Anda di halaman 1dari 9

Reaktor Batch

Batch Reactor adalah tempat terjadinya suatu reaksi kimia tunggal, yaitu reaksi yang
berlangsung dengan hanya satu persamaan laju reaksi yang berpasangan dengan persamaan
kesetimbangan dan stoikiometri. Reaktor batch adalah reaktor dimana tidak terjadinya aliran
masuk atau aliran keluar selama proses. Biasanya untuk reaksi fase cair, misalnya dalam
proses pelarutan padatan, pencampuran produk, reaksi kimia, Batch distillation, kristalisasi,
ekstraksi cair-cair, polimerisasi, farmasi dan fermentasi. Reaktor batch paling sering
digunakan untuk kapasitas produksi yang rendah dan untuk produksi jangka pendek di mana
biaya tenaga kerja dan aspek lain dari operasi kurang dari biaya modal peralatan baru, dan
sebagian kecil dari unit biaya produk.

Reaktor batch umumnya digunakan :

1. Fase cair

2. Skala proses yang kecil

3. Mencoba proses baru yang belum sepenuhnya dikembangkan

4. Memproduksi produk yang mahal

5. Proses-proses yang sulit diubah menjadi proses kontinyu

6. Jika bahan atau hasilnya perlu pembersihan

7. Proses memerlukan waktu lama

Karakteristik Reaktor Batch yaitu:

a) Sederhana dan tidak memerlukan banyak peralatan pendukung.


b) Ideal untuk operasi skala kecil.
c) Operasinya berupa operasi tak tunak/unsteady-state, dengan komposisi yang
bervariasi dengan waktu.

Beberapa ketetapan menggunakan reaktor tipe Batch :

Selama reaksi berlangsung tidak terjadi perubahan temperatur

Pengadukan dilakukan dengan sempurna, konsentrasi di semua titik dalam reaktor adalah
sama atau homogen pada waktu yang sama
Reaktor Batch Isothermal

Karena keseragaman konsentrasi, persamaan kontinuitas untuk kunci komponen yang


bereaksi dapat ditulis untuk seluruh volume reaktor:

Di mana = waktu tinggal dalam reactor, maka:

Neraca massa tersebut lebih sering ditulis dalam persamaan:

Jika dimasukkan ke dalam formula integral akan menjadi:

Tanpa ekspansi, persamaan untuk liquid menjadi:

Untuk reaksi dengan reaksi stoikiometri:

Kesetimbangan mol dalam reaksi dapat dibuat berdasarkan konversi dari A:


Oleh karena itu, jumlah total mol diberikan oleh:

Dimana;

Sekarang untuk gas, mari kita menggunakan persamaan keadaan, misalnya:

Untuk (T, P) konstan, ini untuk mengurangi kasus khusus yang didefinisikan oleh Levenspiel.
Selanjutnya, konsentrasi, untuk disubstitusi ke dalam rumus, dapat dinyatakan sebagai:

Dengan tekanan parsial:


Sebagai gambaran, untuk reaksi n-order:

Maka persamaan dalam formula integral awal tadi menjadi:

Tanpa ekspansi molar A=0

Dalam reaktor batch tidak ada fluida yang masuk ke ataupun yang keluar dari reaktor, maka
neraca massa untuk komponen A dapat dituliskan :

Input = output + disappearance +accumulation

Atau secara matematis dapat dinyatakan sebagai:

Kecepatan berkurangnya zat A sesuai dengan reaksi yang terjadi = - kecepatan akumulasi A di
dalam reactor. Berkurangnya zat A sesuai dengan reaksi yang terjadi = (-rA)V= (mole A
bereaksi per satuan waktu per satuan volume fluida) x volume fluida satuannya menjadi
mole/waktu

Akumulasi A di dalam reaktor =

d N A d [ N A0 (1 X A )] d XA .1)
N A0
dt dt dt

Jika pers 1) diintegralkan, t (waktu reaksi) dapat dinyatakan sebagai

XA XA C
dX A dX A A
dC A
t N A0
0
(rA )V
......2) t C A0
0
( rA )

CA
rA
......3)
0

Pers 1) dan pers 2) berlaku untuk sistem dengan densitas konstan, jika selama reaksi terjadi
perubahan densitas, maka persamaan menjadi:

XA XA
dX A dX A
t N A0
0
(rA )V0 (1 X A )
C A0
0
(rA )(1 X A ) .4)

Persamaan-persamaan di atas berlaku untuk proses isotermal ataupun nonisotermal dan bila
digambarkan kurvanya adalah sebagai berikut :
FERMENTOR

Fermentor juga sering disebut dengan


bioreaktor yang merupakan sebuah peralatan
yang mampu menyediakan lingkungan
biologis yang dapat menunjang terjadinya
reaksi biokimia dari bahan mentah menjadi
bahan yang dikehendaki. Reaksi biokimia
yang melibatkan organisme atau komponen
biokimia aktif (enzim) yang berasal dari
organisme tertentu, baik secara aerobik maupun anaerobik.

Komponen

Komponen utama terdiri atas tangki,


sparger, impeller, saringan halus atau
baffle dan sensor untuk mengontrol
parameter. Tanki berfungsi untuk
menampung campuran substrat, sel
mikroorganisme, serta produk. Volume
tanki skala laboratorium berkisar antara 1
30 L, sedangkan untuk skala industri
dapat mencapai lebih dari 1000 L.
Sparger terletak di bagian bawah bioreaktor dan berperan untuk memompa udara, dan
mencegah pembentukan gelembung oksigen. Impeller berperan dalam agitasi dengan
mengaduk campuran substrat dan sel. Impeller digerakkan oleh rotor. Baffle juga berperan
untuk mencegah terjadinya efek pusaran air akibat agitasi yang dapat mengganggu agitasi
yang seharusnya. Sensor berperan untuk mengontrol lingkungan dalam bioreaktor. Kontrol
fisika meliputi sensor suhu, tekanan, agitasi, foam, dan kecepatan aliran. Sedangkan, kontrol
kimia meliputi sensor pH, kadar oksigen, dan perubahan komposisi medium

Perancangan

Bioreaktor biasanya terbuat dari bahan stainless steel bahan tersebut juga anti karat dan tahan
panas. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kontaminasi senyawa metal pada saat
fermentasi terjadi di dalamnya. Bioreaktor yang umum digunakan terbuat dari
bahan baja 316 yang mengandung 18% kromium, 2-2,5% molibdenum, dan 10% nikel. Bahan
yang dipilih harus bersifat non-toksik dan tahan terhadap sterilisasi berulang-ulang
menggunakan uap tekanan
tinggi. Untuk mencegah kontaminasi,
bagian atas bioreaktor dapat
ditambahkan dengan segel aseptis
(aseptic seal) yang terbuat dari
campuran metal-kaca atau metal-metal,
seperti O-ring dan gasket. Untuk
meratakan media di dalam bioreaktor
digunakan alat pengaduk yang disebut
agitator atau impeler. Sementara itu,
untuk asupan udara dari luar ke dalam sistem biorektor digunakan sistem aerasi yang berupa
sparger. Untuk bioreaktor aerob, biasanya digunakan kombinasi sparger-agitator sehingga
pertumbuhan mikrooganisme dapat berlangsung dengan baik. Pada bagian dalam bioreaktor,
dipasang suatu sekat yang disebut baffle untuk mencegah vorteks dan meningkatkan efisiensi
aerasi. Baffle ini merupakan metal dengan ukuran 1/10 diameter bioreaktor dan menempel
secara radial di dindingnya. Bagian lain yang harus dimiliki oleh suatu bioreaktor
adalah kondensor untuk mengeluarkan hasil kondensasi saat terjadi sterilisasi dan filter (0,2
m) untuk menyaring udara yang masuk dan keluar tangki. Untuk proses inokulasi kultur,
pengambilan sampel, dan pemanenan, diperlukan adanya saluran khusus dan pengambilannya
harus dilakukan dengan hati-hati dan aseptis agar tidak terjadi kontaminasi. Untuk menjaga
kondisi dalam bioreaktor agar tetap terkontrol, digunakan sensor pH, suhu, anti-buih,
dan oksigen terlarut (DO). Apabila kondisi di dalam sel mengalami perubahan, sensor akan
memperingatkan dan harus dilakukan perlakuan tertentu untuk mempertahankan kondisi di
dalam bioreaktor. Misalkan terjadi perubahan pH maka harus ditambahkan
larutan asam atau basa untuk menjaga kestabilan pH. Penambahan zat ini dapat dilakukan
secara manual namun juga dapat dilakukan secara otomatis menggunakan bantuan pompa
peristaltik. Selain asam dan basa, pompa peristaltik juga membantu penambahan anti-
buih dan substrat ke dalam bioreaktor

Jenis-jenis

Berdasarkan tingkat aseptis maka sistem bioreaktor terbagi menjadi 2, yaitu bioreaktor
sistem non aseptis (untuk mengolah limbah) dan bioreaktor sistem aseptis (untuk produksi sel
dan produksi metabolit). Untuk bioreaktor sistem aseptis diperlukan sterilisasi bioreaktor pada
suhu dan tekanan yang tinggi. Sedangkan, berdasarkan pemberian substrat maka sistem
fermentasi dalam bioreaktor terbagi menjadi tiga, yaitu batch fermentation, continuous batch
fermentation, dan fed batch fermentation. Pada batch fermentation, makanan hanya diberikan
satu kali saja kemudian produk dipanen. Pada continous batch fermentation, makanan
diberikan terus menerus. Pada fed batch fermentation, makanan diberikan kemudian produk
dipanen, makanan yang baru diberikan sebelum makanan pertama yang diberikan habis. Lalu,
bila kita melihat sistem aerasinya, bioreaktor dibagi menjadi bioreaktor stirred tank, bubble
column, dan loop airlift. Prinsip stirred tank bioreactor adalah menghasilkan aerasi dengan
menggunakan agitasi mekanis, yaitu dengan impeller. Pada bubble column bioreactor, udara
dalam bentuk gelembung dimasukkan ke media melalui sparger untuk aerasi. Sedangkan,
pada loop airlift bioreactor, udara dan media disirkulasi bersamaan melalui kolom yang
dimasukkan ke dalam kolom lain

Pembagian Produk dan Hasil pembagian produk

Persamaan stoikiometri :

C
A cC + rR

Gunakan persamaan simple dari pembagian hasil, seperti ini :

Kemudian kita lihat hubungan antara kedua persamaan :


Pada persamaan umum stoikiometri dapat terjadi ketidaksesuaian karena perubahan
komposisi fraksi yealds. Penanganan dari luarpun akan susah. Tetapi hal itu harus dilakukan
untuk membuat semua nilai tetap konstan pada posisinya. Asumsi ini mungkin masuk akal
untuk aliran campuran, atau untuk periode pertumbuhan eksponensial dari reaktor batch, jika
tidak dipertanyakan.

Membuat asumsi dengan : semua nilai tetap konstan. Untuk setiap perubahan dapat ditulis :

Aplikasi

Awalnya bioreaktor hanya digunakan untuk memproduksi ragi, ekstrak khamir, cuka,
dan alkohol. Namun, alat ini telah digunakan secara luas untuk menghasilkan berbagai macam
produk dari makhluk hidup seperti antibiotik, berbagai jenis enzim, protein sel tunggal, asam
amino, dan senyawa metabolit sekunder lainnya.

Referensi

1. Froment, G.F., and Bischoff, K.B., 1979, Chemical Reactor Analysis and Design.
2. http://tugas-mia19.blogspot.co.id/2016/05/reaktor-batch.html
3. http://www.biologydiscussion.com/industrial-microbiology-2/fermentor-bioreactor-
history-design-and-its-construction/55756
4. Lavenspiel O. (1998). Chemical Reaction Engineering (3ed). Wiley. Hal. 626-627.
5. Villadsen J, Lidn G. 2003. Bioreactor Engineering Principles. New York : Plenum
Press. Hal. 11-15.
6.

Anda mungkin juga menyukai