Anda di halaman 1dari 6

Penentuan Jenis (Amin Fathoni, dkk)

PENENTUAN JENIS DAN KONSENTRASI PELARUT UNTUK ISOLASI ZAT


WARNA KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA L)

Amin Fatoni, Mando Hastuti, Dwi Agustina V, Suwandri


Program Studi Kimia MIPA Fakultas Sains dan Teknik UNSOED Purwokerto

ABSTRACT
Natural pigment recently have interest to explore to reduce synthetic chemical
effect for organism and environment. Mangostine (Garcinia mangostana L) is one of
tropical fruit that have peel strong pigment, thus potent as new natural pigmen. Solvents
including water, ethanol and methanol applied to extract mangostine peel pigment. The
best solvent determined by measuring pigment filtrate using spectrophotometer. The
highest absorbance data indicated the best solvent, i.e. more extract yielded by this solvent.
The optimum concentration of the solvent for best extraction also investigated with the
same procedure above, and finally the natural pigment obtained identified using paper
chromatography. The best solvent investigated for extraction was ethanol at concentration
70%. The pigment extracted from mangostine peel proposed as pellargonidine 3-glycoside
group of anthocyanin

Keywords : natural pigment, mangoostine peel, pigment extraction.

PENDAHULUAN Produk sampingnya berupa kulit


Manggis (Garcinia mangostana L) buahnya. Kulit buah manggis berukuran
merupakan salah satu tanaman buah asli tebal mencapai proporsi sepertiga
dari Indonesia yang mudah tumbuh di bagian dari buahnya (Rukmana, 1995).
daerah tropis. Buah ini banyak digemari Dirjen Tanaman Pangan dan
baik dalam maupun luar negeri karena Hortikultura (2004), menjelaskan
rasanya yang manis, segar dan berair serta bahwa kulit manggis merupakan
mempunyai kandungan dan komposisi gizi komoditi ekspor. Secara visual kulit
yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Di buah manggis mempunyai warna yang
antara buah-buahan tropis lainnya yang tajam. Kulit manggis secara visual
umumnya berasa sangat manis dan berwarna merah lembayung. Harborne
beraroma tajam, manggis dianggap sebagai (1996) menjelaskan bahwa zat warna
buah yang paling enak dari daerah tropis. alami yang berwarna merah lembayung
Oleh karena itu, manggis dikukuhkan merupakan senyawa sianidin yang
sebagai the queen of tropical fruits Ratu termasuk golongan antosianin.
Buah-Buahan dari Khatulistiwa (Reza, Penelitian tentang pigmen kulit buah
dkk, 1994, Rismunandar, 1986, dan manggis sebagai pewarna alami sampai
Rukmana, 1995). saat ini belum dilakukan, untuk itu
Produksi manggis di Indonesia dari maka pada penelitian ini akan
tahun ke tahun terus meningkat, bahkan dicobakan mengekstraksi pigmen
buah ini juga laku di pasaran luar negeri antosianin dari kulit buah manggis
(ekspor). Produk utama dari manggis dengan tujuan dapat dimanfaatkan
adalah buahnya yang dapat dikonsumsi sebagai pewarna alami.
sebagai buah segar maupun diproduksi Zat warna alami menarik untuk
sebagai minuman segar. diteliti karena dampaknya yang lebih
kecil baik terhadap organisme maupun

34
Molekul, Vol. 3. No. 1. Mei, 2008 : 34 -39

lingkungan dibandingkan dengan zat Penentuan jenis pelarut


warna sintetik. Pada penelitian terdahulu Kulit buah manggis segar
telah dilakukan penelitian zat warna dari dipotong kecil-kecil (1-2 cm), kemudian
buah yang memiliki famili sama dengan dihaluskan dengan blender selama 5
buah rambutan yaitu ekstraksi pigmen menit. Kulit buah manggis halus
antosianin dari kulit buah lyche (Lee dan sebanyak 20 g diekstraksi dengan
Wicker, 1991). Untuk itu diasumsikan pelarut sebanyak 100 mL, dengan
bahwa zat warna kulit buah manggis dapat pengadukan selama 30 menit. Pelarut
diisolasi untuk selanjutnya dapat yang dicoba dalam penelitian ini antara
digunakan sebagai pewarna alami, seperti lain : metanol (mengandung HCl 1%),
penelitian yang dilakukan Wijaya, dkk etanol-HCl (85:15), dan air. Proses
(2001) yang mengekstraksi zat warna ekstraksi dikondisikan agar contoh
alami kulit buah rambutan. terlindung dari cahaya.
Penelitian mengenai isolasi zat Campuran contoh-pelarut
warna kulit buah manggis sejauh ini belum selanjutnya disentrifuge pada kecepatan
ditemukan, sehingga perlu dilakukan. Pada 6000 rpm selama 5 menit, dan
penelitian ini, zat warna dari kulit buah kemudian disaring menggunakan kertas
manggis akan diekstraksi menggunakan Whatman 42 dengan bantuan pompa
berbagai pelarut dengan variasi vakum. Filtrat yang diperoleh diukur
konsentrasi, sehingga dapat diketahui intensitas warnanya menggunakan
pelarut yang terbaik untuk ekstraksinya. spektrofotometer.
Penentuan konsentrasi pelarut
METODOLOGI PENELITIAN Percobaan dilakukan dengan
Alat dan Bahan cara yang sama seperti pada penentuan
Bahan yang digunakan antara lain : jenis pelarut, dengan perbedaan pada
kulit buah manggis, metanol, etanol, HCl, konsentrasinya. Setelah diketahui jenis
akuades, buffer asam sitrat, hidrogen pelarut terbaik dalam percobaan awal,
peroksida, asam askorbat, butanol, dan kemudian pelarut tersebut divariasikan
asam asetat glasial. konsentrasinya (50, 60, 70, 80, dan
Peralatan yang digunakan dalam 95%) untuk mendapatkan konsentrasi
penelitian ini antara lain : peralatan gelas yang paling optimum dalam ekstraksi
laboratorium, spektrofotometer UV-Vis, ini.
kertas Whatman 42, kertas kromatografi, Identifikasi jenis zat warna
penguap putar, penyaring vakum, Filtrat zat warna terbaik yang
sentrifuge, pemanas, lampu TL 20 W, diperoleh (dari jenis maupun
corong pisah, termometer, dan PH-meter. konsentrasi pelarut terbaik) dilakukan
identifikasi jenis zat warnanya
Prosedur Percobaan menggunakan kromatografi kertas
Pengumpulan contoh dengan larutan pengembang BAA
Contoh kulit buah manggis (butanol-asam asetat-air), BuHCl
diperoleh dari buah manggis di pasar (butanol-HCl), dan HCl 1%. Jenis
tradisional Purwokerto. Contoh kulit buah pelarut dibandingkan dengan nilai Rf
manggis yang diperoleh dari berat buah standar zat warna alami (Harborne,
segar sekitar 5 kg. Contoh sebelum 1987).
dianalisis disimpan dalam suhu dingin (2 Analisis Data
8oC) dan terlindung dari cahaya untuk Penentuan jenis pelarut dan
menghindari kerusakan awal zat warna. konsentrasi pelarut terbaik dianalisis

35
Penentuan Jenis (Amin Fathoni, dkk)

varian (ANOVA) menggunakan bantuan program SPSS 15, dengan faktor jenis /
konsentrasi pelarut. Tingkat kepercayaan menggunakan spektrofotometer visibel
yang digunakan dalam analisis ini adalah untuk mengetahui perbedaan intensitas
95%. Jika keragamannya nyata, maka absorbansinya. Hasil pengamatan
dilakukan uji BNJ (Beda Nyata Jujur / absorbansi ekstrak ketiga pelarut tersebut
Tukey) untuk mengetahui tingkat terlihat pada Gambar 1.
perbedaan antar perlakuan. Panjang gelombang maksimum
untuk zat pewarna kulit buah manggis
HASIL DAN PEMBAHASAN tercapai pada nilai 520 nm, secara visual
Penentuan Jenis Pelarut zat pewarna yang diperoleh berwarna
Pelarut untuk ekstraksi zat warna merah. Harborne (1996) menyebutkan
kulit buah manggis dipilih dari beberapa bahwa zat warna yang dideteksi dengan
pelarut yaitu etanol, metanol dan air. sinar tampak berwarna jingga, merah atau
Pemilihan etanol sebagai pelarut merah senduduk adalah antosianidin 3-
didukung oleh banyak literatur (Bao dan glikosida. Berdasarkan ciri spektrumnya,
Chang, 1994, Rahayu 1989, Lee and zat warna dengan panjang gelombang
Wicker 1991, Budiarto 1991, Jenie, dkk maksimum 475 - 560nm adalah
1994, Shi, dkk, 1992, Williams dan antosianin. Hal ini mengindikasikan
Hrazdina, 1979, dan Hanum 2000) yang bahwa zat warna yang diperoleh dari
menyebutkan bahwa antosianin adalah ekstraksi kulit buah manggis diduga
pigmen yang sifatnya polar dan akan merupakan golongan antosianin. Masih
larut dengan baik dengan pelarut-pelarut perlu dilakukan identifikasi lebih lanjut
polar. Metanol dipilih sebagai pelarut untuk meyakinkan dugaan ini.
karena antosianin bersifat polar, sehingga Gambar 1 menunjukkan bahwa
pelarut ini umumnya digunakan untuk pada panjang gelombang 520 nm, nilai
esktraksi antosianin (Harborne, 1996). absorbansi tertinggi ditunjukkan oleh
Harborne juga menyebutkan bahwa absorbansi dari ekstrak pewarna yang
antosianin merupakan pigmen berwarna menggunakan pelarut etanol dan berbeda
kuat dan larut dalam air. nyata (p : 0,05) dengan absorbansi zat
Filtrat zat warna kulit manggis warna dengan pelarut lain.
ketiga pelarut yang diperoleh diukur

0,160
0,140 Akuad
es
0,120
0,100
Absorbansi

0,080
0,060
0,040
0,020
0,000
480 500 520 540 560 580 600
Panjang Gelombang (nm)

Gambar 1. Grafik nilai absorbansi ekstrak kulit buah manggis pada berbagai pelarut

36
Molekul, Vol. 3. No. 1. Mei, 2008 : 34 -39

Penentuan Konsentrasi Pelarut 50% - 60%, sehingga etanol dengan


Setelah diketahui pelarut yang konsentrasi 70% paling optimal dapat
terbaik untuk ekstraksi zat pewarna kulit megekstraksi zat warna kulit buah
buah manggis ini, tahap selanjutnya manggis.
adalah pemilihan konsentrasi etanol yang Zat warna kulit manggis
paling baik untuk ekstraksi. Konsentrasi terekstrak baik dengan etanol 70%, yang
yang di cobakan pada penelitian ini dapat diakibatkan oleh sifat antosianin
adalah 50%, 60%, 70%, 80% dan 95%, yang kurang polar. Harborne (1996)
dengan cara ekstraksi yang sama dengan menyebutkan bahwa flavonoid berupa
pemilihan pelarut. Hasil pengamatan senyawa yang larut di dalam air dan
pemilihan konsentrasi etanol seperti dapat diekstraksi dengan etanol 70%.
terlihat dalam Gambar 2. Grafik tersebut Hasil tersebut dapat menimbulkan
menunjukkan bahwa nilai absorbansi dugaan bahwa etanol dengan konsentrasi
tertinggi pada panjang gelombang 70% mempunyai kepolaran yang sama
berkisar antara 500 560 nm ditunjukkan dengan zat warna yang terdapat pada
oleh etanol dengan konsentrasi 70 %. kulit buah manggis. Naimah dan Lina
Nilai absorbansi zat warna kulit (2004) menyatakan bahwa antosianin
manggis dengan etanol 70% larut baik dalam alkohol, disebabkan
menunjukkan perbedaan nyata (p : 0,05) karena alkohol mempunyai kepolaran
dengan konsentrasi lain yang diujikan, yang sama sehingga mampu melarutkan
sedangkan untuk konsentrasi yang lebih antosianin.
tinggi (80% dan 90%) ternyata tidak
berbeda nyata dengan konsentrasi etanol
0,160

0,140
Etanol
0,120 50%

0,100 Etanol
60%
0,080
Absorbansi

0,060

0,040

0,020

0,000
480 500 520 540 560 580 600
Panjang Gelombang (nm)

Gambar 2. Grafik absorbansi ekstrak kulit buah manggis dengan etanol pada
berbagai konsentrasi

Identifikasi Golongan Zat Warna diam selulosa dan fase gerak BAA
Penelitian tahap ini adalah (butanol-asam asetat-air), BuHCl
identifikasi zat warna dari kulit buah (butanol-HCl), dan Larutan HCl 1%.
manggis menggunakan kromatografi lapis Hasil analisis kromatografi ini
tipis. Kromatografi ini menggunakan fase menunjukkan adanya noda berwarna

37
Penentuan Jenis (Amin Fathoni, dkk)

merah, ungu dan noda berwarna coklat dalam kulit buah manggis yang
(Gambar 3). Berdasarkan analisis dipengaruhi oleh varietasnya.
menggunakan spektrofotometer, panjang
gelombang maksimal untuk zat warna KESIMPULAN
yang di ekstrak dari kulit buah rambutan 1. Pelarut yang paling optimal untuk
ini pada 520nm, maka noda yang ekstraksi zat warna dari kulit buah
dianggap pewarna utama adalah noda manggis adalah etanol.
yang berwarna merah ungu. 2. Konsentrasi etanol yang paling
Nilai Rf zat warna yang ada pada optimal untuk ekstraksi zat warna dari
kulit buah manggis ini paling mendekati kulit buah manggis adalah 70%.
antosianin monoglikosida Pelargonidin 3- 3. Zat warna yang terdapat pada kulit
glukosida seperti yang ditemukan dalam buah manggis diduga golongan
daun bunga Aster Cina (Harborne, 1996). antosianin jenis Pelargonidin 3-
Noda 1 (warna merah ungu) mendekati glukosida.
antosianin standar tersebut untuk fase
gerak BuHCl dan HCl 1%. Sedangkan
untuk BAA berbeda. Hal ini disebabkan
kemungkinan adanya zat warna lain

a b c
Gambar 3. Hasil identifikasi zat warna kulit manggis dengan kromatografi kertas,
menggunakan larutan pengembang BAA (a), BuHCl (b), dan HCl 1% (c), dengan
Nilai Rf (x 100) masing-masing noda 1 (a) 54, noda 1 (b) 32, noda 2 (b) 68, noda 1
(c) 14, dan noda 2 (c) 33.

DAFTAR PUSTAKA Jurusan Teknologi Pertanian.


Bao, B., and Chang, K.C. 1994. Carrot Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Juice, Carotenoids, and Dirjen Tanaman Pangan Holtikultura.
Nonstarchy Polysaccharides as 2004. Pedoman Produksi
Affecte by Processing Condition. Manggis.
Journal of Food Science 59 (6) : online :
1155 1158. www.fintrac.com/indoag/prodqui
d/manggis.htmL.
Budiarto, H. 1991. Stabilitas Antosianin
(Garcina mangostana)dalam Hanum, T. 2000. Ekstraksi dan
Minuman Berkarbonat.(Skripsi). Stabilisasi Zat Pewarna Alam dari

38
Molekul, Vol. 3. No. 1. Mei, 2008 : 34 -39

Katul Beras Ketan Hitam (Oryza sinesis). Prosiding Seminar


sativa glutinosa). Buletin Tanaman Hias.
Teknologi dan Industri Pangan XI Reza, M, Wijaya dan Tuherkih, E. 1994.
(1) : 17 23. Pembibitan dan Pembudidayaan
Harborne,J.B. 1996.Metode Fitokimia: Manggis. Penebar Swadaya.
Penuntun Cara Modern Jakarta.
Menganalisis Tumbuhan. Terbitan Rismunandar. 1986.Mengenal Tanaman
kedua. Penerbir ITB. Bandung. Buah-buahan. CV. Sinar Baru
Jenie, B.S.L., Helianti, dan S. Fardiaz. Bandung.
1994. Pemanfaatan Ampas Tahu, Rukmana, R. 1995. Budidaya Manggis
Onggok, dan Dedak untuk .Kanisius. Yogyakarta.
Produksi Pigmen Merah
olehMonascus purpureus. Buletin Shi, Z., Lin, M. And Francis, F.J., 1992.
Teknologi dan Industri Pangan Stability of Anthocyanins from
(5) : 22 29. Tradessania pallida. Journal of
Food Science 57 (3) :758 760.
Lee, H.S. and Wicker, L. 1991.
Anthocyanin Pigments in the skin Wijaya, L.S, Simon B.W. dan Tri S.
of Lychee Fruit. Journal of Food 2001. Ekstraksi dan Karakterisasi
Science 56 (2) : 466 483. Pigmen dari Kulit Buah
Rambutan (Nephelium
Naimah S, dan Lina H. 2004. Pengaruh lappaceum) var. Binjai. Laporan
Konsentrasi Asam dan Waktu Hasil Penelitian. UNIBRAW,
Ekstraksi Antosianin dari Kulit Malang.
Buah Manggis (Garcia Williams, M and Hrazdina, G. 1979.
mengostana L.). Buletin Anthocyanin as Food Colorants :
Penelitian Volume 26 No 1. Effect of pH on the Formationof
Rahayu, R.D. 1989. Mempelajari Anthocyanin-Rutin Complexes.
Ekstraksi Zat Warna Bunga Journal of Food Science 44 (1) :
Kembang Sepatu (Hisiscus rosa 66 68.

39

Anda mungkin juga menyukai