Huber (cit. Nurdjanah, 1999)melaporkan bahwa
70% tenaga kesehatan dirumah sakit adalah perawat.Sedang Gillies (1994) memperkirakan
bahwa sekitar 75% tenaga keperawatan dirumah sakit adalah perawat, dan 60-70% dari total
anggaran digunakan untuk menggaji perawat.Kualitas asuhan keperawatan dapat dapat
mencapai hasil ayng optimal apabila beban kerja dan sumber daya perawat yang ada
memiliki proporsi yang seimbang. Berdasarkan penelitian WHO (1997),beberapa Negara di
Asia Tenggara termasuk Indonesia ditemikan fakta bahwa perawat yang bekerja dirumah
sakit menjalani peningkatan beban kerja dan masih mengalami kekurangan perawat. Hal ini
disebabkan karena peran perawat belum didefinisikan dengan baik, dan perawt yang lain
masih banyak yang tidak mementingkan absensi. Dengan tanpa dipungkiri lagi bahwa
perawat merupakan kelompok terbesar di era rumah sakit sehingga baik buruknya pelayanan
rumahsakit adlh merupakan citra dari kelompok perawat sebagai jasa pemberian pelayanan
keperawatan.
Efektifitas dan efisiensi ketenagaan dalam keperawatan juga sangat ditunjang oleh
pemberian asuhan keperawatan yang tepat dan kompetensi perawat yang memadai. Oleh
karena itu, perlu kiranya dilakukan perencanaan yang strategis dan sistematis dalam
memenuhi kebutuhan tenaga keperawatan. Dan perencanaan yang baik mempertimbangkan :
klasifikasi klien berdasarkan tingkat ketergantungan, metode pemberian asuhan keperawatan,
jumlah dan kategori tenaga keperawatan serta perhitungan jumlah tenaga keperawatan. Untuk
itu diperlukan kontribusi dari manager keperawatan dalam menganalisis dan merencanakan
kebutuhan tenaga keperawatan di suatu unit rumah sakit. (Windy Rakhmawati, S.Kp, M.Kep).
Ketenagaan merupakan unsur utama yang harus dipersepsikan dan tidak dapat
dipisahkan dari unsur-unsur lain suatu organisasi dalam mencapai suatu tujuan. Dalam
organisasi rumah sakit, perawat adalah tenaga yang jumlahnya terbesar dan merupakan tulang
punggung rumah sakit yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Agar penyelenggaraan
organisasi dapat berjalan dengan baik, makan diperlukan tenaga keperawatan yang memenuhi
syarat, baik kualitas maupun kuantitas sesuai dengan beban kerja yang akan dilaksanakannya.
Untuk mendapatkan tenaga kerja keperawatan yang memenuhi syarat tersebut, maka
penerimaan dan seleksi tenaga harus dilakukan secara teliti dan hati-hati sesuai dengan
syarat-syarat yang diperlukan. Untuk memenuhi kuantitas tenaga keperawatan akan lebih
terkendali dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

Hakekat Ketenagakerjaan
Hakekat ketenagakerjaan pada intinya adalah pengeturan, mobilisasi potensi, proses
motivasi, dan pengembangan sumber daya manusia dalam memenuhi kepuasan melalui
karyanya. Hal ini berguna untuk tercapainya tujuan individu, organisasi, ataupun komunitas
dimana ia berkarya.
Keputusan yang diambil tentang ketenagakerjaan sangat dipengaruhi oleh falsaah
yang dianut oleh pimpinan keperawatan tentang pendayagunaan tenaga kerja. Misalnya,
pandangan tentang motivasi kerja dan konsep tentang tenaga keperawatan. Dari pandangan
tersebut akan terbentuk pola ketenagakerjaan yang disesuaikan dengan gambaran pimpinan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga keperawatan :


1). Faktor klien
tingkat kompleksitas dan lamanya kebutuhan perawatan
tipe klien sesuai dengan jenis penyakitnya, usia maupun faktor spesifik
jumlah klien dan fluktuasi (turun-naiknya)
keadaan sosial ekonomi yang mempengaruhi kesehatannya
harapan klien dan keluarganya
2). Faktor tenaga/staf
jumlah dan komposisi tenaga keperawatan
kebijakan pengaturan dinas
peran, fungsi dan tanggung jawab perawat
kebijakan personalia
tingkat pendidikan dan pengalaman karyawan
kelangkaan tenaga perawat spesialis
sikap ethis para professional

3). Faktor lingkungan


tipe dan lokasi rumah sakit
lay out ruang keperawatan
fasilitas dan jenis pelayanan yang diberikan
kelengkapan peralatan medis / diagnostik
pelayanan penunjang dari bagian lain : laboratorium, rontgen, farmasi,dll.
pelayanan penunjangan dari instansi lain. Contoh : PMI
macam kegiatan yang dilaksanakan : penyuluhan, kunjungan rumah dll.

4). Faktor Organisasi


mutu pelayanan
kebijakan pembinaan dan pengembangan

Perencanaan Tenaga Keperawatan


Perencanaan merupakan fungsi utama dari seorang pemimpin. Langkah-langkah perencanaan
tenaga keperawatan menurut Gillies :
1. Identifikasi bentuk dan beban pelayanan keperawatan
2. Tentukan kategori perawat yang diperlukan
3. Tentukan jumlah masing-masing kategori perawat
4. Menerima dan menyaring untuk mengisi posisi yang ada
5. Melaksanakan seleksi
6. Menentukan tenaga perawat untuk setiap unit dan setiap shift
7. Berikan tanggung jawab
Pengertian klasifikasi pasien
Klasifikasi pasien merupakan suatu pengelompokan pasien berdasarkan tingkat
ketergantungannya kepada perawat, guna mempermudah dalam perhitungan kebutuhan
tenaga perawat di suatu ruangan dalam rumah sakit.
Klasifikasi pasien juga menjadi dasar dalam menentukan standar waktu pelayanan pasien
rawat inap.

Tujuan klasifikasi pasien


Tujuan klasifikasi pasien antara lain adalah :
- Mengetahui tingkat ketergantungan pasien dengan perawat
- Mempemudah dalam menentukan standar waktu pelayanan
- Mempermudah dalam menentukan perhitungan jumlah tenaga perawat yang
diperlukan dalam suatu ruangan di rumah sakit

Kategori tingkat ketergantungan pasien


Untuk pasien rawat inap, Douglas (1984) menyampaikan standar waktu pelayanan pasien
rawat inap sebagai berikut :
- Perawatan minimal memerlukan waktu : 1-2 jam/24 jam
- Perawatan intermediet memerlukan waktu : 3-4 jam/24 jam
- Perawatan maksimal/total memerlukan waktu : 5-6 jam/24 jam

Perhitungan Tenaga Perawat.


Didalam penerapan kebutuhan ketenagakerjaan harus diperhatikan adanya faktor yang terkait
beban kerja perawat, diantaranya seperti berikut :
a. Jumlah klien yang dirawat/hari/bulan/tahun dalam suatu unit
b. Kondisi atau tingkat ketergantungan klien
c. Rata-rata hari perawatan klien
d. Pengukuran perawatan langsung dan tidak langsung
e. Frekuensi tindakan yang dibutuhkan
f. Rata-rata waktu keperawatan langsung dan tidak langsung
g. Pemberian cuti

Menggunakan sistem klasifikasi pasien berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga.


Klasifikasi Klien Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Menurut Douglas (1984, dalam
Swansburg & Swansburg, 1999) membagi klasifikasi klien berdasarkan tingkat
ketergantungan klien dengan menggunakan standar sebagai berikut :
a) Kategori I : self care/perawatan mandiri, memerlukan waktu 1-2 jam/hari
kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
makanan dan minum dilakukan sendiri
ambulasi dengan pengawasan
observasi tanda-tanda vital setiap pergantian shift
minimal dengan status psikologi stabil
perawatan luka sederhana.

b) Kategori II : Intermediate care/perawatan partial, memerlukan waktu 3-4 jam/hari


kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
ambulasi dibantu
pengobatan dengan injeksi
klien dengan kateter urin, pemasukan dan pengeluaran dicatat
klien dengan infus, dan klien dengan pleura pungsi.

c) Kategori III : Total care/Intensif care, memerlukan waktu 5-6 jam/hari


semua kebutuhan klien dibantu
perubahan posisi setiap 2 jam dengan bantuan
observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
makan dan minum melalui selang lambung
pengobatan intravena perdrip
dilakukan suction
gelisah / disorientasi
perawatan luka kompleks

Cara Menentukan Ketenagaan Yang Tepat :


1. Melakukan survey untuk tiap pasien dibangsal untuk 10 - 15 hari tetapi tidak
dilakukan dengan hari yang berurutan untuk mencegah pengulangan pada pasien yang
sama. Tujuan untuk menentukan jumlah pasien yang memerlukan :
- perawatan maksimal / komplet
- perawatan partial / sebagian / sedang
- perawatan minimal / mandiri.
2. Membuat kumpulan data dari pasien yang mencakup tindakan keperawatan yang
langsung dan tidak langsung dalam 24 jam.
- berapa kali dilakukan dalam 24 jam

Metode metode Cara Perhitungan Ketenagakerjaan


Tingkat ketergantungan perhitungan tenaga perawat ada beberapa metode, antara lain yaitu
Metode Sistem Akuitas
Metode Swanburg
Metode Gillies
Metode Douglas
Metode Depkes 2002

Penjelasan dari metode-metode cara perhitungan ketenagakerjaan adalah sebagai


berikut :
1) Metode Sistem Akuitas
Kelas I : 2 jam/hari
Kelas II : 3 jam/hari
Kelas III : 4,5 jam/hari
Kelas IV : 6 jam/hari
Untuk tiga kali pergantian shift Pagi : Sore : Malam = 35% : 35 % : 30%

Contoh :
Rata rata jumlah klien
1. kelas I = 3 orang x 2 jam/hari = 6 jam
2. kelas II = 8 orang x 3 jam/hari = 24 jam
3. kelas III = 4 orang x 4.5 jam/hari = 18 jam
4. kelas IV = 2 orang x 6 jam/hari = 12 jam
Jumlah jam : 60 jam
- pagi/sore = 60 jam x 35% = 2.625 orang (3 orang)
8 jam
- Malam = 60 jam x 30% = 2.25 orang (2 orang )
8 jam
jadi jumlah perawat dinas 1 hari = 3+3+2 = 8 orang.

2) Metode Swansburg
Contoh:
Pada suatu unit dengan 24 tempat tidur dan 17 klien rata rata perhari .
Jumlah jam kontak langsung perawat klien = 5 jam /klien/hari.
1) total jam perawat /hari : 17 x 5 jam = 85 jam jumlah perawat yang dibutuhkan :
85 / 7 = 12,143 ( 12 orang) perawat/hari
2) Total jam kerja /minggu = 40 jam jumlah shift perminggu = 12 x 7 (1 minggu) = 84
shift/minggu jumlah staf yang dibutuhkan perhari = 84/6 = 14 orang (jumlah staf
sama bekerja setiap hari dengan 6 hari kerja perminggu dan 7 jam/shift)
Menurut Warstler dalam Swansburg dan Swansburg (1999), merekomendasikan
untuk pembagian proporsi dinas dalam satu hari pagi : siang : malam =
47 % : 36 % : 17 % Sehingga jika jumlah total staf keperawatan /hari = 14 orang
Pagi : 47% x 14 = 6,58 = 7 orang
Sore : 36% x 14 = 5,04 = 5 orang
Malam : 17% x 14 = 2,38 = 2 orang

3) Metode Gillies
Prinsip perhitungan rumus Gillies :
Jumlah Jam keperawatan yang dibutuhkan klien perhari adalah :
1. waktu keperawatan langsung (rata rata 4-5 jam/klien/hari) dengan spesifikasi
pembagian adalah :
keperawatan mandiri (self care) = x 4 = 1 jam ,
keperawatan partial (partial care ) = x 4 = 3 jam ,
keperawatan total (total care) = 1-1.5 x 4 = 4-6 jam dan
keperawatan intensif (intensive care) = 2 x 4 jam = 8 jam.
2. Waktu keperawatan tidak langsung
a. menurut RS Detroit (Gillies, 1994) = 38 menit/klien/hari
b. menurut Wolfe & Young ( Gillies, 1994) = 60 menit/klien/hari = 1
jam/klien/hari
3. Waktu penyuluhan kesehatan lebih kurang 15 menit/hari/klien = 0,25 jam/hari/klien
4. Rata rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di suatu unit berdasarkan
rata - rata biaya atau menurut Bed Occupancy Rate (BOR) dengan rumus :
Jumlah hari perawatan RS dalam waktu tertentu x 100 %
Jumlah tempat tidur x 365 hari
5. Jumlah hari pertahun yaitu : 365 hari.
6. Hari libur masing-masing perawat per tahun, yaitu : 73 hari ( hari minggu/libur =
52 hari ( untuk hari sabtu tergantung kebijakan rumah sakit setempat, kalau ini
merupakan hari libur maka harus diperhitungkan , begitu juga sebaliknya ), hari libur
nasional = 13 hari, dan cuti tahunan = 8 hari).
7. Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu (kalau hari kerja efektif 6
hari maka 40/6 = 6.6 = 7 jam per hari, kalau hari kerja efektif 5 hari maka 40/5 = 8
jam per hari)
8. Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan disatu unit harus ditambah 20% (untuk
antisipasi kekurangan /cadangan ).
9. Perbandingan profesional berbanding dengan vocasional = 55% : 45 %

Contoh :
1. Rata rata jam perawatan klien per hari = 5 jam/hari
2. Rata rata = 17 klien / hari (3 orang dengan ketergantungan minimal, 8 orang dengan
ketergantungan partial dan 6 orang dengan ketergantungan total)
3. Jumlah jam kerja tiap perawat = 40 jam/minggu ( 6 hari/minggu ) jadi jumlah jam
kerja perhari 40 jam dibagi 6 = 7 jam /hari
4. Jumlah hari libur : 73 hari ( 52 +8 (cuti) + 13 (libur nasional)
Jumlah jam keperawatan langsung
- Ketergantungan minimal = 3 orang x 1 jam = 3 jam
- Ketergantungan partial = 8 orang x 3 jam = 24 jam
- Ketergantungan total = 6 orang x 6 jam = 36 jam
Jumlah jam = 63 jam

Jumlah keperawatan tidak langsung


17 orang klien x 1 jam = 17 jam

Pendidikan Kesehatan = 17 orang klien x 0,25 = 4,25 jam

Sehingga Jumlah total jam keperawatan /klien/hari :


63 jam + 17 jam + 4,25 jam = 4,96 Jam/klien/hari
17 orang
Jadi :
1. Jumlah tenaga yang dibutuhkan :
4,96 x 17 x 365 = 30.776,8 = 15,06 orang ( 15 orang )
(365 73) x 7 2044
2. Untuk cadangan 20% menjadi 15 x 20% = 3 orang
3. Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 15 + 3 = 18 orang /hari
Perbandingan profesional berbanding dengan vocasional = 55% : 45 % = 10 : 8 orang

4. Metode Douglas
Menentukan kebutuhan tenaga perawat berdasarkan pada tingkat ketergantungan klien
(Dauglass, 1975).
Dauglass menghitung kebutuhan tenaga perawat berdasarkan pada tingkat
ketergantungan klien. Adapun penghitungan berdasarkan tingkat ketergantungan yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
Penghitungan Kebutuhan Tenaga Perawat Berdasarkan Klasifikasi Klien
Jumlah Klasifikasi klien
klien
Minimal parsial total
mala
Pagi Sore malam pagi sore pagi sore malam
m
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,41 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
Dts

Contoh kasus :
Ruang rawat dengan 17 orang klien, dimana 3 orang dengan ketergantungan minimal,
8 orang dengan ketergantungan partial dan 6 orang dengan ketergantungan total.
Maka jumlah perawat yang dibutuhkan :

Minimal Parsial Total Jumlah


Pagi 0,17 x 3 = 0,51 0.27 x 8 = 2.16 0.36 x 6 = 2.16 4.83 (5) orang
Sore 0.14 x 3 = 0.42 0.15 x 8 = 1.2 0.3 x 6 = 1.8 3.42 (4) orang
Malam 0.07 x 3 = 0.21 0.10 x 8 = 0.8 0.2 x 6 = 1.2 2.21 (2) orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 11 Orang

Contoh penghitungan jumlah tenaga perawat

Jika jumlah di ruang SP2KP bedah pada hari ke 1 sampai dengan ke 6 adalah sebagai
berikut (idealnya dilakukan pengamatan selama 1 tahun dengan metode samping)

Hari ke Klasifikasi tingkat ketergantungan Jumlah klien


Minimal partial total
1 2 15 6 23
2 2 18 2 22
3 2 19 2 23
4 2 13 5 20
5 4 13 4 20
6 3 14 5 22
Maka jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan adalah :

Jumlah
Hari ke Klasifikasi tingkat ketergantungan Kebutuan tenaga perawat
klien
minimal partial total pagi sore Malam
1 2 15 6 23 6,55* 4,33** 2,84***
2 2 18 2 22 5,92 3,58 1,86
3 2 19 2 23 5,81 3,78 1,93
4 2 13 5 20 5,65 3,73 2,11
5 4 13 4 20 5,63 3,71 2,11
6 3 14 5 22 6,09 4,02 2,28
Jumlah rata-ra 5,94 3,86 2,19
Berdasarkan penghitungan di atas, maka jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan
setiap hari adalah : 5,94 + 3,86 + 2,19 = 11,99 dibulatkan menajdi 12 orang perawat.

Bila kita masukan perawat yang libur dan cuti/ijin tiap hari adalah 4 orang (kurang
lebih 25% dari jumlah tenaga yang dibutuhkan), metode penugasan keperawatan
menggunakan metode tim, maka jumlah perawat secara keseluruhan yang dibutuhkan di
SP2KP bedah adal ; 12 + 1 + 4 + 4 = 21 orang.

Keterangan :

12 orang perawat pelaksana + 1 orang Ka. Ruangan + 4 ketua tim (2 orang Ka. Tim untuk
dinas pagi, 1 orang ka. Tim untuk dinas sore dan 1 orang ka. Tim untuk dinas mala) + 4 orang
libur/cuti/ijin = 21 orang perawat

*= nilai 6,55 diperoleh dari : (2x0,17) + (15x0,27) + (6x0,36)

** = nilai 4,33 diperoleh dari : (2x0,14) + (15x0,15) + (6x0,30)

*** = nilai 2,84 diperoleh dari : (2x0,07) + (15x0,10) + (6x0,20)

5. Metode Depkes 2002

Cara Penghitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan Menurut Depkes 2002

a. pengelompokan unit kerja di Rumah sakit


penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan harus memperhatikan unit kerja yang
ada di Rumah Sakit. Secara garis besar terdapat pengelompokan sebagai berikut
1. rawat inap deawasa
2. rawat inap anak / perinatal
3. rawat inap intensif
4. gawat darurat/IGD
5. kamar bersalin
6. kamar operasi
7. rawat jalan
b. model pendekatan dalam penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan
1. rawat inap
a. berdasarkan klasifikasi pasien
cara penghitungan berdasarkan :
tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
rata-rata pasien perhari
jam perawatan yang diperlukan/hari/pasien
jam perawatan yang diperlukan/ruangan/hari
jam kerja efektif setiap perawat/7 jam perhari

contoh penghitungan kebutuhan tenaga dalam satu ruangan/ pavllyun dengan berbagai
macam bagian / jenis penyakit :

Rata-rata jam
Rata-rata Jumlah jam
No Jenis/kategori perawatan
pasien/hari perawatan/hari
pasien/hari
A B C D E
1 Pasien penyakit dalam 10 3,5 35
2 Pasien bedah 8 4 32
3 Pasien gawat 1 10 10
4 Pasien anak 3 4,5 13,5
5 Pasien kebidanan 1 2,5 2,5
Jumlah 23 93,0
Keterangan :

Jadi jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan adalah

Jumlah jam perawat / hari 93


7 = 13 0rang
Jam kerja efektif per shift

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah dengan faktor koreksi, yang
meliputi :
1. hari libur/cuti/hari besar (loos day)
jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + tahun besar x juml. perawat yang tersedia
jumlah hari kerja efektif

52 + 12 + 14 = 78 hari x 13 = 3,5 orang


286

2. jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non keperawatan seperti :


membuat perincian biaya pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat-alat
makan pasien dll. Bila diperkirakan 25% dari jam perawat maka diperoleh tambahan :
jumlah tenaga keperawatan + loos day x 25
100
13 + 3,5 x 25 = 4,1
100
Jumlah tenaga + tenaga yang tersedia + fakyor koreksi
13 + 3,5 + 4,1 = 20,6 (dibulatkan menjadi 21 orang perawat)
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk contoh di atas adalah 21
orang

Tingkat Ketergantungan Pasien

Pasien diklasifikasikan dalam beberapa kategori yang didasarkan pada kebutuhan terhadap
asuhan keperawatan meliputi :

a. asuhan keperawatan minimal (minimal care)


b. asuhan keperawatan sedang
c. asuhan keperawatan agak berat
d. asuhan keperawartan maksimal
Contoh kasus

Juml. Jam
Jumlah rata-rata Jumlah jam perawatan X rata-
No Kategori#
pasien/hari * perawatan/hari rata pasien/hari
(cxd)
A B C D E
asuhan keperawatan minimal
1 7 2 14
(minimal care)
2 asuhan keperawatan sedang 7 3,08 21,56
asuhan keperawatan agak
3 11 4,15 45,65
berat
asuhan keperawartan
4 1 6,16 6,16
maksimal
JUMLAH 26 87,37
Keterangan :

# : uraian penjelasan ada pada modul 4

*= berdasarkan penelitian di luar negeri

Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah :

Juml. Jam perawatan di ruangan / hari = 87,37 = 12,5

Jam efektif perawat 7

Untung penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah dengan faktor koreksi yaitu :

1.) hari libur/cuti/hari besar (loss day)


Juml. hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar x juml. perawat yang diperlukan
Jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun
52 + 12 + 14 = 78 hari x 12,5 = 3,4 orang perawat
286

2.) tenaga keperawatan yang mengerjakan pekerjaan non keoerawatan bila diperkirakan
25% dari jam pelayanan perawatan maka :
jumklah tenaga perawat + loss day x 25 = 125 + 3,4 x 25 = 3,9
100 100
Jumlah tenaga = tenaga yang tersedia + faktor koreksi
125 3,4 + 3,9 = 19,8 (dibulatkan 20 orang perawat)

2. Jumlah tenaga untuk kamar operasi

Dasar penghitungan tenaga di kamar operasi :


- jumlah dan jenis operasi
- jumlah kamar operasi
- Pemakain kamar operasi (diprediksi 6 jam perhari) pada hari kerja
- Tugas perawat di kamar operasi: instrumentator, perawat sirkulasi (2 orang/ im)
Tingkat ketergantungan pasien:
- Operasi besar: 5 jam/ operasi
- Operasi sedang: 2 jam/ operasi
- Operasi kecil: 1 jam / operasi

( Jml. Jam perawatan/ hari x jml. Operasi) x jml perawat dlm tim x 2
jam kerja efektif/ hari

Contoh kasus:
Dalam satu rumah sakit terdapat 30 operasi perhari, dengan perincian:
operasi besar: 6 orang; operasi sedang: 15 orang; operasi kecil: 9 orang

cara penghitungan:

{(6 x 5 jam) + (15 x 2) + (9 x 1)} x 2 = 19,71 + 1 (perawat cadangan inti)


7 jam

3. Di Ruang Penerimaan

Ketergantungan pasien di ruang penerimaan : 15 menit


Ketergantungan di RR : 1 jam

125 x 30 = 4,92 orang (dibulatkan 5 orang)


7
Perhitungan diatas dengan kondisi: alat tenun dan set operasi dipersiapkan oleh CSSD.

4. Jumlah tenaga di Instalasi Gawat Darurat

Dasar perhitungan di gawat darurat adalah:


rata-rata jumlah pasien perhari
Jumlah jam perawatan perhari
Jam efektif perhari

Contoh kasus:
rata-rata jumlah pasien perhari = 50
jumlah jam perawatan perhari = 4 jam
Jam efektif perhari = 7 jam
Jadi kebutuhan tenaga perawat di IGD:

50 x 4 = 28,57 = 29 orang

29 orang + loss day ( 78 x 29) = 29 orang + 7,9 = 36,9 dibulatkan 37 orang


286

5. Critical Care

rata-rata jumlah pasien perhari = 10


jumlah jam perawatan perhari = 12
jadi jumlah kebutuhan tenaga perawat di Critical Care:

10 x 12 = 17,14 (17 orang)


17 orang +loss day ( 78 x 17) = 17 + 4,6 = 21,6 dibulatkan 22 orang

6. Rawat Jalan

Jumlah pasien perhari = 100


Jumlah jam perawatan perhari = 15
Jadi kebutuhan tenaga perawat di rawat jalan:

100 x 15 = 4 orang + koreksi 15%

7 x 60

4 orang + 15%) = 4 orang + 0,6 = 4,6 dibulatkan 5 orang

Daftar Pustaka

Swansburg, Management and Leadership for Nurse Managers, second Edition, Jones and Barlett
Publisher, Boston, 1996

DepKesRI (2003), Indonesia sehat 2010. Jakarta : Departemen Kesehatan R.I

Douglas, Laura Mae. (1992) The effective Nurse : Leader and Manager ., 4 Th. Ed,. Mosby -
year book, Inc.
Gillies, D.A. (1994). Nursing management, a system approach. Third Edition. Philadelphia :
WB Saunders.

Marquis, B.L. dan Huston, C.J. (2000). Leaderships Roles and Management Functions in
Nursing (3rd ed) Philadelphia: Lippincot Raven Publisher

Swansburg, R.C. & Swansburg, R.J. (1999). Introductory management and leadership for
nurses. Canada : Jones and Barlett Publishers

PENGELOLAAN TENAGA KERJA


KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT
(KLARIFIKASI KETERGANTUNGAN KLIEN)

DISUSUN
OLEH
Kelompok VI :
1. Indrawati Moha
2. Neldy Yunus
3. Moh. Akbar Hadju
4. Melki Husain

DIV Keperawatan Kelas IIC

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO

T.A 2016 / 2017

Anda mungkin juga menyukai