Penentuan Jenis Dan Konsentrasi Pelarut Untuk Isolasi Zat
Penentuan Jenis Dan Konsentrasi Pelarut Untuk Isolasi Zat
ABSTRACT
Natural pigment recently have interest to explore to reduce synthetic chemical
effect for organism and environment. Mangostine (Garcinia mangostana L) is one of
tropical fruit that have peel strong pigment, thus potent as new natural pigmen. Solvents
including water, ethanol and methanol applied to extract mangostine peel pigment. The
best solvent determined by measuring pigment filtrate using spectrophotometer. The
highest absorbance data indicated the best solvent, i.e. more extract yielded by this solvent.
The optimum concentration of the solvent for best extraction also investigated with the
same procedure above, and finally the natural pigment obtained identified using paper
chromatography. The best solvent investigated for extraction was ethanol at concentration
70%. The pigment extracted from mangostine peel proposed as pellargonidine 3-glycoside
group of anthocyanin
34
Molekul, Vol. 3. No. 1. Mei, 2008 : 34 -39
35
Penentuan Jenis (Amin Fathoni, dkk)
varian (ANOVA) menggunakan bantuan program SPSS 15, dengan faktor jenis /
konsentrasi pelarut. Tingkat kepercayaan menggunakan spektrofotometer visibel
yang digunakan dalam analisis ini adalah untuk mengetahui perbedaan intensitas
95%. Jika keragamannya nyata, maka absorbansinya. Hasil pengamatan
dilakukan uji BNJ (Beda Nyata Jujur / absorbansi ekstrak ketiga pelarut tersebut
Tukey) untuk mengetahui tingkat terlihat pada Gambar 1.
perbedaan antar perlakuan. Panjang gelombang maksimum
untuk zat pewarna kulit buah manggis
HASIL DAN PEMBAHASAN tercapai pada nilai 520 nm, secara visual
Penentuan Jenis Pelarut zat pewarna yang diperoleh berwarna
Pelarut untuk ekstraksi zat warna merah. Harborne (1996) menyebutkan
kulit buah manggis dipilih dari beberapa bahwa zat warna yang dideteksi dengan
pelarut yaitu etanol, metanol dan air. sinar tampak berwarna jingga, merah atau
Pemilihan etanol sebagai pelarut merah senduduk adalah antosianidin 3-
didukung oleh banyak literatur (Bao dan glikosida. Berdasarkan ciri spektrumnya,
Chang, 1994, Rahayu 1989, Lee and zat warna dengan panjang gelombang
Wicker 1991, Budiarto 1991, Jenie, dkk maksimum 475 - 560nm adalah
1994, Shi, dkk, 1992, Williams dan antosianin. Hal ini mengindikasikan
Hrazdina, 1979, dan Hanum 2000) yang bahwa zat warna yang diperoleh dari
menyebutkan bahwa antosianin adalah ekstraksi kulit buah manggis diduga
pigmen yang sifatnya polar dan akan merupakan golongan antosianin. Masih
larut dengan baik dengan pelarut-pelarut perlu dilakukan identifikasi lebih lanjut
polar. Metanol dipilih sebagai pelarut untuk meyakinkan dugaan ini.
karena antosianin bersifat polar, sehingga Gambar 1 menunjukkan bahwa
pelarut ini umumnya digunakan untuk pada panjang gelombang 520 nm, nilai
esktraksi antosianin (Harborne, 1996). absorbansi tertinggi ditunjukkan oleh
Harborne juga menyebutkan bahwa absorbansi dari ekstrak pewarna yang
antosianin merupakan pigmen berwarna menggunakan pelarut etanol dan berbeda
kuat dan larut dalam air. nyata (p : 0,05) dengan absorbansi zat
Filtrat zat warna kulit manggis warna dengan pelarut lain.
ketiga pelarut yang diperoleh diukur
0,160
0,140 Akuad
es
0,120
0,100
Absorbansi
0,080
0,060
0,040
0,020
0,000
480 500 520 540 560 580 600
Panjang Gelombang (nm)
Gambar 1. Grafik nilai absorbansi ekstrak kulit buah manggis pada berbagai pelarut
36
Molekul, Vol. 3. No. 1. Mei, 2008 : 34 -39
0,140
Etanol
0,120 50%
0,100 Etanol
60%
0,080
Absorbansi
0,060
0,040
0,020
0,000
480 500 520 540 560 580 600
Panjang Gelombang (nm)
Gambar 2. Grafik absorbansi ekstrak kulit buah manggis dengan etanol pada
berbagai konsentrasi
Identifikasi Golongan Zat Warna diam selulosa dan fase gerak BAA
Penelitian tahap ini adalah (butanol-asam asetat-air), BuHCl
identifikasi zat warna dari kulit buah (butanol-HCl), dan Larutan HCl 1%.
manggis menggunakan kromatografi lapis Hasil analisis kromatografi ini
tipis. Kromatografi ini menggunakan fase menunjukkan adanya noda berwarna
37
Penentuan Jenis (Amin Fathoni, dkk)
merah, ungu dan noda berwarna coklat dalam kulit buah manggis yang
(Gambar 3). Berdasarkan analisis dipengaruhi oleh varietasnya.
menggunakan spektrofotometer, panjang
gelombang maksimal untuk zat warna KESIMPULAN
yang di ekstrak dari kulit buah rambutan 1. Pelarut yang paling optimal untuk
ini pada 520nm, maka noda yang ekstraksi zat warna dari kulit buah
dianggap pewarna utama adalah noda manggis adalah etanol.
yang berwarna merah ungu. 2. Konsentrasi etanol yang paling
Nilai Rf zat warna yang ada pada optimal untuk ekstraksi zat warna dari
kulit buah manggis ini paling mendekati kulit buah manggis adalah 70%.
antosianin monoglikosida Pelargonidin 3- 3. Zat warna yang terdapat pada kulit
glukosida seperti yang ditemukan dalam buah manggis diduga golongan
daun bunga Aster Cina (Harborne, 1996). antosianin jenis Pelargonidin 3-
Noda 1 (warna merah ungu) mendekati glukosida.
antosianin standar tersebut untuk fase
gerak BuHCl dan HCl 1%. Sedangkan
untuk BAA berbeda. Hal ini disebabkan
kemungkinan adanya zat warna lain
a b c
Gambar 3. Hasil identifikasi zat warna kulit manggis dengan kromatografi kertas,
menggunakan larutan pengembang BAA (a), BuHCl (b), dan HCl 1% (c), dengan
Nilai Rf (x 100) masing-masing noda 1 (a) 54, noda 1 (b) 32, noda 2 (b) 68, noda 1
(c) 14, dan noda 2 (c) 33.
38
Molekul, Vol. 3. No. 1. Mei, 2008 : 34 -39
39